[BTS FESTA] Klandestin

klandestin cover

Klandestin

an oneshot by bananakakao

starring Kim Taehyung and Adora Kim (OC)

this is angst with 1454 words

based on prompt by tiarachikmamu and some ideas from my fellas

e n j o y

.

.

.

klandestin/klan·des·tin/ adv : secara rahasia; secara gelap; secara diam-diam.

.

.

.

Deburan angin menerbangkan poster-poster kusam di halte nomor 9. Mentari sudah bersembunyi di balik gumpalan kapas. Langit mulai dipopulasi oleh kilat, yang siap untuk menghajar siapa pun yang menerjangnya. Balita hingga lansia berlari kocar-kacir, mencari benteng untuk melindungi mereka dari cuaca ekstrim saat ini. Tak lama kemudian, tumpahlah semua tangisan sang dewa.Rinai hujan mengalir di pipa-pipa, menyapa dedaunan yang meliuk-liuk tak tentu arah, kemudian menyerap hingga ke tanah. Apa yang dibacakan oleh pembawa berita cuaca kemarin malam terbukti benar. Ramalannya tepat sasaran. Hujan badai menyerang seluruh sudut Tokyo tepat pukul 10 tadi pagi.

Ganas.

Kata itulah yang sekiranya tepat untuk menggambarkan keadaan saat ini. Semua hibrida itu sibuk menghangatkan diri dibalik jaket tipis mereka. Sebagian memejamkan maniknya, sementara doa-doa mengalir dari tiap rapalannya. Sebagian lagi sibuk mondar-mandir bak setrika, sesekali melihat ke arah arloji mereka, menghitung sudah berapa abad mereka terlambat untuk janji temu. Sedangkan sisanya memilih meringkukkan badan mereka dalam nyamannya kedai kopi yang bertebaran di sepanjang jalanan. Tidak ada yang berani keluar. Jangankan keluar, sekedar menengok pun takut.

Wanita berparas ayu itu menggulung badannya dibalik selimutnya yang tebal. Berusaha menghalau setiap dingin yang menerpa. Dingin yang menusuk itu membawanya pada fantasi di masa lampau, dimana ia berharap akan sesosok pangeran berkuda putih yang datang dan memeluknya, menghangatkan tubuh langsing semampainya.

Tuhan seolah mengerti isi kalbunya. Hatinya carut marut, kusut tak terusut. Impiannya hanya mimpi di siang bolong. Tak akan mungkin lelaki pujaannya itu akan memeluknya sekarang.

Karena seperti apa yang lelaki itu katakan kala mereka terakhir kali bersua,

“Sejatinya kita tidak pernah kehilangan, kamu kira kita saling memiliki?”

***

Taehyung enggan membuka payung hitamnya. Padahal, cuaca Tokyo sedang tidak bersahabat. Ia malah membiarkan rinai-rinai itu turun membasahi tubuhnya. Mengaliri setiap sudut dari wajahnya, namun tetap tidak mengurangi ketampanannya sedikit pun. Buktinya, para wanita-wanita masih saja setia berteriak setiap kali tungkainya melangkah, melewati seluruh penjuru kampus.

Ia terdiam saat langkahannya mengarah ke sudut terpencil di kampusnya. Ia teringat kala terakhir ia dan wanita itu terjebak dalam hujan.

“Taehyung,” sahut sang wanita. Kala itu mereka sedang berhimpit dalam sebuah halte tua di sudut kampus, saling mengahangatkan sembari menunggu bus datang.

“Ya Adora? Ada apa?”

“Kau tahu, aku selalu ingin jadi hujan,”

“Mengapa?”

“Karena, tidak ada yang pernah menolak datangnya hujan, sekalipun mereka menolak, mereka tak bisa berbuat apa-apa agar terhindar dari setiap rintik yang turun,”

Dan wanita itu memang benar, Taehyung tidak dapat menolak datangnya hujan, datangnya kenangan akan wanita yang merasuki pikirannya, Adora.

***

Adora masih setia di atas ranjangnya. Tangan ringkihnya menarik sebuah kotak di atas meja rias. Seiring dengan lantunan yang mengalir dari orgel tuanya, otaknya kembali pada memori di masa lalu.

Memori dimana ia sedang dalam tingkat kebahagiaan tertinggi di hidupnya. Dimana nama yang selalu terpatri di benaknya adalah Taehyung.

Cinta pertamanya.

Adora menggenggam cone es krimnya erat-erat. Ia sudah membuang waktu 2 jam dari hidupnya demi sebuah Matcha Ice Cream yang baru saja diluncurkan di kedai es krim favoritnya hari ini, dan ia tidak mau semua itu sia-sia. Ia tak mau es krimnya jatuh ke tanah dan—

Oh, tidak. Es krimnya benar-benar mencium mulusnya aspal jalanan. Es krimnya benar-benar jatuh.

“Yak, kau keparat! Berani-beraninya kau menjatuhan es krimku! Teganya kau! Yak dasar keparat! Aku tidak akan bisa memakannya lagi! Kau pikir aku bisa dengan mudah membeli ini lagi, huh? Apa kau tidak tahu, 2 jam sudah kuhabiskan demi ini?Ah, dasar kau setan!” Adora terus meracau tanpa memperhatikan lelaki yang sekarang sedang tersenyum tipis mendengar racauannya.

Adora mengatur napasnya kembali. Ia terengah-engah akibat racauannya yang secepat Eminem itu.

“Sudah selesai meracaunya, cantik?” goda lelaki itu. Adora—yang masih terbawa emosi—menatap lamat-lamat lelaki di hadapannya kini. Benar saja, tak sedetik pun manik Adora berkedip.

Tampannya, batin Adora.

“Sudah selesai menatap wajahku, manis? Oh ayolah, aku tahu aku ini tampan, tapi jangan tatap wajahku seperti itu. Kau jadi bahan tontonan orang, tahu,” perkataan sang lelaki membuyarkan lamunannya.

“Eh, iya, apa tadi kau bilang?”

“Tidak-tidak apa-apa. Baiklah, aku minta maaf. Sebagai gantinya, akan kubelikan kau es krim yang baru, ayo!” ujar lelaki itu menarik tangan Adora. Sementara yang ditarik hanya pasrah saja.

Lumayan, aku ditraktir pria tampan hihihi, batinnya lagi.

Mereka terus saja berjalan sambil bergandengan tangan—lebih tepatnya sang lelaki yang menarik tangan sang wanita—hingga tiba-tiba lelaki itu berhenti.

“Eh, mengapa berhenti? Kedainya  masih jauh dari sini, tahu,”

“Tunggu dulu. Aku tidak bisa mengajakmu bila namamu saja aku tak tahu. Jadi siapa namamu?”

“Aku? Namaku Adora, Adora Kim,”

“Adora? Wah nama yang indah sekali, sungguh,”

“Dan kamu?”

“Aku Taehyung,”

Dan sejak itulah, mereka berdua tak terpisahkan.

***

Adora dan Taehyung sudah lama sekali bersama-sama. Mereka sudah saling mengenal satu sama lain. Tak heran, seperti apa yang pepatah bilang, jika wanita dan pria saling bersahabat, maka pasti salah satunya menyimpan perasaan.

Dan itulah yang sedang terjadi pada seorang Adora Kim.

Adora menyukai—tidak, maksudku mencintai—seorang aneh nan ajaib berstatus sahabatnya, Taehyung. Adora menyukai segala hal yang ada dalam diri pria itu, bahkan sampai ke kebiasaan-kebiasaan anehnya. Adora suka semua itu.

Adora suka bagaimana Taehyung selalu menyapanya kala fajar menyingsing, dan sebelum bulan terlelap. Adora suka bagaimana Taehyung selalu memanggilnya dengan sapaan ‘babe’. Adora suka bagaimana Taehyung selalu menggandeng tangannya kemana pun kedua sejoli itu melangkah. Adora suka bagaimana Taehyung selalu menyanyikan sebuah lagu sebelum ia tidur. Adora suka bagaimana Taehyung selalu mengajaknya mencari pengalaman-pengalaman baru dalam hidup mereka. Intinya, Adora suka semuanya. Adora ingin yang lebih dari itu.

Oleh karena itulah, pada hari itu, tepat 1000 hari sejak Taehyung menjatuhkan es krimnya, Adora memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya, cintanya.

Senyum mengembang di wajah manisnya. Dengan sebuah surat di tangan, ia sudah siap. Sudah cukup baginya untuk mengetahui segala hal tentang Taehyung. Sekarang, saatnya mereka bersama-sama, merajut jalinan kasih yang indah.

Namun satu hal kecil yang tidak ia ketahui adalah, yang akan ia terima itu menyakitkan.

Sebuah penolakan.

***

“Taehyung, bisa kita bertemu?” ujarnya malu-malu di telepon.

“Eh Adora, untuk apa?” jawab lelaki di seberang sambungan.

“Aku..aku ingin mengatakan sesuatu. Penting,”

“Sepenting itukah sampai harus saat ini juga?”

“Iya, penting sekali. Kumohon,”

“Baiklah, temui aku di taman, seperti biasa,”

Adora menutup sambungan teleponnya. Ia berjalan riang ke taman tempat mereka membuat janji. Janji untuk bersama, selamanya.

Raut muka bahagia Adora berubah tatkala ia menatap Taehyung. Taehyung tidak sendirian, melainkan bersama seorang wanita yang tak dikenalnya. Wajah mereka terlihat senang, apalagi ditambah dengan Taehyung yang mengelus-elus lembut surai hitam wanita tersebut. Pemadangan itu membuat Adora terbakar cemburu. Hatinya terkikis bak koral di lautan. Air matanya mulai merebak, dengan cepat ia menggerakkan tungkainya, berbelok ke arah yang berbeda.

“Eh, Adora, kau mau kemana? Hei, tunggu!” Taehyung yang menyadari kehadiran Adora lekas mengejarnya.

Namun terlambat, Adora sudah menghilang.

***

Malamnya, Adora dikejutkan dengan kehadiran Taehyung di apartemennya. Ia memang pernah memberi Taehyung kunci cadangan apartemennya, namun ia tak menyangka, lelaki itu masih menyimpannya.

“Adora, duduk,” titah Taehyung. Yang disuruh hanya menurut. Mau bagaimana lagi, semuanya harus diselesaikan sekarang.

“Kau ini kenapa? Mengapa tadi kau lari saat kupanggil?” tanya Taehyung. Adora hanya terdiam. Ia sudah terlanjur sakit hati.

“Adora Kim, jawab pertanyaannku. Apa sebenarnya yang ingin kau bicarakan tadi?”

Adora menarik napasnya dalam-dalam. Bagaimanapun akhirnya, ia harus sanggup.

“Aku..aku hanya ingin bilang, kalau aku..,” ujarnya ragu.

“Kalau kau apa?”

“KALAU AKU MENCINTAIMU, BODOH! DAN KAU MALAH BERSAMA WANITA LAIN!” pertahanan Adora sudah tidak terbendung.

“Kau..mencintaiku?”

“Ya! Dan kau juga sudah pernah berjanji akan selalu bersamaku! Mana janjimu itu Taehyung!” teriaknya tak karuan.

Taehyung syok melihat kelakuan sahabatnya ini. Ia tak menyangka, semua akan berakhir seperti ini.

“Kau tahu? Aku kehilanganmu Taehyung. AKU KEHILANGANMU KARENA WANITA KEPARAT ITU!” emosi Adora menyala, senyala api. Tak ada yang bisa menghentikan kemarahannya saat ini.

“SUDAH CUKUP. DIAM KAU, ADORA!” Taehyung balas membentak. Ia tak tahan dimarahi terus seperti ini.

“Asal kau tahu, Adora. Sejatinya, kita tidak pernah kehilangan, kamu kira kita saling memiliki?” lanjutnya lagi. Sontak, perkataan itu membuat Adora terkejut. Ia merasa seperti dijatuhkan ke dalam jurang neraka.

Sekejap setelah itu, Taehyung pergi, selamanya dari hidup Adora. Meninggalkannya bersama kenangan-kenangan yang terus menghantui ruangan kosong itu.

***

“Ya, cut! Bagus sekali, bagus!” sang sutradara menghentikan proses pengambilan gambarnya. Dengan kata lain, proses syuting untuk film layar lebar kali ini sudah usai. Akting Adora dan Taehyung benar-benar epik.  Penggambaran emosi Adora benar-benar terlihat natural, tanpa dibuat-buat sedikit pun. Pujian demi pujian mengalun tanpa henti.

Adora menoleh ke arah Taehyung yang kini tengah bersama manager sekaligus tambatan hatinya. Ia hanya tersenyum miris. Sebenarnya, ia bukan berakting tadi. Melainkan semua itu benar-benar perasaannya yang selama ini ia pendam. Semua itu ia tumpahkan menjadi sesuatu yang hebat di mata orang-orang.

Adora memandang Taehyung sekali lagi. Rasanya ia ingin menangis dalam hati.

Karena, seperti dialog Taehyung dalam film,

“Sejatinya kita tidak pernah kehilangan, kamu kira kita saling memiliki?”

 

.

.

fin(.)

 

-bananakakao, 06.12.16, 11.32 PM

6 pemikiran pada “[BTS FESTA] Klandestin

  1. walah njirr plot twistnyaaa xD tapi tetep sih adoranya masih sayang, cuman… jadi penasaran perasaan tae sebenarnya haha xD keep writing thor, bahasamu ajaib banget aku suka ^^

    Suka

Leave a Review