[BTS FF FREELANCE] 1004 Hours With Another Boys (Chapter 1)

12715273_1687006918224705_7844926539730205228_n

 

Author        : Ryu97

Cast        : Kim Tae Hyung BTS

Jung Dae Hyun B.A.P

Byun Baek Hyun EXO

Other cast    : Yook Na Rim OC

Min Suga BTS

Kim Seok Jin BTS

Genre        : Mysteri, Brothership, Schoollife, Romance, Supranatural,AU.

Length        : Chapterd

Rating        : G

Cover by    : Arra Design

Disclaimer    : FF ini terinspirasi dari FF FTISLAND “Ghost Attack” . Alur cerita asli hasil pemikiranku dan ada beberapa scene yang mungkin sama dengan beberapa film yang pernah aku tonton. FF ini didedicatidkan buat semua penggemar Tae Hyung dan Hyun Family khususnya. Semua cast milik Allah SWT, Keluarga, Agency dan Fans. Expect, Yook Na Rim is mine. Follow me on Wattpad @Ryu997 or Visit my blog https://dazzlingryu97.wordpress.com/

Enjoy to read!

Jangan lupa tinggalkan jejak ☺

 

Backsound     : Ravi VIXX – MOVE

.

.

.

.

.

.

Bel tanda masuk sudah berbunyi sekitar lima belas menit yang lalu, semua siswa saat ini sudah duduk di bangku mereka masing – masing sambil menatap beberapa lembar soal yang telah dibagikan pengawas beberapa menit yang lalu.

 

“Kerjakan dahulu soal yang mudah! Jangan terburu – buru jika kalian sudah mengerjakannya periksa ulang sebelum dikumpulkan kedepan!” ujas pengawas itu sambil berjalan mondar – mandir di depan kelas memperhatikan semua anak didiknya yang kini tengah menjalani ulangan tengah semester.

 

“Baik seongsaenim.”

 

Semua siswa nampak serius mengerjakan soalnya masing – masing. Ada yang nampak gugup, ada yang tenang, bahkan ada yang nampak tertidur saat mengerjakan soal. Entah itu soalnya terlalu mudah atau memang dia siswa yang malas.

 

Paniel, salah satu siswa yang mengikuti ujian itu nampak gugup. Kedua matanya terus menatap lembar soal dan guru yang tengah mengawasnya secara bergantian. Dengan tangan sedikit bergetar ia menarik secarik kertas kecil yang ia taruh di dalam sepatunya. Dengan cepat ia menyalinnya di lembar jawaban.

 

Fyiuhhhh

 

Paniel meraba tenguknya yang terasa dingin, ia menoleh ke arah jendela. Tak ada jendela yang terbuka dan ia juga tak dekat dengan AC lalu angin apa yang menerpa tengkuknya barusan? Apa mungkin temannya yang meniup tengkuknya barusan? Yang benar saja?! Saat ulangan seperti ini ada orang iseng meniup tengkuknya? Tidak mungkin. Apa mungkin itu hantu? HANTU?

 

“Memangnya kalau bukan hantu siapa lagi? Tidak mungkinkan pengawas yang meniup tengkukmukan?” Paniel menoleh ke samping kirinya dan nampaklah wajah putih pucat dengan mata merah pekat tengah menyeringai padanya.

 

“AAAAAAAAAA!” pemuda itu berteriak sekencang – kencangnya, ia melampar semua barang yang ada di hadapannya pada ‘sosok’ menyeramkan itu. Tapi sia – sia, tak ada satu bendapun yang mengenai wajah menyeramkan itu. semua orang yang ada di kelas itu menatap Paniel aneh. Semua menjauh kecuali pengawas  yang mulai berjalan mendekatinya.

 

“Shin Paniel, ada apa?”  tanyanya khawatir. Paniel hanya menoleh dan menunjuk ‘sosok’ menyeramkan di hadapannya tanpa berbicara sepatah katapun.

 

Pengawas itu membenarkan letak kacamatanya. Ia mencoba mencari sesuatu yang membuat pemuda bernama Shin Paniel nampak panic dan ketakutan. Namun semakin ia mencari ia tak menemukan apapun selain tiga bangku kosong yang ditinggalkan pemiliknya karena takut terkena lemparan Paniel tadi.

 

“Apa kau sakit?” Paniel tak menjawab, wajahnya pucat dan tubuhnya bergemetar, keringat dingin membasahi rambut klimisnya.

 

“Sebaiknya kau istirahat dulu ke UKS.”

 

“Chang Sub tolong antar dia ke UKS! Dan yang lainnya kerjakan soalnya lagi! Dan jangan berisik!” ujar sang pengawas.

 

Chang Sub membantu Paniel yang nampak kesusahan berjalan. Ia membuka pintu kelas dan mengantarnya ke ruang UKS sementara yang lainnya kembali duduk dan melanjutkan ujian.

 

“Hahahaha Makanya jangan mencontek! Itulah akibatnya!” ujar seseorang yang kakinya tak menapak ke lantai. Ia terlihat senang saat mengerjai anak – anak yang sedang mencontek saat ujian. Yeah itu memang hobinya semenjak ia tinggal di sekolah itu. ‘sosok’ itu lantas melayang menembus pintu kelas.

.

.

.

.

 

“Oui Min Suga!” teriaknya saat menemukan pemuda berrambut biru icy yang tengah duduk di pagar pembatas lantai tiga. Ia nampak mendesah saat hobinya memandangi siswi perempuan itu terganggu.

 

“Apa?” pemuda berambut cokelat itu ikut duduk di samping Suga. Ia tersenyum ceria dan mengayunkan kedua kakinya bergantian.

 

“Tadi, ada yang mencontek saat ujian.”

 

“Lalu?”

 

“Lalu ku kerjai dia dan akhirnya dia keluar juga dari kelas. Kau tahu tidak, saat dia melihat wajahku. Hahahaha seperti ini.” Pemuda itu mempraktekkan apa yang ia lihat tadi di hadapan Suga.

 

“Sangat lucu bukan? Hahahaha.” Ia melap sudut matanya saat terasa basah.

 

“Hmm… kau itu iseng sekali sih. Apa kau tidak bosan huh terus – terusan seperti itu anak SMA?” ujar Suga tanpa mengalihkan tatapannya dari seorang gadis yang tengah menService bola voli.

 

“Uhh tentu saja tidak. Memangnya kau juga tidak bosan terus menatap bokong perempuan setiap hari?”

 

PUK!

Satu pukulan kencang mendarat di kepalanya, membuatnya mengaduh kesakitan.

 

“Kenapa kau memukulku?”

 

“Jangan memperjelas hobiku bodoh! Dasar anak SMA!”

 

“Uh … memangnya aku salah? Kau kan Hentai!”

 

“Yak!” pemuda itu menyilangkan kedua tangannya saat Suga ingin memukul kepalanya untuk kedua kalinya.

 

Kini keduanya terdiam. Suara bel istirahat berbunyi, membuat pemuda berambut kecokelatan itu bangkit dari tempat duduknya.

 

“Kau mau kemana?” tanya Suga.

 

“Aku mau pergi ke tempat dimana pertama kali aku terbangun.”

 

“Pantai maksudmu?”

 

“Yaa~”

 

***

 

“Kim Tae Hyung.”

 

“KIM TAE HYUNG!”

 

“I – iya hadir!” jawab Tae Hyung tergagap saat wali kelasnya mengabsen. Ji Min yang duduk di sampingnya terkekeh.

 

“Kau itu hobi sekali melamun, apa yang kau fikirkan? Apa kau membayangkan HyunA sedang menari erotis di depanmu tanpa mengenakan pakaian hmm?” Tae Hyung mendecih saat mendengar ocehan Ji Min, ayolah meskipun Tae Hyung seorang Otaku akut, tapi ia tidak sehentai Ji Min. lagi pula Tae Hyung tidak menyukai HyunA jika disuruh memilih HyunA tanpa pakaian atau Anna tanpa pakaian maka jelas – jelas ia akan memilih Anna. Meskipun Anna hanya salah satu tokoh Anime. Yeah, Kim Tae Hyung pemuda bersorot mata tajam itu memang sangat menyukai tokoh Anna di anime Nijiro Days menurutnya Anna itu sangat Kawai.

 

“Whuaaaa~ jadi sekarang Tae Hyung mulai terkontaminasi oleh kebiasaan Ji Min.” timpal Jong Up dari belakang.

 

“Enak saja!” Ji Min melempar kulit kacang padanya.

 

Deru mesin mobil itu mulai terdengar, bus itu mulai melaju meninggalkan pantai Haeundae yang terkenal sangat indah.

 

Tae Hyung mengerjapkan kedua matanya saat kedua manik matanya itu menangkap sesosok yang tiba – tiba saja menghilang begitu saja di jalanan tadi.

 

“Ji Min – a!” ia menggoyangkan lengan Ji Min, pemuda berwajah imut itu menoleh.

 

“Kau lihat orang yang barusan berdiri disana?” tanya Tae Hyung.

 

“Tidak.”

 

“Tadi ada orang disana tapi saat kulihat lagi orangnya menghilang.”

 

“Mungkin kau mengantuk, aku tak melihat ada orang di jalan tadi.”

 

Tae Hyung terdiam. Apa benar ia mengantuk? Tapi ia tak mengantuk, lagi pula Tae Hyung tak terbiasa tidur sore hari. Ia lantas mencoba mengabaikan apa yang ia lihat tadi dan menyibukkan dirinya membaca komik yang ia bawa dari rumah.

 

“Kim Tae Hyung, apa kau mau permen?” tanya seseorang. Tae Hyung mendongkak dan menemukan teman satu kelasnya, Yook Na Rim tengah menyorokan sebungkus besar permen padanya.

 

“Ambilah!” Awalnya Tae Hyung hanya diam, ia tidak suka permen tapi ia juga tidak enak menolak tawaran temannya itu, ia lalu memasukkan tangannya dan mengambil tigu buah permen.

 

“Terimakasih Rim.” gadis itu hanya tersenyum menanggapi ucapannya. Saat itu juga, rasanya hati Tae Hyung tersengat listrik, ah tidak …. Mungkin lebih tepatnya terasa seperti berjemur di atas pantai. Tiba – tiba saja badannya terasa gerah. Dan wajahnya terasa memanas. Pertanda apa ini?

 

***

 

Pintu dengan ukiran khas itu terbuka dengan lebar, saat jemari Tae Hyung mendorongnya. Gelap dan sunyi. Seperti ini lah rumah Tae Hyung. Walau rumahnya sangat besar dan terdapat banyak perabotan di dalamnya tetap saja rumah itu nampak sepi. Tak ada orang kecuali dua orang pembantu dan juga satu sopir di rumahnya. Yeah, Tae Hyung tinggal berdua bersama kakak laki – lakinya disini. Sedangkan kedua orang tuanya jarang pulang ke rumah karena sibuk dengan pekerjaan mereka. Foto besar yang terpajang didinding sebelah utara ruang tamu itu nampak tak berarti. Tae Hyung sangat merindukan keluarganya yang dulu. Yang selalu ada dalam saat apapun. Tidak seperti saat ini yang sibuk dengan urusannya masing – masing dan membuatnya merasa sangat kesepian. Itulah kenapa Tae Hyung lebih suka sendirian di sekolah dan mendapat panggilan Si Miterius. Sebenarnya Tae Hyung tak pernah mau di panggil seperti itu tapi semuanya berjalan begitu saja dan mau tidak mau ia menerimanya juga.

 

Tap …..

Tap ….

Tap …..

 

Suara langkah kaki milik Tae Hyung menggema di ruangan itu. seorang wanita paruh baya namak tergopoh menghampirinya.

 

“Tuan muda Kim, anda sudah pulang?” tanyanya. Ia membantu Tae Hyung membawakan barang – barang bawaannya.

 

“Terimakasih bibi Cho, Oh iya, di kantung plastic itu ada hadiah untuk bibi Cho dan juga bibi Ahn dan satu lagi untuk paman Seo tolong berikan pada mereka ya!” titah Tae Hyung. Wanita paruh bawa yang dipanggil bibi Cho itu hanya mengangguk dan mengucapkan terimakasih sebelum akhirnya membawa barang – barang milik Tae Hyung ke kamarnya.

 

Langkah kaki Tae Hyung terhenti tepat di depan pintu berwarna silver. Warna yang sangat dingin. Warna itu warna kesukaan kakaknya Baek Hyun.

 

Tok … Tok … Tok ….

Tak ada respon.

Sejenak Tae Hyung agak ragu untuk memberikan oleh – oleh yang dibawakannya untuk sang kakak tapi mengingat perjuangannya untuk mendapatkan barang itu ia kembali memberanikan diri untuk membuka pintu dan masuk ke dalam kamarnya.

 

Hyung!” panggilnya. Pemuda bersurai hitam yang tengah berdiri di dekat jendela itu menoleh dan menatap sang adik dengan wajah datarnya.

 

“Aku membelikan ini untukmu.” Tae Hyung mengeluarkan Dream catcher yang ia beli di busan. Bentuknya sangat indah dengan bulu warna kecokelatan dan manik – manik yang menempel di sekitar bulu itu.

 

“Aku akan menempelkannya disini ya!” Tae Hyung berjalan menghampiri Baek Hyun dan menalikan ujung Dream Catcher itu ke salah satu tiang penyangga gorden.

 

Baek Hyun menatap Dream Catcher itu cukup lama. Ia lantas menoleh ke arah Tae Hyung dan tersenyum tipis.

 

“Terimakasih.” Ujarnya pelan. Sepelan hembusan angin malam yang menerobos masuk dari celah – celah fentilasi udara di kamar itu. Pelan tetapi dingin dan sangat menusuk seperti senyum Baek Hyun barusan.

 

“Aku ikut senang jika kau menyukainya hyung.” Ujarnya membalas senyuman sang kakak.

 

Karena tak mau membuat kakanya merasa terganggu, Tae Hyung memutuskan untuk ke luar kamar secepatnya. Ia menutup pintu kamar kakanya pelan.

 

***

 

Lagu Sonar Pocket – Bestfriend terdengar sangat kencang di kamar Tae Hyung. Iya, pemuda tampan yang sangat mengidolakan Kobayakawa Anna itu memang tengah menghilangkan rasa penat yang menyerang dirinya. Ia menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Memandang langit – langit kamarnya yang bersih tanpa sarang laba – laba.

 

Senyuman tipis Baek Hyun terlintas begitu saja di otaknya membuat ia merasa senang. Tentu saja, Baek Hyun sudah lama tak tersenyum semenjak mereka pindah ke Seoul lima tahun yang lalu. Dan semenjak itu pula kepribadian Baek Hyun menjadi sangat tertutup dan dingin. Padahal saat mereka tinggal di Busan, Baek Hyun sangat ceria dan juga hiperaktif. Mereka bahkan sering bermain bola bersama setiap sore di lapangan bersama anak – anak yang lainnya. Tapi sekarang, semuanya benar – benar berubah. Tae Hyung juga tidak tahu ada apa dengan kakaknya itu.

 

PLIP!

 

Lampu tiba – tiba saja padam. Lagu Sonar Pocket tak lagi menggema di kamar Tae Hyung. Kamarnya menjadi sangat gelap dan Tae Hyung tak suka itu. Ia lantas bangun dari tempat tidurnya dengan meraba – raba ke sekelilingnya, ia mulai mencari pintu untuk mengambil korek dan juga lilin di dapur.

 

Fiyuhhh

 

Tae Hyung membulatkan kedua matanya. Hembusan angin yang tiba – tiba berhembus menerpa pipinya itu membuat Tae Hyung sedikit berfikiran negative. Apalagi sekarang keadaanya gelap seperti ini, membuatnya sulit untuk berfikir jernih.

 

Hyung!” panggilnya, Tae Hyung tau ia sedang sendirian di dalam kamar. Ia hanya mencoba menjernihkan pikirannya tentang hantu dan pura – pura memanggil hyungnya.

 

“Hyung, apa kau datang kemari untuk membawakanku korek dan juga lilin?” tak ada jawaban. Hening.

 

Tubuh Tae Hyung menegang, saat bahunya terasa berat dan juga dingin, ia mencoba untuk menoleh tapi tak bisa. Tubuhnya terasa kaku dan ia bergemetar hebat.

 

Hyung jangan bercanda!” teriaknya sekuat tenaga, ia menelan salivanya dengan susah payah. Setelah ia berteriak seperti itu, rasa dingin dan juga berat di bahunya menjadi menghilang membuat Tae Hyung sedikit lega. Ia memejamkan matanya sesaat dan saat kedua matanya terbuka kembali ia nampak terkejut mendapati sesosok menyeramkan di hadapannya yang tengah  tersenyum jahil dan membuatnya hilang kesadaran lalu terkulai lemas di lantai marmer abu – abu.

 

Lampu kembali menyala. ‘Sosok’ itu nampak tertawa senang dan mengatai Tae Hyung penakut.

 

#ToBeContinue

6 pemikiran pada “[BTS FF FREELANCE] 1004 Hours With Another Boys (Chapter 1)

  1. Kak, izin bookmark, ya … #sksd

    Yang gangguin itu hantu, ya? Berarti Suga juga hantu?

    Btw, si Baekhyun mirip sama salah satu sikap cast di ffku. Taehyung juga, sebagai pecinta anime. ^^
    #apasih

    Lanjutannya jangan lama-lama, lho, kak …. Aku tunggu ^^

    Suka

Leave a Review