[BTS FESTA] Jenuh

IMG_20160612_172741

Jenuh

a story by feyrefly

[BTS’s] Min Yoongi and You

PG-17 (tolong yang usianya di bawah 17 tahun minggir dulu) • Vignette (±1200w) • Marriage Life, Hurt/Comfort, Psychology.

.

Based on prompt;

“Aku menyerah. Mencintaimu butuh perjuangan.” — LittleRabbit.

.

.

 

Ekor mataku memicing saat menemukan sosok Yoongi terbaring di sofa dengan kemeja yang nyaris tak terkancing. Ikat pinggangnya tercecer di lantai, aku bahkan menemukan sesuatu yang tak seharusnya kutemukan dari saku seorang lelaki yang semalam tak pulang ke rumah sang istri. Entah ia melakukannya dengan siapa lagi, aku tak habis pikir.

Yoongi mengulat saat aku menyentuh wajahnya, kupastikan mataku tak salah mengenali tanda keunguan di sekitar lehernya. Senyumku menukik tajam, biar kutebak, semalam ia pasti pulang ke apartemen sekretaris cantiknya. Ku kulum tawa sinis saat ia terbangun dan menyunggingkan senyum manis.

“Sudah bangun?” tanyaku halus. Kuusap surai abu-abunya lembut. Yoongi tertawa kikuk, lantas menarikku dalam rengkuh.

“Maaf aku tidak pulang semalam,” Sengaja ia menempelkan ujung runcing hidungnya ke sekitar tengkukku. Hah, aku mendulang napas. Lagi-lagi aku hanya mampu mengiyakan setiap frasa yang terkuar dari bibir tipisnya. “Iya.”, “Tak apa.”, “Baiklah.” padanan kata-kataku hanya berotasi pada itu, bahkan mungkin Yoongi bosan mendengar ucapanku. Aku memang tak bisa berbuat apa-apa selain mengamini setiap fakta yang ia dustakan dengan embusan napas pasrah—seakan menahan bongkahan batu di dadaku tanpa bisa mengeluarkannya atau membantingnya hingga lebur. Begitu pula dengan Yoongi, ia tak bisa berbuat apa-apa selain mencacatkan janji setia yang pernah kami ucapkan dengan kebiasaannya bermain wanita.

Ingin sekali rasanya aku menampar, memukul, bahkan membunuh Min Yoongi. Tapi yang bisa kulakukan berbeda seratus delapan puluh derajat dengan apa yang kuinginkan. Berpura-pura menjadi istri yang baik, bertingkah seolah aku awam dengan apa yang dilakukannya dengan wanita lain, dan melakukan seribu kebodohan dengan dalih idiot yang selalu ingin kutepati; janji suci pernikahan kami.

-o-

Jika kau tanya apakah aku mencintainya? Tegas bibirku mengatakan iya. Namun jika kau melempar pertanyaan itu pada Yoongi, kuharap kau tidak akan tersedak salivamu sendiri saat ia berkata mungkin. Butuh dua tahun lebih untukku membuatnya jatuh cinta, tapi hanya sia-sia yang kudapati karena ia terlanjur memejamkan mata. Ku katakan padamu, mungkin dia khilaf saat menikahiku.

“Sayang, kamu kok nggak masak?” Yoongi menerobos dapur saat aku sedang mencuci piring—bekas acara makan kesepian yang kulakukan tadi malam. Aku menjawab pertanyaannya dengan kebisuan, membiarkan senyap menelan setiap perkataan yang keluar dari mulutnya.

Aku tidak punya racun yang bisa kububuhkan dalam makananmu, batinku tersedu. Baru saja hendak melontar kata—kau tahu, aku tak pernah bisa mengabaikannya—decak suaranya keburu mencumbu telinga.

“Kamu tuh ya, gimana suami bisa betah di rumah kalau istrinya nggak pernah melayani?!”

Sekekeh tawaku nyaris tersembur, sayangnya ia terlanjur melangkah keluar dapur. Aku mendecak, tersenyum kecil mendengar ucapannya barusan. Bagaimana aku mau melayani suami jika suaminya tidak pernah betah di rumah?

Rentang waktu lima menit, ia kembali memasuki dapur dengan setelan kemejanya. Ku pikir ia akan berkamuflase seperti biasa—mengatakan bahwa ia akan bekerja padahal aku menemukannya keluar dari motel murah di pinggiran kota—namun ucapannya pagi itu membuatku terkesan.

“Bersiaplah, ayo sarapan di luar.” Ku tatap tepat di iris matanya saat ia berkata demikian dan anehnya, aku tak menemukan keanehan. Aku mengangguk, selang lima belas menit kemudian kami sudah dalam perjalanan. Harapanku kala itu hanya satu; semoga ia tidak berpikiran untuk membuangku ke tengah hutan.

-o-

Aku mungkin patut bersyukur saat mobil Yoongi berbelok ke pelataran rumah kami, setidaknya ketakutanku tidak terbukti. Yoongi baru saja mentraktirku sarapan di sebuah restoran berbintang, ia juga mengajakku berbincang layaknya sebuah keluarga yang normal. Sejatinya, saat kulihat beberapa pengunjung bahkan para pelayan memicing iri pada hubungan kami—display wajah Yoongi terlalu tampan untuk disebut bajingan, harap catat—aku tengah tertawa keras di dalam hati. Mereka salah sangka, pernikahan kami tak sebahagia itu untuk bisa dicemburui.

Dan inilah yang kubenci dari seorang Min Yoongi, ia pemain kelas ulung. Detik ini ia bisa menjadikanku satu-satunya wanita paling beruntung sedunia, mikrodetik berikutnya ia bisa menjadikanku wanita paling hina.

“Aku pergi dulu, ada pekerjaan mendadak yang harus kuselesaikan.” Kemeja putihnya sudah dibalut jas hitam yang membuatnya semakin rupawan. Ia menandaskan satu kecup di puncak rambut, sesuatu yang selalu mampu membuatku terluluh.

“Yoongi-a,” Ku tahan langkahnya dengan sebuah panggilan. Ia menoleh, menyurukkan senyum segaris yang amat manis.

“Ya?”

Ku akui aku cukup berani saat menanyakan pertanyaan ini; “Malam ini kau pulang kemana?”

Yoongi lagi-lagi menaikkan tepi bibirnya. Seraya menguntai langkah ia menjawab samar-samar, namun tetap mampu kudengar. “Kemana pun, asalkan tidak ke rumah ini.”

Setelah mobilnya hilang ditelan jarak, aku terduduk lemah dengan hati yang retak.

-o-

Yoongi benar-benar tidak pulang dan aku, dengan bodohnya, masih menanti presensinya di sofa ruang keluarga. Sebotol soju ludes kutenggak, masih ada puluhan botol lagi yang tersisa di laci kabinet dapur. Aku harus berterimakasih pada botol-botol soju itu, karena berkat mereka aku bisa sejenak menjauh dari hidup.

Aku menertawaiku diriku sendiri sembari membiarkan tetesan airmata mengaliri pipi. Menertawai betapa beruntungnya wanita-wanita yang pernah dijamah Yoongi, sedangkan aku yang berstatus sebagai istri hanya mampu menyentuhnya dalam mimpi. Tubuhku merebah di atas sofa, membiarkan pendaran neon ruang keluarga menyilaukan mata. Masih seraya tertawa-tawa, merasakan betapa malunya aku terhadap semesta.

Dulu dia mencintaiku, ya, dulu. Sebelum sesuatu yang disebut jenuh itu datang mengungkung.

Begitu ajaibnya sebutir kata bosan mampu mengacaukan kehidupan keluarga kami yang sebelumnya harmonis. Yoongi yang dulu tak seperti itu, Yoongi yang dulu masih mencintaiku. Remang cahaya lampu menampar mataku yang terpejam, perlahan siluet-siluet sosok Yoongi hadir dalam pejaman. Ia tak sendirian dalam siluet itu, ada sebentuk perempuan yang menggelendot manja di lengannya. Tidak hanya satu, ada dua, tiga, bahkan aku tak sanggup menghitungnya. Aku mencoba menarik Yoongi keluar dari jerat wanita-wanita itu, namun Yoongi melepas pegangan tanganku.

Aku segera membuka mata dan menandaskan sebotol soju dalam serangkaian tegukan. Rasa panas segera menjalar ke seluruh tubuh, memotivasiku untuk bergerak ke arah dapur. Bibirku merapal bisikan; pisau, pisau, pisau.

Begitu logam tajam itu berada di genggaman, bibirku tergoda untuk mencumbunya. Kilatan dari ujungnya yang tajam mengingatkanku pada bibir Yoongi, maka kukecup ujungnya hingga menggoreskan darah. Aku mencecap bibirku sendiri, merasakan sensasi amis berpadu dengan manis-sepah yang soju tinggalkan di bibir. Tanpa diduga, aku menyukainya dan berharap lebih. Tanpa berpikir panjang, kugores lenganku dengan sayatan panjang. Ku hidu sensasi yang menguar dengan ringis perih yang luar biasa.

Sebelum pening mengambil alih kesadaran, aku melihat sekilas bayangan mendekat. Kupikir aku mengigau saat melihat Yoongi berlutut di depanku yang meringkuk di lantai. Ia membuang pisau kesayanganku menjauh, lantas menyesap darah di bibirku dengan bibirnya.

“Kenapa kau melakukannya, hah?!” Desah napasnya membuat sesuatu terasa runtuh dalam benakku. Ini Yoongi-ku yang dulu, Yoongi-ku yang belum bersemuka dengan jenuh.

“Aku menyerah. Mencintaimu butuh perjuangan.”

Ia mengangkat tubuhku dan membaringkanku dalam kungkungan rindu. Jemarinya bergerilya di setiap sayatan lenganku; mengusapkan sesuatu yang membuatnya benar-benar terasa ngilu. Lagi-lagi aku meringis, dan Yoongi menghujani dengan banyak kecupan kecil di sekitar dahi. “Kalau begitu jangan berjuang sendirian.”

Lekas ia memenjarakanku dalam rasa kejut malam itu. Ia bisa datang tanpa diduga; bisa menjadi pria paling penyayang di jagad raya atau bisa juga menjadi pria paling tega di alam semesta. Namun di saat aku terkurung dalam rengkuhnya, kuanggap dia benar-benar telah berubah. Ilusi ataupun realita, kusyukuri hadirnya dalam gulita malam itu sebagai bukti manusia dapat berubah kapan saja. Yoongi adalah satu dari sekian banyak manusia yang paling kucintai dan kubenci dalam satu arti. Peluknya berulang kali membuatku berterimakasih, karena setidaknya, malam ini aku tak perlu bunuh diri ataupun membunuh Min Yoongi.

 

—fin.

 

  1. AKU NULIS APAAN INI, HAH? SESEORANG TOLONG KEMBALIKAN FEY KE JALAN YANG BENARㅠㅠ
  2. Hanifa sorry, promptnya jadi ancurㅠㅠ
  3. Ide cerita bersumber dari cerpen berjudul “Monolog” yang aku lupa pernah baca di mana dan siapa pengarangnya huhu siapapun yang tau tolong hubungi aku.

56 pemikiran pada “[BTS FESTA] Jenuh

  1. kak, aku baca ff ini udah baper duluan dahhh. yoongi di ffnya ganteng tapi somplak huhuhu. Cerita dan alurnya bagus dan habis baca ini aku langsung bayangin gimana kalo aku jadi istri’nya’ hehehe….

    Suka

  2. eonniii ini seru bgt gatau kenapa castnya suga oppa cocok banget hehe mianhae>.< ditunggu ff selanjutnta yang genre ini. yg chaptered hopefully hehe gomawoyoo

    Suka

  3. KAK FEY. TOLONG. INI APA. AKU. BAPER. TOLONG. KENAPA. YOONGI. BEGITU. EMANG. DASAR. MANUSIA BAJINGAN. TOLONG. DD SESEK NAPAS.

    MENCINTAIMU BUTUH PERJUANGAN. DAN KAU YANG MENCINTAIKU ATAU TIDAK, ADALAH SEBUAH MISTERI/????

    Disukai oleh 1 orang

  4. Selalu suka kalau maincastnya yoongi dan dia dingin tapi perhatian gitu… yonggi-ya kamu jangan bosen gitu, aku sedih bacanya.. untung ceweknya ga bunuh lu bang..

    Disukai oleh 1 orang

  5. pertama tau yoongi kayak gitu kok sakit ya:’v, tapi pas terakhir -akhir nya dia malah manis gitu.

    jadi bingung mau nampar yoongi atau engga:( /di tendang/

    good job thor!!^^

    Disukai oleh 1 orang

  6. Senpai..
    Senpai..
    Senpai..
    Sedari tadi cuman itu yang aku sebut selama baca tulisan kakfey. Merod duluan. Ini diksinya ganahan bikin gregetan pengen diapain gitu. Keren. Cuman itu yang bisa ditulis, mau ngeritik juga ngeritik apa toh aku masih dibawah kakak tulisannya. But seriously, i can’t stop to says “THIS IS COOL, MAN!” /nangisguling-gulingㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠ

    Suka

  7. Astaghfirullah…. Mbak fey, ku harus komentar apa…. /Niatannya mau ngumpat tapi masih puasa. Nanti aja habis lebaran aku ngumpat disini /g / Feelnya masuk banget aduh, apalagi scene terakhir T-T /kunangis bawang dulu/

    Disukai oleh 1 orang

  8. Bisnis baru di 2016!!!

    🔺 MODAL :
    1) 400rb
    2) Gadget (BB/Android/IOS)
    3) Kuota
    4) Social Media

    🔺 CARA KERJA :
    Transfer 👉 Kirim File via email 👉 Join Group 👉 Promosi 👉 Order 👉 COPY-PASTE 👉 Sukses jadi Pejuang 50jt 👏

    👊 Ingat! Modal cuma sekali seumur hidup!! hasil yang kamu dapatkan 100% buat kamu. kamu cuma modal 400rb untuk selamanya.
    ❌ No Rekrut
    ❌ No Tutup Point
    ❌ No money game
    ❌ No MLM
    ❌ No Ribet
    ✔ Kerja simple
    ✔ Gak nguras waktu dan tenaga,
    ✔ Bisa dilakuin dimanapun, kapanpun dan oleh siapapun,
    ✔ Modal dikluarkan cuma sekali bisa dapet untung berkali-kali lipat,
    ✔ Berpeluang dapet ratusan hingga jutaan tiap harinya,

    Mau ? langsung chat aja yaa 😇
    Id http://line.me/ti/p/%40lgs4388i

    Suka

  9. Fey, itu owner promptnya belum cukup umur buat baca kali ya 😂😂 Demiapa aku mau nangis Mas Yoongi kok gitu amat sih tp aku sukak banget ini Yoongi match banget sama karakternya yaampun ingin berkata kasar /kav 😂😂😂😂😂 goodjob feeey goodjob! 😘😘

    Disukai oleh 1 orang

  10. fey……apa ini? Kamu ga cukup aku kasi menu buka puasa semanis xuming dan se hot taehyung……..?

    Kamu….nistain yoongi ㅠㅠ dan ekekeke ini bisa kali di lanjutin gitu si aku udh pasrah banget sama yoongi terus dia bunuh yoongi habis itu nyusulin (oksip ini drama)

    Wk wk wk apa aku aja yang ngeri sendiri waktu si aku ngelukain bibirnya trus yoongi…..ya gitu……. XD

    Lain kali bikin fic nistain jin aja fey, aku rela, sungguh! Kali ini, detik ini, aku sudah rela! (Korban rumor)(tampar aku sekarang)

    Disukai oleh 1 orang

    • Ya gegara kamu kasih menu buka puasa laknat itu ji aku jadi kayak gini huuu tanggung jawab😭

      Terus yungi… ya gitu…. (sik aku ngakak) yungi kenapa sih uwuwu salah mulu nih yungi :3

      Jin dancenya udah bagus loh… (uhuk)

      Suka

  11. Kenapa harus ngelukain diri sendiri? Ya, berharap dia ngapain Yoongi sama ‘mantan2-nya’ dulu gitu baru nusuk diri sendiri. Kan lumayan masuk neraka dia ada teman(?)

    Disukai oleh 1 orang

  12. gue udah sembilan belas taun bolehlah baca yg beginian wkwkkwk 😀 /oiya, bilang ke istrinya yungi, daripada maen piso buat sayat-sayatin lengan, mending pisonya dipake buat rumah-rumahan sama nau… yunginya diajaklah sekalian ^^ biar rame

    Disukai oleh 1 orang

      • Jadi…. lo nyuruh gue bangun rumah tangga sama siapa, nih? ((plis, gue belom siap -__-)) /tapi kalo kandidatnya macem greyson, sih, ayoookk 😍/ nau ngapain nau?! sekolah yg bner dulu baru kerja, trus jodoh yg nyari lo, bukan lo yg nyari jodoh wkwkwkk 😁

        Suka

Tinggalkan Balasan ke LittleRabbit Batalkan balasan