[BTS FF Freelance] The Academy of Vampire (Chapter 2)

b2345

Tittle: The Academy of Vampire

Scriptwriter: carishstea274

Genre: Fantasy, school life, action, mystery, friendship, romance

Main cast: Go Aerin (OC), Kim Taehyung/V (BTS), Park Jimin (BTS), Min Yoongi/Suga (BTS), Jung Soojung/Krystal (f(x)).

Support cast: Choi Junhong/Zelo (BAP), Song Yunhyeong (iKON), Kim Jinhwan (iKON), Jung Eunji (APink), Jung Daehyun (BAP), Son Naeun (APink), Oh Sehun (Exo), Kim Jongin/Kai (Exo), Yook Sungjae (BTOB), Kim Namjoon/RapMonster (BTS), Joshua (Seventeen), Kim Jiyeon/Kei (Lovelyz), Lee Mijoo (Lovelyz), Yoo Youngjae (BAP), Park Jin Young/Junior(GOT7), Mark Tuan/Mark (GOT7), Bae Suzy (Miss A), and other (some will coming soon and maybe some will disappear).

Duration: Chapter

Rating: 13

Disclaimer: This story is pure mine. Jalan ceritanya asli dari otak author yang suka berimajinasi ini. Maaf kalau masih banyak salah. Hehe… But, don’t be plagiat, ne. Don’t bash. Dan yang paling penting jangan lupa tinggalin jejak yak :v. Mohon bantuannya :v. Okee, HAPPY READING!!!

***

Mungkin kau memang terlahir jenius, Go Aerin. Tapi ini terlalu aneh.

Ada seseorang. Kenapa ia melihatku seperti itu? Aku tahu kenapa kau tertawa Zelo. Hah, menyebalkan. Namun…, dia siapa? Aku juga tak bisa masuk ke pikirannya. Sama seperti Suga. Kata Daehyun anak ilusi belum mampu mencapai tingkat itu bukan?

***

Vampire Academy-Chapter 2

 

“Oh, kenapa ini sangat rumit??” keluh Zelo. Ia sedang berusaha membuat T-bots. Itu semacam tengkorak yang dikendalikan dengan alat, atau dengan pikiran. Namun ia bisa mengeluarkan api, es, air, atau sejenisnya.

“V, bantu aku memasangkannya. Kenapa sedari tadi kau hanya diam, eoh?” protes Zelo.

“Kau memanggilku?”  ujar V beralih menatap Zelo.

“Kau kenapa hari ini? Ada yang mengganggu (pikiran)mu?” tanya Zelo.

“Lupakan,” balas V mengelak, “Kau sampai di mana? Akan kulanjutkan. Kau boleh istirahat,” balas V langsung mengambil alih pekerjaan Zelo.

.

.

.

“Krys, aku perlu bertanya sesuatu,”-V

“Apa sesuatu yang penting? Kalau begitu setelah kelas ini berakhir. Tempat biasa,”-Krystal

.

.

.

@Somewhere

V menggigit bibirnya ragu sebelum bertanya,

“Cepat katakan. Apa yang ingin kau tanyakan, Tae?” tanya Krystal yang mulai lelah menunggu.

“Ck.., kenapa kau masih memanggilku dengan nama itu? Namaku V,” tegas V.

“Terserah kau,” balas Krystal abai.

“Krys, kau tahu? Sensorku sepertinya rusak. Tadi saat aku bertemu segerombolan anak, sensorku tiba-tiba menjadi buram. Aku tak bisa membaca pikiran orang lain, dan sepertinya pelindung pikiranku terbuka begitu saja. Tapi saat di kelas tadi, sensorku tiba-tiba kembali normal,” jelas V.

“Ada seorang dari divisi es? Go Aerin?” tanya Krystal seraya mengerutkan dahi.

“Benar, anak itu. Bagaimana kau bisa tahu?” tanya V terkejut.

“Sudah kuduga anak itu memang aneh,” balas Krystal.

“Aneh? Apa maksudmu?” tanya V bingung.

“Dia dari divisi es. Dia bukan divisi ilusi. Di kelas kita, juga tak ada pelajaran ilusi. Awalnya aku juga sama. Alatku tiba-tiba tak berfungsi saat di dekatnya. Aku pernah berusaha masuk ke pikirannya. Tak bisa. Ia tak menutupnya. Tapi ada sesuatu yang menghalangiku untuk masuk yang aku tak tahu apa itu. Dan itu sangat mengerikan.

Aku sudah mengatakannya pada kakek. Dia bilang akan mencari tahu tentang itu. Sampai saat ini, aku mengembangkan alatku agar bisa masuk ke pikiran anak itu. Tapi belum ada hasilnya. Semua alatku gagal,” jelas Krystal.

“Lalu kenapa kau tak mengatakannya padaku?” tanya V yang merasa dibedakan.

“Ini masih belum jelas. Kupikir alatmu itu baik-baik saja karena kau tak pernah cerita. Jadi kurasa, ini hanya menjadi masalahku dan kakek,” terang Krystal.

“Tetap saja, Krys. Kau harusnya memberitahuku,” ujar V kesal. Krystal pun balas tertawa kecil menanggapi partnernya yang agak idiot itu.

“Aku tahu. Sekarang kau kembali ke kelas. Ada sesuatu yang harus kuselesaikan sebelumnya,” pinta Krystal.

“Nah kan, kau melakukannya lagi. Sebenarnya apa yang kau rencanakan bersama manusia tua itu (kakeknya V), huh? Apa kalian berencana menjadikanku vampire, atau membuatku tertangkap oleh vampire?” ketus V.

“Oh, ayolah Tae. Bukan hal besar. Hanya menyelidiki beberapa hal. Aku tak membutuhkan bantuanmu untuk itu. Tugasmu hanya melindungi tuan putri ini. Untuk penyelidikan kecil seperti ini aku bisa sendiri,” terang Krystal diakhiri tawa mengejek.

V pun akhirnya mengalah, dan kembali ke kelasnya dengan sedikit kesal. Tapi sebelum itu,

“Ngomong-ngomong aku suka aktingmu, Tae. Terimakasih karena hanya menjadi idiot saat bersamaku. Itu sangat membantu.”

V pun balas tersenyum mendengarnya tanpa berbalik. Kemudian ia melanjutkan langkah kembali menuju kelasnya. Yaa, walau begitu Krystal tahu V senang mendengarnya. Setidaknya V sudah tak kesal lagi padanya.

Yah, sejujurnya ia bukan vampire. Krystal juga. Mereka masuk ke akademi vampire hanya untuk mencari informasi dari dunia vampire. Yah, kabarnya belakangan ini kakek V yang punya kekuatan seperti ceneyang itu punya firasat aneh. Katanya bangsa vampire sedang mengadakan suatu ekspedisi untuk memusnahkan kaum mereka. Artinya mereka berniat untuk berkuasa.

Dan sebagai akibatnya, cucu kakek itu yang paling pintar dan berbakat menjadi korbannya. Dan karena kakek itu tak tega membiarkan cucu kesayangannya berkeliaran di alam vampire, akhirnya kehidupan V yang damai ikut diracau. Yah, singkat cerita, mereka di sini bukan hanya untuk belajar, tapi juga mata-mata bagi kaum mereka, werewolf.

Kalian pasti sudah pernah mendengarnya. Tapi sebenarnya werewolf bukanlah sesuatu yang aneh karena vampire belakangan ini juga banyak disinggung media. Mereka hidup tenang. Jauh dia alam bebas. Bersama ribuan mahluk fana lainnya, yang bahkan mungkin tak pernah kalian bayangkan keberadaan mereka.

.

.

.

@Kelas es

“Aish… bagaimana cara melakukannya, huh?” kini Jimin mulai mengomel sendiri.

Yah.., kali ini masternya sedang mengajarinya teknik mengkristalkan benda menjadi es. Andai benda itu hanya air, tentu saja mudah. Namun kali ini… hey, menurutmu membekukan jelly itu masuk akal? Ngomong-ngomong mengapa jelly? Bahkan vampire tak makan jelly. Namun anehnya, jelly yang satu ini tak bisa membeku sekeras apapun Jimin mencoba. Oh, ayolah. Apakah masternya hanya ingin mengerjai murid-muridnya atau apa?

“Kau hanya harus mendengarkan dirimu sendiri. Itu akan mengalir dengan sendirinya,” nasehat Aerin yang berada tepat di sebelah Jimin.

Jimin pun menoleh pada sosok yang berbicara kepadanya sepersekian sekon lalu. Kali ini matanya benar-benar dibuat takjub oleh Go Aerin. Yaa, jelly milik Aerin perlahan mulai membeku sempurna. Ia pun memperhatikan betapa fokusnya vampire di sebelahnya itu. Dengan senyum kecil, ia pun mulai kembali berbicara,

“Ya, Go Aerin.”

“Wae?” tanya Aerin masih fokus pada jelly-nya.

“Ayo membolos.”

BUGH

“Kau gila,” balas Aerin singkat setelah mendaratkan pukulan kecil ke kepala Jimin.

“Appo!”

“Membolos kau bilang?” ulang Aerin.

“Ada sesuatu yang bagus untuk kau lihat. Ngomong-ngomong kau juga kidal, eoh? Bagaimana kau bisa memukul sekeras itu dengan tangan kiri?” ujar Jimin kesal.

Kurva itu melengkung naik sejenak, menampakkan senyuman kecil dari seorang Go Aerin, yang bertanda ia setuju dengan Jimin. Namun sepertinya kalimat Jimin yang terakhir diabaikan sudah oleh Aerin.

“Ayo pergi. Lagi pula kau sudah menguasai semua tekniknya. Kau juga-“

“Sudahlah, ayo pergi dari sini. Aku juga ada sesuatu yang ingin kukatakan,” sela Aerin. Ia pun dalam hitungan seperberapa detik, menyelesaikan jelly-nya.

“Hei, kau bisa membekukannya secepat itu? Kenapa tak sedari tadi kau lakukan, bodoh?” ujar Jimin takjub.

“Agar aku tak dianggap jenius oleh master. Ngomong-ngomong tak bisa membekukan setitik pun jelly, bukankah hanya orang bodoh yang melakukannya?”

Jimin membuang nafasnya tak percaya mendengar perkataan Aerin. Kenapa ia begitu sombong, huh? Namun karena Aerin sudah pergi dengan santainya meninggalkan kelas, Jimin pun kembali tersenyum dan berjalan mengikut Aerin. Yang jelas jelly-nya sudah ikut diselesaikan oleh Aerin, dan kini mereka bisa membolos.

Dalam beberapa langkah, mereka pun sampai di tempat tujuan mereka.  Ini memang bukan kali pertama keduanya membolos. Toh, hukuman yang akan mereka terima juga tak akan terlalu berat, jadi siapa peduli…

Tempat itu memang tak terlalu luas. Beberapa barang malah terlihat tercecer tak beraturan, karena mereka memang sering memberantakannya. Dan di sana…, ada seorang Jung Daehyun yang dengan asyik membaca komik seraya membiarkan laptopnya menyala, Kim Jinhwan yang masih berusaha dengan masakan menggelikannya, dan juga Song Yunhyeong yang tertidur dengan sebuah majalah yang menutupi wajahnya. Ya, itu tempat mereka berkumpul bersama.

“Ck, kau cukup hebat kali ini. Setidaknya kau bertahan di kelas lima menit lebih lama dari sebelumnya. Kau terlalu over percaya diri, Jimin,” ujar Daehyun mengalihkan pandangan dari komiknya sejenak.

“Setidaknya aku mendengarkannya. Sepertinya kemampuan berbahasanya semakin baik. Ia menambahkan lebih dari dua paragraf pagi ini dalam pidatonya,” balas Jimin lesu.

“Ck, itu bukan pidato. Master hanya menerangkan materinya sebelum praktik. Toh, praktik kali ini memang sulit, jadi memang harus ada banyak penjelasan. Tidak bisakah kalian berhenti menyepelekan master-master itu?!! Dan harusnya kalian mengambil waktu berlatih kalian dengan benar. Kenapa kau jadi membuatnya seakan itu penyiksaan, Daehyun? Bertahan apanya, ck,” keluh Aerin.

Tapi yah, sejujurnya tak ada yang mendengar omelan panjang lebarnya itu. Selama ini ia selalu 5mengomel, dan toh, sekarang mereka tetap saja membolos.

“Terserah katamu, Nona Go. Lagipula kau juga ikut membolos, bukan?” balas Jinhwan hirau.

“Itu karena-“

“Ya, kau sudah menguasai semua tekniknya. Bagaimana ia bisa menjadi sangat jenius?” sela Daehyun, “Ya, Park Jimin! Kau beruntung ada di divisi es,” teriak Daehyun yang kemudian ditanggapi oleh senyum penuh bengga oleh Jimin. Sejujurnya itu lebih seperti senyum konyol di mata semua orang terkecuali Jimin tentu saja.

“Oh, benar. Apa yang ingin kau tunjukan, Jimin?” kini Aerin mulai ingat alasan mengapa ia sampai di tempat ini.

“Oh itu, sesuatu yang special,” ujar Jimin seraya tersenyum.

“Apa?”

“Katakan dulu, apa yang ingin kau katakan padaku tadi,” balas Jimin.

“Masalah biasa,” balas Aerin singkat.

Mendengarnya, mereka yang ada di ruangan itu langsung menghentikan aktivitasnya.

“Pikiranmu mulai kacau? Lagi?” tanya Jinhwan khawatir.

“Apa anak divisi ilusi yang melakukannya?” gumam Jimin.

“Rasanya lebih sakit lagi kali ini,” ujar Aerin.

“Ya! Kurasa itu memang Jung Krystal. Kau tahu dia selalu memandangimu seperti itu. Mungkin itu kemampuan mengendalikan pikirannya,” ujar Daehyun.

“Entahlah,” balas Aerin.

“Eum, Rin. Kurasa ini akan menghiburmu. Kuharap,” ujar Jimin seraya menyodorkan selembar kertas.

“Oh! Dark… Phantom? Darimana kau mendapatkannya, eoh?” nampak sekali Aerin sangat terkejut.

“Aku kalah taruhan semester lalu. Setidaknya aku harus menepati janjiku. Aku mengiriminya pesan. Di hutan terlarang. Aku tak tahu kapan ia membalasnya. Tapi saat liburan kemarin, aku menyuruh seseorang kesana, dan pesan itu telah hilang, digantikan dengan tanda tangan itu,” jelas Jimin.

“Ya! Jadi belum tentu ini asli?” tanya Aerin tak terima.

“Tapi sangat mirip dengan yang ada di museum. Kurasa itu asli,” balas Jimin.

“Hei, bukankah mengirim surat itu terlalu berlebihan? Bagaimana jika ada seorang yang iseng membalasnya. Darimana kau tahu itu milik Phantom yang asli?” tanya Daehyun jengah.

“Kudengar belakangan, ia terlihat di daerah itu. Jadi kucoba saja,” balas Jimin polos.

“Apa ia selama ini tinggal di hutan terlarang?” gumam Aerin.

“Mana mungkin. Ia akan mati di sana. Itu sarang werewolf,” balas Daehyun

“Yaa, tak ada yang tahu ada apa saja di dalamnya,” tambah Yunhyeong, “Tapi Phantom masih keluarga vampire. Itu termasuk daerah terlarang untuknya.”

“Ya! Kapan kau bangun?” tanya Jimin heran.

“Ck, dia selalu seperti itu. Kurasa ia malah tak pernah tidur selama ini,” jelas Jinhwan.

“YA!”

Namun Aerin sama sekali tak ambil peduli pada perdebatan teman-temannya. Matanya masih setia menelisik setiap goresan rapih pada secarik kertas di tangannya itu. Sedari kecil, entah apa yang membuatnya seekstrim itu, namun ia benar-benar kagum pada Dark Phantom.

“Ck, dia itu seorang buronan besar, namun kau malah mengidolakannya?” komentar Daehyun.

Aerin pun balas tersenyum,

“Entahlah. Tapi menurutku dia orang baik. Bahkan aku tak yakin ia telah melakukan kejahatan besar seperti yang ada di berita,” jelas Aerin.

“Ya, dia orang baik. Banyak juga bangsa vampire yang masih menyukainya,” tambah Jinhwan.

“Dia punya latar belakang bagus. Tapi tak ada yang bisa menentang pengadilan. Pengadilan menetapkannya sebagai buronan, karena pembantaian vampire massal. Ngomong-ngomong kematian vampire massal itu juga masih misterius,” jelas Yunhyeong.

“Kalian tahu apa lagi? Kudengar ia punya seorang anak luar biasa yang juga sekolah di vampire academy,” ujar Daehyun.

“Benarkah?” ujar kami semua bersamaan.

“Ck, awalnya kupikir itu kau, Rin. Tapi aneh kalau kau minta tanda tangannya, dan menjadi fans beratnya, jika dia ayahmu,” terang Daehyun. Aerin pun balas tertawa menyetujui pernyataan Daehyun.

“Kurasa mungkin itu anak dari kelasmu, Rin. Anak-anak cendikiawan,” ujar Jimin.

“Mungkin ia ingin membebaskan ayahnya dari dakwaan pengadilan. Yah, itu bisa terjadi bukan?” tambah Yunhyeong.

“Yang jelas, aku yakin, ia sedang berada di suatu tempat dan menunggu. Entah waktu atau seseorang. Yang jelas itulah yang akan membersihkan semua nama buruknya. Dari dulu aku tak pernah menyukai pengadilan vampire yang menentang Phantom. Jadi aku akan ikut menyelidikinya kelak,” ujar Aerin.

“Oho, Go Aerin,” sorak Daehyun ingin tertawa.

“Ya, Aerin. Percaya diri sekali kau. Hidup Go Aerin!” tambah Jimin seraya menahan tawa.

“Kau itu sesuatu. Yaa, buktikan semaumu,” ujar Jinhwan dengan tersenyum.

“Kenapa menurutku ini berlebihan? Hei di mana Eunji? Harusnya ia tak menjadi serajin itu di kelas. Dia harus membatasi pikiranmu yang suka berkhayal itu,” ejek Yunhyeong.

“Ya! Ini bukan khayalan kau tahu?” bela Aerin.

“Aku juga tahu kau tak pernah menghayal, bodoh,” balas Yunhyeong.

Selanjutnya, mereka habiskan waktu dengan tertawa. Kembali melanjutkan aktifitas masing-masing itu mustahil jika mereka sudah berkumpul. Yah, seperti itulah kehidupan sekolah mereka setiap harinya. Seperti sekolah di dunia manusia. Namun, yaa, semua orang tahu vampire dan manusia adalah benar-benar sesuatu yang berbeda. Jadi mungkin… itu tak semenggembirakan kelihatannya.

Sekali lagi, bangsa vampire adalah sesuatu yang misterius. Di luar perkumpulan anak-anak itu, banyak vampire lain yang memiliki rahasia mengejutkan. Tak menutup kemungkinan kelima atau keenam anak itu juga punya rahasia menakutkan.

.

.

.

@kelas khusus/ (tiga bulan setelah cerita di atas)

Hari ini adalah pelajaran Master Daniel. Ia yang meminta untuk mencari partner dalam pelajarannya itu. Sepertinya semua orang juga sudah mendapat partner.

“Baiklah, pelajaran kali ini akan membahas pasal kaum werewolf. Kalian pasti tahu siapa mereka.”

Anak-anak yang lain balas mengiyakannya. Seusai memberikan penjelasan mengenai materi kali ini, Master itu tanpa basi-basi segera meminta muridnya berkumpul dengan partner mereka untuk membahas project tambahan untuk penilaian praktik.

“Baiklah, sekarang berkumpul dengan partner kalian!” pinta Master Daniel.

Di pojokan, Zelo tengah terkikik sendiri. Di sebelahnya ada V. Ya, mereka jadi satu kelompok. Tapi V sama sekali tak tertarik pada apa yang ditertawakan temannya itu.

“Kumohon, diamlah Zelo,” keluh V mulai resah.

“Ya! Kau lihat. Gara-gara taruhan bodoh itu, akhirnya aku tak jadi sekelompok dengan si gadis dingin. Kkkkk…” ujar Zelo sambil masih tertawa.

“Tapi sepertinya Suga tak keberatan sama sekali. Kau tahu satu-satunya yang merasa dirugikan adalah aku. Harusnya aku sekelompok dengan Suga,” keluh V.

“Kau harusnya bersyukur, karena aku tak taruhan denganmu waktu itu. Kau tahu? Kurasa tak ada seorang pun dari kelas kita yang ingin sekelompok dengan gadis dingin itu. Kau sendiri tahu julukannya adalah vampire aneh,” bela Zelo.

V pun balas memutar bola matanya tak peduli. Namun pandangannya kembali teralih pada suatu objek.

Aneh? Ya, aneh. Dia merusak sensorku.

Namun… Mungkin lebih tepatnya bukan aneh, namun sesuatu yang harus diwaspadai.

Sedang di sisi lain, Aerin dan Suga sedang berdiskusi untuk mengerjakan project mereka kali ini. Kekratifan dan keinisiatifan sangat dituntut untuk bab ini. Jadi keduanya saling berbagi pengetahuan pasal bangsa warewolf.

“Hei kau tahu apalagi tentang warewolf? Kudengar ada juga yang disebut warewolf putih. Mereka kanibal. Bukankah itu sangat kejam?” ujar Suga pada Aerin.

“Ya, aku pernah membacanya juga. Mereka mengerikan. Ngomong-ngomong kenapa tak langsung bagi tugas saja?” tawar Aerin.

“Kau benar. Tapi kau tahu, sepertinya kita juga harus mengerjakannya bersama. Bagaimana jika diperpustakaan. Oh benar, kudengar……”

Ada seseorang. Kenapa ia melihatku seperti itu? Aku tahu kenapa kau tertawa Zelo. Hah, menyebalkan. Namun…, dia siapa? Aku juga tak bisa masuk ke pikirannya. Sama seperti Suga. Kata Daehyun anak ilusi belum mampu mencapai tingkat itu bukan?

Yah, ada yang salah dengannya. Begitu pula dengan Suga.

-Aerin

Dia tahu pikiranku tak bisa dimasuki. Tapi bagaimana ia bisa masuk ke pikiran orang lain? Dia bukan di divisi ilusi. Mungkin kau memang terlahir jenius, Go Aerin. Tapi ini terlalu aneh. Menarik…

-Suga

Aneh? Ya, aneh. Dia merusak sensorku.

Apakah sesuatu yang menakutkan? Tunggu dulu! Ada sesuatu yang lainnya. Auranya begitu gelap. Dan… apakah itu dari Aerin? Rasanya berbeda. Dan… hah! Ia masih mencoba masuk ke pikiranku? Percuma saja Go Aerin. Aku sudah mempercanggih alatku. Kau tak akan bisa masuk, tahu?

Tapi… aura hitam ini, darimana? Apapun itu, itu benar-benar sesuatu yang mengerikan, aku tahu.

-V

“Master, aku rasa kepalaku agak sakit. Boleh aku izin untuk jam ini?” ujar V sambil mengangkat tangannya meminta izin.

“Benarkah? Baiklah kau boleh pergi,” balas Master Daniel.

Selanjutnya V berjalan keluar kelas, ikut melewati bangku Suga dan Aerin. Yaa, dia bisa merasakannya, sensornya sekali lagi mulai error. Ia pun mempercepat langkahnya keluar kelas. Sedang Zelo, dia mungutuk dalam hati kepada rekannya yang pamit tanpa bertanya itu. Hei, bahkan Zelo yakin V tak mendengarkan kata-katanya pula sedaritadi.

‘Dia melarikan diri,’ ujar Aerin dalam hati, ‘Ck, selalu melarikan diri. Apa aku benar-benar aneh di matamu, V?’

.

.

.

@Food Court/jam istirahat

“Ya! Kalian harus mendengar ini,” ujar Daehyun histeris.

“Apa?” tanya Aerin.

“Mata-mata! Di vampire academy ada mata-mata!” ujar Daehyun tersenyum lebar.

“Benarkah? Bagaimana bisa?” tanya Jimin tak percaya.

“Entahlah. Anak-anak divisiku yang membicarakannya. Dan kabarnya dalam waktu dekat ini akan diadakan pemeriksaan,” jelas Daehyun.

“Kalau begitu bukankah seharusnya dirahasiakan? Apa mereka bodoh? Hal seperti ini harusnya dilakukan secara dadakan, bukan malah tersebar sebagai gosip,” komentar Yunhyeong.

“Tapi tetap saja ini berita besar. Jadi benar di sekolah ini ada mata-mata? Yah, siapa tahu dia Phantom Junior. Sungguh. Aku penasaran dengan putra Si Dark Phantom itu,” ujar Daehyun.

Aerin pun balas tersenyum menyetujui pernyataan Daehyun.

“Kapan pemeriksaannya?” tanya Eunji.

“Entahlah. Mungkin sekitar seminggu atau dua minggu lagi,” balas Daehyun.

“Sudah kubilang, memang bodoh. Kenapa beritanya bisa bocor secepat ini?” ejek Yunhyeong.

“Sudahlah, siapa tahu mereka memang mencari anak dari Dark Phantom. Kalau ia lolos, berarti ia memang benar-benar mewarisi kecerdikan ayahnya, bukan?” komentar Jimin.

“Yah, kita tunggu saja hasilnya,” ujar Aerin penuh harap.

“Ngomong-ngomong nanti sekitar pukul tiga ayo berkumpul membicarakan kejutan ulang tahun Jinhwan,” ajak Daehyun.

“Oh, benar. Anak itu akan berulang tahun sebentar lagi. Tapi dia dimana?” tanya Yunhyeong.

“Sepertinya ada kelas tambahan,” balas Eunji.

“Sejak kapan ia menjadi serajin itu?” ujar Jimin tak percaya.

“Ya, Kau lihat dia? Setelah kita bicarakan Phantom, ia tak akan mendengar topik lain,” ejek Daehyun seraya menatap Aerin.

“Go Aerin! Hei, bagaimana?” tanya Yunhyeong menyadarkan Aerin.

“Eo? Memang kau mengajukan pertanyaan?” balas Aerin setengah terkejut.

“Bukan pertanyaan sebenarnya. Jinhwan akan segera berulang tahun. Kita akan membicarakannya nanti pukul tiga pagi,” jelas Jimin ulang.

“Jam tiga kau bilang?” ulang Aerin.

“Kau tak bisa?” tanya Daehyun khawatir.

“Yah, sebenarnya aku ada janji dengan Suga,” balas Aerin jujur.

“Ck…kurasa kalian makin dekat. Kau menyukainya?” tanya Daehyun asal.

“Ya!” protes Aerin tak terima.

“Kurasa sebentar lagi ia akan mengajakmu kencan,” tambah Daehyun.

“Daehyun kau ingin mati, huh?” teriak Aerin kesal.

“Pilihlah, kalau begitu. Kuingatkan! Nanti jam tiga pagi, eoh? Bel nya sudah berbunyi. Ayo kembali ka kelas,” ujar Daehyun mengakhiri. Namun ia sempat berbalik dan berbisik pada Aerin,

“Rin, sebenarnya aku, Mark, dan Sehun sedang membicarakan ini. Kami taruhan kau akan berkencan dengan salah satu dari ketiga anak di kelasmu yang sangat terkenal itu. Aku memberikan suaraku pada Suga. Jangan membuatku kalah, oke?”

Selanjutnya ia segera melarikan diri dan bergabung bersama anak-anak divisi cahaya. Aerin pun membulatkan matanya tak percaya.

“YA! Ya JUNG DAEHYUN!!! Kau akan benar-benar mati kali ini! OH SEHUN! MARK TUAN! MATI KALIAN!! Aish…”

.

.

.

@Lab Kimia

“Hei Joshua apa yang sebenarnya ingin kau tunjukan, huh?” kini Jinhwan mulai bertanya-tanya kanapa Joshua mengajaknya ke lab.

“Kumohon tunggulah sebentar lagi, aku hampir menemukannya,” balas Joshua seadanya.

Ia satu divisi dengan Jinhwan. Menjadi kutu buku, dan siswa terbaik di divisi air. Sikapnya selalu mudah penasaran pada sesuatu. Apabila ada sesuatu yang aneh, ia akan langsung curiga. Itulah yang membuatnya terkadang tak disukai oleh teman-temannya. Tapi tidak dengan Jinhwan. Menurutnya, malah sikap seperti itulah yang membuat Joshua pantas masuk ke pengadilan vampire.

“Asa! Aku menemukannya!” ucap Joshua dengan nada sangat puas.

“Apa itu?” tanya Jinhwan.

“Ya! Kau tahu aku mencari buku ini selama di perpustakaan hampir tiga bulan. Aku baru sadar mungkin bukunya ada di lab. Ternyata mereka tak membuat salinannya,” ujar Joshua.

“Salinan tentang apa?” tanya Jinhwan makin tak mengerti.

“Tes pertama masuk akademi,” ujar Joshua pelan agar tak ada yang mendengar.

“Apa? Untuk apa kau mencarinya?” tanya Jinhwan kini mulai penasaran.

“Setelah melihat ini, aku yakin kau akan terkejut. Kurasa hasilnya akan sangat berbeda dengan yang kita ketahui saat ini,” jelas Joshua.

“Benarkah?” tiba-tiba suara seseorang menginterupsi mereka.

“M… Mijoo?” ujar Joshua terkejut.

“Kalian benar-benar anak nakal, eoh? Kau mencuri kuncinya darimana, huh?” kini Mijoo menjambak rambut Jinhwan dan Joshua.

“A…appo!” teriak keduanya kesakitan.

“Kau boleh ikut melihatnya. Sebagai penulis artikel-artikel di sekolah, ini akan menjadi sangat berharga untukmu,” teriak Joshua meminta keringanan.

“Ya! Kejujuran lebih penting dibanding artikel, bodoh!” tolak Mijoo.

“Lalu kau kenapa ada di sini juga? Bagaimana kau bisa masuk? Kami mengunci pintunya omong-omong,” berontak Jinhwan.

Akhirnya Mijoo melepas jambakannya,

“Ck… Master menyuruhku mengambil beberapa sampel ramuan. Karena kalian, aku kesusahan mencari kunci lab ini,” jelas Mijoo dengan nada marah.

“Lalu caramu masuk?” tanya Joshua.

“Tentu saja teleport. Toh ini untuk pelajaran,” jelas Mijo.

“Hei berhentilah berbohong. Hari ini tak ada pelajaran ramuan. Master Natt juga tak pernah membiarkan anak-anak menyentuh ramuannya, bodoh,” elak Jinhwan.

“Khusus untukku diperbolehkan!” bela Mijoo.

“Ck.. berhenti membual! Aku ingin menunjukanmu sesuatu,” lerai Joshua.

Ia membukakan buku yang ada di hadapannya itu, dan mulai mendata dibantu Mijoo dan Jinhwan. Namun ditengah mereka mendata, mereka mendengar suara pecahan kaca. Itu artinya, ada seorang lain di lab ini. Dan itu otomatis berarti, mereka bisa ketahuan berada di sini.

.

.

.

@Ruang BK

“Kau yakin semuanya berjalan lancar?”

“Tak ada yang mengetahuinya.”

“Baiklah kau boleh pergi.”

“Permisi. Namun apakah aku boleh tahu maksud dari pemeriksaan yang kau maksudkan itu?”

“Aku merubahnya. Sepertinya informasi ini bocor terlalu cepat. Pemeriksaan akan dilakukan besok. Walau besok juga sudah terlalu terlambat untuk dilakukan. Mereka pasti sudah membuat persiapan.”

“Lalu bagaimana denganku?”

“Kau takut dicurigai pula?”

“Bahkan walaupun aman, aku tak bisa percaya pada master-master itu sepenuhnya.”

“Kau pikir aku percaya pada mereka? Kau akan kuberi alat. Mereka tak akan menyadarinya. Pakai jubah ini besok. Jangan lupa untuk memberikan padanya juga.”

“Terima kasih banyak.”

“Seharusnya akulah yang banyak berterima kasih. Kau melakukan tugas dengan baik. Pengadilan berhutang banyak padamu dan saudaramu,”

“Tidak. Aku sangat berterima kasih. Begitupula adikku. Terima kasih banyak,”

“Ck… jangan khawatir, kalian terlihat seumuran. Baik, pergilah!”

“Aku mohon permisi.”

-TBC

Okay, this is chapter 2. Maaf kalau belum ada actionnya sama sekali yak. Soalnya di awal gatau mau ngasihinnya dimana. Kan baru perkenalan hehe. Btw buat keterangan aja itu yang scene terakhir percakapannya orang pengadilan sama salah satu murid gitu ceritanya.

Gimana? Enjoy your reading? No? I’m so sorry if I made many wrong. Just hope you can like it. Mind to review? Review yak. Jangan lupa like and coment :-)))

14 pemikiran pada “[BTS FF Freelance] The Academy of Vampire (Chapter 2)

  1. Okey yg terakhir itu siapa? Krystalkah? Aku yakin aerin anaknya phantom..btw suka aerin yang nherasa diacuhkan V wkwk taetae oh taetae kenapa kamu lucu banget.. buat mba krystal taetae bukan “pura pura” idiot tapi dia emang alien yang luar biasa /kecuptaetae/ ahhh aku suka.. ternyata taetae itu werewolf..

    Disukai oleh 1 orang

    • Duh, yang terakhir siapa yaa? Apakah Aerin anakanya phantom? Dan V…, wkwk,.
      Btw thanks for reading~. Thanks for your comment ^^.
      Untuk kelanjutannya ditungguin terus yak. Hehe 😉

      Suka

  2. Aduh~ penasaran siapakah anak dari dark phantom.ternyata abang mphi manusia😂,nggak nyangka.tapi bagus kok ceritanya .lanjutin ya thooor #peluk author😆

    Disukai oleh 1 orang

    • Chapter 2 nya tetep ada kok, cuman telat ngepostnya aja. Eh, malah keduluan yang chap 3 nya wkwk…
      Ditunggu terus yaa kelanjutannya :v
      Thanks for reading, ne 😉 . Thanks for your coment ^^

      Suka

  3. Buat apa joshua jinwhan Sm mijoo buka buku itu? Dan krystal dan V ternyata werewolf? Bagaimana mereka bisa masuk ke academy vampir? Karena kekuatan ilusi mereka kah? Next kak

    Disukai oleh 1 orang

    • Yaa mungkin mereka bukak sekedar penasaran aja kok. Dan buat seterusnya keknya ada penjelasannya nanti (keknya) /nah kok? *plak. Duh, author juga lupaa wkwk. Nanti kalau belum ada aku tambahin di chap chap selanjutnya deh. Hehhe 😛
      Ditungguin nextnya terus yak :v
      Thanks for reading~
      Thanks for your coment ^^
      See you in next chap :-)))

      Suka

Leave a Review