[BTS FF Freelance] Breathe – (Chapter 3)

PicsArt_03-16-09.02.09

Tittle         : Breathe (한숨 )
Author      : Yskalya
Main Cast :
– Kim Taehyung as Kim Taehyung ( BTS )
– Minatozaki Sana as Min Sana ( Twice )
Support Cast :
– Jang Donggun as Kim Minseok ( Taehyung Dad’s )
– Kim Seokhu as Min Seowoo ( Sana Dad’s )
– Kim Moonbin as Moon Bin ( Astro / He is a senior who loves Sana)
– Park Jimin as Park Jimin ( BTS / Taehyung Friend’s )
– Hirai Momo as Im Momo ( Twice / Sana Friend’s )
Genre        : Drama, Family, Romance, Sad, School Life, Friendship, AU
Rating        : T
Length       : Chaptered
Disclaimer : ff ini murni dari pikiran author, maaaf kalau ada kata kata yg kurang bagus, Sorry for typo, Don’t copas please, Hope u like it^^


                                     한숨


    Author Prov

         Sana terbelalak kaget. Seluruh badannya gemetaran. Sana menggelengkan kepalanya pelan saat Taehyung menyuruhnya pergi. Sana meneteskan air matanya

“ HENTIKAN! LEPASKAN DIA! AKU BILANG LEPASKAN! “.

Bentak Sana sambil terisak. Sana menghampiri paman tersebut lalu memukul – mukul punggungnya.

  “ Aku bilang hentikan … hiks “.

Merasa ada yg memukul punggungnya, paman tersebut menoleh ke Sana

  “ Hah dasar anak bodoh “.

Paman tersebut mengayunkan kakinya seperti ingin menendang Sana.

‘ Brukkk ‘.


         Sana terbangun dari tidurnya. Ia mengarahkan pandangannya keseluruh ruangan tersebut.
  “ Rumah sakit? “ Batin Sana.
Sana mengubah posisi tubuhnya yang tadi berbaring menjadi duduk. Perhatiannya terpusat pada lelaki tua yang berjalan kearahnya yang diikuti oleh lelaki tua yang terlihat seperti pengawalnya sambil terus menatapi Sana.
Sana menundukkan kepalanya saat lelaki tua tersebut berdiri dihadapannya.

  “ Siapa kau? Apa kau begitu spesial bagi anakku? Sampai dia rela mengorbankan nyawanya untukmu “. Ucap lelaki tua tersebut.

‘ Taehyung ‘ baru terpikir dipikiran Sana. Gadis itu tidak melihat Taehyung diruangan yang ditempatinya. Raut wajahnya berubah menjadi cemas. Sana menolehkan pandangannyaa ke lelaki tua yang menurutnya adalah Ayahnya Taehyung.

  “ D – dimana dia sekarang? Ap – apa dia baik – baik saja? “.

  “ Jika ada orang yang lebih dewasa darimu bertanya padamu seharusnya kau menjawabnya dengan santun!. Hah … Sungguh. Aku peringati kau jangan pernah mendekati anakku lagi, Kau mengerti?! “.

Sana menundukkan kepalanya lagi ketika Ayahnya Taehyung memberinya sebuah peringatan.
Ayah Taehyung melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan yang ditempati Sana diikuti oleh lelaki tua yang terus saja mengikuti Ayah Taehyung.
Sana menginjakkan kakinya dilantai.

Setelah bertanya dimana keberadaan Taehyung kepada suster yg bekerja di rumah sakit tersebut. Sana terus menatapi Taehyung dari luar jendela. Sana membuka pintu dan masuk kedalam ruangan dimana Taehyung berada.
Lamat, Sana manatap Taehyung.

  “ Aku … aku sangat berterima kasih padamu dan juga … Aku ingin meminta maaf karena … telah membuatmu seperti sekarang. “

Tanpa sadar air mata Sana mulai turun dari empunnya. Sana menahan isakannya dengan menggigit bibir bawahnya sendiri.
Sana menghapus air matanya dengan punggung tangannya walaupun air matanya semakin menjadi – jadi.

‘ Klek ‘

Sana mengalihkan pandangannya ketika mendengar suara pintu terbuka.
Lagi, Sana menundukkan kepalanya saat tahu yang membuka pintu tersebut adalah Ayah Taehyung.

  “ Hei, Kau sudah kuperingatkan bukan menjauhlah darinya. Kau seharusnya berterima kasih Ck!. Pergilah, selagi aku menyuruhmu dengan baik – baik “. Ayah Taehyung berucap sembari menatap Sana dengan tatapan tidak suka.


                 • A Few Days Laters After The Incident •


    Author Prov

        Sana keluar dari rumahnya dengan membawa kantong plastik besar yang berisi sampah. Lebih tepatnya berisi kaleng bir kosong.
Sana memberhentikan langkah kakinya ketika berdiri tepat didepan rumah Taehyung.

• Flashback On

Sana berjalan keluar dari rumahnya bersama Ayahnya. Perhatiannya tertuju pada mobil yang berada didepan rumah Taehyung. Matanya melebar ketika melihat lelaki tua yang sering disebut pengawal Ayah Taehyung membawa Taehyung keluar dari mobil lalu mendudukkannya dikursi roda. Taehyung terduduk lemas dikursi roda dengan matanya yang terpejam.
Tatapannya tak luput dari Taehyung.

  “ Ya! Apa yang kau lihat? Ayo cepat kemari gadis bodoh! “ Pinta Ayah Sana.

Sana menoleh ke Ayahnya lalu berjalan menghampiri Ayahnya.

• Flashback Off

        Sana tersadar dari lamuannya ketika mendengar suara mesin mobil yg dinyalakan, suaranya berasal dari dalam rumah Taehyung. Dengan langkah cepat Sana berjalan meninggalkan rumah Taehyung. Tak ingin Ayah Taehyung tahu keberadaanya tadi.


         Taehyung membuka matanya setelah berhari – hari dia menutup matanya.
  “ Aigoo… Kenapa aku ada disini? “ Batinnya.
Taehyung mengarahkan pandangannya kesekeliling ruangan tersebeut yang sebenarnya adalah kamarnya. Lalu Taehyung melirik tangannya yang masih di infus. Taehyung mencoba mendudukkan dirinya.

  “ Akh… “. Ringis Taehyung

Taehyung memegang dadanya yang terasa sakit. Ingatannya kembali pada waktu dimana dia tembak oleh paman yang mencoba mengganggu Sana.
  “ Sana “. Batin Taehyung.

  “ Dimana dia? “. Gumam Taehyung.

‘ Klek ‘.

Suara pintu kamar Taehyung terbuka.

  “ Kau sudah bangun rupanya anak nakal “.

Taehyung yang sangat mengenal suara itu langsung menolehkan pandangannya ke penjuru suara tersebut.

  “ Appa… Dimana Sana? “.

Ayah Taehyung menatap malas anaknya ketika mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Taehyung.

  “ anak itu sudah Appa jauhkan darimu. Dia bisa membahayakanmu. “

Taehyung terdiam mendengar ucapan Ayahnya.

  “ Biar kubawa kau ke rumah sakit untuk check up kembali. “

Ayah Taehyung mendorong kursi roda kearah dimana ranjang Taehyung berada lalu membantu Taehyung mendudukkan dirinya dikursi roda tersebut.

Taehyung mendiamkan dirinya selama perjalanan sembari menatap keluar jendela. Matanya melebar ketika melihat Sana. Taehyung menghembuskan nafasnya.

  “ Sana… “ Gumamnya.

Mendengar anaknya mengucapkan nama gadis itu, Ayah Taehyung menoleh ke anaknya itu.

  “ Astaga anak ini… Sudahlah lupakan dia. “

  “ Andwae… Appa ini apa apaan uh. “ Ringis Taehyung tiba – tiba saja dadanya terasa sakit. Taehyung memegang dadanya yang terasa sakit.

  “ Percepat jalannya! “ Pinta Ayah Taehyung kepada Pengawalnya setianya yaitu Ayah dari teman Taehyung yang bernama Jimin.

        
         Setelah membuang sampah – sampah yang tadi ia bawa. Sana berjalan menuju Taman. Ketika diperjalanan Sana melihat mobil Taehyung yang akan berjalan melewatinnya. Sana menundukkan kepalanya. Gadis itu menutup wajahnya dengan helaian rambutnya tak ingin orang yang berada didalam mobil tersebut tahu keberadaannya.
Setelah mobil Taehyung berjalan melewatinya Sana mendongakkan kepalanya lalu tersenyum tipis dengan tatapan sedunya. Sana melanjutkan langkahnya. Sana memberhentikan langkahnya ketika sampai di Taman. Ia menatap sekitar Taman tersebut sambil mengingat kejadian dimana Ia bertemu dengan Taehyung untuk pertama kalinya.
Sana mendudukan tubuhnya direrumputan dimana Taehyung pernah tertidur dirumput tersebut. Sana merebahkan tubuhnya. Sana menghembuskan nafasnya.

  “ Apa takdir itu ada? Keajaiban itu ada? “

Setelah bergumam Sana memejamkan matanya.

  “ Aku ingin meminta banyak hal jika itu ada. “


                                         ∞ 한숨


         Sana keluar dari rumahnya. Ayahnya terus saja meminta Sana untuk membelikannya Bir. Bir Bir Bir. Bir sudah menjadi makanan pokok bagi Ayah Sana. Bahkan malam hari seperti ini pun Ayahnya terus saja memaksa anaknya untuk membelikannya Bir. Tidak peduli apa yang akan terjadi pada Anak satu – satunya itu yang terpenting Ia bisa meminum birnya.

        Sana memberhentikan langkahnya ketika melihat mobil berhenti tepat didepan rumah Taehyung. Karena rasa penasarannya, Sana menyembunyikan dirinya dibalik tembok.
  “ Dia darimana ? “ Batin Sana bertanya.

        Taehyung turun dari mobilnya lalu menduduki tubuhnya dikursi roda.

  “ Appa… Aku baru saja pindah kesekolah itu. Kau tega memintaku untuk homeschooling? “.

Taehyung memjiat keningnya. Selama diperjalannya menju kerumah tadi. Taehyung dan Ayahnya terus saja berdebat tentang Homeschooling yang akan dilalukan Taehyung karena pintah Ayahnya. Tapi Taehyung tetap tak ingin menurut kepada Ayahnya. Yang benar saja Taehyung tidak suka Homeschooling.

  “ Sudahlah jangan banyak protes Appa akan memikirkan hal ini juga. “ Ucap Ayah Taehyung sambil membuka bagasi mobil.

Taehyung menhelakan nafasnya lalu mengedarkan pandangannya kesekitar. Tatapannya terhenti ketika melihat kepala yang sedang memerhatikannya dibalik tembok. Seperti tidak asing dimatanya.

  “ Oh? Sana? Sana – ya! “ Taehyung melambaikan tangannya pada Sana.

Sana menyembunyikan kepalanya saat Taehyung menyadari keberadaannya.

  “ Bawa dia masuk cepat! “ Pinta Ayah Taehyung pada pengawal Park

  “ Ya! Appaa… “

Pengawal Park mendorong kursi roda yang Taehyung duduki kedalam rumah.

Disisi lain…

Sana menghela nafanya saat melihat Taehyung sudah memasuki rumahnya.

  “ Rasanya baru saja aku mendapatkan penyelamatku lalu kenapa kau mengambilnya dariku? Apa dosaku bergitu besar padamu? “

Entah kepada siapa Sana berbicara. Hatinya benar – benar sangat kacau.

  “ Akh! “

Sana meringis ketika rambutnya dijambak dari belakang.

  “ Apa yang kau lakukan disini huh? BUkannya aku menyuruhmu membelikanku bir! Dasar kau anak brengsek!. “

  “ Akh! Sakit A – appaa hiks “ Sana meringis sambil menangis.

Ayah Sana melepaskan jambakkannya pda rambut Sana lalu mendorong Sana sampai tersungkur.

  “ Pergilah! Sebelum pikiranku berubah mencingcang tubuhmu!. “

Ayah Sana jalan berbalik arah menuju rumahnya.

  “ Bunuh saja aku hiks… “ Gumam Sana sambil terisak.


Taehyung Prov


        Pengawal Park membantuku merebahkan tubuhku diranjangku.

  “ Keluarlah “ Pintaku.

Pengawal Park menurut. Ia membungkukkan badannya lalu berjalan meninggalkan kamarku.
Aku menghembuskan nafasku lalu memejamkan mataku.
Lagi, Gadis itu selalu menghantui pikiranku siapa lagi kalau bukan Sana.
Aku berusaha menghapus pikiranku tentang Sana dengan tertidur.

  “ Sudahlah… “ Gumamku.


                                  • One Week Later •


        Taehyung menatap senyumannya dari pantulan cermin sambil merapikan letak dasinya.
Setelah berdebat dengan Ayahnya tentang Homeschooling akhirnya Ayahnya menyutujuinya untuk kembali ke Sekolahnya.
Taehyung berjalan keruang makan.

  “ Gomawo Appa “ Ucap Taehyung

  “ Hm… Makanlah dulu lalu kau akan diantarkan pengawal Park. “

  “ A.. apa? Tapi? Aku kan bisa sendiri naik bus “
 
  “ Ini demi keselamatanmu ke Sekolah. Atau kau mau Homeschooling hm? “

Taehyung mengacak rambutnya sendiri ketika mendengar perkataan Ayahnya.

  “ Aish baiklah baiklah. “


                                           ∞ 한숨


         Sana berjalan memasuki kelasnya. Gadis itu datang lebih awal kesekolah karena hari ini adalah jadwal piketnya. Sana menghelakan nafasnya ketika melihat keadaan kelas yang amat berantakan. Ia mengucir rambutnya lalu mengambil sapu dilemari tempat penyimpanan perangkat kelas dan mulai menyapu lantai kelas.

  “ Hei… Masih ingat padaku? “

Sana mendengar suara yang tidak asing baginya langsung menoleh ke asal suara tersebut.
Sana melebarkan kelopak matanya ketika melihat orang yang baru saja menyapanya.
Sana mematung.
Taehyung menghampiri Sana lalu memeluknya sekejap.
Sana hanya bisa mematung ketika Taehyung memeluknya.

  “ Huh… Sudah berapa lama aku tidak masuk? Aku merindukan Hanbin kkk… Tidak tidak maksudku sekolah ini haha “

Seketika Sana teringat oleh perkataan Ayah Taehyung untuk menyuruh Sana menjauhi Taehyung.
Sana memundurkan langkahnya lalu menunduk.
Taehyung memberikan tatapan polosnya ketika melihat tingkah Sana.

  “ Kenapa? Apa kau membenciku ya? “

Taehyung menghembuskan nafas panjangnya.

  “ A… ku tak bermaksud memelukmu tadi sungguh.. “

Ucap Taehyung lalu menggaruk tengkunya. Tak ingin suasana canggung ini terus berkelanjutan Taehyung kembali kebangkunya. Berusaha tidak peduli dengan perlakuan Taehyung terpadapnya, Sana melanjutkan tugasnya.

  “ Sudah masuk kau rupanya. “

Taehyung menoleh kearah asal suara tersebut yang ternyata suara temannya yang selalu bersamanya sejak kecil, Park Jimin.

  “ Aigoo… Sudah hampir 2 bulan aku baru masuk. “

  “ Apa lukamu sangat parah? “

Taehyung menggelengkan kepalanya pelan.

  “ Tak apa… “

Sana menghembuskan nafasnya lega ketika mendengar perkataan terakhir Taehyung kepada Jimin.

  “ Sana – ya! “

Sana , Taehyung , dan Jimin menoleh ke asal suara yang memanggil nama Sana.


                                     

                                  • To Be Continue •

3 pemikiran pada “[BTS FF Freelance] Breathe – (Chapter 3)

Leave a Review