[BTS FF Freelance] Tour Guide – (Chapter 4)

poster

Tour Guide [Chapter 4]

 

Author : Charikha

Cast : Candy (OC), Min Yoongi (BTS)

Support Cast : BTS member, you’ll find it

Genre : Daily life, Romance

Rating : PG-16

Duration : Chapter

Disclaimer : Semua cast milik Tuhan, milik BigHit, milik Army. Author hanya pinjam buat cerita ini tapi soal Alur cerita dari A sampai Z murni datang dari pemikiran author. Mian kalo cerita Geje, hii^_^ Gomawo.

 

…Happy reading…

 

Previously…

“shit! why you so selfish, that according to you. No, you’re not gonna die, I guarantee that can’t be happen, I’ll be protect you. Please don’t cover up your feeling, Bey. I know we have same feeling and—”

 

“….”

 

“no…please bey, please don’t closed your—“

 

Beep..beep…beep…

 

Ku genggam ponsel ku erat karena inilah satu-satunya cara pelepas emosi saat aku tak bisa berteriak. Sungguh ini membuatku tersiksa… jika saja aku bukan Idol mungkin aku bisa bersamanya—Damn it!

 

‘Back to Nature’

 

Author POV

 

Sebelum berangkat tadi Candy sudah memberitahukan bahwa tujuan wisata di hari ke-3 ini adalah back to nature dimana mereka dapat menyatu dengan alam. Menghirup udara bersih yang jarang sekali mereka lakukan ketika berada di tengah kota. Lokasi kali ini memang lumayan jauh dan membutuhkan waktu kira-kira sekitar 3 jam perjalanan walaupun begitu sang pemandu wisata tau caranya membunuh waktu perjalanan yang begitu membosankan. Gadis manis itu sudah menyiapkan mobil yang berbeda dimana mobil ini memiliki fasilitas karaoke. Sejak 2 jam yang lalu mereka pun asik memainkan mic dan menyanyikan beberapa lagu.

 

Untuk kali ini Candy absen menjelaskan tentang suasana perjalanan karena sejak tadi memang hanya pegunungan dan area persawahan yang dilewati. Ia hanya mendengarkan mereka bernyayi dan memilih asik untuk berkutat dengan internet karena ada portal berita yang menarik perhatiannya

 

‘Bangtan Seonyeondan diam-diam sedang berlibur di Bali’

“Beberapa army memergoki mereka sedang berada di wahana watersport kemarin. Entah sampai kapan mereka akan tinggal di Bali namun menurut berita yang dilansir mereka akan cukup lama berada di sana.—TheNews”

 

“tsk..tsk…”

 

Candy menggeleng saat tau berita tamu yang dibawanya sudah merebak, ia berfikir akan lebih sulit untuk menjaga privasi mereka terlebih lagi Candy hanya sendiri walaupun terkadang ada supir dan 1 atau 2 staf lokal yang membantu.

 

“Astaga.. kenapa tugasku kali ini begitu berat. Mereka terlampau populer!”

 

Candy menengok ke arah kursi belakang tentu disambut oleh beberapa tatapan yang sedang asik bermain musik.

 

Tit…

 

Candy mematikan audio lantas ia mendapatkan protes dari V dan Jungkook.

 

“aish..! kenapa dimatikan?”

 

“majja! kenapa dimatikan, kami sedang asik” V menyambar setelah Jungkook memulai pembicaraan

 

Semuanya menatap intens, pandangan mereka terpaku pada wajah Candy yang terlihat sedikit cemas.

 

“teman-teman walaupun aku akan selalu menjaga kalian tetap saja kalian harus waspada dan hati-hati”

 

Member Bangtan berfikir bahwa pemandunya ini sedang mabuk atau berhalusinasi tapi sungguh kata-katanya itu membuat mereka semakin tak mengerti. Tak lama, akhirnya Candy membacakan berita yang ia temukan dalam dunia internet. Ia membaca dengan lantang agar mereka tau bahwa keadaan sudah tak seperti kemarin-kemarin. Mulai hari ini mereka akan memiliki paparazzi seperti yang ada di daerah Eropa.

 

“benarkah?” ucap Jimin tak percaya

 

“wah…daebak” Jin malah senang dengan keadaan seperti ini

 

“hebat apanya? Andaikan mereka tak pernah ada dalam hidup kita mungkin akan lebih baik” ucap Rapmon enteng lalu kembali menatap luar dari jendela mobil

 

“ya!”

 

“mwooo?!!”

 

“yak!! Hyung!!”

 

Member lain benar-benar terkejut dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Rapmon bahkan seharusnya kata-kata itu tak pernah muncul dari mulut seorang leader. Jin sekeras mungkin menyikut lengan Rapmon, seakan-akan hyungnya itu segera menyelamatkannya dari kesalahan yang fatal.

 

“ya…Namjoon-ah jangan pernah kau ulangi kata-kata itu lagi!”

 

Jin langsung naik darah, ia sedikit kesal jika siapapun menyepelekan Army bahkan member sekalipun.

 

“Ya! Namjoon-ah apa kau sudah gila?” ketus Suga yang juga ikut andil untuk menyadarkan leader mereka

 

Sang maknae melihat dari sisi lain, ia tak ingin menyalahkan Namjoon karena ia berfikir dari setiap kata yang di ucapkan pasti memiliki penyebabnya “hyung… ada apa denganmu eoh? Kau tak biasanya seperti ini”

 

“kau harus meminta maaf pada Army karena mereka—kita semua bisa seperti ini”

 

Jimin dan V mengangguk, mereka setuju dengan argument J-hope. Alih-alih mau mendengarkan, Rapmon memilih untuk diam dan menyumpal telinganya dengan headset lalu mengucapkan 1 kalimat yang lagi-lagi menggemparkan seisi mobil.

 

“tak usah berlebihan”

 

Melihat pemandangan sangat tak enak sang tour guide kini mengambil alih. Ia menenangkan semuanya termasuk Jin yang kala itu masih ingin membuka pembicaraan namun Candy segera melarangnya agar memberikan waktu dan ruang untuk Rapmon. Candy pun memahami jika ada sesuatu dibalik namja itu karena ia wanita dan peka terhadap situasi seperti ini.

 

Akhirnya 3 jam perjalanan sudah mereka lewati walaupun di 1 jam terakhir terjadi peperangan yang lumayan menggemparkan namun semuanya dapat diatasi berkat sang pemandu wisata. Suasana pegunungan nan sejuk kini sudah ada di depan mata. Hamparan hutan hijau disertai aliran sungai dan beberapa batuan besar memperindah panorama alam yang mereka sambangi.

 

“tunggu-tunggu jangan turun dulu sebelum aku beri aba-aba..ok?”

 

Candy segera turun dan melihat suasana sekitar, ia hanya memastikan tak ada penggemar mereka seperti di hari kemarin yang nantinya akan sedikit mengganggu aktivitas mereka.

 

“waah…kenapa tempat ini semakin indah, aku masih ingat betul 5 tahun yang lalu rumah pondok ini tak sebesar sekarang”

 

Candy pun tersihir dengan keindahan alam yang tersaji di depan bola matanya hingga ia lupa bahwa ada orang-orang yang sedang menunggunya di mobil.

 

“astaga aku lupa…” ia menepuk keningnya dan langsung berbalik menuju pintu mobil

 

“aman.. hanya ada beberapa orang lokal dan sepertinya itu bukan penggemar kalian hii” Candy lagi-lagi tersenyum manis kala menutup pembicaraannya

 

Satu persatu mereka turun. Bangtan terlihat menikmati udara yang lebih berbeda dari udara pantai kemarin. Udara begitu sejuk dan dingin ditambah dengan suara derasnya aliran sungai sehingga membuat hati mereka yang panas berubah menjadi dingin.

 

“Eyy..solma?” Ucap Jungkook saat melihat ada sungai beserta bebatuan besar dan dialiri oleh arus yang lumayan deras

 

“memangnya kenapa?” tanya J-hope

 

“hyung aku pernah ke tempat yang seperti ini—“

 

“lalu?”

 

“ini semacam—eehh….rafting” Jungkook lalu melihat ke arah Candy untuk memastikan ucapannya itu adalah benar

 

Candy mengangguk dan saat itu juga keenam member tersenyum. Mereka begitu senang dengan hal-hal berbau olahraga ekstrim terlebih lagi ini hal pertama bagi Jimin, V, Jin, J-hope dan Rapmon namun sayang sang leader masih menampakkan wajah bertekuk. Entah kenapa semenjak pagi tadi ia kembali menjadi sangat sensitif.

 

Setengah jam waktu yang dibutuhkan untuk pengarahan singkat oleh pengelola wahana. Sebenarnya Candy bertugas ganda yakni mendengarkan pengarahan dari pengelola lalu menjelaskannya kembali menggunakan hangul pada Bangtan. Semua perlengkapan seperti jaket pelampung, helm dan pelindung tubuh sudah mereka kenakan, hanya Candy yang tidak memakai karena tentu saja ia tak ikut aktivitas ini. Gadis itu tak terlalu menyukai air, terlebih lagi berbasah-basahan dengan track yang mencekam.

 

“ayolah..kumohon” Ajak Jimin

 

“oh tidak-tidak! Aku tak suka bermain air apa lagi arung jeram seperti ini” Tolak Candy

 

Mereka semua masih sibuk berdebat untuk mengajak Candy agar mau untuk memakai perlengkapan rafting. Suga sedikit malas ketika harus menunggu perdebatan yang masih alot, ia hanya memandang mereka yang berdebat dengan tangan bersedekap di dada.

 

“pakai ini”

 

Tanpa ba-bi-bu sang maknae langsung memakaikan helm dan peralatan lain di tubuh Candy. Tanpa permisi, dengan wajah polos nan memikat ala Jungkook, ia berhasil melemahkan Candy dan gadis itu pun tak dapat berkutik. ia mendesah lemas ketika harus mendapati fakta seperti ini.

 

Usai menyematkan peralatan di tubuh Candy, Jungkook memberikan kekuatan bak malaikat. Suara lembut dan merdu miliknya berhembus tepat di depan wajah sang pemandu.

 

“tenanglah..ada aku yang akan menjagamu lagipula Suga hyung juga pernah bermain rafting. Kau akan aman”

 

“mwoya neo Jeon Jungkook?!” V mendorong halus maknae ketika ia mulai mengikuti jejak Jimin

 

Prok..prok…

 

“ya! apa kalian sudah selesai?!” pekik Rapmon yang sudah tak sabar menunggu

 

Mobil offroad dengan bagian belakang yang terbuka kini melaju kencang membawa ke-8 orang-orang yang akan memacu adrenalin mereka dengan derasnya jeram sungai. Sepanjang perjalanan Candy merasa tubuhnya langsung tak enak, gemetar dan lemas. Sementara sang tersangka sedang asik menikmati jalanan dengan mobil offroad.

 

“andai saja lintasan ini berkelok atau naik turun maka akan cocok dengan mobil ini” ujar Suga yang kali ini absen dengan kameranya ia memilih untuk menikmati Susana dari atas mobil

 

“kau ini hyung—nikmati sajalah lagipula jadwal yang Candy buat sudah membuat kita semua senang kan” sambar Jin ketika melihat Suga kembali mencari Celah kesalahan Candy

 

“wohoooo….” V berteriak kala mobil semakin melaju kencang

 

Mobil terus berjalan menuju hulu, suasana pun semakin lama semakin terasa dingin. Bangtan begitu bersemangat untuk trip kali ini. Mereka tak hentinya terpesona oleh pemandangan bukit hijau khas negera tropis. Rapmon yang sejak tadi mendadak uring-uringan pun berubah menjadi luluh dan ikut menikmati perjalanan.

 

Pondok Hulu menjadi tempat awal mereka untuk memulai rafting. Para petugas mengawal mereka menuju halaman belakang pondok dimana 2 buah perahu karet sudah di persiapkan di tepi sungai. Terdengar gemericik jeram sungai yang sudah mengundang untuk di arungi. Bangtan mulai memanaskan tubuhnya dengan gerakan pemanasan sederhana sedangkan Candy masih meringkuk dibawah sambil memegangi kedua lututnya yang masih terasa bergetar.

 

“Candy kau harus melemaskan otot-ototmu” Ajak Jin pada Candy dan menariknya dari posisi awal

 

Mau tak mau Candy mengikuti gerakan mereka. Para petugas mulai membagi kelompok karena tak mungkin 1 perahu dinaiki oleh 12 orang dan dimulailah pertikaian seperti biasanya. Jin tentu bersikukuh untuk bersama Candy karena ia tak percaya pada Jimin dan Taehyung.

 

“andwae hyung.. kali ini biarkan Candy bersama ku karena aku sudah berpengalaman soal arung jeram” usul Jungkook yang lebih terkesan memaksa

 

“Sok sekali pemuda satu ini!”

 

Lantas Jin tertawa lalu ia melanjutkan ucapannya “baru 1 kali rafting saja kau bilang sudah berpengalaman?! Aigooo”

 

Serentak semua member tertawa melihat Jungkook yang sok jagoan walaupun memang ia lebih lihai dalam bidang sport.

 

“apa sudah siap semuanya? Kita bagi 2 tim dan 1 tim terdiri dari 4 orang ya” ucap salah satu petugas yang sudah siap dengan dayung di tangannya

 

“mworagu?” tanya J-hope

 

“oh.. paman itu bilang jika 1 tim terdiri dari 4 orang” Candy langsung menterjemahkan

 

“cha…yorobun!!” Jungkook sok mengambil alih, ia menepuk tangannya agar mendapat perhatian

 

“Jin hyung, Rapmon hyung, Jimin hyung dan J-hope Hyung kalian akan menjadi tim pertama lalu aku, V hyung, Suga hyung dan Candy menjadi tim ke dua?”

 

“ya! memangnya siapa kau? mengatur se-enak jidatmu!” Jimin sedikit menolak karena ia ingin bersama Candy

 

“ani..hyung ini semata-mata demi keamanan Candy karena aku dan Suga hyung tau bagaimanan mengendalikan perahu”

 

Seketika Jimin dan Jungkook langsung bergulat kecil, namja pendek itu berusaha memeluk leher Jungkook dengan lengannya namun sayang kali ini Jungkook lebih bersiap dan akhirnya Jimin yang harus menyerah dengan kekuatan Jungkook yang berhasil memelintir lengan Jimin

 

“Akhh…mianhae..mianhaee…” teriak Jimin kesakitan

 

“teman-teman bagaimana jika aku tak ikut saja, jadi lebih mudah untuk membagi tim bukan?” Candy menyela dan tentu saja ia mendapatkan protes seketika

 

“andwae…tidak boleh! Kau harus ikut” V langsung menggenggam tangan Candy

 

Mereka masih sedikit berdebat namun Rapmon sudah berada pada perahu yang pertama, ia memilih untuk meninggalkan acara arisan ahjumma yang sangat berisik “ppali ka!”

 

Semuanya langsung tertuju ke asal suara lalu mau tak mau susunan tim yang dibuat Jungkook akhirnya terlaksana. Jin, J-hope dan Jimin mengikuti Rapmon dan mereka sudah mengambil posisi tempat duduk diikuti oleh 2 petugas ahli.

 

Tim 2 masih berada di tepi sungai karena sesuai perintah petugas untuk menunggu sekitar 30 menit dari tim pertama. Tim kedua pun melambaikan tangan mereka ketika melihat perahu tim 1 sudah mulai melaju ke tengah sungai.

 

“anyeongg….!!” Seru mereka kompak.

..

Jin, J-hope, Rapmon dan Jimin terlihat sedikit gugup, mereka semua memegang dayung terkecuali Jimin yang bertugas untuk merekam melalui kamera anti air miliknya. Perahu sudah mulai melaju ke tengah sungai yang mulai menampakan beberapa jeram kecil. Para petugas berjaga di belakang dan Jimin beserta Jin duduk paling depan saling berhadapan lalu dibelakangnya ada Rapmon dan J-hope yang terlihat lebih antusias.

 

“kajja~aaaaa!!!” Rapmon mulai berteriak mengawali dayungannya, baginya ini kesempatan untuk kembali melepas segala masalah dan kepenatan di benaknya

 

“yiihaaaa….noemu jaeminde” tawa Hope selalu tersungging di bibir manisnya

 

Jimin duduk tak tenang, bokongnya selalu bergeser mengikuti kemana arah ujung perahu karet bergerak—membuat fokus kamera bergerak tak jelas.

 

“ya! Jimin-ah pegang kameranya yang benar! Bagaimana jika wajahku tak terlihat di kamera, aigoo” Pekik Jin yang mulai terkena virus narsis milik Jungkook

 

“aih..hyung jinjja busowo” jawab Jimin cepat

 

“Jimin you got no Jams”

 

“ha..ha…”

 

“ke..ke..ke..ke…”

 

Sontak suara tawa puas datang dari J-hope dan Jin. Rapmon bahkan sempat menggeleng pada dongsaengnya itu karena arus masih belum terlihat namun rasa takutnya sudah menjalar liar.

 

“kau seperti yeoja saja!” ledek J-hope

 

“enak saja! Ba-baik lah aku akan menunjukan pada kalian jika aku pria sejati! Lihatlah”

 

Jimin mulai berulah, ia mengumpulkan semua sisa-sisa keberaniannya dan menarik nafas panjang. Salah satu tangannya mulai menopang tubuhnya agar berdiri sempurna dan dalam 2 detik ia berhasil berdiri tegap dengan mengarahkan lensa kameranya pada wajahnya yang imut bercampur sedikit rasa cemas.

 

“cha—Park Jimin imnida… Joneun Sang namjaeyo”

 

Diakhiri senyuman jimin membuktikan bahwa ia bukanlah perempuan seperti yang dikatakan Rapmon.

 

“that’s right Jimin!” puji Rapmon

 

“Jimin jjang” J-hope pun memujinya

 

Jimin masih mempertahankan posisinya yang berdiri dan saat ini ia memutar-mutarkan kameranya agar wajahnya berada dengan beberapa background menganggumkan. Hal ini membuat hyungnya sedikit kesal karena seharusnya ia memasukan wajah hyungnya juga.

 

“hei bocah,, sorot aku juga!” pinta Jin

 

“andwaeyo” Jimin enggan untuk memasukan wajah tampan Jin

 

Seketika Rapmon memberikan pandangan jahil pada Jin dan Hope, ia menaikan alisnya agar hyungnya tau ada rencana busuk yang hendak direalisasikan. Dalam hitungan 3 detik mereka bertiga mendayung lebih cepat hingga perahu melaju cepat dan parahnya benda yang terbuat dari karet ini menabrak batuan kecil hingga tubuh Jimin oleng.

 

“ya! oooh….andwae….woo-woo-aaahhh”

 

Semuanya tertawa karena melihat Jimin yang nyaris terjatuh ke dalam sungai, hanya saja bokongnya sudah mencium permukaan sungai hingga celana pendek pinknya basah dengan cetakan bulat padat khas bokong sexy Jimin.

 

“aigooo hyung…bagaimana jika aku terjatuh!”

 

“ready Guys”

 

Aba-aba sang petugas terdengar, seketika ke empat namja tampan itu langsung melihat ke arah depan. Jeram dengan tingkatan medium sudah menanti didepan mata. Keempatnya kompak berteriak, bahkan J-hope yang mengatakan dirinya sangat berani langsung ciut melihat derasnya jeram di depan.

 

“aaaaaakhhhhhh”

 

“waaahhhhh busowooo jinjja!!”

 

“woohooooo”

 

Candy POV

 

“gwenchana~aa”

 

Tanganku masih hangat—berada dalam genggaman seorang Taehyung. Perasaan takut bercampur cemas entah kenapa mulai terasa berkurang.

 

“Apa dia punya sihir?” batinku

 

Alhasil aku membalas genggamannya, mempererat jariku diantara sela-sela jarinya. Sungguh kehadiran anak ini membuatku sedikit lebih tenang.

 

“aigoo…aku yang usaha kenapa hyung yang mendapatkan hasilnya ya…tsk sial!” Jongkook bergumam kecil kendati demikian aku dapat menangkap ucapannya

 

“hei..aku begini karenamu Jeon Jungkook”

 

Ia tersenyum manis, aku sama sekali tak pernah bisa marah dengan anak ini walaupun ia memaksakan pada hal yang aku tak suka seperti saat ini.

 

Sambil menggaruk tengkukknya ia kembali menampakan gigi kelincinya “aha..ha.. mianhae Candy-ah..Kajja”

 

Jungkook berada tepat di pinggiran perahu yang terbuat dari karet itu. Ia menengadahkan tangannya sebagai pijakan tanganku  agar tak jatuh saat menaiki perahu. Aku pun duduk tepat di belakang orang yang memiliki mulut seperti bebek dan tak lama Taehyung dan Jungkook menempati posisi mereka.

 

“Ya! kenapa kau tak didepan? Bukankah kau bilang kau berpengalaman” protes Taehyung

 

“justru itu, jika aku ada dihadapan Candy aku bisa menjaganya. Jika terjadi sesuatu aku dengan mudah untuk menggapainya” Jelas Jungkook

 

“dasar banyak alasan!”

 

Taehyung mengumpat dan tak ada hal lain lagi selain mengiyakan perkataan Jungkook.

 

Aku mengamati keadaan sekitar sebelum perahu melaju. Pandanganku langsung tertuju pada petugas penyelamat yang duduk di bagian belakang agar selalu menjagaku supaya jangan sampai terjatuh dan mereka pun memberikan jempol sebagai pertanda bahwa aku akan aman berada di bawah kendali para profesional.

 

Pandanganku seketika beralih ke depan dan si bebek itu sedang memandangiku dengan tatapan aneh. Tatapan itu muncul lagi seperti kemarin saat di pantai.

 

“i-ia tersenyum pa-padaku?!” diriku kembali bermonolog

 

Aku tak membalas senyumannya karena saat ini tubuhku mulai tegang seiring perahu yang sudah melaju dengan kecepatan sedang.

 

“hyung..hyung…?”

 

Aku melihat Kookie sedang berkutat dengan kamera anti air miliknya. Aku benar-benar payah, anak dibawah umurku saja sedang bersenang-senang merekam vidio hanya dengan satu tangan namun aku hanya duduk dengan posisi tangan yang memegang erat tali perahu dan—

 

Splash!

 

“ah!”

 

—tiba-tiba saja guncangan pertama datang dan salah satu tanganku reflek memegang lengannya dan kini ia langsung menoleh cepat ke arah ku.

 

“ma-maaf aku takut ja-jadi memangang le—“ Seketika aku melepaskan pegangan erat di lengannya karena aku takut ia tak suka.

 

“tak perlu kau lepas. Peganglah jika kau merasa takut”

 

Tanganku dituntunnya kembali untuk memegang—kali ini—bukan diarahkan pada lengannya melainkan pinggang ramping miliknya.

 

Tunggu!

 

Splash!

 

“wohoooo” teriakan berasal dari bagian depan—Taehyung

 

Jeram semakin besar saat itu pun aku tak berfikir lagi tentang rasa ego. Kedua tangaku kini memegang erat kedua sisi pinggang sang gula. Tak peduli apapun saat ini, aku hanya ingin cepat mengakhiri permainan yang sangat menyebalkan ini.

 

Aku terus menjerit kala perahu bergerak meliuk-liuk bahkan tak segan-segan benda ini memantul ke udara akibat arus yang deras ditambah jeram yang sudah semakin besar.

 

“Jungkook-ah eotteoke?”

 

“hyung! jangan kau arahkan ke situ bodoh…jangan! Yak V hyung….!!!”

 

Brak………

 

Brak…..

 

Splash!…..

 

Blubukblubuk

 

Gelap—ini yang kurasakan. Mendadak pandanganku terasa hitam dan sulit sekali untuk bernafas. Sesekali air masuk melalui mulutku yang terbuka, sesaat aku berfikir apakah ini akan menjadi akhir cerita dari seorang pemandu wisata?—berakhir pada perjalanannya sendiri.

 

“andwae”

 

“Candy-ah!!”

 

Sayup-sayup aku mendengar ada suara kecil yang memanggilku. Apa aku sudah berada di surga? Tapi jika sudah berada disana mengapa pandanganku ini masih terasa gelap?.

 

“uhuk..uhuk..”

 

Katup tenggorokanku reflek mengeluarkan air yang sudah ku telan. Saat mataku terbuka dan melihat apa yang terjadi, aku terkejut ketika saat ini aku sedang berada di permukaan air yang masih deras alirannya. Sontak aku terus berteriak meminta tolong dan mengepak-kepakan tangan layaknya burung yang nyaris mati terbawa arus.

 

“tenanglah aku memegangmu”

 

Aku menoleh ke arah suara yang ada di belakangku dan itu berasal dari suara—

 

“yo-yoongi?”

 

“ne…tenanglah aku disini”

 

Wajah putihnya terlihat sedikit memerah mungkin karena ia banyak berperang melawan air saat menyelamatkanku ketika didalam air. Aku dapat merasakan tangannya menggengam erat pinggangku bahkan tangannya erat memegang tali pelampung agar aku tak terpisah darinya.

 

“percayalah padaku kau tak akan terpisah…ayo kita berenang kesana”

 

Aku mengangguk dan mengikuti tubuhnya yang menggiringku untuk terus berenang menuju perahu yang ada di depan.

 

“are you ok guys?” tanya sang petugas sambil mengulurkan tangannya padaku untuk mengangkatku ke atas

 

Tubuhku seketika lemas dan gemetar. Aku hanya memeluk diriku sendiri agar dapat mengontrol rasa shock yang baru saja ku alami.

 

“ya Jeon Jungkook! Katanya kau berpengalaman kenapa kau malah menunduk?” Pekik Taehyung yang meledak ketika tau bahwa Jungkook hanya menyelamatkan dirinya sendiri

 

“Taehyung-ah… sudahlah ini bukan salahnya lagipula tak ada yang terluka kan?! Tindakan Jungkook sudah benar” bela Suga

 

“Hyung! bagaimana bisa benar. Saat perahu hampir terbalik bocah ini malah menunduk dan membiarkan sisi sebelahnya oleng dan akhirnya membuat Candy terjatuh seorang diri”

 

“diamlah. Kau tak tau apa-apa”

 

“aish…mainhae,..dengarkan! kalau saja aku tak menunduk maka perahu akan terbalik sepenuhnya dan akan lebih sulit jika kita semua terjatuh. Lagipula bukannya kau yang mendayung ke arah yang salah?!”

 

Tahyung diam dan untunglah ada suara yang mengalihkan pertanyaan Jungkook.

 

“uhuk…uhuk…”

 

“Candy gwenchana?” tanya Jungkook yang terlihat begitu khawatir padaku

 

“gwencahana..a-aku hanya shock”

 

“kau akan baik-baik saja”

 

Kepalaku mendapat usapan lembut dari Suga yang baru saja bicara padaku. Aku terus memandanginya yang telah menyelamatkanku dari kematian. Ternyata dia bukanlah namja seperti yang ku bayangkan, dibalik sifatnya yang menyebalkan itu dia dapat berubah menjadi seseorang yang dapat diandalkan disaat waktu genting. Bahkan aku masih dapat melihat hidung dan mata sipitnya berwarna merah.

 

****

 

Author POV

 

“ini minumlah”

 

“gomawo”

 

Segelas air putih baru saja diberikan dari tangan Jungkook pada Candy yang duduk di salah satu sudut ruangan dalam Pondok. Sejak turun dari perahu karet, Jungkook merasa bersalah pada Candy. Ia terus saja menempel padanya untuk selalu siaga menjaga tubuhnya yang masih gemetar akibat shock dengan kejadian beberapa waktu lalu.

 

Wajah maknae tak lepas dari wajah Candy, ia tak akan memaafkan dirinya sendiri jika tour guide yang baik ini sampai sakit akibat ulahnya. Mata Jungkook terus memandang intens hingga tak sadar iris matanya mulai berkaca-kaca.

 

“hei..sudah ku bilang aku tak apa-apa. Kau tak perlu membuang air matamu Kookie”

 

Jemari Candy mengusap air mata yang terlanjur jatuh di pipi sang maknae. Adegan romantis ini banyak membuat orang cemburu terlebih lagi Jimin dan ia pun menginterupsi dengan sebuah pertanyaan keras.

 

“bagaimana ini bisa terjadi?!”

 

Semua mendadak diam karena terkejut dengan suara tinggi milik Jimin.

 

“Seseorang tolong jelaskan padaku, kenapa kalian diam saja?” Jimin mulai terbawa emosi, ia benar-benar panik saat ini

 

“Jimin-ah tenanglah” V berdiri lalu menarik Jimin ke tempat duduknya agar sedikit lebih tenang

 

“iisshh…lepaskan. Kau! jelaskan padaku ken—eemmm!! Emmpp!”

 

Tangan V berhasil membungkam mulut bawel milik Jimin. Sebenarnya V sudah ingin menjelaskan namun mulut Jimin tak henti bicara.

 

“ya! kurcaci dengarlah… Candy tak apa-apa dan kau tak perlu khawatir. Suga hyung menyelamatkannya di waktu yang tepat”

 

Usai V, giliran Suga menimpali argument V “sebenarnya ini wajar ketika kau berani bermain rafting..soal jeram lalu soal perahu yang terbalik kemudian soal jatuh ke sungai. Itu semua biasa dan jangan dilebih-lebihkan”

 

Candy melihat situasi yang membuatnya sedikit terheran. Mereka begitu mengkhawatirkan dirinya seperti menganggap ia adalah orang yang berharga padahal Candy hanyalah seorang tour guide mereka. Tim 1 yang sudah tiba di Pondok terlebih dulu mendadak panik ketika Jungkook pada saat itu membawa Candy ke dalam Pondok.

 

“teman-teman terima kasih—sungguh aku baik-baik saja”

 

“oh syukurlah kalau memang begitu” ucap Jin

 

Ketika sudah bebas dari belenggu V, Jimin menghampiri kursi Candy. Ia memiliki sebuah usul yang harus segera di sampaikan “kalau begitu lebih baik kita kembali ke vila saja. Kau butuh istirahat Candy”

 

Segera menggeleng, Candy meyakinkan dengan sorot matanya bahwa ia menolak usul dari Jimin. Candy tak ingin hanya karenanya rencana liburan yang sudah di buat menjadi terganggu.

 

“tsk..Jimin-ah kau berlebihan sekali” gumam Suga

 

Tak tahan dengan perilaku lebay Jimin, Hope tak segan-segan meneriakinya “ya! Park Jimin kau bukan kekasihnya, sadarlah! Kau jangan terlalu memaksakan lagipula dia tak mungkin mendengarkan bocah sok perhatian seperti dirimu”

 

“ki..ki..ki”

 

“puff..ha..ha..ha…”

 

Lantas suara tawa yang mengejek datang dari Rapmon dan V. Pandangan member lain juga terlihat jika mereka berada di pihak J-hope.

 

“kenapa jadi aku!” batin Jimin kesal

 

Sebenarnya namja yang memiliki suara indah ini hanya ingin tour guidenya itu baik-baik saja—tidak lebih sebab ia tak pernah menemukan tour guide sebaik Candy. Jadi hyungnyalah yang salah mengartikan dengan niatnya itu.

 

Merasa jadi pusat sorotan mata dan ditambah dengan rasa kesal yang sudah menumpuk di dadanya, Jimin berjalan keluar dengan hentakan kaki yang menghujam keras. Mereka hafal jika seperti itu maka tanda-tanda kemarahan darinya muncul dan akan sulit untuk membujuknya kembali.

 

Jin dan Suga saling menatap, sebagai kakak yang tertua mereka memang selalu menjadi yang pertama dalam mengambil tindakan. Jika ada salah satu member yang berada dalam badmood maka para hyung siap untuk menjadi moodbooster.

 

Seakan-akan terkoneksi dari telepati pikiran keduanya, Jin akhirnya menyusul Jimin ke arah dimana mobil terparkir. Suga menyenggol lengan Hope, ia pun tak suka dengan ucapannya yang lebih terkesan seperti orang yang sedang marah daripada sebuah gurauan.

 

“lho memangnya kenapa? Kenapa aku hyung?” protes J-hope

 

“ucapanmu itu lebih ke arah memaki daripada bergurau jadi jangan pernah ulangi hal seperti itu”

 

“kali ini dengarkan saja dia hyung” V berusaha menenangkan Hope agar ia tak terpancing juga

 

Merasa menjadi biang masalah  akhirnya dengan perasaan yang masih sedikit terguncang Candy bangkit dari kursinya, ia menyusul Jimin dan Jin.

 

“Maafkan aku, karena aku kalian jadi seperti ini dan trip menjadi terganggu” Candy lalu berjalan ke arah luar

..

Jimin duduk dengan wajah yang penuh lipatan, ia berada di dalam mobil dan membiarkan jendela kaca mobilnya terbuka agar angin yang berasal dari hutan tropis mendinginkan hatinya yang panas.

 

“hei”

 

Jin datang dalam selang waktu 2 menit, ia berdiri diluar pintu mobil dengan tangan dilipat diatas batas antara pintu dan garis jendela. Wajahnya di taruh diatas lipatan tangannya—ia sengaja ingin memasang wajah fun ketika membujuk Jimin yang sedang terbawa emosi.

 

Jimin hanya melihat sekilas lalu kembali menatap punggung kursi kosong yang ada didepannya.

 

“kau tau kan J-hope itu hanya bercanda, ia tak serius membentakmu seperti itu”

 

Tak ada jawaban—ia masih mempertahankan egonya.

 

“jimin-ah … ayolah, bukankah kau begitu dekat dengannya. Kau bahkan lebih tau sikap Hope daripada diriku”

 

“tapi dia sudah membentakku didepan semua orang bahkan didepan Candy. Ia mengatakan hal yang membuatku tak nyaman. Hyung kau tau kan niatku bukan karena ingin menjadi kekasihnya tapi karena—“

 

“—ne..nan arro” Jin tersenyum

 

“ya! Park Jimin… jika memang begitu aku kecewa padamu” diiringi tawa manis dari sang gadis, ia tiba-tiba saja sudah berada disamping Jin

 

Jimin dan Jin terheran dengan ucapan Candy hingga tatapan tajam langsung menyergap gadis tersebut.

 

“hii..hiii aku hanya bercanda. Hei Jimin kau tak perlu marah seperti ini. Anggap saja ini adalah lelucon”

 

“tapi lelucon itu sama sekali tak lucu”

 

“oh ayolah Jimin.. Eh—tunggu dulu kalau lelucon ini tak lucu berarti ucapan Hope itu benar kalau kau ingin menjadi ke—“

 

“—ti-tidak..tentu saja tidak”

 

“haa…wajahmu itu lucu sekali. Kalau begitu turunlah, kau ini sudah kecil jadi jangan seperti anak kecil ya”

 

Sedikit candaan berbau sinis keluar dari mulut manis Candy kendati begitu Jimin tak marah karena ia sudah kebal dengan kata-kata pendek, kecil dan kurang tinggi. Keduannya berada dalam percakapan yang asik sejak tadi dan nyaris meninggalkan seseorang yang sedari tadi berada disana.

 

“hei masih ada aku disini—aku bukan patung!”

 

Jimin dan Candy sontak tertawa melihat Jin mendadak menjadi patung tampan karena tak diajak bicara oleh Jimin dan Candy. Akhirnya Jimin bisa menghadirkan tawa imutnya berkat Candy. Lagi-lagi karena kehadiran sang tour guide pasti akan selalu ada tawa dan kebahagiaan.

 

“Candy apa aku boleh mendapatkan sebuah pelukan?!”

 

“yak!!” pekik Jin

 

“untuk apa?” bibir yeoja ini mengeluarkan senyum penuh tanya

 

“hanya untuk penyemangat moodku”

 

“kau ini ada-ada saja—baiklah. Jika kau turun kurang dari 5 detik aku akan memberikannya”

 

Secepat kilat Jimin membuka pengunci mobil dan lekas ia menarik handle pintu lalu keluar dalam waktu 4 detik. Jin dan Candy terhibur oleh perilaku unik yang dimiliki oleh fake maknae. Sesuai janji, Candy memeluk Jimin layaknya pelukan seorang kakak dan adik, dengan sedikit adegan puk-puk di punggung masing-masing.

 

“ini sih kau menang banyak Park Jimin!” Jin berlalu meninggalkan mereka

 

Langkah Jin terhenti ketika sisa member lain berdatangan “eoh kalian—”

 

“hyung bagaimana?” tanya Jungkook khawatir

 

“lihat saja dibelakang”

 

Para member langsung mengamati apa yang ada di belakang Jin dan ternyata Candy berhasil membujuk Jimin yang sudah berjalan mendekati mereka.

 

Langkah kaki Jimin terus melangkah mendekati posisi dimana J-hope berdiri. Sambil memandang wajah hyungnya itu, Jimin mulai mengatur perkataan yang hendak diucapkannya.

 

“eh hyung…a-aku ingin—“

 

Melihat Jimin sedikit gagap Hope menyelanya “mainhae”

 

“ey..hyung aku yang seharusnya meminta maaf padamu. Aku ini selalu kekanak-kanakan”

 

“tidak—aku saja yang terlalu berlebihan padamu tak seharusnya juga aku membentakmu dengan nada setinggi itu”

 

Mereka berdua saling berebut maaf layaknya pasangan ababil dikala kasmaran. Awalnya pemandangan ini penuh haru namun jika lama-kelamaan memperhatikan mereka pasti akan membuat asam lambung menjadi tinggi dan akhirnya menimbulkan rasa mual karena tingkah mereka begitu—iieeuuuhh—berlebihan sekali.

 

Setelah lumayan lama berkutat di Pondok, mereka melanjutkan destinasi menuju arena permainan yang tak jauh dari wahana arung jeram. Lokasi sedikit agak ramai dari sebelumnya karena ini sudah mendekati siang hari dan sang tour guide melakukan tugasnya seperti biasa ia turun lebih dahulu memastikan semua aman namun sayang di wahana kali ini ada beberapa anak muda yang sedang menikmati permainan.

 

“apa boleh buat..aku harus membatalkan ini” Candy bergumam dan kembali menuju mobil

 

Sedangkan suasana di dalam mobil sudah seperti pasar, mereka begitu antusias setelah melihat banner besar bertuliskan ‘go go go…with ATV’.

 

“Candy jjang!” Jungkook memantulkan bokongnya hingga Suga yang berada di sebelahnya merasa terganggu

 

“heish..jinjja?!” ujar Suga sedikit kesal akibat ulah Jungkook yang tak mau diam

 

Jungkook lalu memasang wajah super bahagianya, ia menatap wajah Suga lalu mengarahkannya ke arah luar jendela “lihatlah hyung ATV…ini sangat menyenangkan bukan?”

 

“jinjja? Daebak”

 

Mereka semua langsung mencari-cari dimana letak kendaraan kecil itu terparkir. Saat mata mereka fokus pada lintasan dan arena wahana, sang pemandu akhirnya datang.

 

Hosh…hosh….

 

“maaf acara kali ini dibatalkan”

 

“wae?”

 

“akhh…andwae!”

 

“kalau dibatalkan maka kau harus mengganti kerugian kami” tiba-tiba saja Rapmon berbicara hal yang membuat Candy merasa ada serangan di jantungnya

 

“tsk kejam sekali! hal ini penting ku lakukan karena ku pastikan kalian tak akan menikmatinya sebab ada beberapa kumpulan anak muda. Jika kalian di serbu seperti kemarin bagaimana?”

 

“astaga masalah itu.. tenanglah aku yakin Army tak akan berbuat hal yang menyakiti kami” ucap Jin

 

“benar…kajja!”

 

“kajja~aaa”

 

Tanpa persetujuan, Bangtan langsung berhamburan keluar mobil. Mereka begitu tak sabar ingin mencoba beradu balap hingga tak mengindahkan perkataan Candy. Sang golden maknae menjadi orang terakhir yang turun dari mobil, ia pun turut mengajak Candy agar ikut menuju arena bermain.

 

“ayolah.. kau tak perlu khawatir”

 

Lantas Jungkook merangkul bahu Candy dan mereka jalan bersama menyusul hyungdeul yang hampir tiba di tempat arena ATV.

 

“ya! bagaimana jika buat perlombaan?” usul J-hope ketika adrenalinnya mulai memuncak

 

“aku setuju.. hukuman bagi yang kalah adalah menyatakan cinta pada Candy”

 

Semua mendadak diam termasuk Candy. Mereka melirik tajam pada salah satu makhluk pendek yang baru saja mengucapkan kata-kata yang menurut mereka semua sangat menjijikkan.

 

“heish!! Jimin-ah ini sama sekali tak lucu. Kenapa harus aku, eoh?!”

 

“Jimin-ah kau ini payah!” tutur Jin

 

Suga menaikkan sudut bibirnya lalu memincingkan matanya seolah-olah ia sangat anti dengan ucapan barusan.

 

“dari pada harus menuruti usul Jimin, bagaimana jika yang kalah harus—“

 

Candy langsung menyela ketika V berbicara, ia tak ingin melanjutkan omong kosong tentang perlombaan karena arena ini sama sekali bukan untuk perlombaan. Tracknya saja di buat hanya untuk 1 kendaran dengan lebar 1,5 meter.

 

“Jimin-ah cepat naik”

 

Disaat Candy memberi penjelasan, J-hope sudah berada diatas kemudi ATV berwarna hitam bercorak merah. Ia langsung mengajak Jimin agar segera naik bersamanya.

 

“ne hyung” tanpa butuh waktu lama Jimin segera berlari kecil menuju ATV’nya

 

“cepat.. jangan terlalu banyak teori atau Army akan semakin berdatangan” lanjut J-hope kemudian ia meluncur

 

“hyung kali ini aku yang mengemudi ya?”

 

Jin tak mampu untuk menolak permintaan Rapmon dan akhirnya ia pun kini berada di belakang kemudi sang leader “kajja….woohooo”

 

“ayo..tunggu apa lagi?” tanya V pada Jungkook

 

“andwae…hyung aku ingin mengendarainnya” kali ini Jungkook sudah berganti menjadi seorang anak TK yang sedang merengek manja pada kakaknya. Ia menghentak-hentakan kakinya sambil terus menggenggam stang ATV

 

“baiklah-baiklah…ini”

 

Dengan sabarnya namja bermarga Kim itu mengiyakan permintaan dari Jeon Jungjook. Ia pun berpindah ke belakang.

 

“hyung…kami pergi duluan..anyeooong!!!”

 

Brum..brumm..!!!

 

Krikk..krikk…

 

Tinggalah Suga dan Candy. Selagi menunggu ATV dipersiapkan Suga terus saja bergumam, ia merasa di ‘khianati’ oleh teman-temannya karena ia dibiarkan sendiri mengendarai ATV. Padahal rute yang akan di tempuh lumayan jauh dan akan sangat membosankan jika melewati itu hanya seorang diri.

 

Selama menunggu, Candy merasa canggung. Baru kali ini ia merasakan perasaan seperti ini pada namja itu setelah kejadian di sungai tadi. Entah mengapa setiap melihat wajahnya ada perasaan aneh yang seketika muncul. Beberapa kali Suga dan Candy saling berpandangan lalu secepatnya mereka membuang pandangan itu sebelum merasa malu dan gugup.

 

Saat pandangan itu sirna, Candy mulai menatap punggung Suga yang masih berdiri menunggu ATV. Candy terus memperhatikannya hingga namja itu berada diatas kuda besi berwarna biru yang baru saja tiba lantas pandangan mereka kembali bertemu. Suga menangkap tatapan mata Candy yang baru saja memperhatikan dirinya.

 

“hei, bisa kau temani aku?”

 

Sedikit terkejut dan bingung Candy langsung menggeleng. Alam bawah sadarnya masih menunjukan rasa canggung bercampur malu hingga ia tak mempu berbicara.

 

“benarkah?”

 

Suga lalu meng-gas ATV-nya berjalan 1 meter ke depan. Melihat roda ATV berputar Candy merasa ia sangat jahat karena sudah menolaknya padahal beberapa jam yang lalu nyawanya diselamatkan oleh namja itu.

 

Baru berjalan 2 meter Suga mengerem kuda besinya, ia kembali menoleh ke arah Candy “eoh, jadi inikah pembalasan pada seseorang yang sudah menyelamatkan nyawanya?”

 

Candy tersentak, wajahnya langsung mendongak dan melihat lurus kedepan “apa?! Ja-jadi ia menolongku hanya mengharap suatu pembalasan?”

 

“baiklah..aku mengerti” lantas Suga kembali meng-gas

 

“tu-tunggu dulu”

 

Suga mengendurkan gas yang ada pada genggaman tangannya “hmm?”

 

“a-aku akan menemanimu”

 

Ada senyum tipis kala ucapan ‘menemanimu’ terdengar di telinga milik sang rapper. Perlahan gadis manis itu menaiki jok kecil yang ada di bagian belakang. Rasa gugup kini mulai melandanya, entah kenapa begitu tiba-tiba tapi gadis blesteran ini yakin ada sesuatu yang tak beres dengan dirinya.

 

“bepeganglah, aku tak ingin kau terjatuh”

 

Deg!

 

Lagi—jantungnya terasa bedetak 2 kali lebih cepat hingga matanya terus saja mengerjap. Perlu 1 menit sebelum Candy meletakan tangannya di kedua bahu milik sang gula. Pipinya langsung terasa panas kala kulit tangan Candy menyentuh pundak Suga, mungkin saja rasa panas itu telah mengubah warna pipi Candy menjadi merah.

..

“wah..daebak igo!” pekik J-hope kala dirinya melewati lintasan yang berbatasan langsung dengan sebuah pedesaan kecil dan dikelilingi oleh hamparan sawah yang mulai menguning

 

“hyung… aku jadi ingat saat kita syuting kemarin. Kau terlihat bodoh saat jatuh ke lumpur dekat sawah..haa~a”

 

“ishh.. kau ini kenapa hanya ingat bagian itu”

 

“tidak juga, aku ingat semuanya bahkan si alien itu—“

 

“huaa..haa… benar-benar—saat itu Taehyung seperti orang teler…haha” Sela J-hope sambil terus fokus mengemudi

 

“itu karena ia tak siap jatuh dan akhirnya hidangan lumpur masuk ke mulutnya… dia sangat bodoh”

 

Mereka berdua asik berbicara kala melewati daerah pedesaan dan tak menyangka bahwa sedari tadi mereka sudah di tatap intens oleh gadis-gadis yang berada di saung dekat pengairan.

 

“i-itu…i-itu….” Salah satu yeoja menunjuk ke arah ATV yang sudah berlalu

 

“apa?”

 

“Jimin.. Park Jimin dan J-hope” lanjutnya

 

“benarkah?”

 

Mereka langsung teringat beberapa artikel yang mengatakan bahwa Bangtan sedang berlibur di Bali dan kini mereka tak menyangka akan melihat langsung hanya dengan jarak 3 meter.

 

Tak lama suara mesin dari ATV kedua datang, sontak gadis-gadis itu yang menamainya Army langsung mendekati batas pengairan.

 

“lihatlah?”

 

“oh Rapmoooon oppaaa!!!”

 

“Jin oppaaaaa!!!!”

 

Merasa terpanggil, julukan appa dan eomma BTS itu akhirnya memberhentikan ATV tepat di hadapan 6 Army. Keduanya berani melakukan hal ini karena tentu saja ada saluran irigasi yang membatasi mereka.

 

“hellooooo?”

 

“anyeong” Jin tak henti melambaikan tangan pada mereka semua

 

Beberapa sinar flash terlihat bergantian mengabadikan pemandangan indah yang ada di hadapan mereka. Ada pula diantara mereka yang histeris dan berteriak sekencang mungkin agar mendapat perhatian dari sang idola.

 

“oppa.. take a picture please?”

 

“ok..hurry up” Jawab Rapmon kemudian ia bersama Jin turun dari ATV dan pergi menuju pinggiran saluran irigasi

 

Keenam Army merasakan kebahagiaan yang luar biasa, mereka mendapatkan fan service dengan berselfie. Di sebrang tempat Rapmon dan Jin berdiri, para Army sudah siap dengan format barisan mereka yang menempatkan sang idola berada di tengah—one-two-three.

 

“we have to go now”

 

Setali tiga uang dengan Rapmon Jin pun mengikuti langkah sang leader menaiki ATV. Namja tampan ini pun memberikan kesan mendalam pada Army yang di temuinya.

 

“see you… saranghae Armydeul”

 

Tak lupa bentuk ‘love’ dari jemari Jin di tujukan pada semuanya hingga mendapatkan balasan berupa teriakan yang lebih histeris dari mereka.

 

“ah..gwiyowo”

 

Masih bersemangat untuk member selanjutnya—para Army masih bertahan di pinggiran saluran irigasi namun kali ini jumlahnya sudah bertambah dari sebelumnya, hal ini karena kabar sudah di sebarkan jika Bangtan sedang bermain ATV.

 

Tak lama yang ditunggu pun datang walaupun baru terlihat dari kedua poni unyu pasangan konyol, Army sudah mengetahuin bahwa itu adalah Jungkook dan V.

 

“Kim taehyuuuung!!!”

 

“Jungkoookiieeee…saranghaee”

 

Kaget— itulah reaksi V kala mendengar jeritan yang memanggil namanya hingga posisinya yang sedang berdiri mendadak oleng.

 

“ya! ya! hyung… jika begini kita bisa jatuh, pabo-ya!” rutuk Jungkook

 

“Jungkook please stop!” pinta Army

 

Jungkook dan V tersenyum hangat pada mereka. Jungkook tetap menjalankan ATVnya, ia tak berhenti kendati begitu sang maknae sengaja mengecilkan gasnya agar para Army dapat mengambil gambar mereka

 

“anyeooonngg!” sapa Taehyung

 

“halloo….” Jungkook memberanikan melepas salah satu tangannya untuk melambai. Setelah 1 menit Jungkook kembali memacu ATV-nya tanpa aba-aba hingga V terhempas ke belakang

 

“ya!! Jungkook-ah aku hampir mati!!” V langsung protes menggunakan toyoran khas di kepala maknae

 

“ha..ha..mianhae-mianhe hyung”

 

Jungkook menggeleng singkat lalu melanjutkan ucapannya pada V “kau tak akan mati hanya karena jatuh dari atas ATV hyung”

 

Perilaku pasangan konyol itu mengundang gelak tawa dari Army.

 

“mereka itu lucu sekali….!!!”

 

“siapa selanjutnya ya?”

 

“tunggu..eh—Suga!”

 

Waktu sudah lewat dari 15 menit namun Army belum menemukan Suga yang lewat di hadapan mereka. Sempat putus asa saat orang yang ditunggu-tunggu tak menampakan batang hidungnya namun 3 menit setelah itu Army megenali siapa yang sedang berada di ATV berwarna biru.

 

“itu Suga!”

 

“Suga oppaa saranghae”

 

“wah kulitnya benar-benar seputih gula” bahkan salah satu Army tak hentinya membuka mulut lebar-lebar

 

Menyadari ada beberapa Army, Suga memasang senyuman manisnya hingga membuat para Army kembali histeris namun sayang saat Suga semakin dekat di hadapan mereka fans menyadari ada seorang yeoja bersama Suga bahkan tangannya menempel erat di kedua bahu idola mereka.

 

“siapa wanita itu?!”

 

“kenapa dia berboncengan semesra itu dengan Suga oppa? Apa dia pacarnya?”

 

“cepat foto! Abadikan! Ini harus cepat tersebar! Aku tak terima jika Suga memiliki kekasih”

 

“benar! Army Korea dan Internasional harus tau betapa sakitnya melihat itu”

 

Suga tak bereaksi apapun dengan apa yang diucapkan fansnya itu karena ia memang tak paham dengan bahasa Indonesia namun Candy peka dan langsung melepas kedua tangan yang ada di kedua bahu Suga—ini gawat!

 

Min Yoongi POV

 

Setelah kedatangan Army di lintasan persawahan tadi, tangannya sudah tak lagi berada di kedua bahuku. Aku jadi khawatir jika ini adalah imbas dari ucapan Army. Aku tak mengerti apa yang diucapkan mereka tapi aku yakin mereka salah paham dengan apa yang mereka lihat. Aku takut Candy merasa tak nyaman atau bahkan tersakiti.

 

Sepanjang jalan konsentrasiku berkurang, entah kenapa saat ini yang ada di dalam pikiranku adalah keadaan tentang Candy.

 

“Sebaiknya aku berhenti saja”

 

Untunglah—ada sebuah gubuk yang terlihat tak jauh.  Saat tiba, aku segera menepikan ATV tepat di depannya.

 

“ada apa? Kenapa kita berhenti?”

 

Aku tak langsung menjawab dan lebih memilih untuk turun dan duduk di gubuk tersebut. Mendadak terlintas ide untuk menjahilinya sedikit.

 

“oh—itu karena kau sudah tak berpegangan padaku”

 

“tsk… apa idol juga memiliki pemikiran pervert seperti itu, huh?” keluhnya saat turun dan menyusulku untuk duduk bersama

 

Aku tersenyum—ah tidak—lebih jelasnya tertawa. Memang ucapan gadis itu sangat lucu hingga batinku saja tertawa karenanya.

 

“aku bukan pervert seperti dugaanmu, hanya saja pemandangan disini indah. Aku tak ingin melewatkan ini”

 

Lalu aku beralih pada kamera kesayanganku yang sejak tadi masih menggantung di dada. Sambil mengarahkan lensa kamera menghadap ke arah depan, kini aku sibuk mengambil gambar.

 

Klik..klik..klik

 

Pemandangan kali ini memang indah namun aku melakukan ini hanyalah untuk sekedar pengalihan semata agar aku dapat menenangkan diri kala rasa gugup mulai berkecamuk. Ku tekan beberapa kali tombol OK pada kamera dan beberapa kali aku memutar badanku ke segala penjuru untuk menyimpan segala sudut indah yang ada di sekeliling. Gemericik air dari aliran sungai kecil pun seperti memanggilku hingga aku beranjak beberapa meter ke depan dan sungai bening itu pun tak luput dari sorot lensa kamera, kemudian saat ku arahkan lensa ke belakang untuk memotret gubuk dengan latar bukit—ada sesuatu yang mencuri fokusku.

 

“yeppeone”

 

Klik..klik..

 

Aku terus saja mengabadikannya, parasnya yang manis seperti candu untuk selalu dapat memandangnya.

 

“yoongi-ya! jika sudah selesai ayo kita lanjutkan perjalanan. Hari sudah semakin sore”

 

Aku segera mengurungkan niat untuk kembali memotretnya kala aku melihat di dalam kamera ia menatap ke arahku sembari melambaikan tangan.

 

Aku berjalan menghampirinya yang masih duduk di gubuk. Sebenarnya ini adalah moment yang tepat untuk merealisasikan tujuanku mengapa berhenti di tempat seperti ini. Ku coba mengumpulkan semua keberanian dan menghilangkan semua rasa gugup untuk memulai pembicaraan ini.

 

Candy POV

 

Aku memilih untuk menginterupsinya saat ia sibuk mengambil gambar karena aku tak tau saat ini ia sedang mengambil gambar set gubuk beserta bukit didalamnya atau aku.

 

“astaga.. kenapa aku jadi terlalu percaya diri seperti ini!”

 

“yoongi-ya! jika sudah selesai ayo kita lanjutkan perjalanan. Hari sudah semakin sore” ucapku padanya

 

Tak berselang lama, ia pun kembali. Aku bergegas menuju samping ATV agar dapat segera menaikinya namun—

 

“Candy-ya?”

 

“ya?”

 

“Eum..apa kau baik-baik saja?”

 

Aku tersenyum tipis kala pertanyaan itu kembali muncul padahal beberapa waktu yang lalu pertanyaan itu sudah pernah Jungkook lontarkan.

 

“bukankah aku sudah menjawabnya tadi. Aku baik-baik saja, lagi pula tak ada luka yang mengkhawatirkan”

 

Aku melihat alis matanya seperti menyatu lalu seketika ia tersenyum. Memandang senyumannya itu aku merasa seperti sedang berkaca—manis sekali.

 

“bukan itu—tapi soal Army, aku yakin kau mendengar apa yang mereka ucapkan—pasti ada sesuatu yang membuatmu tak nyaman”

 

“hmm? Ma-maksudmu?”

 

Aku terkejut ketika tiba-tiba saja salah satu tangannya menggenggam erat tanganku.

 

“kau tak perlu khawatir, jangan terlalu mengambil hati ucapan mereka”

 

Aku baru menyadari ketika ucapan Yoongi mengarah pada kejadian beberapa menit yang lalu. Jujur saja ada sedikit rasa khawatir dan takut ketika mendapatkan perlakuan ‘pedas’ seperti itu.

 

“ah itu— aku tak apa-apa, sungguh. Tapii~i—“

 

“keundae wae?”

 

Saat ini mataku tepat menatap matanya ketika ia mengatakan hal barusan, aku seperti dapat melihat ke dalam matanya seperti ada suatu rasa peduli yang besar terhadapku.

 

“—tapi aku pernah membaca salah satu artikel ketika fans tak suka dan marah maka mereka tak segan-segan melakukan apapun yang bisa meluapkan emosi mereka bahkan ada juga yang—“

 

Jari telunjuknya kini berpindah di bibirku “Ssshhh…. Ku pastikan itu tak akan pernah terjadi. Aku tak akan membiarkan mereka menyakitimu sedikit pun”

 

DEG . . .

 

“apa..apa yang baru saja ia katakan?! Bukankah kata-kata seperti itu hanya ditujukan pada orang yang memadu kasih” batinku

 

Aku hanya bisa tersenyum padanya karena aku tak tau harus menjawab apa padanya.

..

 

Author POV

 

“kenapa hyung lama sekali sih?!!” keluh J-hope

 

Jin, Rapmon, J-hope, Jimin, V dan Jungkook sudah sejak lama tiba di tempat awal. Mereka sangat senang ketika usai bermain dengan sebuah kendaraan semi offroad itu, namun sayang saat kembali—mereka tak menemukan Suga dan Candy. Mereka semua berfikir Jika saat ini Sugalah yang menculik Candy entah kemana karena sudah setengah jam lamanya member BTS ini menunggu hyungnya itu.

 

“aishh jinjja Suga hyung!!” pekik Jimin karena ia sedikit kesal

 

“oh..jangan-jangan Suga berbuat aneh-aneh padanya?” tuduh Jin

 

Jungkook tak setuju, ia segera menjawabnya “tidak mungkin itu terjadi hyung, bukankah saat disungai tadi Suga hyung yang menyelamatkan Candy”

 

“Jungkook benar tapi mungkin saja ia sedang berkencan dengannya” kali ini kalimat Rapmon langsung  membuat mata member lainnya membulat

 

“aih..itu lebih tak mungkin!” J-hope menyenggol bahu Rapmon

 

“kenapa tak mungkin? Bukankah sifatnya itu berubah karena kehadiran Candy, hmm?”

 

Dialog Rapmon memang masuk akal, tapi yang lainnya tetap memilih untuk tak menuduh Suga tanpa ada bukti yang jelas. Jimin lagi-lagi berulah, ia terlihat frustasi ketika Rapmon mengatakan hal tersebut.

 

“hei tunggu dulu?!”

 

“Jimin-ah wae?” tanya V pada Jimin

 

“Jin hyung bukankah pernah mengatakan bahwa Candy memiliki namjachingu?”

 

Seketika semua kepala langsung menoleh pada sang tersangka—Jin—hanya tersenyum. Ia menjelaskan waktu itu hanya spontan mengucapkan bahwa Candy memiliki kekasih dan belum tentu kebenarannya.

 

“Astaga, ja-jadi kalau begitu…”

 

“memangnya kenapa?” sela Jungkook

 

“mungkin ucapan Rapmon hyung akan menjadi kenyataan” Jimin mulai frustasi karena ia berfikir bahwa Suga tak pantas untuk menjadi pendamping bagi Candy

 

“ternyata aku berlibur bersama orang bodoh!” cela Jungkook

 

Seketika Jimin meraih kepala Jungkook dan meletakannya di sela-sela ketiaknya dan tak ingin melepaskannya begitu saja sebelum bocah itu memberikan penjelasan.

 

“akhh hyung i-ni sakit!”

 

“Cepat katakan maksudmu!”

 

“Su-suga hyung tak mungkin menjadi kekasihnya karena kau tau kan apa mimpi hyung. Jadi ia tak akan mungkin melepas mimpinya hanya karena seorang yeoja”

 

Jimin segera melepaskan Jungkook dan kali ini ia sependapat dengan ucapan Jungkook dengan tanda kepalanya mengangguk cepat.

 

“tsk…dasar Jimin memang tak punya pendirian!” ucap V

 

Yang di tunggu-tunggu pun mulai menampakan batang hidungnya. Candy dan Suga terlihat sedang menuju kemari. Semua raut wajah member lain terlihat begitu penasaran dan kesal hingga mata mereka pun tak lepas memandangnya.

 

Jimin menggelengkan kepalanya disaat hyungnya itu baru saja melintas di hadapannya “tsk..tsk..tsk..”

 

“wae?!” balas Suga cepat

 

“apa sekarang kau menculik pemandu wisata hyung?” Jimin tak segan-segan membalikkan kata-kata yang pernah dituduhkan kepadanya beberapa hari yang lalu

 

Suga tak menjawab, ia malah membantu Candy yang hampir tak stabil saat menuruni ATV.

 

“Suga-ya kau dari mana saja?!”

 

“hei! Kenapa kau jadi sangat dekat dengannya bukankah kau sangat anti dengan yeoja?”

 

“Apa semua pertanyaan kalian penting untuk dijawab eoh?” ketus Suga

 

Suga langsung pergi menuju mobil dan meninggalkan se-juta tanya bagi lainnya.

 

“ya! hyung!” panggil Jimin lalu ia menyusulnya namun Candy segera menahan langkah Jimin

 

“Jimin-ah”

 

“Candy kenapa kau menghalangiku?”

 

Jimin sempat berfikir bahwa benar adanya kalau ada sesuatu diantara mereka berdua karena baru saja Candy membela Suga.

 

“tunggu… ja-jadi kau dengan hyung—?”

 

“—kau ini bicara apa sih?” sela Candy

 

“teman-teman maaf, kami datang terlambat karena saat di lintasan Yoongi berhenti sejenak untuk memotret pemandangan. Jadi jangan salah paham dengan kami”

 

Huuh..

 

Nada nafas berat pertanda kelegaan berasal dari Jimin, V kemudian Jungkook. Young line merasa tak setuju jika Suga dekat dengan Candy karena menurut mereka hyungnya itu akan menyakiti Candy melalui ucapannya yang ketus.

 

“aigoo..aku pikir kalian berdua sedang kencan” tambah Jin

 

Candy tersenyum lalu tertawa kecil. Ia merasa sedikit malu karena selalu di-push oleh lainnya tentang dirinya dan Suga.


“kalian ini terlalu mengada-ada. Sudahlah, hari semakin sore sebaiknya kita kembali ke vila”

 

****

 

Malam belum larut namun semua member terlihat begitu lelah hingga jarum pendek baru menunjukkan angka 10 mereka semua sudah terlelap. Di ruang pribadi milik Candy entah mengapa ia sama sekali belum bisa menutup matanya, ada beberapa hal yang terus mengganggu pikirannya. Ia selalu memikirkan beberapa kejadian belakangan ini, terlebih pada salah satu seorang yang membuatnya selalu merasa aneh jika berdekatan. Ia tak yakin dengan rasa aneh yang selalu muncul dan tak ingin membiarkan rasa itu selalu muncul.

 

“ada apa dengan diriku ya?”

 

Ia kembali menarik  selimutnya ke bawah yang tadi menutupi wajahnya, setiap kali ia menutup mata maka akan selalu ada bayangan Suga yang kemarin berbicara dengannya di Pantai dan setelahnya ada tambahan bayangan saat Suga menolongnya hari ini.

 

“apa maksud dari ucapannya hari ini?”

 

Kembali gadis manis itu menarik selimutnya hingga menutupi wajahnya, kali ini ia berusaha keras memejamkan matanya namun nihil. Bayangan namja itu terus saja hadir hingga membuat dadanya seketika sesak.

 

“Kenapa Yoongi membuatku seperti ini?!”

 

Di kamar lain hal yang sama terjadi pada sang namja yaitu Min Yoongi. Sejak tadi ia hanya membalikkan badannya ke kanan dan kekiri. Ia sama sekali belum bisa menutup matanya, walaupun guling empuk sudah menemaninya. Pada akhirnya ia memilih bangun dan berkutat dengan lembaran kertas yang selalu ia buat semenjak di pesawat 3 hari yang lalu.

 

Suga berjalan menuju meja dan kursi tempat ia biasanya menulis lagu, malam ini ia berfikir jika lebih baik melanjutkan untuk menulis lagu. Saat pikirannya berselancar mencari inspirasi, ingatan tentang Candy hadir membuatnya seketika menghentikan tulisannya dan hanya mengetuk-ngetuk pensil di permukaan meja.

 

“damn it! kenapa sulit sekali—keadaan ini benar-benar membuatku sulit!”

 

Suga menghempaskan pensil kuat-kuat lalu tangannya segera mengusap wajahnya kemudian menutup seluruhnya dengan kedua tangannya. Ia membatin bahwa hanya akan ada 2 pilihan dimana orang-orang akan merasa tersakiti atau dirinyalah yang tersakiti.

 

“aaraggghhh!!!”

 

Tbc

 

Chapter 4 done. Semoga ga bosen bacanya ya.

Abang Suga lagi galau, gitu juga Candy lalu apa yg akan terjadi selanjutnya ya.
next chapter akan ada jawaban untuk masalah Rapmon so gidariseyo yorobundeul>.<

RCL juseyo.. gumapseumnida^_^v

 

Satu pemikiran pada “[BTS FF Freelance] Tour Guide – (Chapter 4)

Leave a Review