[BTS FF FREELANCE] The Criminal Case (Chapter 9 / End)

PhotoGrid_1451043719221

 

Tittle : The Criminal Case (Chapter 9 / End)
Author : Nagi

Main cast :

Jeon Jungkook (BTS)

Jeon Wonwoo (Seventeen)

Park Jimin (BTS)

Kwon Soon Young / Hoshi (Seventeen)

Park Jirin (oc)

Hansol Vernon Chwe / Vernon (Seventeen)

Boo Seungkwan (Seventeen)

Hakim Agung aka Yoon Jeonghan (Seventeen)

Support cast : All Member BTS, All Member Seventeen

Genre : Mystery, Horror, Romance, Family, Crime, Psycology, Supranatural, AU
Length : Chapter
Rating : 16-lanjut usia

Repeat :
“Saya bisa memberi bukti besar bahwa kami tidaklah bersalah dan bukti bahwa kami tidak membunuh Jirin, akan aku buktikan jika memang kalian ingin.”

****

“Jika kalian semua mengira kalau Jirin tak ada disini maka kalian salah. Sejak awal sidang dimulai ia selalu ada disini.”

Mata Jimin terbelalak, ia tidak percaya pada perkataan Jungkook sekaligus terkejut.

“Keberatan yang mulia. Tuan Jungkook mencoba menakut – nakuti kami, dan itulah yang anda lakukan saat ini.” Ujar Seungkwan

“Aku yakin Tuan Jeon Jungkook penting dapat menunjukkan pengertian akan kondisi Jirin yang sesungguhnya.” Potong Hansol

Jeonghan mendengus, ia menegakkan tubuhnya dan masih sedikit bingung akan keputusan yang ingin ia ambil.

“Dan ini sangat penting untuk mengetahui fakta sebenarnya untuk membuktikan apakah Tuan Jeon Wonwoo dan Tuan Jeon Jungkook benar – benar dituduh atas kasus kecerobohan mereka.” Lanjut Hansol

Jeonghan akhirnya menghela napas
“Kuijinkan. Buktikan jika memang itu yang terbaik.”

Seungkwan menoleh kearah Jeonghan dengan tatapan tidak percaya
“Yang mulia seriuskah anda membiarkan orang seperti dia bersaksi-“

“Keberatan ditolak, pengacara Boo Seungkwan.”

Seungkwan mendenguskan napasnya dengan kasar dan kembali duduk tenang sambil merapikan toxido abu – abu yang ia pakai.

“Sekali lagi Tuan Jungkook, dapatkah anda membuktikan jika Jirin ada disini, bersama kami?” tanya Hansol

Jungkook menganggukkan kepalanya

“Ia selalu mengikuti anda dan berharap anda dapat menolongnya memberikan yang terbaik untuk Jimin.” Jawab Jungkook

Jimin menundukkan kepalanya, ia merasa sangat sedih ketika mereka mulai membahas tentang Jirin.

“Yang mulia apakah anda mengizinkan kami untuk membuktikannya?” tanya Hansol pada Jeonghan

“Anda yakin jika ini tidak berbahaya?” kata Jeonghan

“Tidak akan berbahaya.” Jawab Jungkook

Akhirnya permintaan mereka disetujui oleh Jeonghan.
Segera Wonwoo dipanggil kedepan bersama Jungkook, mereka berdua duduk dilantai dengan berhadapan.

Wonwoo memegang kepala Jungkook seperti yang selalu dilakukan Seok Jin setiap ia ingin memasukkan atau memanggil sosok makhluk halus untuk berkomunikasi.

Tak lama kemudian Jungkook terbelalak lebar, kedua matanya menatap sekitar dengan tatapan yang tidak biasa.
Setelah itu tatapannya mengarah kearah Jimin

“Kakak.” Ucapnya

Jimin berdiri dari duduknya, suara Jungkook benar – benar berubah menjadi suara Jirin.

“Aku yang mengendalikanmu Park Jirin. Jawablah pertanyaan kami jika ingin kakakmu bahagia.”

Jungkook yang dirasuki menoleh kearah Wonwoo dan menganggukkan kepalanya

“Apa yang terjadi padamu, kenapa kau bisa seperti ini?”

“Aku adalah orang biasa, aku hanyalah orang yang percaya dengan apapun yang ingin aku percaya, nyawa manusia selalu berada ditangan yang maha kuasa,”

“Anda semua sudah menolongku, anda semua sudah berusaha untuk menyembuhkanku, tetapi iblis tidak mau pergi dariku karena dunia ini pun adalah dunianya, bukan dunia kita saja,”

“Jika aku bisa mengatakan apa yang aku mau maka aku akan mengatakan aku ingin terus tinggal bersama Oppa-ku, tetapi bagaimanapun juga manusia tidak akan kekal, dan akupun tidak dapat tertidur jika kakakku tidak bisa melupakanku.”

Jungkook yang dirasuki menggelengkan kepalanya, mata tajamnya masih menatap Wonwoo sementara suaranya masih terdengar seperti suara seorang gadis.
Murni 100 persen suara Jirin.

“Manusia selalu lupa dengan perbuatan yang baik, tetapi bagaimana jika aku menunjukkan pada semua orang bahwa Allah tidaklah tidur. Dia selalu memberikan rasa sakit, tapi ia tidak buta akan rasa sakit hambanya, serta berjanji akan memberikan kebahagiaan setelah rasa sakit,”

Jimin menitikkan air matanya, ia tidak bisa menahan diri, lelaki itu berkali – kali menghapus air matanya.
Wonwoo ikut menundukkan kepala, ia ikut merasakan rasa sedih yang saat ini dirasakan oleh Jirin.

“Kau akan bahagia disana, Tuhanmu selalu bersamamu.” Kata Wonwoo

Lelaki itu lagi – lagi memegang kepala Jungkook, menarik sesuatu yang tidak kasat mata sehingga Jungkook kembali tertunduk dan mendongakkan kepalanya dengan wajah biasa.

Jungkook memijat kepalanya yang sedikit pusing, sudah lama ia tidak berkomunukasi dengan merasuki tubuhnya.

“Anda semua sudah mendengarkan langsung.” Ucap Jungkook

Hansol menganggukkan kepalanya, dalam otaknya ia berharap dengan ini Jirin tidak akan mengikutinya lagi.

“Aku selesai.”

“Para pengacara harap memberikan salam penutup, sidang akan segera diberitaukan hasilnya.” Ujar Jeonghan

Seungkwan berdiri dari duduknya dan berdiri tepat dihadapan para juri.

“Para juri, disini saya ingin mengatakan pendapat saya.. tentang kematian Jirin, disini saya tetap pada keputusan saya bahwa Jirin memang sakit jiwa, bukan karena kerasukan.”

Seungkwan mengangkat foto Jirin saat gadis itu sudah meninggal.

“Wajahnya dipenuhi luka dan begitu pula dengan tangan dan kaki, dari semua ini dapat dikatakan bahwa Jirin disiksa dan disakiti bukannya meninggal karena tertimpa batang pohon,”

“Aku sudah melihat mayatnya dan ini adalah foto keseluruhan tubuhnya, lihat.. tubuhnya tidaklah hancur. Jika benar itu tertimpa pohon harusnya tubuhnya hancur.”

“Selain itu, bisa saja tadi mereka hanya berakting, bisa saja saat mereka memanggil Jirin, semua itu hanyalah rekayasa mereka saja.”

“Jadi para hadirin. Jangan percaya.”

Seungkwan menoleh kearah Hansol, tampaknya lelaki itu sebentar lagi akan menerjang dan membunuh Seungkwan dengan tatapannya.

“Saya percaya apa yang terjadi pada Jirin, faktanya bukanlah karena iblis tapi karena terdakwa sendiri, terdakwa memang mengobati Jirin, namun mereka ceroboh, itulah yang terjadi.”

Seungkwan kembali duduk ketempat duduknya, Jeonghan beralih memandang Hansol yang diam dengan tatapan sendu.
Hansol menerima mentah – mentah tatapan aneh dari para hadirin terkecuali Soon Young, Jimin, Wonwoo, Jungkook dan Jihoon.

“Pengacara.” Ujar Jeonghan pada Hansol.

Hansol berdiri dari duduknya

“Beberapa malam ini aku merasa amat sedih, fikiranku menjadi gelisah dan aku berfikir apakah pekerjaan yang kulakukan ini adalah pekerjaan yang baik untukku, jujur saja.. aku termasuk orang yang ragu akan adanya iblis dan setan atau yang lain – lain.”

“Tetapi saat ini dunia butuh keadilan, dan kita tidak bicara soal fakta, melainkan kemungkinan.. kemungkinan yang terjadi kepada Jirin.”

Hansol menarik napas, berdiri dihadapan para juri dengan wajah sedih.

“Seseorang mengatakan padaku bahwa Jirin selalu mengikutiku, dan entah mengapa aku percaya bahwa itu nyata, karena Jirin datang sendiri padaku dan memintaku untuk tidak berhenti jika memang aku berada di jalan yang benar.”

“Dengan kehadirannya malam itu membuatku merasakan hal yang hebat.. yakni aku tidak membela Tuan Jungkook ataupun Tuan Wonwoo tetapi aku membela Jirin sendiri. Karena itulah aku tidak takut lagi untuk berdiri di hadapan kalian semua.”

“Dan aku yakin Wonwoo dan Jungkook tidak mungkin mengabaikan pengobatan Jirin, karena ayah mereka pun seorang psikologi, bukanlah fakta jika Jirin terkena sakit jiwa ataupun ayan.”

“Karena fakta tak memberi tempat pada sebuah kemungkinan.”

“Satu fakta yang dapat kulihat dari semua ini yaitu Jimin benar – benar menyayangi Jirin setulus hatinya meskipun Jirin hanyalah anak yang tidak diinginkan.”

Hansol tampak menegang namun ia tidak berhenti bicara

“Jimin rela keadaan Jirin merampas kebaikan untuk dirinya asalkan Jirin bisa selamat. Ia rela untuk meninggalkan semuanya itu karena ia tulus pada Jirin meskipun gadis itu hanyalah adik tirinya.”

Hansol mengambil napas sejenak untuk memberi jeda

“Jirin bunuh diri.. tidak, maksudku adalah iblis ditubuh Jirin tidak ingin gadis itu kembali kedalam tubuhnya.”

“Kumohon pada para juri, jangan percaya padaku, jangan percaya pada Jungkook atau Wonwoo ataupun para saksi kami, tetapi percayalah pada Tuhan dan percayalah pada Jirin.”

Hansol kembali duduk ketempatnya.

“Yang mulia juri sudah memberi keputusan.”

Salah satu juri berjalan kemeja Jeonghan dan memberikan sebuah kertas pada Jeonghan.
Sempat Jeonghan membacanya dan mengembalikannya lagi pada juri.

“Tolong bacakan.” Pintu Jeonghan

Salah satu juri berdiri dari duduknya, untuk membacakan tulisan keputusan para juri persidangan.

“Juri memutuskan bahwa Tuan Jeon Jungkook dan Tuan Jeon Wonwoo bersalah atas kecerobohannya.”

Jeonghan mengangguk faham

“Hukuman akan dijalankan pada tanggal 5 april.” Ujarnya sambil menuliskan sesuatu pada kertas dimejanya

Salah satu juri lain berdiri lagi

“Maaf yang mulia bolehkah kami memberikan sebuah pendapat untuk Tuan Wonwoo dan Tuan Jungkook?”

Sontak Seungkwan berdiri
“Keberatan yang mulia.”

“Duduk pengacara, ini hanyalah saran aku ingin mendengarnya.” Perintah Jeonghan

Jeonghan memberikan anggukan pada para dewan juri untuk melanjutkan ucapannya

“Kami berpendapat meskipun Tuan Wonwoo dan Tuan Jungkook disalahkan atas kecerobohannya dan ketidak tanggung jawabannya, tetapi kami merasa yakin jika bukan ia yang membunuhnya.”

“Kenapa?” tanya Jeonghan

“Kepolisian Seoul dan orang – orang menemukan bukti berupa foto pemakaman Jirin, dan disitu menjadi bukti bahwa Jirin benar – benar kerasukan, lalu ada beberapa orang menjadi saksi bahwa Jirin tidak dibunuh.”

Para hadirin saling bergumam dan menatap satu sama lain, menunggu keputusan dari Jeonghan.

“Aku terima.” Ucapnya

“Tuan Jeon Wonwoo dan Tuan Jungkook. Anda bersalah tapi anda boleh perkeliaran.”

Jeonghan berdiri dari duduknya

“Sidang ditutup!”

Ketukan palu mulai terdengar Hansol tersenyum senang hingga wajahnya memerah, begitu pula dengan Wonwoo dan Jungkook.

“Kita berhasil.”

Jihoon tersenyum senang, Wonwoo dan Jungkook tak henti mengucapkan kata – kata syukur, Seungkwan berjalan melewati mereka dengan tatapan kurang suka.

****

Wonwoo dan Jungkook berdiri disebuah tanah yang berdaun kering, suara gemersaknya membuat dirinya yakin bahwa ada orang yang datang.
Matanya masih menatap lurus kedepan, menatap Jimin yang selalu datang membersihkan makam Jirin.

“Kau sudah merawat makamnya sampai seperti ini.”

Jimin beralih, ia mengumbar senyum manisnya pada mereka

“Ini bukan apa – apa, makam Jirin memang harus sering – sering dibersihkan.”

Hansol yang baru saja datang berjalan mendekat
“Sudah berapa lama kau berdiri disini?” tanya Hansol pada Jimin

“Aku tidak pernah puas jika hanya berdiri disini dan memandangi makam ini saja, hatiku tidak akan puas jika hanya memberikan sebuket bunga.” Jawab Jimin

Wonwoo berjalan mendekat dan menepuk pundak Jimin dengan pelan, memberikan semangat pada lelaki itu.
Jimin tersenyum ramah dan mulai bangkit dari duduknya.

Hari ini bukanlah musim dingin, Hansol menatap langit yang tidak terlalu cerah dan mulai bertanya pada Jimin

“Hei, kau mau melihat bunga sakura? Sebentar lagi ulang tahun adikku dan ia ingin melihat bunga sakura.” Ucap Hansol

Jimin menggelengkan kepalanya

“Aku tidak mau melihat bunga sakura. Itu akan membuatku makin sulit melupakan Jirin.”

Hansol mengangkat bahunya
“Apa salahnya mengingat masa lalu.

“Aku harus pergi, banyak yang harus ku kerjakan.” Ucap Jimin sambil berjalan pergi meninggalkan Wonwoo, Jungkook dan Hansol.

Jungkook duduk di sisi makam, jari jemarinya memegang batu nisan makam Jirin dengan lembut.

Wonwoo memejamkan matanya, ia dan Jungkook berdoa untuk Jirin, begitu pula dengan Hansol yang ikut menundukkan kepalanya.

Lagi – lagi suara gemuruh daun terdengar, mereka menoleh, mereka bertiga mendapati seorang lelaki berjalan mendekat dengan seragam sekolah yang lengkap.

“Taehyung?” tanya Hansol

Lelaki itu tersenyum dan mengucapkan salam, ia berjalan mendekati makam Jirin, berdoa untuknya serta meletakkan sebuket bunga diatas makam Jirin.

“Taehyung hyung, sudah lama kita tidak bertemu.”

Dengan senang Jungkook menghampiri Taehyung,
mereka berdua tampak gembira bisa bertemu setelah sekian lama.
Wonwoo dan Hansol hanya dapat tersenyum melihatnya.

Kedua lelaki itu kembali duduk didekat makam Jirin.

“Aku mendengar kesaksianmu, terima kasih sudah mau membantu kami.” Kata Wonwoo

“Ah.. itu bukan apa – apa.” Jawab Taehyung

Taehyung berdiri dari duduknya, ia membungkuk hormat sebelum beranjak pergi.
Tatapan mata Hansol mengarah keatas langit yang cerah.

Jungkook mengambil napas, menatap tulisan pada batu nisan Jirin.
Terukir dengan indah dengan kata – kata yang amat menenangkan fikiran.

“Siapa yang memilih kalimat ini?”

Hansol menoleh sesaat sebelum ia memperhatikan nisan Jirin sambil tersenyum

“Kudengar Soon Young yang memilih kata – katanya.”

“Soon Young yang memilihnya?”
Perkataan Jungkook dijawab anggukan kepala oleh Hansol.

“Kata – kata yang indah..” puji Wonwoo sambil ikut membelai pahatan – pahatan tulisan di nisan Jirin

Tulisan rapi yang bertuliskan rangkaian kata..

‘Seseorang yang menderita adalah seseorang yang indah bagai bunga.. seseorang yang baik adalah seseorang yang selalu melakukan kebaikan dan selalu bersabar.’

“Ayo kita pergi.” Ujar Hansol

Mereka berdua beranjak dari makam Jirin, sempat Jungkook menoleh kebelakang, menatap sekali lagi makam Jirin dengan wajah sedih.

Makam Jirin yang tampak bersampingan dengan sebuah makam seorang lelaki bermarga Park.
Makam dari Park Chanyeol.
Dan juga bersebelahan dengan makam kedua orang tuanya.

Soon Young yang sedari tadi bersembunyi dibalik pohon kini menampakkan dirinya dan meletakkan sebuket bunga Baby Breath diatas makam Jirin

“Beristirahatlah dengan tenang Jirin-ah..”

END

Cerita ini terinspirasi dari cerita Emily Rose..
dan inilah akhir dari kisah author buat cerita The Exorcist versi pertama.

Makasih yang sudah mendukung Nagi sampai saat ini
dan makasih sudah mau baca ff aneh ini hihi

Adakah yang ingin tau ff apa aja yang udah Nagi kirim di tempat ini?
dan inilah daftarnya..

Hidden (Chapter) (Itu cerita yang gagal pemirsah, jadi jangan dibaca)

Detective Trap And Trick (Chapter)

The Exorcist (Oneshoot)

Eyes Like A Moon (Oneshoot) (Ini cerita penuh kata – kata misteri)

What Do You Hate Me (Oneshoot)

Kencan Pertama (Oneshoot)

Surprise! (Oneshoot)

The Exorcist 2 (Chapter)

The Criminal Case (Chapter)

Dream High (Chapter) (FF ini masih dalam perjalanan dan ini ff kolab)

Makasih banget, ya.. sampai bertemu di ff berikutnya..

Kontak Person :
Email : Munialabaikahakim88@gmail.com

Pin BB : 51C5DEC1

Wattpad : Murnia Nagi

11 pemikiran pada “[BTS FF FREELANCE] The Criminal Case (Chapter 9 / End)

  1. Yeah, happy ending, Kookie gak jd dipenjara.kekekek.. tp sad ending jg sih…. soalnya Jin sama Suganya tewas.huhuhu

    Ahh, kka blm sempet berkunjung ke wattpad nie. Winter rose udh dilanjut banyak ya?

    Suka

  2. Yah…. udah Habis :’ ( Huhuhuhuuuu :”( padahal Serunya pake Banget!! :” tapi, 2 Jeon itu gak jadi di penjara kan?!
    Di tunggu Cerita Lainnya, ya! Hwaiting!!

    Suka

    • Chapter 8 udah dkirim kok dek.. tinggal tunggu aja..
      sumpah, aku kaget banget ngeliat ni ff loncat ke ending, akhirnya para readers gak penasaran lagi *mojok

      Suka

  3. Maap semuanya.. ini belom END! karena nagi lupa ngirim chapter 8 huhuhu lagi2 ceroboh terus di ff ini..
    (padahal harusnya dah post ff laen)

    Suka

Tinggalkan Balasan ke karina ayu Batalkan balasan