[BTS FF Freelance] Trapped in a Marriage – (Chapter 6)

Trapped In A Marriage 10

Title

Trapped in a Marriage

Author

Yoohwanhee

Main Cast

Jung Hyerin [OC]

Jeon Jungkook [BTS]

Kim Taehyung [BTS]

Ryu Sujeong [Lovelyz]

Kim Hanbin [iKon]

Genre

Romance, Comedy, Marriage Life, School-Life,AU

Length

Chaptered

Rating

PG-17

Summary

Tidakkah kalian memikirkan bagaimana perasaan kami saat dipasangkan dengan orang asing? Apalagi harus menikah dengan orang yang kasar dan dingin sepertinya diumur semuda ini.

Disclaimer

BTS dan cast lainnya milik orangtua, agensi, dan Army, kecuali OC adalah milik author. Cerita murni hasil pemikiran author, so DO NOT PLAGIATOR. Jika ada kesamaan plot, tokoh, judul, dll adalah ketidak sengajaan.

SORRY FOR TYPO and HAPPY READING

Note: Cast dan rating bisa berubah disetiap chapternya.

 

Chapter sebelumnya:

“Seperti tahun-tahun sebelumnya, kita akan melaksanakan acara ulang tahun sekolah Elioxe”

“Sesuai dengan rapat kemarin, kami para guru telah memutuskan tempat untuk melaksanakan acara ini. Yaitu, di pulau Jeju”

Wajah Hanbin jadi berubah drastis saat mendengar Pulau Jeju? Ia terlihat menekuk alisnya. Matanya ia arahkan pada Jungkook yang duduk tidak jauh darinya, hanya dua bangku kekiri. Ia lalu menatap Jungkook sinis, kemudian tersenyum menyeringai.

 

Inilah saatnya. Akan kubuat kau menyesali semua perbuatanmu.

 

//TrappedInAMarriage//

-Meninggalkan-

//TrappedInAMarriage//

 

“Diam semua!”

Suara guru Park sukses membuat para siswa yang tadinya ribut kini jadi hening seketika. Beliau lalu berdeham pelan kemudian melanjutkan pembicaraannya yang sempat terpotong hanya karena suara ribut-ribut dari para siswa.

“Ini bukan hanya acara ulang tahun sekolah biasa. Sesuai dengan rapat tadi, acara ini tidak lagi hanya sekadar acara pelepasan balon udara seperti tahun lalu. Untuk tahun ini, sekolah akan mengadakan beberapa lomba untuk mengisi acara ulang tahun ini”

Ketua kelas dari kelas 2-3 terlihat mengacungkan tangannya “Guru! Apa kita tidak akan menginap disana?”

Guru Park tersenyum kecil kemudian berujar “Acara ini sudah disponsori oleh perusahaan Diamonds Company, perusahaan keluarga Taehyung yang notabene adalah induk dari perusahaan De’Dias Hotel. Mereka telah menyiapkan sejumlah kamar hotel untuk kita jadikan sebagai tempat penginapan selama beberapa hari disana. Jadi, tentu saja kita akan menginap di Jeju selama acara ini”

Mendengar namanya dibawa-bawa, Taehyung yang tadinya sedang adu argumen dengan Yoongi kini menoleh kearah guru Park yang berdiri didepan kelas “Ne? Perusahaan keluargaku?”

Eum, ayah dan ibumu sudah memberikan sponsor untuk acara ini. Kau tidak tahu?”

Taehyung terlihat bingung sendiri dengan apa yang dikatakan guru Park. Sungguh, ia tidak tahu kalau orang tuanya lah yang mensponsori acara ulang tahun sekolahnya.  Tapi, tidakkah ini aneh?

Kata ayah Taehyung, perusahaan mereka sudah berada di titik terendah. Bahkan saham Taehyung pun sudah yang paling rendah dari seluruh pemegang saham lainnya. Tapi, kenapa perusahaan keluarganya masih sempat-sempatnya untuk mensponsori acara ini?

“Ini aneh…” gumam Taehyung.

Guru Park lalu kembali melanjutkan perkataannya “Besok kita akan berkumpul disekolah dan akan bersama-sama pergi menuju bandara. Kalian tidak perlu khawatir soal tiket pesawat, karena semuanya telah dibiayai oleh perusahaan keluarga Jungkook. Jangan lupa untuk datang karena ini adalah acara ulang tahun Elioxe yang paling spesial” ucap Guru Park.

“Dan hanya tiga kelas yang diajak untuk merayakan acara ini, yaitu kelas 1-4, 2-2, dan kelas ini. Mintalah persetujuan dari orang tua kalian untuk ikut serta dalam acara ini, jangan langsung pergi tanpa sepengetahuan orang tua. Mengerti?”

Ne!!” Seru seluruh siswa bersamaan.

***

 

“Acara ulang tahun Elioxe? Dimana?”

Hyerin yang tadinya sedang mengatur barang-barangnya didalam tasnya kini menoleh pada kakaknya yang tengah berdiri diambang pintu dengan lagak cool nya “Jangan berisik dan bantu aku untuk membereskan semua ini” ucap Hyerin seraya menunjuk-nunjuk isi lemarinya yang sudah berantakan.

“Cih- Kalau kau yang membongkarnya, kau juga yang harus bersihkan, dong. Memangnya kau tidak punya tangan? Dan juga, memangnya kau mau ikut tur dunia? Kenapa perlu menyiapkan baju sebanyak itu. Ck-” tutur Hoseok kemudian berbalik dan melangkahkan tungkainya untuk pergi dari kamar Hyerin, membuat Hyerin sebal karena sifat kakaknya itu “Bilang saja kalau tidak mau membantuku” gumam Hyerin pelan.

Baru saja Hyerin akan kembali mengatur barang-barangnya, sang kakak kembali datang. Kali ini tidak hanya bertengger (?) diambang pintu, tapi juga menghampiri adiknya.

Hyerin yang menyadari datangnya Hoseok lalu menoleh kearah kakaknya itu yang berada disamping kirinya “Apa lagi? Mau menggangguku, huh?” ucap Hyerin dengan nada kesalnya.

“Tentu saja tidak, adik tersayang” ucap Hoseok lalu mengacak pelan rambut adiknya itu sembari tersenyum manis “Aku hanya ingin bertanya, kau akan pulang ke rumahmu malam ini kan?”

Hyerin yang mendengarnya lalu menoleh pada Hoseok “Eum, kenapa?”

“Tidak, hanya saja hari ini Eunhee akan datang dan akan makan malam disini. Aku tak mau kau hadir karena acara makan malam dengan istriku itu akan jadi kacau seperti acara makan malam terakhir kali, saat kau tidak sengaja kentut saat makan-“

SEET!

Oppa mau mati, eoh?! Kenapa itu diungkit-ungkit lagi?!” Omel Hyerin dengan kedua tangan yang digunakannya untuk membekap mulut Hoseok. Sedetik kemudian ia lalu melepaskan kedua tangannya itu “Tunggu, Eunhee eonni akan datang?” Tanya Hyerin dengan wajah senangnya.

Mendengar nama sang istri, Hoseok langsung menggeleng kepalanya “Tidak, kau tidak boleh bertemu dengan Eunhee. Aku tidak mau Eunhee tertular sifat anehmu. Mengingat dia sedang mengandung sekarang, aku takut anak yang akan dilahirkannya nanti memiliki sifat yang menyebalkan sama dengan dirimu. Kau hanya perlu fokus pada acara ulang tahun sekolah atau apalah itu” ucap Hoseok lalu melangkahkan kakinya hendak pergi, namun sebelum itu, ia kembali berbalik kebelakang dan menatap Hyerin.

Hoseok lalu menyunggingkan senyum jahilnya lalu bersuara “Anggap saja ini bulan madu mu dengan Jungkook”

Oppa!!” Hoseok langsung berlari keluar kamar sembari cekikikan, menghindari serangan bantal yang hampir saja mengenainya tadi. Untung saja bantal yang dipegang Hyerin tadi tidak jadi dilayangkan pada sang kakak. Hoseok jadi bisa menghela nafas lega setelahnya.

Hyerin yang ditinggalkannya dikamar hanya bisa menghembuskan nafasnya “Kakak yang menyebalkan” Gadis itu lalu kembali mengatur barang-barang yang ada didalam tas ranselnya.

***

TOK! TOK!

Pintu besar itu terbuka dan menampilkan sebuah ruangan yang tak lain adalah ruang kerja. Taehyung memasuki ruangan itu lalu mengarahkan pandangannya keseluruh sudut ruangan, mencari seseorang disana.

Ah, itu ayahnya!

“Ayah” panggil Taehyung pada sang ayah yang sedang duduk dikursinya sembari membaca sebuah dokumen.

Sang ayah yang menyadari ada yang memanggilnya lalu segera mengalihkan pandangannya dari buku dan melihat Taehyung “Oh, Taehyung-ah”

TAP TAP!

Taehyung melangkahkan tungkainya untuk mendekat kearah meja kerja sang ayah. Disaat ia sudah berdiri tepat didepan meja kerja sang ayah, ia lalu menatap lurus mata ayahnya. Diiringi dengan hembusan nafas dari lelaki itu “Ayah, bukankah katamu keuangan perusahaan ini sudah sangat rendah? Lalu kenapa-“

“Ayah memang akan memberitahukan ini padamu, tapi kau selalu saja sibuk ini dan itu jadi sampai sekarang ayah belum memberitahukannya padamu”

Taehyung terlihat mengernyitkan alisnya “Jadi, bagaimana bisa perusahaan ini yang katanya sudah hampir bangkrut bisa mensponsori acara ulang tahun sekolah yang jumlahnya berjuta-juta won?”

Sang ayah hanya tersenyum kecil kemudian melepaskan kacamata yang digunakannya “Jadi sebenarnya…”

***

Sujeong POV.

“D-dijodohkan lagi?!”

Kulihat ibu mengangguk pelan dengan cengiran diwajahnya “Ya, kau telah dijodohkan lagi dengan anak dari Presdir Kim”

Astaga! Apa ini? Kenapa harus dijodohkan lagi? Bukankah kemarin Taehyung yang tidak mau dijodohkan denganku? Lalu… Tunggu, ‘telah dijodohkan’?

“Telah dijodohkan? Maksud eomma aku sudah-“

Eum, perusahaan kita sudah membuat kerja sama dengan perusahaan Diamonds Company. Jadi, kalian tidak bisa lagi menolak perjodohan ini karena kedua perusahaan sudah saling terikat. Lagipula, appa mu itu sangat butuh perusahaan lain untuk diajak kerja sama, begitu pula perusahaan Presdir Kim” jelas ibu panjang lebar yang pastinya aku masih tidak mengerti.

Jadi, maksudnya aku sudah terikat dengan Taehyung, begitu? Ini tidak masuk akal!

Tapi, kasihan juga ayahku yang sudah susah payah mencarikan perusahaan lain yang ingin diajaknya kerja sama. Tak apa, Ryu Sujeong. Kau bisa menghadapi semua yang akan terjadi kedepannya. Jangan terlalu pesimis akan masa depanmu. Ya, kau pasti bisa!

Semoga saja.

Sujeong POV END.

***

Dirumah keluarga Jeon, tepatnya dikamar Jungkook….

“Jadi, kenapa hyung tidak sekolah kemarin?” Tanya Yoongi yang memulai pembicaraan.

Jin terlihat mengunyah permen karetnya lalu mengadahkan pandangannya pada Yoongi yang duduk disamping Jungkook “Aku sakit kemarin dan-Tunggu, sejak kapan kau peduli padaku, huh?”

Yoongi yang mendengarnya hanya bisa tertawa remeh “Ya, benar sekali. Memang tidak ada gunanya peduli padamu. Aku yang sudah mengkhawatirkanmu karena tidak sekolah kemarin malah- Akh!”

Ringisan Yoongi membuat dua lelaki lainnya yang ada didalam kamar Jungkook itu langsung menoleh padanya, mencoba memastikan apakah lelaki itu baik-baik saja. Tapi rupanya tidak. Yoongi tidak baik-baik saja, karena lelaki itu terus menerus meringis kesakitan dan kedua tangannya yang diarahkan pada perutnya.

“A-aku… aku perlu ke kamar kecil” Yoongi pun melengos pergi sambil terus memegang perutnya. Sepertinya ia ingin buang air besar. Entahlah…

“Jangan lupa pakai sabun! Aku mendengar kentutmu tadi!” Teriak Jin lalu diikuti gelak tawanya. Sementara itu, Jungkook yang mendengarnya hanya terkekeh pelan lalu kembali melanjutkan aktivitas membaca komiknya.

“Diam kau!” Sahut Yoongi dari luar pintu kamar. Lelaki itu terlihat berjalan dengan hati-hati menuju kamar kecil yang terletak tidak jauh dari kamar Jungkook. Takut mengagetkan Presdir Jeon yang sedang berada di ruang kerjanya. Kebetulan ruang kerja presdir Jeon terletak berdekatan dengan kamar Jungkook.

DRAP DRAP

Yoongi melangkahkan kakinya perlahan saat melewati ruangan Presdir Jeon. Dan akhirnya ia berdiri didepan pintu WC juga. Langsung saja lelaki itu menerobos masuk kedalam.

Tiga menit kemudian… Yoongi keluar dari dalam WC dan menghela nafas lega “Akhirnya..” gumamnya pelan kemudian berjalan pergi menuju kamar Jungkook.

Mumpung ini terakhir kalinya ia berkunjung kerumah Jungkook –karena setelah ini Jungkook akan kembali kerumahnya dengan Hyerin-, Yoongi memilih untuk melihat-lihat sebentar hiasan-hiasan yang terpajang disepanjang dinding yang dilewatinya. Ada beberapa ragam hias disana, foto Presdir dan Nyonya Jeon, serta foto Jungkook.

“Pfftt…” Yoongi menahan tawanya saat ia melihat salah satu bingkai foto yang berada tepat didepannya itu. Sebuah foto dimana Jungkook masih kecil, kira-kira berumur sekitar tiga tahun “Gigi kelincinya tidak berubah sama sekali” gumam Yoongi sembari terus memperhatikan foto itu dengan senyum diwajahnya.

Tapi, matanya tertuju pada sesuatu yang berwarna putih dibalik bingkai foto itu.

Karena penasaran, Yoongi pun meraih bingkai foto itu dan membaliknya, mencoba melihat apa yang ada dibalik bingkai foto itu.

SREK!

Sepucuk kertas terjatuh di lantai saat Yoongi membalikkan bingkai foto itu. Otomatis, lelaki itu pun meraihnya dan hendak membuka kertas itu. Tapi, sebelum itu, ia mengarahkan pandangannya lagi pada bingkai foto yang ia pegang. Oh! Terdapat sebuah tulisan dibaliknya.

Park Jungkook, 5 tahun.

Alis Yoongi mengerut “Park… Jungkook?” gumam Yoongi pelan. Setelah membacanya, Yoongi pun menaruh kembali bingkai itu ditempat semula. Ia pun kini beralih pada kertas yang tadi dipegangnya dan membukanya perlahan.

Oh, rupanya itu bukanlah kertas biasa, melainkan sebuah foto yang membuat alis Yoongi semakin menekuk. Pasalnya orang yang dilihatnya dalam foto ini adalah presdir Jeon yang terlihat sedang tersenyum bahagia. Tapi, bukan itu yang jadi permasalahannya. Yang perlu dipertanyakan disini adalah…

Siapa wanita yang berada disamping presdir Jeon? Wanita itu jelas-jelas bukanlah Nyonya Jeon. Dan ditambah lagi, wanita yang berdiri disamping presdir Jeon itu sedang hamil, dilihat dari perutnya yang sedikit membuncit.

Yoongi hanya bisa memandang bingung foto itu “Siapa ini?” Sebelum ada yang melihatnya, Yoongi pun segera mengembalikan kembali foto itu ke tempatnya semula.

Sedetik kemudian, lelaki itu berbalik dan berjalan menuju kamar Jungkook “Sudah kuduga, ini adalah sesuatu yang perlu diselidiki”

Baru saja Yoongi berbalik, Jungkook dan Jin keluar dari kamar dan itu sempat membuat Yoongi terkejut “S-sudah mau pergi?” Tanya Yoongi sembari tersenyum lebar –walaupun kesannya sedikit kaku-.

“Kau mau ikut denganku mengantar Jungkook?” Tanya Jin sembari memperbaiki posisi tasnya. Yoongi mengangguk kemudian mengikuti Jin dan Jungkook yang sudah berjalan duluan.

***

CKLEK!

Hyerin membuka pintu rumahnya lalu masuk kedalam dengan membawa sebuah tas yang berisi segala macam barang bawaannya. Dilihatnya rumah masih sepi, rupanya Jungkook belum pulang. Ditambah lagi, lampu-lampu belum dinyalakan, membuat keadaan rumah jadi gelap gulita.

Hyerin menyalakan lampu kemudian berjalan menuju sofa dan meletakkan tasnya disana. Bukannya ikut duduk disofa, gadis itu malah berjalan menuju lantai dua. Bukan maksud untuk memasuki kamar Jungkook –yang katanya dilarang untuk dimasuki-, tapi ia hendak memasuki kamar mandi yang terletak disamping kamar Jungkook. Kebetulan, saat ini badannya lengket dan butuh penyegaran.

KRIET!

“KYAAA!!!”

***

CKIIT!

Mobil putih mewah berhenti tepat disebuah rumah. Seorang lelaki turun dari mobil tersebut dengan koper kecil yang dibawanya. Sebelum masuk kedalam rumahnya, lelaki itu terlihat berbalik dan berujar “Kabari aku jika kalian sudah berkumpul disekolah”

Eoh, Jungkook-ah. Masuklah!” Jin yang ada di jok paling depan terlihat melambai-lambaikan tangannya pada Jungkook yang ada diluar mobil. Sementara Yoongi -yang hari ini bertugas membawa mobil- hanya diam dan segera menginjak pedal gasnya saat merasa Jungkook telah selesai berpamitan.

Melihat mobil putih yang sudah melaju sepenuhnya, Jungkook pun berbalik dan membuka pintu pagar rumahnya. Melangkahkan tungkainya untuk masuk lebih dalam sehingga berada tepat didepan pintu rumah.

Jungkook yang tadinya ingin segera membuka pintu itu langsung membeku saat mendengar suara ribut-ribut dari dalam. Rasa penasarannya memang sudah menjulang tinggi, tapi saat ia mendengar teriakan Hyerin, semua rasa penasarannya berubah jadi rasa takut.

“KYAA!”

Teriakan itu masih terdengar sampai didetik berikutnya, membuat Jungkook semakin takut. Bukan takut karena apa, tapi takut bahwa gadis itu sudah gila. Berteriak-teriak sendiri dalam rumah, tidakkah itu gila? Tapi, disatu sisi ia takut bukan karena gadis itu sudah gila, melainkan ada orang lain didalam rumah.

Seperti… pencuri?!

CKLEK!

Langsung saja, setelah menyingkirkan seluruh rasa takutnya, Jungkook langsung membuka pintu itu tanpa aba-aba. Kedua obsidiannya mencoba untuk mencari-cari dimana sumber suara yang tadi ia dengar. Keadaan dalam rumah cukup gelap karena lampu yang menyala hanya di ruang TV –ruang milik Hyerin-.

Y-ya!” Jungkook mencoba bersuara… tapi dengan volume kecil. Oh ayolah, ia masih takut dengan dugaan pencuri didalam benaknya tadi. Pasalnya, jikalau dugaannya benar, berarti ini adalah kali pertamanya berhadapan dengan seorang pencuri.

“KYAA! TOLONG!!”

Suara Hyerin kembali terdengar dan membuat bulu kuduk Jungkook berdiri seketika. Entah ini perasaan Jungkook atau apa, tapi menurutnya teriakan Hyerin kali ini terdengar lebih cempreng dari sebelumnya. Sebenarnya ada apa?, batin Jungkook.

Dan rupanya suara itu berasal dari lantai dua “Tunggu, lantai dua?” Gumam Jungkook sembari mencoba untuk melangkahkan tungkainya menuju tangga. Ia lalu berjalan kelantai atas dengan hati-hati.

Disaat kakinya sudah tepat berada di atas anak tangga yang paling atas, lelaki itu mencoba menerawang kedalam kamarnya yang terlihat telah terbuka “Dia masuk kesini?!” Gumam Jungkook. Lelaki itu lalu berjalan pelan menuju kamarnya dengan hati-hati.

Setelah memberanikan diri masuk kedalam kamarnya, mendadak ia membulatkan matanya dan-

“AAAAA!!”

-melompat-lompat tidak jelas saat menyadari apa yang dilihatnya saat ini adalah…

“KECOA!!!” Yah, hewan itu-_-

Langsung saja, setelah berteriak histeris, Jungkook berlari menuju ranjang, menyusul Hyerin yang sudah duluan berdiri diatas ranjang Jungkook. Sesekali ia melompat-lompat geli saat menyadari kecoa itu berekor dibelakangnya “Hiiy, pergi kau! Aaa!” jeritnya.

Oh, kalian belum tahu? Jeon Jungkook paling anti dengan yang namanya ‘kecoa’. Dia sangat takut dengan hewan satu itu. Entah kenapa, saat ia melihat hewan itu, bulu kuduknya langsung berdiri seketika. Ada rasa geli, takut, kesal, malu, senang, sedih, marah… Eh? Apa ini? Ah, abaikan.

Sekarang, mari kita beralih pada Hyerin.

Yaah, memang tidak beda jauh dengan Jungkook yang sudah ketakutan setengah mati. Tapi, jika disuruh memilih, Hyerin masih jauh lebih berani daripada Jungkook.

Oh ayolah, Hyerin sekarang sedang mencoba menangkap kecoa itu dengan sapu yang ia ambil tadi, tapi Jungkook? Lelaki itu malah berteriak-teriak histeris dan sesekali melompat-lompat tidak jelas diatas kasur, membuat Hyerin yang juga berdiri diatas kasur itu hampir jatuh karenanya. Untung saja pertahanan dirinya kuat (?).

SLAP!

“Dapat kau!”

“YEEAY!” Sorak Jungkook dengan senyum kemenangan diwajahnya. Hyerin yang melihatnya hanya bisa mengangkat satu alis dan menatapnya aneh, kenapa dia?

Oh astaga, demi apapun itu, sekarang ini Jungkook terlihat seperti seorang pecundang. Tidak malukah dia, bukannya ikut menangkap kecoa bersama Hyerin tapi malah bersorak-sorak seperti telah memenangkan lotere-_-

“YEE, ULALA, YUHU!!”

Mendengar sorakan Jungkook yang semakin menjadi, Hyerin lalu bersuara “Ya, kau ini pasukan cheerleader atau apa? Berisik!” Setelah mengatakan itu, Jungkook yang tadinya dengan gaya monyet terlepas dari kandang lalu segera memperbaiki posisinya dan turun dari ranjang. Ia berdeham pelan lalu berujar “Ya, siapa yang mengijinkanmu masuk kedalam kamarku? Keluar sana!” usir Jungkook dengan gaya sok kerennya.

Hyerin hanya berdecak kesal lalu menunjuk sapu yang digunakannya untuk menahan gerak kecoa itu “Kau mau aku keluarkan hewan ini,huh? Dan! Siapa, ya, yang tadi yang berteriak histeris saat melihat kecoa? Itu kau! Ck-“ ucap Hyerin lalu turun dari ranjang, tangannya masih sibuk memegang sapu agar kecoa itu tidak keluar dari tempatnya (?)

Melihat Hyerin yang sudah turun, Jungkook mundur, mencoba menghindar dari sapu yang kini sedang menahan kecoa yang tadi sedang berkeliaran didalam kamar Jungkook.

“Yaampun, kenapa aku bisa takut dengan hewan sekecil ini?” ucap Hyerin. Wajah Jungkook berubah saat mendengarnya, apa aku barusan disindir olehnya?, batin Jungkook. Lelaki itu hanya menggaruk pelan tengkuknya yang… sama sekali tidak gatal.

“Aku kasihan dengannya”

Alis Jungkook kembali berkerut saat mendengar ucapan Hyerin “Dengannya? Maksudmu?”

Hyerin lalu menoleh pada Jungkook “Dia” ucapnya sembari menunjuk sapu yang sedang menindih tubuh serangga kecil itu. Jungkook menelan ludahnya, entah kenapa perasaannya jadi tidak enak.

“Bagaimana kalau ibunya mencarinya? Aku tidak mau segerombolan kecoa mendatangiku hanya karena aku membunuh kecoa satu ini” Jelas Hyerin.

GLEK!

Mata Jungkook membulat seketika saat melihat Hyerin perlahan menggeser sapu itu untuk menjauhi sang kecoa “A-apa yang akan kau lakukan?”

Mendengar Jungkook yang bertanya, Hyerin mengangkat alisnya “Apa lagi? Tentu saja melepaskannya” ucap Hyerin dengan wajah tak berdosa, membuat Jungkook kembali menelan ludahnya sendiri. Gadis ini bukan main…

Tapi tunggu, oh ayolah, dimana Jungkook yang keren dan dingin seperti biasanya? Bagaimana bisa ia jadi seperti kucing penakut begini? Tidak boleh. Ia harus bersikap normal. Ya, normal.

Jungkook berdeham pelan “Ehm, j-jadi kau mau melepaskannya?” Ulang Jungkook sembari berjalan menjauh menuju pintu kamar, tentu saja dengan hati-hati, takut kecoa itu langsung dilemparkan Hyerin padanya.

Eum” Jawab Hyerin, lagi-lagi dengan wajah tak berdosanya.

PROK PROK!

Tepukan tangan terdengar dari arah Jungkook, lelaki itu bertepuk tangan. Tapi, kenapa? Hyerin yang mendengarnya hanya bisa menatap lelaki itu dengan tatapan aneh.

Masih dengan bertepuk tangan, lelaki itu menyunggingkan sebuah senyuman lebar “Wah, kau baik sekali. Mau melepaskan hewan yang baru saja tertangkap, haha. Lepaskan saja. Kalau begitu, aku duluan”

Hyerin tersenyum remeh setelah melihat Jungkook berjalan mendekati pintu. Langsung saja gadis itu-

SREET

“KENA KAU, JEON JUNGKOOK!”

-melempar kecoa itu pada lelaki malang yang berdiri mematung didepan pintu. Oh, kasihan dia…

“AAAA!” Jerit Jungkook sembari berlari lari cantik keluar dari kamar. Sementara Hyerin, hanya bisa cekikikan didalam kamar sembari memegangi perutnya “Oh, hahahaha”

***

Paginya…

SREEK! SREEK!

Jungkook terlihat mengubrak-abrik isi kulkas. Mencoba mencari sesuatu disana. Yang pasti sesuatu itu adalah makanan. Dengan jeli kedua obsidiannya mencari-cari makanan didalam sana. Entah kenapa sejak bangun tidur tadi, perutnya terasa kosong dan terus saja melakukan konser tanpa sepengetahuannya. Dan sekarang, bisa dikatakan konser didalam perutnya sudah diadakan selama lima kali berturut-turut.

Akhirnya, ia menemukan roti didalam sana. Ia menghela nafas lega, akhirnya ada juga yang bisa dimakan. Ia pun segera meraih roti itu dan menaruhnya diatas meja makan.

TAP TAP!

Sebelum duduk dimeja makan, lelaki itu terlihat mengintip pelan dari balik sekat yang menghalangi dapur dan ruang TV.

Oh!-Hyerin masih tertidur pulas diatas sofa dengan gaya tidurnya yang luar biasa menakjubkan, kepala dibawah dan kaki diatas (?)

Jungkook hanya menatap datar apa yang dilihatnya itu lalu kembali beralih pada meja makan. Ia lalu duduk dan menikmati rotinya itu. Sesekali ia melihat jam tangan yang digunakannya untuk memastikan agar dia tidak terlambat untuk pergi ke sekolah.

“Ough” Jungkook mengangkat bahunya geli saat mengingat kejadian semalam dirinya dengan Hyerin. Oh, jangan lupa, dengan sang pemain utamanya, kecoa.

Yaampun, Jungkook benar-benar tidak habis pikir kenapa Hyerin melemparkan hewan menggelikan itu kepadanya. Untung saja ia menahan amarahnya semalam, kalau tidak Jungkook pasti sudah menghabisi gadis itu segera mungkin.

Jungkook memakan rotinya dengan cepat saat dilihatnya jam tangannya sudah menunjukkan pukul 7.30 pagi. Langsung saja lelaki itu berdiri dari kursinya dan berjalan pergi. Hari ini ia harus berangkat ke Jeju. Dan sesuai pengumuman kemarin, sebenarnya jam tujuh tepat seluruh siswa sudah berada di sekolah untuk berkumpul disana. Namun karena Jungkook yang bangun sedikit telat dari alarm yang telah disediakannya, jadi ia pergi pada jam setengah delapan.

Tapi, ngomong-ngomong, ini adalah pertama kalinya Jungkook jadi tertarik dengan kegiatan sekolah setelah dua tahun sekolah di Elioxe.

Saat acara ulang tahun sekolah Elioxe sebelumnya, lelaki ini sama sekali tidak ikut berpartisipasi didalamnya. Bahkan ia memilih untuk libur sendiri beberapa hari dan menghabiskan hari-harinya dengan bermain game PC. Tapi, anehnya kali ini ia jadi bersemangat begini untuk pergi.

Ada sesuatu yang berubah dari Jungkook.

TAP TAP!

Tungkainya ia arahkan untuk berjalan melewati sofa yang digunakan Hyerin untuk jadi tempat tidurnya. Ia bermaksud untuk berjalan menuju pintu utama dan keluar. Namun, langkah kakinya itu membangunkan Hyerin.

“Nyem-nyem… Ngh” erang Hyerin sembari mengerjap-ngerjapkan matanya pelan. Sinar matahari membuatnya terlalu silau untuk melihat.

Sementara itu, Jungkook yang kini sudah berada didekat pintu hanya menatap datar Hyerin yang masih menggeliat diatas sofa. Ia lalu berdecak pelan. Dan tanpa berkata apa-apa lagi, lelaki itu lalu membuka pintu dan keluar, menghampiri sebuah mobil putih yang sudah terparkir indah didepan rumahnya.

Mendengar suara pintu yang tertutup, Hyerin menoleh dengan malas. Ia tahu, yang barusan keluar tadi adalah Jungkook. Tapi… kenapa lelaki itu keluar pagi-pagi begini? Lagipula jam untuk berangkat kesekolah adalah jam delapan, bukan jam setengah tujuh begini.

Tunggu…

Hyerin mengangkat kepalanya, mencoba untuk menengok kearah jam dinding.

“JAM SETENGAH DELAPAN!!”

Diluar…

“Jeon Jungkook! Cepatlah, sebelum ku jitak kepalamu!” Teriak Jin dari dalam mobilnya. Jungkook yang baru saja keluar dari rumahnya itu hanya diam tak menggubris teriakan Jin itu dan hanya berjalan kearah mobil putih yang memang sudah sedari tadi terparkir didepan pagar rumahnya.

Setelah menutup kembali pintu pagarnya, Jungkook membuka pintu mobil dan masuk kedalamnyaOh! Rupanya Yoongi dan Taehyung juga ada didalam –dengan Taehyung yang duduk di jok depan bersama Jin, dan Yoongi yang duduk di jok kedua-. Jungkook yang sudah duduk di jok kedua bersama Yoongi lalu menghembuskan nafasnya kasar sesaat setelah meletakkan tas ranselnya disampingnya.

Dan, demi apa, Jungkook terlihat sangat berbeda hari ini. Bukan penampilannya dan gaya rambutnya, melainkan ekspresi wajahnya. Wajahnya terlihat tidak menentu, membuat ketiga lelaki yang berada didalam mobil itu kebingungan sendiri dengan Jungkook. Kenapa lagi dia?, pertanyaan itulah yang kini berada didalam hati ketiga lelaki itu.

Untuk beberapa detik, terjadi hening didalam mobil yang berukuran sedikit luas itu. Sampai akhirnya Yoongi bersuara “Kukira kau akan mengajak istrimu juga. Tidak mau mengajaknya untuk pergi bersama, lagipula ini sudah terlambat-“

“Sudahlah, jalan saja. Akan semakin terlambat jika kita berlama-lama begini” potong Jungkook dengan ekspresi datarnya. Membuat ketiga lelaki yang sedang menatapnya itu hanya bisa mengangguk-angguk “Benar juga, kita harus cepat” tutur Jin segera menyalakan mesin mobilnya dan menginjak pedal gasnya. Walaupun sebenarnya ia masih bingung dengan sikap Jungkook yang sedikit aneh dari biasanya.

***

Guru Park terlihat sedang menuntun para siswanya untuk masuk kedalam ruang tunggu. Setelah melakukan check in tadi, mereka sudah bisa menunggu pesawat di ruang tunggu. Dan disinilah Sujeong, berada diruang tunggu bersama siswa lainnya. Menunggu pesawat yang akan dinaiki mereka datang.

Sedari tadi, Sujeong terlihat cemas. Ya, cemas karena Hyerin. Pasalnya gadis itu belum menampakkan batang hidungnya sekalipun sejak berkumpul disekolah jam tujuh tepat tadi. Saat itu, Sujeong berpikir mungkin Hyerin akan menyusul di bandara.

Tapi nyatanya tidak ada. Gadis itu tidak ada disekitar sini.

‘Sebenarnya kemana dia?’ batin Sujeong dalam hati. Sesekali Sujeong mencoba untuk mengarahkan pandangannya keseluruh arah ruangan ini namun… Oh ayolah, ruang tunggu bandara ini terlalu besar untuk mencari seorang gadis bertubuh mungil seperti Hyerin. Dan akan sangat tidak mungkin jika Sujeong sampai menyuruh para petugas keamanan untuk mencari Hyerin.

Hey, Jung Hyerin bukanlah seorang anak hilang sampai harus menyuruh para petugas keamanan untuk mencarinya.

Sujeong pun mendesah pelan. Gadis itu memang sudah menelpon dan mengirimi Hyerin pesan, namun sama sekali tidak ada jawaban dari temannya itu. Dibenaknya, mungkin Hyerin tidak ingin ikut. Tapi, mengingat kehebohan Hyerin saat mendengar akan berangkat ke Jeju, kemungkinan di benaknya itu langsung hilang seketika. Jadi, kemungkinannya hanya dua.

Dia terlambat atau dia tidak diizinkan kedua orang tuanya untuk ikut.

Entahlah…

Sujeong menarik lengan bajunya yang panjang untuk bisa melihat jam tangan yang ia gunakan. Obsidiannya memerhatikan jarum pendek dan panjang yang sibuk memutar mengitari angka-angka yang tertera di jam tangan tersebut.

Sudah pukul tujuh lewat lima puluh enam menit dan Hyerin belum muncul juga. Pesawatnya akan sampai pada pukul delapan lewat sepuluh menit dan mereka akan boarding pukul setengah sembilan. Kalau begini jadinya, bisa-bisa Hyerin ketinggalan pesawat.

Sujeong kembali mendesah berat. Ia lalu memperbaiki lagi lengan bajunya kemudian bersandar pada bangku yang didudukinya itu.

Eo?” Matanya kini tertuju pada empat lelaki yang sedang duduk di bangku lain, berjarak lima meter dari tempatnya sekarang. Melihat salah seorang lelaki yang menggunakan kupluk merah yang sedang bercanda tawa dengan hyung-hyung nya itu, Sujeong tiba-tiba teringat…

Kenapa aku tidak menanyai Jungkook saja?

Begitu pikirnya. Dan akhirnya ia pun memberanikan diri untuk melangkahkan kaki menuju geng BTS yang sedang berkumpul. Sebelum melangkahkan tungkainya mendekat kearah para geng BTS, Sujeong sempat memperbaiki rambutnya yang sedikit berantakan.

TAP TAP!

Suara sepatu yang digunakan Sujeong terdengar jelas ditelinga keempat lelaki itu. Mereka menolehkan pandangan mereka kearah Sujeong dengan tatapan tanda tanya “Ada apa?” Tanya Yoongi langsung-langsung.

Sujeong tadinya sempat gugup untuk berbicara dengan mereka. Pasalnya, ini adalah pertama kalinya ia bicara dengan geng BTS. Dan setelah mencoba menetralkan perasaan gugupnya itu, ia pun bersuara. Sebelum itu, Sujeong berdeham pelan “Ehm”

“J-jeon Jungkook!”

Mendengar namanya dipanggil –dengan suara sedikit cempreng pula-, Jungkook yang tadinya tidak peduli dengan datangnya Sujeong lalu menoleh. Ah tidak, sebenarnya Jungkook memang sudah tahu bahwa Sujeong akan menghampiri mereka. Ia sudah memerhatikan gadis itu sedari tadi. Ya, sejak Sujeong berdiri dari bangkunya tadi.

Namun, akan aneh kalau Jungkook menanti-nanti datangnya Sujeong kesini. Jadi, ia berpura-pura untuk tidak tahu dan tidak perduli dengan datangnya gadis itu.

“Apa?” Tanya Jungkook dengan nada datarnya, masih terus memperhatikan gadis yang berdiri didepannya itu.

Tidak ingin berlama-lama, langsung saja Sujeong membalas “Kau t-tidak datang bersama Hyerin?” Tanya Sujeong, dengan nada bicara yang sedikit gugup. Melihat wajah Jungkook yang menatap kearahnya begitu membuat dirinya harus bisa mengontrol detak jantungnya. Bersamaan dengan itu, nada bicaranya juga berubah jadi gugup.

Mendengar pertanyaan Sujeong mengenai Hyerin, Jungkook hanya menggeleng sekali dan kembali mengarahkan pandangannya pada layar ponselnya. Tidak menghiraukan Sujeong yang bertanya padanya.

Yoongi dan yang lainnya melihat situasi ini sudah tidak bagus lagi karena Sujeong yang kini terlihat kesal dengan sikap Jungkook, langsung menengahi “Ya, ya, memangnya gadis itu belum datang juga?” Tanya Yoongi pada Sujeong.

Eum, dia belum datang” Sujeong lalu menghembuskan nafasnya pelan.

“Seharusnya kau ajak saja gadis itu tadi, Jungkook-ah. Ah, siapa namanya?” Yoongi menggaruk-garukkan tengkuknya sembari bertanya pada Taehyung yang duduk disamping Jin.

“Hyerin” Jawab Taehyung cepat. “Ah benar, Hyerin” sahut Yoongi.

Sujeong yang mendengar itu langsung mengalihkan pandangannya pada lelaki yang tadi ditanyainya. Oh lihat, Jungkook hanya memangku kakinya dan bermain ponsel. Tidak tahukah dia bahwa istrinya belum saja datang sedari tadi?

Tanpa berkata apa-apa lagi, Sujeong langsung mengambil paksa ponsel Jungkook dari tangan sang empunya. Membuat Jungkook –dan yang lainnya- bingung sekaligus kaget dengan sikap Sujeong yang setahunya tidak seperti ini. Dilihatnya Sujeong dengan tatapan tidak sukanya “Apa yang kau lakukan?” Suara datarnya memenuhi pendengaran Sujeong.

Bukannya memberikan ponselnya, gadis itu malah menaruh ponsel itu kedalam saku celananya sendiri “Ya, dengar ya! Kalau kau masih bersikap tidak peduli terhadap Hyerin, aku tidak akan pernah mengembalikan ponselmu. Jangan pernah berharap kau akan memainkan game kesukaanmu itu sebelum kau peduli pada istrimu. Dan kuharap kau tahu dengan jelas bahwa Hyerin adalah temanku. Jika kau melakukan sesuatu pada temanku, kau akan kuhabisi!” Dan selanjutnya, gadis itu melengos pergi. Meninggalkan Jungkook dan yang lainnya dalam keadaan bingung dan keheranan sendiri.

“Apa dia memang seperti itu?” tanya Yoongi entah pada siapa.

“Setahuku dia pendiam dan tidak pemarah seperti itu” timpal Jin.

“Dia memang cerewet” sahut Taehyung dengan wajah melongonya.

Sedangkan Jungkook hanya bisa diam. Apa itu… benar-benar Ryu Sujeong?

***

DRAP! DRAP!

“Hosh… hosh”

Akhirnya, Hyerin bisa sampai di bandara pada waktu tepat jam delapan lewat dua puluh delapan menit. Hanya tersisa dua menit untuk bisa masuk kedalam pesawat. Dan ia harus bisa menggunakan waktunya dengan baik.

“Tidak ada waktu untuk berhenti” gumam Hyerin lalu segera berlari masuk kedalam bandara.

DRAP DRAP!

Sembari berlari, matanya sibuk memerhatikan keadaan sekitar. Mencoba mencari-cari, apa masih ada siswa atau guru lainnya yang belum masuk ke ruang tunggu. Namun, nihil. Tidak ada satupun orang yang dilihatnya adalah warga sekolah Elioxe.

DRAP DRAP!

Gadis ini masih terus berlari menuju ruang tunggu dengan sekuat tenaganya. Jika menurut kalian Hyerin hanya lelah pada bagian kakinya, itu salah. Karena sekarang Hyerin merasakan lelah disetiap bagian tubuhnya. Ia sedang membawa tas ransel besar dipundaknya. Dan itu berisi setiap pakaian-pakaiannya yang akan digunakan nanti. Jadi, otomatis pundaknya juga terasa sakit karena harus menanggung beban dari tas yang sesekali membuat sang empunya kesakitan.

Dimana kalian?

***

Didalam pesawat…

Taehyung memasukkan tasnya ke penyimpanan dibagian atas tempat duduknya. Ia lalu duduk ditempatnya. Ia menghembuskan nafasnya pelan lalu mencoba untuk menengok kearah belakang. Tepat dibelakangnya adalah tempat Sujeong dan Hyerin.

Dilihatnya tempat duduk disamping Sujeong masih kosong. Itu  berarti Hyerin belum ada juga. Padahal beberapa menit lagi pesawat akan take off.

Sementara itu Jungkook yang duduk disebelah Taehyung hanya terus diam dan memperhatikan sayap pesawat dari jendelanya. Pesawat itu belum bergerak, masih ada pengecekan barang-barang dibagian bagasi. Semuanya dapat dilihat Jungkook dari balik jendela itu.

Namun, saat ini sesuatu sedang mengganjal pikirannya.

Tidak lain dan tidak bukan, hal yang mengganjal pikirannya itu adalah Jung Hyerin. Sama seperti Taehyung, ia juga mencemaskan Hyerin. Bukan karena ada suatu perasaan atau apa, melainkan karena ucapan Sujeong padanya tadi.

“Dan kuharap kau tahu dengan jelas bahwa Hyerin adalah temanku. Jika kau melakukan sesuatu pada temanku, kau akan kuhabisi!”

Astaga, mengingat kata-kata itu membuatnya merinding seketika. Apalagi mendengar kata ‘kuhabisi’, err… Jungkook jadi menelan salivanya sendiri.

Lelaki berkupluk merah itu pun mencoba melihat ke tempat duduk dibelakangnya melalui celah antara tempat duduk dan jendela. Sudah  ia duga, Hyerin masih belum ada.

Ia kembali memperbaiki posisinya, menyandarkan punggungnya ke sandaran tempat duduk dan menatap lurus kedepan. Otaknya bekerja untuk memikirkan mengenai apa yang akan dialkukannya beberapa menit kedepan. Cara kerja otaknya –yang bisa dibilang cukup lambat- membuatnya harus bertahan untuk berpikir selama beberapa detik.

1

2…

3

SREET!

Tanpa berkata apa-apa lagi, ia berdiri. Pikirannya hanya tertuju pada seseorang sekarang.

Hyerin.

Ya gadis itu. Ia takut Sujeong akan menganggapnya lelaki terburuk didunia karena tidak bisa menjaga teman dekat Sujeong yang notabene adalah istrinya. Lagipula itu sudah tugas suami untuk menjaga istrinya dengan baik, bukan?

Setelah membulatkan tekadnya, Jungkook pun berjalan menuju pintu pesawat. Beriringan dengan itu, suara para pramugari yang mencoba untuk meghentikan Jungkook terdengar diseluruh penjuru pesawat. Membuat para penumpang lainnya menoleh kearah sumber suara.

“Tuan Muda Jeon, tolong duduk! Pesawat akan segera lepas landas”

Namun, lelaki itu tidak menghiraukan mereka dan tetap berjalan keluar. Dan sebelum benar-benar keluar dari pesawat, ia mundur beberapa langkah dan menampakkan wajah sampai bahunya kepada seluruh pramugari dan penumpang yang menoleh kearahnya. “Aku akan menyusul. Kalian pergilah. Sampai jumpa di Jeju!” Ucapnya sembari menunjuk Yoongi, Jin dan Taehyung. Terdengar seperti sebuah pamitan, tetapi sepertinya juga tidak. Lelaki itu lalu segera melangkahkan tungkainya pergi.

Sementara Taehyung, ia mengerutkan alisnya melihat Jungkook yang tiba-tiba ingin turun dari pesawat. Lagipula, untuk apa? Kenapa lelaki itu turun lagi? Apa dia tidak suka pelayanan pesawat ini dan memilih naik pesawat lain atau–Tapi itu tidak mungkin. Jeon Jungkook bukanlah orang seperti itu.

Jadi, sebenarnya kenapa dia keluar tiba-tiba begitu tanpa alasan?, begitu yang dipikiran Taehyung sekarang.

Namun, setelah mencoba untuk mencari tahu kenapa Jungkook keluar dari pesawat, Taehyung juga ikut berdiri dan keluar menuju pintu pesawat. Membuat para pramugari kembali kewalahan menahan penumpang satu itu “Mohon duduk di tempat! Pesawat akan segera berangkat!”

Sama seperti Jungkook tadi, Taehyung hanya melewati para pramugari dan bahkan menjadikan mereka layaknya nyamuk. Sementara itu, Sujeong yang duduk ditempatnya hanya bisa menatap bingung punggung Taehyung yang semakin menjauh. Ia jadi ikut berpikir, kenapa mereka berdua?

Tapi, dia turun dari pesawat bukan karena ingin mengejar Jungkook.

Melainkan… Jung Hyerin.

***

Tidak butuh waktu lama, sekarang lelaki itu sudah berada persis diruang tunggu. Berharap gadis yang dicarinya ada disana. Dan rupanya benar…

Jung Hyerin ada disana!

Tanpa berlama-lama lagi, lelaki itu berlari kearah gadis yang sedang duduk di salah satu bangku di ruang tunggu tersebut “Jung Hyerin!!” Panggilnya keras. Membuat gadis yang dipanggilnya itu menoleh.

Eoh? Kau darimana-“

SREET!

“Kukira kau tidak akan ikut, bodoh!”

Hyerin hanya bisa diam terpaku saat mendengar itu. Tapi, seharusnya Hyerin terkejut, karena ini pertama kalinya lelaki itu memanggilnya dengan sebutan ‘bodoh’. Tapi, bukannya terkejut karena lelaki itu memanggilnya ‘bodoh’, melainkan Hyerin terkejut karena perlakuan lelaki itu padanya sekarang.

Tubuhnya merapat sangat dekat dengan tubuh lelaki didepannya itu, membuat kehangatan tubuh sang lelaki menjalar sempurna keseluruh tubuh Hyerin. Perasaan lega dan tenang pun juga menjalar didalam hati Hyerin. Namun, yang masih tidak bisa dipercayai oleh Hyerin saat ini adalah—

—lelaki itu memeluknya tanpa izin darinya sama sekali.

 

-To Be Continue-

 

Yaah, alhamdulillah. Chapter 6 selesai, walaupun sempat di pending-pending nulisnya gegara pen nonton Descendants :v /abaikan/

Haii readers /lambaitangankekamera/ *kameranya mana? :3*

Heheehee, ada yang tertipu dengan perkataanku di chap sebelumnya yang bilang kalo konfliknya Hanbin sama Jungkook bakal terungkap di chpter ini?? *gak adaaa* Yah, padahal aku mau bilang kalo konfliknya muncul nanti di chap selanjutnya dan bukan di chap ini *lah? itu udah dibilang woy* bhak :v

Oke, saran dari aku, baca aja terus, terus yah, kalo ada tikungan jan belok, nanti ketikung lagi /apaseh/ /yuhuyabaikan/

Makasih bnyak buat yg udah comment, maaf yg lain ga sempat di balas commentnya, tp udah aku baca kok ^^ Okeey segitu aja. byee~ sampai jumpa di chapter 7a :*

 

Next Chapter:

“Ada yang melihat Ryu Sujeong?”

“Guru tanya sekali lagi, ada yang melihat Ryu Sujeong?”

“Aku sudah menyelidiki semuanya dan aku sepertinya sudah bisa menebak asal usul peristiwa itu”

“Apa yang kau bicarakan?”

“Taehyung-ah!! Kim Taehyung!”

“Yoongi-ya! Taehyung tidak sadarkan diri!”

“Apa kau mengingat tempat ini…. Jeon Jungkook?”

“Apa maksudmu? Aku sama sekali tidak-“

“Apa kau mengingat gadis ini?”

“Aku menyukaimu”

M-mwo?!”

 

Trapped in a Marriage: Chapter 7a

 

51 pemikiran pada “[BTS FF Freelance] Trapped in a Marriage – (Chapter 6)

  1. Woah daebak 💕.Ffnya keren banget deh pokoknya top.Btw,authornya line berapa ?.Thor ditunggu next chapter nih gak sabar.Saking favoritnya,ini ff aku print. 😙Eh taunya banyak banget :v,satu chapter aja ada yang sampe 35 halaman.Aku suka karakter Taehyung di ff ini,makin penasaran aja.Jangan putus ditengah jalan thor,fighting !!! 😍😍😍

    Suka

  2. Wawww ,suka bangettt sama story dan karakter tokoh nyaaa ..one of my fav ff ^^
    .can’t wait to read the next chap !!
    .good luck author-nim .

    Suka

  3. Wahwahh, mkin kren aj,,,
    Klo mnrut aku sih, kyknya d chap slnjutnya si tae mau mengakui perasaannya k hyerin. Yah mungkin aja, liat previewnya aku lgsung mkir gitu 😀
    Ohiyaa, request dong kak, msukin abang jimin dong d sni /ditabok/ wkwkwk, kali aj chim jd cameo :v
    Enchim jdi adeknya jungkook aj, yg ktnya lg d luar negri itu loh:v /kakaknya lbih kiyut dripada adeknya :v/ lah?/

    Suka

    • tebakan anda hampir benar >.< duhduh, previewnya!!
      jimin jadi tukang bakso aja gimana? /ditabok jimindrea/ bhak :v sori bebz, suamimu kunistakan xD
      entar jimin jadi….. *teeeett* (sensor) :v
      bhayy~ chapt slnjutnya otewe bebz :**

      Suka

  4. Wah ceritanya makin seru aja😍,entah kenapa bacanya aku jadi merinding😄,author jebal cepat share chapter 7a nya 😭😂😂😂,author hebat bikin ceritanya,sampai sampai aku ngerasain kalau hyerin itu aku😍😘(muntah😒) tapi emang betul feelnya dapat,pokonya author Jang😍😘!! Saranghae author😍😘😚💋👏

    Suka

  5. Beb..(coz authornya gk mau di panggil thor) Lu jgn buat gue penasaran..Kalo lu buat gue penasaran krn lama update maka kupastikan aku akan kawin sama Jimin yg dilaksanakan di segitiga bermuda?/*apa ini?

    Beb..gue nunggu adegan greget Hyerin sama Jungkook. Trus gue penasaran sama Tae sama Sojeong. Gue harap mereka jadi beneran..

    Epep nya keren. btw salam kenal gue dengkul nya Jimin line 99. Gue merasa itu sangat daebak..

    Oke..keep fight. Aku doain epep selanjutny makin greget. */peyukciumauthor..terus kabur meyuk Jimin* Bye^_^

    Suka

    • Terima kasih sudah ikut berpartisipasi dalam event “Jangan Manggil Aku Author” :v
      Yey bebz, ga diundang nih ke pernikahannya sm abang ku yang ke 1001, Park Djimin? Kutunggu undanganmu~
      Ai ga ngerti adegan greget kek gimana yang harus dilakuin HyeKook /elapingus/ apa harus kissing scene? /astagahh/ /kumat:v/ Tae sma sujeong akan aku buang ke penghujung jalan cerita (Tae: batal kontrak di ff ini,BHAY!) gajadi bebz tae, aku membutuhkanmu dalam cerita ini /peyukciumtae/

      Hayhay dengkul jimin /lambailambai/ astagah, aku lebih moeda (?) aku manggilnya dek aja yaa /waduh/ /durhaka/
      aku yuhwanhi/?, 01line /lambaitangankekamera/

      gituh ajahh, bhay~~ mksih udah baca yeth :*

      Suka

  6. gak sabar baca kelanjutannya… jangan lama2 ya author… di tunggu next chapternya…. semangat ngelanjutin ceritanya yaa …..

    Suka

  7. Apa mungkin Hanbin mau membuat Hyerin menderita karena ia tau kalau Hyerin menikah dengan Jungkook dan ingin membalas dendam karena gadis yang ia sukai malah memilih Jungkook dan bakalan gimana ya. Bagaimana bisa Taehyung pingsan. Apa masalahnya . Ada hubungan dengan Hanbin dan Jungkook kah. Aku sangat penasaran tapi entahlah.. next chapternya ya..
    Fighting. Jungkook kenapa bisa perhatian sama Hyerin ayoo mulai merasa nyaman dan menyukainya nanti. Semoga saja. Biarkan ia bahagia dengan Hyerin

    Suka

    • Wah wah,, tebakanmu……..salah *tet toott*
      tapi entah kenapa tebakanmu hampir ‘mendekati’ alur nya :v
      Dan semua pertanyaan” itu akan terjawab oleh waktu /eh?/ maksudnya akan terjawab di chap selanjutnya~
      sampai jumpa di next chapter~~~ /ngacirbarengmemberbities/

      Suka

  8. eh btw author nya masih brownis ceileh ☺️
    oh iya maaf ya baru comment di chap ini soal nya hari itu udah ketinggalan jd di sini aja komen nya , dan smoga ff nya cepet di lanjutkan yee 😂😂 sekian dari saya

    Suka

      • aduhaduh -_- oke deh adx manis#plak lebay ckxkx
        next dong udah gak sabar ini say , nnt bisa mati penasaran #apalah ini -_- pokok nya buruan yaa (maksaa) 🙂 keep writing

        Suka

  9. Wih udah update lagi 😀 nice~
    Itu yang nemuin duluan Hyerin si Taehyung kan ya?
    Soalnya Jungkook masa sih ujug-ujug meluk wkwk
    Terus nanti Jungkook datengnya belakangan dan ngeliat adegan itu, bingung (oke, ini aku kayanya lagi berimajinasi sendiri, entahlah sebetulnya kaya gimana)
    Meskipun bingungnya kalo memang itu Taehyung kenapa bisa dia yang nemuin Hyerin duluan? Mungkin karena suka sih ya haha
    Ngakak pas tragedi kecoa
    Itulah jadinya kalo cowo takut kecoa, untung Hyerin-nya masih ada keberanian buat ngehadapin kecoa._.
    Hmm, jadi kutertipu plus ter-PHP-kan olehmu,
    CHAPTER INI BELUM TERUNGKAP KONFLIK HANBIN DAN JUNGKOOK-NYA
    Tapi jujur sejujurnya ngga masalah sih, kumasih mau menikmati pra-keberangkatan mereka ke Jeju dulu
    Rasanya belum siap menghadapi konflik:’) karena dari awal ini udah complicated BANGET

    Sekian drabble dariku
    Semangat ngelanjutinnya, ditunggu ya~

    Suka

    • Entah kenapa seluruh tebakanmu ttg siapa yg meluk hyerin……. salah :p wkwk…
      Dan soal tragedi kecoa, itu real loh /hah?/ maksudnya, pas ngetik epep di kamar, eh ada kecoa. Stelah tu kecoa diatasi oleh adekku, nahh baru deh nulis bagian yang ada kecoa nya, kek terinspirasi gitu :v /lah, malah nge-dongeng aku nya :v/

      Wkss, maap yeh uda buat kmu tertipu+ter-PHP kan olehku /smirk/ tenang aj, lnjutannya udah mncul kok konfliknya hanbin sma JK. Iya, kan, ayang kuki? *JK: Apa kata lu dah*

      Next chapternya otewe ya.. mksihh, bhayy~~ /ngacirbarengayangkuki/

      Suka

  10. Aslinya complicated banget beritanya..
    Antara {(jungkook+hyejin)x (sujeong)(hangbin)}+{(taehyung+sujeong)x(jungkook)(hyejin)=?????
    Rumus yang membingungkan, tapi seru jadi penasaran berat untuk cari jawabannya… Oke ditunggu jalan pemecahan rumus (cerita) tersebut 😊
    Kereeeeeeen👍

    Suka

  11. Itu kenapa jungkook kek gagal jaim gt grgr kecoa-_-(?)bhaks:v.Btw kt smaan kook smsm tkt kecoa jgn2 kt jodoh*plak/abaikan\.Fast update ciee bsk2 updatenya dicepetin juga hohoho:D*ditendang author:v//entah knp next chap waiting sangad jungkook-hyerin moment wks:v\\
    Yodahla cemungut/(?) buat authorny yoyo~/bhay\

    Suka

    • wkss, kuki nya lagi pe em es pemirsah /Kuki: LU MAU GUA TIMPUKIN PAKE P*NT*T NYE HORSEOK YE THOR?/ ampun dahh, kidding bebz :* 😀
      okeoke, begini… sebenarnya aku ga tau kalo ini bakal fast update /lah?/
      update chap 6 ini juga smpat ngagetin aku :v cpet bnget update nya.. pdhal pngen buat readers2 pada kepo berjamaah, eh tau nya uda update :v /digampar/
      betewe next chapternya on the way, mngkin lagi macet dijalan jdi mohon bersabar yaa /gandengayangtehyong/ /kayangbersamataetae/

      Suka

Leave a Review