[Vignette] End of Pain

End of Pain - snqlxoals818

End of Pain

.

BTS’s Kim Namjoon, OC’s Jung Claire, and iKON’S Kim Jinhwan | soulmate!AU, friendship, slight!sad | vignette 1.096 words | Teen

.

inspired by silentpeaches’ Soulmate AU Story Ideas on tumblr

.

another series of Bangtan Soulmate AU

End of Countdown | End of Silence | End of Monochrome | End of Wait

.

Ini adalah kisah bagaimana duniaku berakhir untuk mengawali dunia kami yang baru.

.

.

Mungkin Claire melihat sosok Kim Namjoon sebagai lelaki yang suka bertingkah konyol dan sering mengiriminya foto dengan pose paling aneh hanya untuk membuatnya tertawa. Kim Namjoon juga selalu menggoda Claire dengan kalimat rayuan paling murahan hingga berujung pada ‘penyiksaan’ kecil yang diberikan si gadis Jung. Meski begitu, semenjak dia mengenal Namjoon, kata bosan seakan tercoret dari kamus hidupnya. Karena Namjoon, sahabat yang telah dikenalnya sejak sekolah menengah, selalu penuh kejutan.

Pernah suatu malam, saat jam menunjuk angka sepuluh dan Claire baru saja membungkus tubuhnya dengan selimut, dering ponselnya terdengar. Namjoon yang menelepon. Claire membuka percakapan dengan omelan panjang dan Namjoon hanya terkekeh di seberang sana.

“…jadi kenapa kau mengganggu waktu tidur cantikku, huh?”

Coba kau keluar. Langitnya penuh bintang.” Namjoon tahu gadis itu pasti langsung memutar bola matanya, tapi dia hanya tersenyum dan melanjutkan, “Keluar dulu. Kau pasti suka.”

Meski kesal dan mengantuk, Claire menurut juga. Setelah menutup rapat-rapat hoodie yang dikenakannya, sebelah tangan menggenggam ponsel yang masih tersambung dengan Namjoon, Claire berjalan menuju balkon kamarnya. Mendongak, dia tak menemukan satu pun titik terang di langit gelap sana. Namun, belum sempat kata umpatan terkuar dari bibirnya, letupan kecil terdengar. Cahaya menyilaukan dan berwarna-warni kini menghiasi langit dan Claire benar-benar suka.

“Namjoon-a….”

Selamat jadi mahasiswi baru, Nona Jung.”

Dan Kim Namjoon ada di sana. Berdiri di halaman belakang rumah keluarga Jung, berikan cengiran lebar yang membuat lesung di pipinya kentara, dan kembali menyalakan lagi kembang api yang ia bawa.

“Kau akan membangunkan Kak Ilhoon dan Chanwoo, Joon.”

Tidak peduli.” Namjoon menjulurkan lidah. Dia mengedikkan dagu ke arah pagar. “Kakiku panjang. Aku bisa memanjat dan lari cepat.”

Lagi-lagi Claire memutar bola matanya. Tapi mengulas senyum lebar ketika Namjoon menunjuk kotak berisi kue dan termos kecil berisi teh chamomile hangat kesukaan Claire. Mereka duduk beralas kain piknik, menyantap kudapan yang ada dan mengobrol sepanjang malam.

Yang Claire ingat, sebelum Namjoon berpamitan pulang, dia berjanji akan menjemput gadis itu besok pagi. Claire menunggunya dan Namjoon tidak datang pun memberi kabar. Claire masih menunggunya meski hari telah berganti bulan dan empat tahun berlalu dengan cepatnya. Menghilangnya Kim Namjoon merupakan kejutan terbesar yang Claire cap selama mereka bersahabat.

Gadis Jung itu tak lagi peduli. Namjoon mungkin terisap lubang hitam saat di perjalanan dan terdampar di planet penuh bebek berwarna kuning dan menjadi raja di sana. Ya, biar saja begitu. Dia pantas jadi raja bebek, omong-omong.

Tapi Kim Namjoon kembali di musim semi. Tidak ada mahkota berlambang bebek di kepalanya, itu berarti Namjoon bukan raja bebek. Dia membawa gelar sarjana sebagai gantinya. Namjoon sengaja tak memberitahu sahabatnya tentang rencananya kuliah di luar negeri. Dia pikir, merahasiakannya dari Claire keputusan yang tepat. Tapi nyatanya tidak. Dia melewatkan banyak hal. Bahkan setelah dia kembali, rencananya mengajak Claire ke taman bermain sebagai permohonan maaf, tak bisa mereka lakukan.

Karena alih-alih dirinya, kali ini, giliran Claire yang memberinya sebuah kejutan.

Perlu dicatat, seingatnya, Kim Namjoon tak pernah merasakan sakit. Tidak sampai dia melihat gadis itu terbaring di sana. Mata terpejam, wajah pucat, dan semua keceriaan darinya seakan hilang tanpa bekas. Ya, Namjoon sedang menjabarkan bagaimana dia melihat sahabatnya sekarang. Jung Claire tertidur, ada selang infus yang menancap di pergelangan tangan kirinya, dan monitor pendeteksi detak jantung di sebelah kanan.

Wah, kejutan yang luar biasa. Terima kasih, Claire,” ujar Namjoon sarkastis. Suaranya bergetar dan sekeras mungkin dia menahan untuk tidak menangis.

.

Claire Nuna kecelakaan. Tiga minggu yang lalu. Dia koma.”

.

Namjoon berkunjung setiap hari. Menyesap teh chamomile dari termos kecil yang dia bawa sembari membacakan sebuah cerita untuk Claire. Atau hanya sekadar duduk di samping gadis itu dan menulis lirik lagu.

Menyebalkan. Namjoon kadang berpikir begitu. Dia lebih memilih Claire memukul kepalanya saat mendengar kalimat rayuan Namjoon atau berceloteh heboh tentang bagaimana teman di media sosialnya menyebalkan setengah mati; daripada Claire yang diam seperti sekarang. Lima hari berlalu, lima hari Namjoon selalu menemani sahabatnya, tapi tidak ada perubahan yang signifikan sama sekali. Claire masih terbaring, denyut jantungnya bahkan melemah.

Dan Kim Namjoon cukup pintar untuk menyimpulkan sebuah hipotesa. Bahwa dia bukanlah belahan jiwa seorang Jung Claire. Keberadaan Namjoon di sisinya tidak bisa menyembuhkan Claire. Tidak seperti sebagaimana tugas seorang soulmate yang bisa membawa pergi rasa sakit pasangan mereka.

“Lalu, siapa—”

“Jinhwan Hyung.” Jung Chanwoo, yang baru saja datang, lantas menunjuk sebuah gantungan kunci berbentuk anak ayam yang tergeletak di atas nakas. “Jinhwan Hyung yang memberikan. Mereka sudah berpacaran selama dua tahun.”

“Di mana dia sekarang?”

“Paris.”

Mungkin, Kim Namjoon kadang bertingkah konyol, namun keputusan yang dia ambil sekarang bukan sekadar tingkah konyol semata. Pergi ke Paris, menjemput seorang Kim Jinhwan, dan mengurus masalah visanya hingga lelaki itu—yang bahkan belum dikenalnya sama sekali (kecuali fakta bahwa lelaki itu adalah pacar sahabatnya)—tak bisa kembali ke Korea; bukan termasuk keputusan yang salah, kan? Lagi pula, ini demi kesembuhan Claire. Dan Namjoon rela melakukan apa pun untuk sahabatnya. Termasuk menerima kenyataan bahwa Claire ditakdirkan bukan untuknya.

“Kau tidak ikut ke rumah sakit?”

Namjoon menggeleng pelan. Setibanya mereka di bandara, Namjoon langsung menyuruh Jinhwan masuk ke dalam mobilnya. “Aku menyusul. Ada urusan sebentar di suatu tempat,” katanya sebelum menutup pintu. “Oh, ada kotak merah besar di dalam dasbor. Tolong berikan itu pada Claire.” Bisa saja Namjoon memberikan hadiah itu secara langsung, nanti. Tapi entah kenapa, rasanya dia harus menitipkan itu pada Jinhwan.

“Baiklah.” Jinhwan bersiap menyalakan kemudi. Menoleh, dia mendapati lelaki yang lebih tinggi darinya itu masih berdiri menatap ke arahnya. “Terima kasih atas bantuanmu, Namjoon-ssi.”

Ey, santai saja, Bung,” ujar Namjoon sembari terkekeh menggaruk tengkuknya. “Cepat pergilah. Claire sudah terlalu lama menunggumu.”

Beri satu anggukkan, Jinhwan lekas melajukan mobil hitam milik Namjoon. Tanpa tahu kalau itu adalah pertemuan terakhir dengan sahabat kekasihnya.

Karena nyatanya, Kim Namjoon tidak menyusul ke rumah sakit. Lima menit setelah Jinhwan melintasi jalan bebas hambatan, terjadi kecelakaan beruntun di belakangnya. Tubuh Namjoon terimpit kursi bus dan dia terlambat diselamatkan karena ledakan besar lebih dulu merenggut nyawanya.

Di sisi lain, Jinhwan selamat sampai di rumah sakit. Lebih kurang dua jam duduk di samping sang gadis dan memegang tangannya, Claire membuka matanya. Kedatangan Jinhwan berhasil membawa rasa sakit Jung Claire pergi. Dan butuh waktu hingga esok hari bagi Jinhwan untuk memberitahu tentang kematian Namjoon pada Claire.

Wajah dipenuhi air mata, Claire terduduk lemas di samping pusara sahabatnya. Empat tahun terpisah tanpa kabar, Kim Namjoon kembali tanpa dia sempat bersitatap atau berucap kata apa pun. Kini, tak ada lagi lelaki konyol yang menghibur si gadis Jung, pun mengganggu hanya untuk menarik perhatiannya. Claire hanya bisa melihat sahabatnya yang tersenyum dari selembar foto. Ada kotak berisi selusin kembang api yang diberikan Jinhwan sebagai titipan dari Namjoon dan secarik kertas bertuliskan….

.

.

Nyalakan satu agar aku tahu bahwa kau merindukanku, Claire.”

.

.

fin.


Oke… ini bablas banget sampe vignette /.\ dan maaf juga akhirnya… (agak) sedih….

Oh, khusus yang punya OC… gimana fic ManRi-nya? 😀 *buruburukabur*

Yess, tinggal dua fic soulmate!au lagi~ Terima kasih yang sudah setia ngikutin sampe sini dan tetap ikutin sampe series ini berakhir ya~ *tebar ketjup dari bias masing-masing* XD

Satu lagi (maaf numpang promo) bagi yang berkenan, silakan berkunjung ke rumahku di Notreland. Lagi ada event kecil-kecilan 😀

.

yeni

12 pemikiran pada “[Vignette] End of Pain

  1. Kemarin udah sih ya yang bikin cengar cengir kaya lagi nyicipin gula
    Nah ini…
    Akhirnya balik lagi yang sedih sedih ㅠㅠ
    Awalnya udah bikin senyam-senyum sih, tapi pas Namjoon pergi ga bilang-bilang ke Claire udah punya firasat
    Claire bukan soulmate Namjoon dan bahkan dia belum ketemu soulmate-nya 😥
    sedih sekali… TT

    Wah, udah lima aja ya kak?
    Berarti tinggak Jin dan ..

    … Jungkook! ><

    Suka

  2. AAAKKKKK namjoon kenapa ini kenapa nasibnya sama kek jimin T-T

    Sedih banget lah ini kakyen T-T eh tapi ada jinhwan >< (tbh aku baca ini h-beberapa jam sebelum ujian…..)

    Suka

  3. Oke kayen aku akhirnya beneran nulis komen yaa emang kayanya ngga sah kalo belom komen ya meskipun kayen udah tau sebagian besar komenku bakal jd kaya apa /pfft/

    Ambyar adalah saat kleri buka kotak yg dikasi manjun……………….ambyar seambyar-ambyarnya adalah saat baca pesan dr manjun lalu kleri pen nyusul dia buat balik trus keplakin dia sepuasnya abisan dia bego /krik/
    Lalu ini jungcanunya so kiyowooo masaa huhuhuhu. Mbuuulll kamu aja deh bul yg jadi soulmate kakak buull biar gaada yg tersakiti antara jinani sama manjun :((( IH KAYEN SIH ABISNYA GA BILANG KALO BAKAL SEDIH KAN AKU GA SIAP SIAAAP HUHUHUHU AKU NANGIS LAGI NIIH /pulang sana ris/

    Iyaa udah manri-nya sukses kok kayen-nim sukses sekali aku baca bolak balik pun tetep nangis kan anjir :”)) udah gitu aja lah sebelum aku curhat kepanjangan di sini. Bhay kayen bhaaaaayyy makasih buat kebaperannyaaaaa /peluk kimjinan/ ❤

    Suka

  4. Yuhuuuuu masternim…. #teamManRi hereee ((tabuh panci))

    Aku udah dispoilerin ini kapan hari sama kleri, sepenggal doang sih, hik
    Tapi aku gak tau bakal sad ending gini kaaak…baper subuh2 astaga ini gatau baik apa engga buat kesehatanku (giles)
    tbh kakyen, aku pengin keplakin namjun….saat aku nungguin soulmate au malah dia lagi yg muncul…njirr kim namjun lu kan udah dapet bagian kemarin rakus aah ((keplakin kleri)) tapi tapi tapi manri greget kalo nggak ditulis, ya kan kaaak, wkwkwkw. aifilyuuu(?)

    #teammanri2016
    #jayalahmanriku(?)

    Suka

  5. Kayen astagaaaa, gaboong ini feelnya dapet banget astagaa bikin nyesek kaya diphpin doi astaga dragon

    Kaget banget ditinggal namjun aaa kayen mah ini fic sediamat nyesek pas ternyata namjun bukan soulmatenya

    Baper ah baper baper saya tandai kamu kayen

    Suka

  6. ….
    /tak bsa berkata apa2 lagi/ (lg kesel, komen panjang2 ga kekirim–“)

    (akhirnya bisa komen juga)

    Sukses kak, ini sedih pake begete.. Harusnya Namjoon ketemu sma soulmate-nya dulu, bukannya mati di tengah jalan /plak/
    Awal baca pengennya nyabut nama Jinan dari daftar cast /waks/ Soalnya dah tahu pan Claire kapelnya Jinan /bhaq/ Entar pasti kesian si Namjoon..
    Duheh ku terharu sma perjuangan Namjoon T.T Harusnya ia ketemu dulu sma soulmate-nya aka Claire.. Enggak.. Dia ga boleh mati dulu kak.. Huweee 😭 (nangis kejer di pojokan)
    Padahal awalnya dah seneng2 gt tapi endingnya.. Ah yesungdahlah. -,-

    Niceu fic, kak Yeni… Mangats nulis lagi dua seriesnya kak! Fighting!

    Suka

  7. namjun-ah, mending balikan lagi yuk? yuk sini sama acu aja ayuklah, yukkk, wae baper gini wae? 😥

    atuhlah mbakler kenapa musti kudu koma disaat manjun gelar sarjana, kan niatnya pengen songong2an dngan gelar sarjananya. atuhlah knpa gak ditunda dulu komanya, malah sadar ditemuin jinan, kek putri tidur, bhak..

    sini tak bunuh kamu mbakler, biar kalian bisa maen kembang api bareng di alam tenang sana, kebetulan bentar lagi puasa, biar Jinan maen kembang api sendiri aja ntar gpp, jinan udah gede juga, meskipun sejatinya gak tinggi-tinggi.

    aku baper, hueeee, nyesek banget endingnya, huhuhuhuhu, liat piku manjun senyum, perih, nyelekit, galo, pfft,

    bhay masternim, bhay, kick ke spam aja komenannya kalo ngeganggu,

    /sungkem/

    *ngilang/

    Suka

  8. Hallo… aku diah ((datengdateng ngajak kenalan)) ((plak))

    Wahai masternim Yeni…tolong ini manri story nya di kondisikan…ini ga sehat banget buat mata…bahkan ditengahtengah aku udah sesegukkan…hiks tolong ini aku pengen banget peluk Namjoon… tolong tanggung jawab… hiks

    Tolong mba kleir itu sahabatnya di temenin di alam sana…kasiaaaaaaaaannnn ((buruburu bunur kleri)) ((salah))

    Ini hikin baper fix…. ((lalu nangis dipojokan))

    Bhay </3 TT.TT

    Suka

Leave a Review