[BTS FF Freelance] The Academy of Vampire – (Chapter 4)

b2345

Tittle: The Academy of Vampire

Scriptwriter: carishstea274

Genre: Fantasy, school life, action, mystery, friendship, romance

Main cast: Go Aerin (OC), Kim Taehyung/V (BTS), Park Jimin (BTS), Min Yoongi/Suga (BTS), Jung Soojung/Krystal (f(x)).

Support cast: Choi Junhong/Zelo (BAP), Song Yunhyeong (iKON), Kim Jinhwan (iKON), Jung Eunji (APink), Jung Daehyun (BAP), Son Naeun (APink), Oh Sehun (Exo), Kim Jongin/Kai (Exo), Yook Sungjae (BTOB), Kim Namjoon/RapMonster (BTS), Joshua (Seventeen), Kim Jiyeon/Kei (Lovelyz), Lee Mijoo (Lovelyz), Yoo Youngjae (BAP), Park Jin Young/Junior(GOT7), Mark Tuan/Mark (GOT7), Bae Suzy (Miss A), and other (some will coming soon and maybe some will disappear).

Duration: Chapter

Rating: PG-13

Disclaimer: This story is pure mine. Jalan ceritanya asli dari otak author yang suka berimajinasi ini. Maaf kalau masih banyak salah. Hehe… But, don’t be plagiat, ne. Don’t bash. Dan yang paling penting jangan lupa tinggalin jejak yak :v. Okee, HAPPY READING!!!

 

***

5 tahun lalu, pengadilan vampire merebut semuanya dariku.

2 tahun lalu, aku dengan susah payah berhasil masuk ke akademi vampire.

1 tahun lalu, aku mulai terbiasa dengan kehidupan sekolah.

Dan musim gugur lalu, aku mulai mengenalnya.

***

.

The Academy of Vampire – Chapter 4

.

 

Flashback- (5 years ago)

“Aerin-a, kau sudah makan?” tanya seorang bertubuh tinggi nan kurus yang kini tengah berjalan menghampiri seorang gadis kecil yang sedang bermain bersama serangga-serangga taman.

“Oh, Yoon A!” ujar Aerin terkejut mendapati pengasuhnya itu yang kini sedang berdiri tepat di hadapannya.

“Bukankah sudah waktunya makan? Kenapa masih di luar?” tanya Yoon A dengan nada datar.

“N…ne, aku akan segera mengambil makananku,” balas Aerin takut.

Ia pun bergegas menuju ruang makan. Namun baru beberapa langkah, Aerin kembali berbalik,

“O…Orang tuaku belum pulang?” tanya Aerin ragu.

“Mereka akan kembali seminggu lagi. Kenapa? Merasa kesepian? Cih, bukannya setiap hari memang sendiri? Kenapa tiba-tiba mencari teman? Menggelikan,” decih Yoon A. Ia pun berlalu mendahului Aerin menuju ruang makan.

Sedangkan Aerin, ia masih berusaha menahan air matanya mati-matian. Jika ia sampai ketahuan menangis, maka ia akan mendapatkan hukuman dari pengasuhnya itu. Dan ini juga bukan waktunya menangis. Yah, Aerin harus makan dan segera kembali belajar.

Ia menarik kursi di depannya, dan lekas naik ke atasnya. Meja makan penuh makanan, namun ia sendirian. Bahkan Yoon A sama sekali tak sudi untuk diajak makan bersama. Aerin tak tahu kenapa pengasuhnya itu bisa sebenci itu padanya. Ia sudah diasuh oleh Yoon A semenjak bayi, karena orang tuanya sangat sibuk.

Aerin tak pernah berani mengaku perlakuan jahat Yoon A pada orang tuanya. Ia terlalu takut. Walau ia tahu itu bukan tindakan yang salah, namun ada sesuatu yang membuat Aerin bisa sangat menyukai Yoon A. Yoon A memang seorang yang dingin. Namun Aerin bisa merasakan betapa ia menyayanginya. Betapa ia sangat ingin melindunginya. Betapa ia tak ingin Aerin terluka sedikitpun. Naluri itu yang membuatnya tak pernah memberontak atau menolak perintah Yoon A.

Dia orang yang sangat baik, sungguh.

Bahkan hingga sekarang, kematiannya adalah hal yang paling mengerikan dalam hidupku.

Dia… yang selalu muncul dalam mimpi burukku, namun dia selalu menghiburku setelah mimpi itu. Satu-satunya hal yan hingga kini masih menghantuiku adalah… jujur, aku sangat menyesal belum sempat mengenal Yoon A.

.

.

.

-(2 years ago)

Aerin masih bergeming tak mau mengungkapkan secercah kata apapun. Sesekali ia membuang wajahnya ke sembarang arah. Yang jelas ia benar-benar tak ingin menatap seorang di hadapannya ini.

“Kita akan pindah jika kau merasa tak nyaman,” ujar seorang pria yang kini tengah duduk di hadapan Aerin.

“Percuma untuk pindah. Aku… akan tetap sendiri,” tegas Aerin tanpa menatap lawan bicaranya itu sedikitpun.

“Kami akan carikan pengasuh baru untukmu. Atau kau ingin sesuatu yang lain? Kau boleh minta barang apapun sesukamu. Pilihlah,” ujar lawan bicara Aerin sama tegasnya.

“Ayolah, Sayang. Kau tahu betapa kami menyayangimu. Kau tidak boleh ke sana, oke?” tambah seorang wanita paruh baya yang mencoba mengambil atensi Aerin.

Untuk kali ini Aerin memejamkan matanya. Rasanya semua menjadi penyiksaan untuknya. Ia pun membuang nafasnya panjang dan kembali menjelaskan untuk kesekian kalinya,

“Hei, bukankah hanya sekolah biasa? Kalian pikir mudah untuk belajar sendiri? Anak yang lain, mereka…. umumnya anak-anak belajar di sekolah. Ada seseorang yang membantu mereka. Sampai kapan aku akan melakukan semua hal dengan diriku sendiri, huh? Bahkan aku tak kenal orang-orang luar sama sekali. Aku hanya mengenal kalian. Dan kalian selalu pergi. Untuk apa kalian mengunci rumah ini dengan sihir, huh?” jelas Aerin dengan cairan bening yang masih berusaha ia tamping di dalam kelopaknya.

“Kau ingin membahasnya lagi? Harusnya kau memang dapat hukuman. Karena ibumu terlalu baik, ia memohon padaku untuk tak menghukummu. Namun sekarang, hah! Sudah kuduga ini akan terulang lagi. Dan anak itu… ia memang sepantasnya sudah mati sejak dulu,” terang ayah Aerin.

PYAR

Setelah Tuan Go mengatakannya, seketika kaca-kaca jendela di ruangan itu pecah tanpa sebab yang jelas.

“Kau lucu, Appa. Dia adalah temanku satu-satunya. Jungkook tak mati dengan sia-sia. Asal kau tahu saja, dia yang menyelamatkan nyawaku! Harusnya kau bersyukur aku masih-“

“Harusnya memang ia tak pernah lahir. Maka dia tak akan menyelamatkan nyawamu pula waktu itu. Dan aku tak akan melihatmu membangkang seperti ini sekarang,” sela ayah Aerin yang sukses membuat likuid bening itu benar benar berjatuhan, menganak sungai di pipi tirus Aerin.

“Kalau begitu katakan kenapa aku harus selalu berada di sini. Katakan kenapa aku harus selalu bersembunyi. Katakan alasan kenapa aku harus selalu sendiri!” teriak Aerin tak memedulikan air matanya yang kian menderas.

“Jika kau benar-benar ingin tahu, kau akan menyakiti dirimu sendiri.”

Ia benar-benar tak percaya apa yang dikatakan oleh ayahnya. Dengan amarah memuncak, Aerin segera pergi meninggalkan ruangan tempat berdebatnya tadi. Tanpa harus membuka pintu, pintu itu sudah terbuka sendiri dengan kekuatan Aerin, dan terbanting pula begitu saja tanpa ia menyentuhnya.

“Percaya atau tidak, tidak ada seorangpun yang boleh mengenalmu lagi, atau akan terjadi sesuatu yang lebih mengerikan dari malam itu,” ujar ayah Aerin setelah Aerin meninggalkan ruangan itu.

Sedangkan ibu Aerin, ia ikut menangis dalam diam, berharap anaknya itu akan kembali seperti dulu. Ia tak bisa membiarkan Aerin seperti ini. Ini bahkan pertama kalinya ia memberontak seperti itu pada kedua orang tuanya.

Aerin tak bisa menahannya lagi. Yaa, ia kembali menangis di balik pintu. Kenapa? Hei, begitu sulit untuk melupakan semua itu. Bahkan merasa baik setelah kejadian itu. Kenapa? Kenapa ayahnya kembali mengungkit hal ini hanya karena Aerin ingin seperti vampire lain?

Sejak kecil, Aerin benar-benar tumbuh di dalam rumahnya. Tanpa mengenal dunia luar sama sekali. Tinggal di rumah yang cukup besar, hanya bersama Yoon A dan seorang penjaga, yang ia juga jarang memasuki rumah. Ia hanya sesekali berkeliling, dan kembali menjaga gerbang rumah Aerin.

Walaupun Yoon A merupakan pengasuh yang kerap bersikap tak acuh pada Aerin, namun Aerin sudah menganggapnya sebagai kakak kandungnya sendiri. Aerin merupakan anak angkat dari keluarga ini. Menurut cerita orang tuanya, Yoon A lah yang membawa Aerin ke rumah ini. Ia hampir terbunuh saat itu jika tak ada Yoon A. Karena Yoon A juga sedang memerlukan pekerjaan, dan orang tua Aerin merupakan orang-orang yang sangat sibuk, mereka menjadikan Yoon A sebagai pengasuh Aerin sejak ia bayi.

Singkatnya, Aerin tumbuh bersama Yoon A. Ia yang merawatnya hingga tiga tahun silam, sebelum ia dibunuh oleh orang-orang pengadilan. Yoon A tahu Aerin memiliki kekuatan khusus, yang membuatnya berbeda dari vampire-vampire lain. Aerin yakin Yoon A pasti menyadarinya. Ia hanya berpura-pura saja selalu tak tahu dan selalu bersikap abai. Yoon A juga merupakan seorang vampire. Namun ia juga sedikit aneh seperti Aerin. Ada yang juga membuatnya berbeda dari vampire-vampire pada umumnya.

(back to five years ago)

Selama kurang lebih sepuluh tahun Aerin selalu mengurung diri di dalam rumah, akhirnya suatu hari ia bertemu dengan seorang anak. Hari itu penjaga rumah Aerin sedang mengambil cuti, dan penggantinya tidak terlalu ketat dalam menjaga. Yoon A juga sedang keluar untuk membeli beberapa darah dan makanan lainnya. Hari itu seorang anak kecil berwajah polos, berhasil menyelinap ke dalam rumah Aerin untuk mengambil bolanya yang tak sengaja terlempar sampai halaman rumah Aerin.

Namun saat sedang mencari bolanya, ia malah semakin penasaran pada rumah unik, yang dikelilingi tembok-tembok tinggi itu. Rumah itu selalu tertutup sepanjang waktu. Para tetangga tak mengenal pasti pula pemiliknya. Kini karena anak itu telah berhasil masuk, toh mencaritahu sedikit tak apa kan?

.

.

.

-Aerin POV

“Waaa!!!!” teriak seorang anak, sampai ia hampir terjatuh dari tempatnya berdiri saat ini.

Sepertinya ia terkejut dengan kehadiranku. Namun ia siapa? Bagaimana caranya ia masuk? Apa penjaga itu ketiduran lagi?

“Kau siapa?” tanyaku takut.

“Maaf aku tak akan melakukannya lagi. Jangan panggil polisi kumohon,” ujarnya hampir menangis sambil mebungkuk dalam di hadapanku.

“Polisi? Untuk apa aku memanggil polisi?” ujarku bingung.

“Oh, atau kau akan panggil satpam untuk memukuliku? Kumohon jangan lakukan itu,” adunya dengan mata sudah dipenuhi cairan bening khas anak-anak yang akan kehilangan permennya.

“Hei, tenanglah. Aku bukan orang jahat. Di rumah ini tak ada siapapun. Penjaganya sepertinya juga sedang tertidur. Tenanglah. Jangan menangis,” ujarku berusaha membuatnya tenang.

Anak itu pun mengusap bulir bulir bening yang benar-benar siap untuk jatuh jika ia tak segera menghilangkannya. Nafasnya masih terdengar sesenggukan, tapi kurasa ia sudah lebih tenang saat ini.

“Ada apa kau ke sini? Bagaimana kau bisa masuk? Dan kenapa kau sangat ketakutan tadi?” tanyaku berusaha membuatnya nyaman.

“Aku… aku hanya ingin bermain.”

Ber…main…? Apa ini nyata? Aku hanya pernah melihat sebuah permainan dari kaset video yang diselundupkan Yoon A dari orang tuaku. Benarkah anak ini mengajakku bermain?

“Kau.. ingin bermain apa?” tanyaku antusias.

“Oh, bukan itu maksudku. Tadi aku bermain bola, dan tak sengaja bolanya terlempar sampai sini. Sebenarnya aku sudah menemukannya, hanya saja aku penasaran dengan rumah ini. Jadi kau dan keluargamu yang selama ini tinggal di rumah besar ini?” tanya anak itu takjub.

“Tidak juga. Orang tuaku jarang pulang. Aku hanya di sini bersama… yaa semacam saudara? Ya, hanya kami berdua,” jelasku muram.

“Benarkah? Sayang sekali. Aku punya dua orang kakak dan seorang adik. Nenek dan bibiku juga ikut tinggal di rumah keluargaku. Tapi rumahku bahkan tak ada setengah atau bahkan sepertiga dari tempat ini. Tempat ini benar-benar luas ternyata,” kagum anak itu.

“Ngomong-ngomong, kau punya nama bukan? Siapa namamu?” tanyaku.

“Jungkook. Jeon Jungkook. Terserah kau mau memanggilku siapa,” balasnya cepat.

“Begitu? Aku Go Aerin. Kau lapar?” tanyaku yang balas dibalas dengan anggukan antusias oleh Jungkook.

Aku pun pergi menuju dapur, dan kuambil sebuah botol berisikan darah favoritku. Aku menuangkan darah itu pada gelas kaca dihadapan Jungkook, dan segera mempersilahkannya untuk minum. Kurasa ia akan sangat senang, karena mendapatkan makanan. Namun… kenapa tidak? Ia hanya memandanginya dengan penuh keheranan. Setelah merasa yakin dengan argumentnya, akhirnya ia bertanya,

“Apa ini?”

“Darah tentu saja. Ini darah favoritku. Mungkin kau juga akan menyukainya,” balasku riang.

Tapi…, apa aku salah jawab? Mengapa ia memandangiku seperti itu?

“K… kau makan darah? Apa kau itu vampire???” ujar Jungkook terlihat sangat ketakutan.

“Kau itu kenapa? Bukankah kita semua juga vampire?” ujarku seraya menahan tawa.

“A… aku bukan vampire. Enak saja mengatai orang sesukamu. Aku manusia normal, eoh!!” teriak Jungkook yang malah membuatku semakin bingung.

“Manusia? Apa itu manusia?”

Jungkook awalnya sempat takut padaku karena aku berbeda dengannya. Namun lama kelamaan kami jadi akrab. Aku sering membawanya diam-diam masuk rumah, dengan kemampuanku memindahkan benda.

Kami bermain bersama di waktu siang. Aku juga sering keluar dengannya di waktu itu, karena saat itu semua vampire akan tidur. Aku bisa teleport. Aku sering mengunjungi rumah Jungkook pula. Orang tuanya benar-benar baik dan sangat perhatian. Aku sering makan di sana. Dan itulah pertama kalinya aku makan sesuatu yang lain selain darah. Rasanya memang sedikit aneh, namun aku malah menyukainya.

Jungkook sering mengajakku jalan-jalan. Ke taman hiburan, pantai, pasar, dan yang paling kusuka adalah ketika kami berada di Namsan Tower. Di sini, siangnya manusia malah beraktivitas. Berkebalikan dengan bangsa vampire. Jungkook mengenalkan padaku banyak hal tentang manusia. Apa saja yang mereka kerjakan. Makanan apa saja yang mereka makan. Hal-hal apa yang mereka sukai, dan hal-hal lainnya.

Aku sangat menyayanginya.

Dan ketika semuanya berjalan dengan sangat baik bagiku, tiba-tiba semua itu juga menghilang begitu saja.

Malam itu orang tuaku juga berada di rumah. Namun mereka terlalu sibuk di ruangan mereka untuk mengerjakan sebuah ramuan baru. Kurasa mereka hanya pulang, jika membutuhkan ruangan untuk membuat percobaan. Bahkan yang menjagaku tetap saja Yoon A. Hanya makan malam yang bisa dilakukan bersama dengan mereka. Tapi terkadang mereka mengabaikanku, dengan membicarakan hal-hal mengenai pekerjaan mereka satu sama lain. Sungguh aku ingin tahu, sebenarnya apa pekerjaan mereka. Mereka bilang hanya seorang peneliti. Namun kurasa tak sesederhana itu.

Malam itu tiba-tiba Yoon A menyuruhku untuk ke ruang bawah tanah tanpa sebab yang jelas. Ia memintaku untuk bersembunyi di kamarnya tanpa memberikan penjelasan apapun. Yaa, aku hanya bisa menurutinya tentu saja. Yoon A bilang ia akan menyusul setelah lima belas menit. Namun sudah hampir satu jam aku dibuat menunggu olehnya. Dan ketika aku berniat untuk keluar mencari Yoon A, tiba-tiba orang tuaku datang, dan langsung menghambur ke pelukanku. Mereka kenapa?

“Kita akan pindah dua hari lagi. Kemasi setiap barangmu,” pinta ayahku.

Aku tak tahu apa masalahnya. Karena aku masih terlalu muda, aku sulit untuk mengerti dan hanya menurutinya.

Sampai pada hari seharusnya aku pindah, aku baru menyadari sesuatu. Di mana Yoon A? Dan kenapa Jungkook sudah tak pernah menemuiku belakangan ini. Padahal aku hanya ingin berpamitan, dan menghabiska waktu-waktuku di sini selama masih ada dua hari. Malam itu tepat pukul 9, tiga puluh menit sebelum keberangkatanku, aku berteleport menuju rumah Jungkook.

Aneh sekali. Kenapa sangat sepi, huh? Memang sudah malam, namun biasanya di jam-jam seperti ini, ibunya Jungkook masih membereskan makan malam, atau bahkan mereka baru makan malam di jam-jam sekarang, karena ayah Jungkook terkadang harus pulang larut.Tapi…, aku merasa ada sesuatu yang janggal di sini.

Tiba-tiba aku mendengar suara teriakan dari dalam rumah ini. Itu terdengar jelas suara ibunya Jungkook. Aku pun memberanikan diri untuk memasuki rumah Jungkook. Rumahnya gelap. Kenapa mereka mematikan lampunya? Aku pun berjalan dengan hati-hati, namun tiba-tiba ada yang menarikku, dan membungkam mulutku.

“Noona. Kau tak boleh berada di sini sekarang. Kembali ke rumahmu secepatnya. Di sini berbahaya.”

Orang yang menarikku tadi, ya, dia adalah Jungkook. Ia berkeringat dingin sangat hebat. Merasa ada sesuatu yang mengganggunya sekeluarga, aku pun angkat bicara,

“Tapi aku bisa melawannya dengan kekuatanku.”

“Jangan tunjukkan kekuatanmu lagi. Sekarang, hanya aku satu-satunya yang boleh kau tunjukkan kekuatanmu itu. Jangan lakukan itu di depan orang lain lagi, mengerti? Kau harus berjanji, Noona. Komohon.

“Aku menyayangimu, Noona. Kau sudah seperti kakakku sendiri. Tapi kurasa kita takkan bisa bertemu lagi. Aku tahu kau akan pindah ke tempat yang lumayan jauh dari sini. Kumohon jaga dirimu. Aku benar-benar senang bisa bertemu dengan seorang sepertimu. Kau adalah anugerah terbaik yang pernah diberikan Tuhan untukku.”

Ucapan Jungkook itu sukses membuat kristal-kristal bening di mataku berjatuhan. Apa ini artinya aku tak akan bisa bertemu dengannya lagi? Tapi dia adalah satu-satunya temanku selain Yoon A.

“Oh tidak, kurasa mereka berhasil menemukan kita. Berteleportlah sekarang Noona!!! Noona pergi!! Sekarang!!! Akh-“

Aku tak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Jungkook benar-benar memaksaku untuk melakukan teleport. Esoknya aku membaca di Koran, ‘Sebuah Keluarga Meninggal Secara Misterius di Kediaman Sendiri’. Yah, aku tahu pembunuh mereka. Orang-orang pengadilan vampire. Mereka mencariku, sepertinya. Mereka sengaja menekan mentalku dengan membunuh orang-orang terdekatku, termasuk Yoon A. Ya, tiga hari lalu saat ia memintaku untuk bersembunyi, orang-orang pengadilan memburunya. Namun kata orang tuaku, ia baru tewas dua hari setelahnya. Tepat sebelum orang-orang itu mengganggu kehidupan manusia-manusia terdekatku.

Sejak itu aku sangat terpukul, dan karena itu aku segera pindah. Sejak itu, aku benar-benar sendiri. Terkurung di rumahku sendiri seorang diri. Penjaga rumahku digantikan. Kudengar ia juga terbunuh, di malam menghilangnya Yoon A. Penjaga yang baru jauh lebih dingin dari penjaga sebelumnya. Bahkan melebihi Yoon A. Ia menjaga rumah ini, sekaligus menyiapkanku makan. Hanya itu. Bahkan tak mengingatkanku untuk makan. Hanya menyiapkannya. Itu saja. Waktu lainnya ia habiskan penuh di ruang pemantauan. Bagaimana dengan orang tuaku? Mereka tahu semuanya kurasa. Namun mereka hanya diam, dan tak mau menjelaskan lebih, mengapa pengadilah sampai tega melakukannya.

.

.

.

(back to now – 2 years ago)

Karena itu aku bersumpah, akan menyelidikinya sendiri di pengadilan kelaknya. Untuk itu aku berniat untuk memasuki akademi vampire. Harusnya vampire memang memasukinya saat berusia dua belas tahun. Jadi aku memang sudah telat untuk masuk ke sana. Orang tuaku memang tak pernah menceritakannya padaku. Aku tahu itu karena mencari. Terkadang aku membaca buku-buku milik orang tuaku saat mereka keluar. Karena aku benar-benar bosan sendirian. Sungguh.

Untuk memasuki pengadilan, kau harus lulus dari akademi. Kudengar ada kelas khusus untuk anak-anak yang akan masuk ke pengadilan. Akan dilakukan seleksi setelah dua tahun. Jika aku tak masuk sekarang di sana, maka kesempatan itu akan terlewat begitu saja. Aku bisa masuk akademi dengan susulan melalui tes. Hanya tinggal mengaku bahwa aku baru saja menjadi vampire baru-baru ini karena digigit. Bukan sejak lahir. Toh, aku yakin akan kemampuanku untuk melewati tes.

Mungkin aku bisa dengan mudah masuk ke akademi. Yaa, masalahnya adalah orang tuaku. Mereka tak ingin aku dikenal oleh vampire lainnya. Lalu apa aku harus selamanya dikurung seperti ini?

Baiklah, aku sudah memutuskannya. Aku pun beranjak dari tempatku terduduk saat ini. Dengan kemampuanku sekarang, bukan tidak mungkin untuk keluar dari rumah ini. Sekarang aku berpikir, kenapa tak kulakukan sejak dulu. Mungkin aku terlalu takut untuk keluar saat itu. Benar kata orang tuaku. Ada sebagian dari diriku yang ikut berkata bahwa di luar berbahaya. Namun sebagian besar dari naluriku mengatakan, aku harus keluar.

Aku kabur dengan mudah tentu saja. Aku tahu jalan menuju vampire akademi. Namun aku tak akan ke sana begitu saja. Aku tahu aku memiliki seorang sepupu yang bersekolah di sana. Sehun. Ia pernah mengunjungi rumahku sekali. Dia orang yang lucu dan mudah diajak bicara. Yaa, aku harus ke sana agar bisa masuk akademi vampire.

Karena masuk akademi adalah wajib, maka keluarga Sehun, yang sejatinya orang-orang pengadilan itu, tentu akan membelaku untuk masuk akademi. Yaa hal itu berhasil. Aku berhasil masuk ke akademi dengan sempurna berkat bantuan keluarga Sehun. Namun tentu saja masih ada beberapa peraturan dari orang tuaku.

Aku hanya boleh menggunakan kekuatan sesuai divisiku. Dilarang masuk kelas fighter, dan tak boleh bercerita apapun tentang diriku. Mereka mengijinkanku sekolah hanya untuk belajar dan masuk pengadilan seperti permintaanku. Bahkan aku harus selalu menutup pikiranku. Kemampuanku dalam ilusi belum terlalu bagus karena Yoon A sudah meninggalkanku sebelum latihannya selesai. Jadi aku belum bisa memanipulasi pikiranku sendiri. Jika anak-anak ilusi mencoba masuk ke pikiranku, itu akan sangat berbahaya, karena aku hanya bisa menutup pikiran dan telepati. Hanya itu. Aku tak bisa teknik ilusi lainnya.

Sehun, sepupuku. Dia juga tahu soal kemampuanku. Satu-satunya anak di akademi yang ikut menjaga rahasiaku. Dia juga masuk kelas khusus, karena jelas, semua keluarganya adalah orang pengadilan. Tapi hanya Sehun. Ia bahkan menyimpan rahasianya ini dari keluarganya sendiri. Karena ia tahu, orang pengadilan mungkin juga kan memburuku jika tahu faktanya.

Kehidupanku di akademi berjalan dengan lancar. Orang pertama yang kukenal adalah Jimin, karena ia satu divisi denganku. Dia lucu dan periang. Benar-benar nyaman berada di dekatnya. Ia yang mengenalkanku pada teman-temannya yang sekarang menjadi teman-temanku.

Awalnya aku memang sulit beradaptasi dengan lingkungan di sini. Namun Jimin dan yang lainnya selalu membantuku. Semuanya mulai berjalan lancar semenjak itu. Sedangkan Sehun, agar tak terlalu terlihat mencolok jika kami saudara, ia memilih berpura-pura tak mengenalku seperti anak lain. Hanya terkadang memberiku obat secara rahasia dari orang tuaku. Mereka selalu berpesan, agar aku lebih berhati-hati, karena kemungkinan besar aku dalam bahaya, karena saat itu sedang banyak mata-mata di akademi. Ada seorang buronan besar yang katanya ikut menyamar sebagai siswa. Namun hingga sekarang dia juga belum ditemukan.

Ya, semuanya mulai berjalan lancar dan aku mulai bisa membaur dengan yang lainnya. Namun hari itu… yah, hari itu merubah semuanya.

.

.

.

-(5 months ago)

@musim gugur lalu/kelas

Oh, hari ini kenapa terasa sungguh melelahkan? Apa aku salah makan lagi?

“Aerin, kau tak apa?” tanya Eunji.

“Kurasa tubuhku agak tak sehat,” balas Aerin lemah.

“Kau sakit?” tanya Eunji.

“Kurasa aku salah makan. Perutku memang sensitif,” jelas Aerin.

“Bagaimana jika ke klinik sekolah?” tawar Eunji.

“Tak apa. Sebentar lagi belnya berbunyi,” tolak Aerin.

“Kau yakin?” tanya Eunji khawatir.

“Tenanglah. Ini sudah biasa. Hanya butuh istirahat dan tidur,” jelas Aerin.

Eunji pun akhirnya menuruti Aerin, dan membiarkannya tertidur di kelas.

Ting…Ting…Ting… Ting…

Oh, itu suara bel pulang. Eunji pun membangunkan Aerin yang sedari tadi tertidur. Mulanya ia memanggil nama Aerin seraya menggerakkan tubuhnya pelan. Tapi Aerin sama sekali tak merespons.

“Rin. Aerin, ayo pulang,” ujar Eunji lagi sedikit lebih keras.

“Ada apa dengannya?” tanya Daehyun yang menghampiri bangku Eunji dan Aerin, diikiuti Yuhyeong dan Jinwhan di belakangnya.

“Aku tak tahu. Sepertinya ia agak tak enak badan. Tadi saat kusuruh ke klinik, ia menolak dan memilih tidur sambil menunggu bel,” jelas Eunji.

“Oh, tubuhnya lebih dingin dari es. Suhunya benar-benar rendah,” ujar Jimin yang tiba-tiba sudah berada di samping Aerin dan memegang dahinya.

“Aku… tak apa,” ujar Aerin lemah yang mulai terbangun.

“Kau yakin? Kau tak terlihat baik,” ujar Jinhwan khawatir.

“Aku baik. Tenang saja. Ayo cepat kembali ke asrama,” ujar Aerin segera merapikan barang-barangnya, dan bersiap menuju asrama.

Tap

“Akh…”

Baru satu langkah Aerin bersaha menggerakkan kakinya, ia sudah hampir terjatuh jika saja Jimin tak memeganginya, dan membantu Aerin untuk tetap bisa beridiri.

“Berhenti sok kuat. Daehyun, bantu aku membawanya ke klinik,” pinta Jimin cepat.

Namun Aerin balas menepis tangan Jimin kasar dari bahunya,

“Terimakasih, Jim. Kau tak perlu melakukannya lagi,” balas Aerin lemah, “Aku masih bisa melakukannya sendiri.”

Tapi…

“Akh-“ Aerin sempat memegangi kepalanya sejenak, hingga akhirnya ia murni terjatuh.

“Ya! Dasar keras kepala!”

“Rin!”

Sudah satu minggu ini Aerin masih juga tak sadarkan diri. Ini aneh… Ia bukan menderita luka atau semacamnya. Bahkan suster di sini tak tahu kenapa Aerin bisa tak sadarkan diri begitu lama.

Tentu saja di kelasnya, berita ini mulai menyebar,

“Kei, kau sudah mendengar beritanya?” tanya Mijoo yang berada di sebelah bangku Kei.

“Apa?” tanya Kei balik.

“Soal Go Aerin,” balas Mijoo.

“Ada apa lagi dengan anak itu? Kudengar ia sakit,” balas Kei.

“Satu minggu terakhir ini, ia tak sadarkan diri di klinik sekolah. Suster di sana juga tak tahu apa yang salah dengannya,” jelas Mijoo.

“Kenapa tak memanggil healer?” tanya Kei.

“Mereka belum bisa memanggilnya, jika tak ada sebab yang jelas. Kurasa jam istirahat nanti aku akan menengok Aerin,” ujar Mijoo dengan ekspresi yang tak bisa dibaca.

“Oh benar. Kurasa aku juga akan menjenguknya. Mana mungkin ia tak sadarkan diri begitu lama tanpa sebab yang jelas. Aku tahu anak itu agak aneh. Tapi, ini lebih menganehkan,” komentar Kei.

“Kau bilang Aerin? Go Aerin sakit??” tanya Zelo yang tiba-tiba sudah berada di samping Mijoo.

“Apa pedulimu?” tanya Kei sinis.

“Yya! Kim Jiyeon! Kau mulai berani padaku?” bentak Zelo sama sinisnya. Kei pun hanya menunduk.

“Lee Mijoo. Apa yang terjadi?”

.

.

.

“Jadi ia sakit?” tanya Suga.

“Hah. Aku juga heran. Beritanya, ia sudah seminggu tak sadarkan diri sama sekali,” balas Zelo seadanya.

“Itu mustahil,” komentar V.

“Ck. Mana kutahu. Itu yang dikatakan dua gadis penggosip itu. Kalian tahu apa lagi? Aku baru sadar, kurasa kalian tak sepenuhnya mengerti pula siapa yang kubicarakan ini. Hei, orang ini memang sangat terkenal dengan keanehannya. Menurutku, dengan keadannya saat ini, gelar itu akan selalu ada padanya,” bela Zelo.

“Bagaimana jika sepulang sekolah kita menengoknya?” tawar Zelo.

“Lupakan,” balas V dan Suga bersamaan.

“Ck… Apa kalian tak penasaran? Ini pertama kalinya aku melihat vampire koma. Aku sering dengar beritanya, tapi tak pernah ada kesempatan untuk melihatnya langsung. Kalian yakin tak mau pergi?” mohon Zelo.

“Jika kau penasaran, maka pergilah sendiri. Kenapa harus melibatkan kami,” balas V.

Zelo pun menatap kedua sahabatnya itu dengan tatapan kesal. Tapi mau bagaimana lagi.

.

.

.

Ini sudah hampir fajar. Biasanya para vampire akan memilih untuk bersiap tidur. Tapi tidak dengan seorang Choi Zelo. Ia mengajak Krystal untuk menjenguk Aerin. Yaa, lebih tepatnya ajakan disertai ancaman tentu saja. Untuk apa seorang Jung Krystal repot-repot ke klinik hanya untuk menjenguk seseorang? Namun mana mungkin pula Zelo ke sana sendirian. Itu akan terlihat sangat canggung. Tapi, yah, Zelo sangat penasaran, jadi biarkanlah dia berlaku sesukanya.

Mereka berjalan melewati koridor dengan santai. Namun demi apa, kali ini hal yang dihadapan mereka sungguh tak realis. Keduanya membulatkan mata mereka tak percaya. Itu…

“Bukankah itu Suga? Kenapa ia ke klinik?” tanya Zelo.

Namun Krystal tak menjawab, dan hanya memincingkan matanya.

“Hei, Krystal!!” bentak Zelo karena merasa diabaikan.

“Jangan berisik. Amati saja,” pinta Krystal.

“Di sebelah klinik ada ruangan bagus. Suga tak mungkin melihat kita di sana. Itu ruang pemantauan,” ujar Zelo seraya tertawa kecil.

“Kenapa tak mengatakannya lebih awal, huh?” gumam Krystal, dan mengikuti Zelo ke ruangan yang dimaksud tadi.

Di sana, Zelo bisa melihat Suga yang hanya menatap Aerin dengan tatapan kosong.

“Pembohong. Dia bilang tak mau menjenguknya. Sekarang apa?” gumam Zelo kesal, “Apa yang dilakukan Suga sebenarnya? Ia hanya menatapnya, dan bahkan tak mengucapkan sepatah kata apapun?”

“Apa kau tak berpikir ia sedang membaca pikiran, atau apalah itu?” tanya Krystal.

“Entahlah,” balas Zelo seadanya.

“Tunggu! Kau lihat di tepi sana?” ujar Krystal sambil menunjuk salah satu objek di layar monitor.

“Oh! Apa maksudnya ini!” keluh Zelo kesal, “Mereka berdua sama saja. Kenapa harus berbohong? Kenapa tak bilang ‘ya’ saja tadi. Apa mereka ingin mengunjungi Aerin sendiri-sendiri?”

Di sana, di sudut ruangan, Zelo melihat V. Ia bersembunyi. Sepertinya ia juga mengawasi Suga sedari tadi.

“Tapi kenapa ia bersembunyi?” tanya Krystal.

“Mungkin agar tak ketahuan Suga, jika ternyata ia juga menengok Aerin,” balas Zelo asal, tapi dengan nada kesal.

“Kau tahu bicaramu mulai tak jelas, Junhong,” cibir Krystal.

“Oh, hei! Suga sekarang keluar,” panggil Krystal.

“Benarkah? Jadi sungguh ia hanya menengoknya saja? Berdiri beberapa menit, dan langsung pergi? Jarang-jarang ia kurang kerjaan begini,” komentar Zelo mulai fokus lagi pada monitor.

“Dan sekarang V keluar dari tempat persembunyiannya. Oh, apa yang salah dengan anak itu?” ujar Krystal.

Di layar, Zelo dan Krystal bisa melihat bahwa V lebih berhati-hati saat ini. Mereka tak tahu apa yang salah dengannya. Namun ia mengunci pintu kliniknya.

“Yya! Apa dia sudah gila?” teriak Zelo mulai marah.

V mengeluarkan sebuah botol kecil dari sakunya, dan meletakkannya di meja kecil di samping Aerin. Kemudian ia mengambil sebuah baskom dan mengisinya dengan air hangat. Ia mencapur air itu dengan sesuatu lain yang dibawanya.

Kemudian V membasahi sebuah kain kecil ke dalam air tadi, lalu memerasnya, dan meletakkannya di dahi Aerin. Setelah beberapa menit, ia membaliknya, lalu selang beberapa menit lagi, ia membasahi kain itu lagi, dan melakukan hal yang sama berulang kali.

Seraya menunggu beberapa menit itu, V menuangkan botol yang dibawanya tadi ke sendok kecil, dan meminumkannya pada Aerin. Ia melakukannya berulang kali pula, hingga liquid dalam botol itu habis. Tentu itu memakan waktu yang lama. Namun setelah Aerin menghabiskannya, ia terlihat sangat lega.

“Zelo, seberapa lama lagi kau akan menunggu di sana. Ini sudah jam enam pagi. Mataharinya sudah muncul,” keluh Krystal, yang kemudian menguap.

“Maafkan aku Soo Jung. Kurasa aku akan tetap di sini sampai V selesai. Jika kau mau kembali ke asrama duluan tak apa,” balas Zelo merasa tak enak.

“Ck, pria macam apa yang keras kepala macam itu. Tak apa. Aku juga penasaran. Aku hanya berakting ngomong-ngomong tadi. Sekarang aku mulai bertanya-tanya kemana perginya penjaga ruangan ini? Harusnya kita sudah ketahuan sejak tadi, agar cepat keluar pula,” ujar Krystal kembali ke sifat tak acuhnya.

“Aku tahu kau juga penasaran. Diamlah, dan lihat saja,” balas Zelo menirukan Krystal seraya tertawa kecil.

Sedang di klinik, V seperti mengucapkan sesuatu di sana. Tapi tentu saja Zelo tak bisa mendengarnya. Ia duduk di sebelah ranjang Aerin, dan ikut memandanginya, seperti Suga tadi.

Jarang sekali ia bisa tersenyum. Bahkan dengan sahabat dekatnya sendiri. Kenapa sekarang? Dan kenapa Aerin? Walau senyum itu samar-samar, namun Zelo tahu itu tulus. Ia tersenyum. Padahal Zelo tahu jelas, baik Suga maupun V, keduanya tak mengenal Aerin sama sekali. Kenapa bisa seketika mereka manis begitu padanya?

Atau hanya Zelo yang terlalu bodoh untuk sadar, bahwa kedua sahabatnya memang sudah memperhatikan Aerin sejak pertama ia memasuki akademi? Entahlah…, tak ada kepastian dari itu semua.

.

.

.

-TBC

Okee, this is Chapter 4. Hope you can enjoy it. Maaf juga atas typo-typonya selama ini, ne? Oiya, bahasaku, ejaanku, dan lain-lain, mungkin banyak salahnya. Author masih belajar nulis juga. Jadi maaf banget kalau ngeganggu pas bacanya. Maaf banget kalau masih banyak salahnya.

Dan…, serasa chapter ini panjang banget ya :v. Maaf juga kalau kepanjangan wkwk.

Well, mind to review?

20 pemikiran pada “[BTS FF Freelance] The Academy of Vampire – (Chapter 4)

  1. jungkookie andwe, author tega banget si biarin bebeb kookie aku mati gitu aja. sedih deh jadinya, hhaha mulai lebaynya kumat. v kok perhatian banget si jadi pengen. hahaha, udah deh kok jadi ngelantur gini akunya. pkok nya seru thor ceritanya, lanjut berkarya, keep writing thor.

    Suka

  2. jungkookie andwe, author tega banget si biarin bebeb kookie aku mati gitu aja. sedih deh jadinya, hhaha mulai lebaynya kumat. v kok perhatian banget si jadi pengen. hahaha, udah deh kok jadi ngelantur gini akunya. pkok nya seru thor ceritanya, lanjut berkarya, keep writing thor.

    Suka

  3. Author keeeyyyyeeen abiiiiis pokoknyaaa(teriak di telinga author,hihihi).ceritanya makin bikin penasaran,apa lagi tentang kehidupan Aerin,dan vampire yang bagaimana Aerin itu.Semangat yah thor lanjutinnya *Cium jauh dari readers tercinta…

    Disukai oleh 1 orang

    • Yuhuuu! Haiii Vemnyaa ^^
      Kalau teriak keras” telinga author mau jadi apa coba /*plakk 😂 😂
      Syukur deh kalau kamu berhasil penasaran ;-). Lanjutannya udaa dipost. Silakan membaca~. Ehehe ^^
      Btw thanks banget yaa atas commentnya. Makasii dah mampir dan baca. See you in next chap! 😀 😀 😀

      Suka

    • Looh kok V kamu cium… autho cemburuuu 😥 /*plakk 😂 😂
      Haii Devia^^
      Yuhuu ada yang penasaran 😍 😍 😍
      Nextnya udah ada. Silakan dibacaaa~ wkwk
      Btw thanks for reading yaa. Thanks for your comment!!! :-)))
      Keep watching 😀

      Suka

    • Haii Maisya ^^.
      Iyayah, V dingin gitooh. Jadi pengen nabok dia kalau gajadi alien /*eh?
      Makasiii looh kalau kamu sukaak. Btw makasii banget yak commentnya. Makasii dah mampir dan bacaa 😍
      Nextnya ditunggu terus yak :-)))

      Suka

  4. Aku suka banget ff yang fantasi vampireee^^ ehh… pas menjelajah nemu nih ff:)
    Pertama liat, agak banyak juga ya cast nya–” jadi bayangin nya agak susaahh jugaa:’v
    Karena rasa penasarannya lebih besaarr, jadi baca aja #malah curcooll–“main cast nya juga Mphii/V suami akuu^^:3
    Ceritanya zeruu!!!:3 tapi kadang gak ngerti dengan alurnya–” atau aku yang telmi #payahh aku nya:’v Sukaa banget dengan karakter Suga& V, cuek dingin tapi diem2 perhatiann:3:3 Kukii Jungkook… kenapa langsung mati ya?!:'( #sedih aku nya Oppaa:0
    Ehmm… kayaknya udah cukup panjang:v Authorr fightingg yaa!! ^^:v

    Disukai oleh 1 orang

    • Haii Nadellia ^^ . Syukur deh kamu malah suka yang genre begituan. Yep, castnya banyak kann. Wkwkkw *ketawa evil* /*plak
      Aku kebanyakan nyari yang line 95 dan sekitarnya. Kalau nggak, yaa, aku milih nambahin cast” karena suka aja ama mereka. Kamu curcol juga aku baca koo. Gapapa 😂…
      Maaf kalau alurnya susah dipahami sama kamu. Buat selanjutnya kuusahain lebih jelas alurnya nanti. Btw aku sukaaak juga ama Mphi dan Mas aguS yang cuek kek begonoo 😂 😂. Dia suamimu toh ternyata? Kapan nikahan? Kok author gadiundang 😛 /*apaansiii/
      Kuki matiii. Author jahat yak T.T
      Duh, keknya aku balesnya juga kepanjangan. Tapi malah sukaa kok kalau dikoment panjang. Hihi.
      Last, thanks for reading yaa. Thanks for leave your comment. Keep watching!! :-D:-D:-D

      Suka

  5. Aku penasaran si Tae sama Suga ngapain. Tapi kok aku ketawa tiap baca bagian Zelo, ya? Serasa dia tuh emang gak jelas orangnya.
    Terus Aerin kenapa? Aku penasaran sama latar belakangnya, soalnya aku masih rada bingung. #marulemot #tolongabaikan
    Yoon A itu nama aslinya? Yeoja ato namja, ya? (jujur aja, aku gak bisa bedain nama yeoja sama namja #plakk)

    Maaf kalo komenku panjang dan mengganggu.
    Maaf juga baru komen di chap 4, padahal aku baca dari chap 1.
    Lanjut, ya, kak. Kalau bisa jangan lama-lama, nanti aku keburu lumutan duluan. ^^

    Disukai oleh 1 orang

    • Haii Rinmaru ^^ /atau Maru aja manggilnya. Tersealah~ yang penting haiii ^^ /*plakk
      Modus kali Tae ama Suga *eh?
      Iya tuh Si Zelo emang suka gajelas gitu dibalik mukanya yang err- subhanallah *love*
      Nanti ada chap khusus yang ngebahas latar belakangnya Aerin ko. Terus… duh author emang rada somplak. Harusnya YoonA sama Jungkuk ada di support cast yak. YoonA itu Im YoonA, SNSD. wkwkwk…
      Dan aku malah suka kok, kalau baca koment yang panjang. Gausah maaf, author malah makasii kamu udah koment 😉
      Buat nextnya aku usahain bakalan cepet. Semoga aja ga keburu lumutan kamu /*plakkk
      Thnks for reading yaa. Nextnya ditungguin terusss.. moga ga bosen 😀 😀 😀

      Disukai oleh 1 orang

  6. Taetae kamu bermain dibelakangku huh 😡 awas lu taetae!!! Ternyata begitu ceritanya.. emang alien yg satu ini buwaikkk buanget.. ehh bukan alien werewolf kelakuan alien wkwk… kookie mati?! What?! Kasian banget kamu oppa… ditunggu selanjutnya aku menanti moment aeri-V walaupun rada nyesek😣 gpplah.. keep writing and fighting!!!

    Disukai oleh 1 orang

    • Haii Kirito ^^
      Iyaah alienku tuh buaik ya. *eh? Alien author? /*plakk
      Si Kuki baru muncul mati T.T . KENAPAA? /nahloh yang ngebuat doi mati kan author-_-
      Okee, ditunggu terus yak buat next chapnya 😉
      Thanks for reading btw. Makasiii yaah komentnya 😀 😀 😀

      Suka

    • Wkwk… Haii Nurnie ^^
      Duh, dibilang bagus coba. Makasii ya udah baca dan berkomentar *love* 😉
      Buat next sampai akhir, semoga gabosen. Ditungguin terus yak kelanjutannya :-)))

      Suka

  7. Jadi si Aerin itu punya kekuatan apa sampe diburu gitu? Dedek Kookie baru muncul udh tewas aja *pukpukinKookie*

    Next palli juseyoooooo *Kedip2unyubrngSuga*

    Disukai oleh 1 orang

    • Haii Kaak Lisaa ^^
      Aerin mah banyak kekuatan. Nanti dijelasin ko 😉
      Iya jugaa, Si Kuki udah tewasss T.T *nangis di pojokan* /lah? Padahal yang ngebuat tewas-_- /*plak
      Okee Kak, aku usahain cepet :v.
      Btw thanks for reading Kaak. Makasii atas komennya 😀
      Next nya selalu ditunggu yaw :-)))

      Suka

  8. Haduh kak! Ni ff bikin penasaran setengah mati! 😂 Aku penasaran sama kelebihannya aerin dan kenapa dia bisa sampai koma selama seminggu bgt, dan obat apa itu yang dikasih v??? Kak sebisanya update next chapter secepatnya yah.. Saya Sdh penasaran bgt 😂😂😂 grazie!!!

    Disukai oleh 1 orang

    • Haii Ariefania ^^
      Okay… aku usahain deh semuanya 😉
      Btw thanks for reading yaw. Thanks udah mau berkomentar.
      Buat next nya sampai akhir semoga gabosen. Ditungguin terus, ne 😀 😀 😀 .

      Suka

Leave a Review