[Ficlet] Before Our Story Begins

before our story begins

Before Our Story Begins

ditulis oleh Miho-san

Jung Kook – OC

Ficlet | Fantasy, Slice of Life, Family!AU

G

 

.

 

Sebuah dongeng sebelum kisah kami dimulai

 

.

 

Ruangan itu masih sama dengan beberapa waktu yang lalu. Masih terlihat putih dengan pencahayaan yang sangat baik –hingga terkadang menyilaukan. Gaun putih selutut gadis itu bergoyang pelan kala kaki telanjangnya melangkah. Di sampingnya seorang laki – laki dengan kaos dan celana panjang putih tengah mengerucutkan bibirnya. Antrean panjang ini cukup membuatnya sedikit jengkel. Seharusnya mereka berdua tidak berjalan di antrean ini melainkan bermain bersama teman – temannya di padang rumput.

“Sepertinya ini masih lama. Tak bisakah kita duduk dulu?” keluh sang laki – laki.

Gadis itu menoleh, menendang kaki kawannya itu. “Kamu pikir kita dimana? Kita itu akan mendapat tugas besar! Masih syukur kita ditugaskan berdua. Lihat, lihat, mereka antre sendirian.”

Telunjuknya mengarah pada orang – orang yang antre di depan mereka. Masih ada sekitar tiga ratus orang yang ada di hadapan mereka. Itu berarti waktu mereka akan segera tiba. Karena biasanya penjaga akan membuka pintu untuk seribuan orang per-detik. Tapi satu detik di sini sangat lama. Cukup lama untuk membuat badan mereka terasa sakit.

Ugh, memangnya benar kalau kita keluar dari sini akan mendapatkan hadiah yang luar biasa?”

“Tidak percaya?”

Laki – laki itu mengendikkan bahunya. Jujur saja, orang-orang dari tempat asalnya tak pernah tau apa yang akan terjadi setelah melewati pintu itu. Hanya desas – desus yang tak jelas tentang sesuatu di balik pintu itu. Ada yang mengatakan jika seseorang melewati pintu itu, maka mereka akan melupakan ingatan mereka tentang asal mereka. Ada pula yang mengatakan kalau tempat itu akan mengubah mereka menjadi sesuatu yang mengerikan. Sesuatu yang tak bisa terbayangkan sebelumnya.

“Hmm… kalau kau ragu, biar aku saja yang keluar duluan. Toh, tak ada aturan siapa yang keluar duluan. Mereka hanya mengatakan kia harus berbagi ruang nanti.”

Sebuah senyum lebar tercetak di wajah laki – laki itu. “Kau benar – benar keren!”

Tangan gadis itu merangkul bahu kawannya. “Tentu saja!”

Suara pintu raksasa menghentikan konversasi mereka. Atensi mereka kembali teralih pada suara penjaga pintu yang menggelegar di ruangan itu.

“Seribu akan keluar dari pintu!” perintah sang penjaga pintu tegas.

Satu – persatu berjalan keluar dari pintu raksasa itu. Sebagian dari mereka keluar tanpa kawan seperjalanan dan sebagian lagi yang beruntung akan memulai perjalanan melewati pintu dengan kawan yang telah ditakdirkan bersama.

Entah perasaan apa yang mendorongnya. Tangan sang gadis terulur untuk menggenggam laki – laki di sebelahnya. Berusaha mencari sedikit keberanian dari kehangatannya.

Sebelum mereka memasuki pintu itu, sang penjaga pintu akan memberikan sedikit petuah. Petuah yang sama yang untuk semua orang.

“Beruntungnya kalian memiliki teman seperjalanan,” ucap sang penjaga pintu seraya memamerkan senyumnya.

Kedua makhluk itu tak berani menyahut. Melihat tubuh besar sang penjaga pintu sudah cukup membuat ciut nyali mereka. Yah, meski senyuman sang penjaga pintu cukup manis.

“Setelah kalian melewati pintu ini, kalian akan melihat dunia yang sangat berbeda dari asal kalian. Akan banyak rasa sakit dan tangis yang akan kalian rasakan.”

Sang penjaga pintu mengambil jeda.

“Tapi tenang, bukan hanya itu saja. Kalian juga akan merasakan suatu kebahagiaan yang besar sebelum kalian kembali lagi ke sini. Meski sebentar, kalian akan memiliki dua orang penjaga di sana.”

“A-apakah kami akan melupakan tempat ini?” tanya gadis itu sedikit ragu.

Sang penjaga pintu itu mengangguk. “Penjaga kalian akan mengajarkan kalian bagaimana mengingat tempat ini.”

Penjaga itu menjentikkan jarinya lantas memberikan isyarat untuk mereka berjalan.

Meski pintu itu berukuran besar, mereka harus melewati pintu itu satu persatu. Dan seperti perjanjian sebelumnya, gadis itu yang pertama melangkah memasuki pintu dan baru kemudian di susul oleh sang laki – laki.

Udara di sana sangat dingin menusuk kulit. Rasanya sangat sakit, sungguh.

Tubuh ini sangat lemah. Tak ada yang bisa dilakukan kecuali menangis sekencang – kencangnya. Awalnya aku tak dapat memandang dengan jelas, semuanya terlihat kabur di mataku.

Dan hal pertama yang kulihat dengan jelas adalah sebuah senyuman. Senyuman yang membuat tubuh terasa hangat. O! kurasa kehangatan itu datang dari dekapannya.

Ku gerakkan kepalaku, mendapati bahwa bukan hanya aku yang ada di dekapannya. Ada seorang lagi yang mirip denganku tengah menangis di tangan kanannya.

“Mereka mirip sekali.” Sebuah suara dengan notasi rendah memasuki gendang telingaku.

“Tentu saja! Mereka kembar,” ucap seseorang yang mendekapku dengan suara yang lebih lembut dari orang sebelumnya.

Dan setelahnya aku mendapat panggilan. Panggilan yang membuatku bergerak senang setiap kali mereka menyebutnya.

Kakakku –menurut mereka dia kakakku –bernama Na Jung.

Dan namaku.

Jeon Jung Kook.

 …fin

Salam untuk ayah & bunda!

7 pemikiran pada “[Ficlet] Before Our Story Begins

  1. baca yg ke dua kalinya baru paham hehe
    ff nya keren ka. jjang! suka banget sama ceritanya. karena belum bisa move on dari ff ini, jdi siang tadi baca lagi yg ketiga kalinya wkwk. keren deh ff nya ^^

    Suka

  2. jadiii…. ini ceritanya dunia sebelum manusia lahir ya :D… Najung jadi kakak Jungkook jadi adeknyaa.. dua penjaga yg dimaksud itu ayah&ibu si kembar..
    hmmm… keren. ini semacam riddle bukan? pertama baca gak begitu paham alur ceritanya. eh pas dibaca lagi ternyata….

    ini jjang lah pokoknya..
    keep writing

    Suka

Leave a Review