[Boys Meet What?] Something Strange – Oneshoot

20161212152026_resized

Title: SOMETHING STRANGE

Author: chimchan

Cast: Jeon Jungkook and all member BTS

Genre: Mystery,Horror,a little bit Thriller

Rating: PG-17

Length: oneshoot

 

Disclaimer: semua alur cerita asli hasil dari pemikiranku sendiri. Jungkook and other members are belong to their parents and BIGHIT ENT. I own make the Poster. Mungkin terlihat biasa saja tapi hargai karyaku yang sudah susah payah kubuat ini..^^

 

Summary:

~ Jika kau dihadapkan pada dua pilihan, pertama hidup dalam tahanan dengan lingkungan yang keras dan mendapatkan cap sebagai seorang pembunuh, atau kedua, hidup dalam lingkungan yang semua orang didalamnya tak memiliki akal pikiran dan di cap tidak waras? Maka aku memilih pilihan kedua, dengan segala keanehan yang akan kulalui~

 

Tiga tahun bergelut dalam dunia industri hiburan membuat hidupku senang karena impian dan citaku memang menjadi seseorang yang bisa dikenal dan dilihat banyak orang. Aku nyaman dengan profesiku sebagai seorang penghibur. Bukan sebagai pelawak yang menghibur dengan candaannya. Aku bisa menghibur orang banyak dengan segala talenta yang kumiliki. Aku pandai menari, suaraku bagus dan ya wajahku bisa dibilang tampan. Apalagi aku tidak sendiri. Aku berjuang bersama enam orang hyung-ku untuk membuat kami menjadi sukses dan terkenal dibawah naungan sebuah agensi yang baru terbentuk dan tak terlalu dikenal.

 

Namun aku tidak merasakan semua itu sekarang. Aku justru lebih baik memilih tidak menggeluti dunia ini dari awal dan menjadi orang biasa-biasa saja.

 

Orang biasa?

Yaa aku ini bukanlah orang biasa pada umumnya. Aku normal, tapi entah kenapa semua orang menyebut diriku gila.

Aku bukan orang jahat, hanya saja aku melakukannya dengan terpaksa dan bukan kehendakku sebenarnya.

Semua berawal dari pertemuanku dengan orang itu..

 

-flashback-

 

“CHEERS!!”

 

Teriak semua orang yang ada diruangan ini termasuk aku. Aku ikut mengangkat gelas anggurku dan bersulang bersama atas kemenangan yang kuraih, ah tidak, yang kami raih. Dua penghargaan Daesang dari dua award berbeda jatuh kepada kami. Sebuah boyband yang dinobatkan sebagai ARTIST OF THE YEAR dan BEST ALBUM OF THE YEAR untuk tahun ini.

 

Aku sangat bahagia menerimanya. Juga ke-enam hyungku yang bahkan menitihkan air mata saat menerima penghargaannya. Kami adalah salah satu Boyband yang sedang naik daun dan ini adalah hasil dari pencapaian kami yang berjuang selama tiga tahun belakangan.

 

Disaat semua orang sedang menikmati suasana kemenangan. Aku berpisah dari kerumunan para staff dan manager juga termasuk hyungku yang lain.

 

Aku kembali berdiri didekat jendela kaca ruang latihan kami, setelah tiga hari ini kulakukan setiap malam. Bisa kulihat dari sini jalan yang sepi dan lampu temaram yang menerangi jalanan didepan gedung Dorm tempat tinggal kami.

 

Kami baru tiga bulan ini pindah kesini. Entahlah kenapa CEO kami memilih tempat ini menjadi tempat tinggal kami. Daerah disini terlampau sepi dan cukup jauh dari jalan raya. Aku tahu dengan ketenaran kami saat ini pasti banyak para pemburu berita para artis atau sebut saja paparazzi yang akan mengusik kami. Belum lagi fans fanatik yang mungkin saja nekat akan rela meununggu tiga hari tiga malam tidur didepan Dorm hanya demi bertemu dengan kami seperti di Dorm lama kami. Mereka akan dengan sengaja menggelar tenda disamping gedung menunggu kami disana dan tertidur. Lalu esoknya masih tetap seperti itu dan akan begitu terus sampai mereka berhasil bertemu dengan kami.

 

Dengan lokasi Dorm kami ditempat yang bisa dibilang sedikit mengerikan ini, kupikir siapa yang akan berani kesini apalagi bermalam disini.

Namun sudah tiga hari ini aku menemukan keanehan. Aku melihat sesuatu yang asing. Aku terkadang melihat seorang gadis berjalan melewati Dorm kami. Gadis itu akan lewat lalu berhenti di bawah tiang lampu jalanan dan tersenyum kearahku. Hal itu terus berlangsung selama tiga hari ini.

 

Aku terus memperhatikan lewat jendela. Memastikan apakah gadis itu akan lewat sini lagi atau tidak. Namun saat aku baru melihat gadis itu dari arah ujung jalan, seseorang mengagetkanku dengan menepuk pundakku kencang.

 

Kamchagia! Yya hyung kau mengagetkanku.”

 

“Kau sedang apa Jungkook?”

 

“Aku sedang melihat seorang gadis yang sering lewat sini. Lih..”

 

Aku menghentikan perkataanku saat tak menemukan gadis itu yang kukira akan lewat lagi.

 

“Gadis mana? Aku tak melihat siapapun. Apa kau mabuk? Yya! Kubilang kau tidak boleh minum terlalu banyak bocah!”

 

Dia menjitak kepalaku.

 

“Aishh Jimin hyung, aku tidak mabuk. Aku yakin tadi ada gadis yang lewat sini.”

 

“Sudahlah. Ayo bergabung dengan yang lain.”

 

Jimin hyung menarikku untuk kembali bergabung bersama yang lain. Namun sebelum itu aku menolehkan kepalaku kearah jalanan dan lagi-lagi aku melihat gadis itu tersenyum padaku.

**

 

Ini sudah seminggu aku melihat sosok gadis misterius itu. Kali ini aku memberanikan diriku untuk bertemu dengannya. Saat malam menunjukkan pukul 23:45 KST, aku bergegas keluar gedung Dorm dan berdiri dibawah lampu jalanan menunggu gadis itu. Biasanya dia akan lewat tepat pukul 12 malam.

Benar saja, aku melihatnya berjalan kearahku. Segera saja aku menghentikannya berniat berkenalan dengannya dan bertanya kenapa dia selalu lewat sini saat tengah malam.

Aku terus mengobrol dengannya dengan posisi berdiri dibawah lampu jalan. Hingga tak kusadari waktu sudah menunjukkan pukul 2 dini hari. Aku segera berpamitan padanya dan juga menyuruhnya untuk pulang. Dia bilang rumahnya tak jauh dari sini, jadi aku tak perlu mengantarkannya.

 

Semua rasa penasaranku sudah terjawab kini. Dia hanya seorang fans beratku. Dia sengaja lewat sini saat tengah malam untuk sekedar melihatku. Dia gadis yang manis dan enak diajak mengobrol.

**

Sudah satu bulan aku mengenal gadis itu dan selama satu bulan itu juga aku sering keluar saat tengah malam hanya untuk mengobrol dengannya di tempat yang sama. Aku jadi semakin suka padanya. Terkadang aku dan dia akan berpisah ketika waktu menunjukkan pukul 3 atau pukul 4 dini hari. Bahkan kami pernah mengobrol sampai pukul 5 pagi. Itu membuat jam tidurku berkurang. Apalagi aku juga harus mengurusi kegiatan ku sebagai seorang idol. Jadi itu memaksaku untuk melakukan semuanya.

 

Aku tahu kondisiku yang semakin memburuk karena kurang tidur. Tapi hal itu tak mengurungkan sedikitpun niatku untuk tetap bertemu dengan gadis tengah malam itu.

 

Semua hyungku yang merasa khawatir padaku tentu saja tidak tahu kalau penyebab aku jadi begini karena aku kurang tidur.

 

Sampai satu malam. Sesaat setelah latihan malam biasa kami, aku seperti biasa bergegas keluar Dorm dan menunggu gadis itu. Biasanya hyung-hyungku akan segera masuk ke kamar untuk membersihkan diri dan istirahat, namun Jimin hyung yang satu kamar denganku tanpa kusadari mengikutiku keluar Dorm dan memperhatikanku dari jauh. Mungkin dia mulai curiga dengan aku yang tak ada dikamar saat tengah malam.

 

Sepertinya dia terus memperhatikanku sampai aku selesai mengobrol dengan gadis itu. Karena saat aku hendak masuk kedalam Dorm, Jimin hyung menghentikanku.

 

“Apa yang kau lakukan sendirian disana Jungkook?”

Tanyanya.

 

Apa yang sedang dibicarakan hyungku ini? Apa dia tak lihat kalau aku tadi mengobrol dengan seorang gadis?

 

Aku menghiraukannya dan memilih pergi dari hadapannya lalu masuk kekamar dan beristirahat.

 

Sepertinya kejadian aku yang dipergoki oleh Jimin hyung yang keluar tengah malam sudah didengar oleh hyungku yang lain. Mereka mulai menginterogasiku dan menanyakan hal-hal yang aneh padaku.

Seperti ‘untuk apa kau keluar tengah malam dan berdiri sendirian dijalanan yang sepi?’  atau ‘dengan siapa kau berbicara?’.

 

Aku sendiri tak pernah mengindahkan semua pertanyaan mereka padaku. Entahlah, tapi sekarang aku mulai menutup diri dengan mereka. Aku melakukan semua kegiatanku sehari-hari, namun aku sudah jarang mengobrol dengan mereka.

 

Itu kulakulan atas perintah gadis tengah malam yang setiap malam kutemui itu. Dia bilang aku tidak boleh terlalu sering bicara pada yang lain karena dia tidak suka aku berbicara dengan yang lain. Dia bilang dia tak mau menemuiku lagi kalau aku tak menurutinya.

 

**

 

Suatu hari, Jin hyung mengajakku mengobrol berdua.

 

“Jungkook-ah, kira-kira sudah berapa lama kita dekat?” Tanyanya.

 

“Emm..kurang lebih empat tahun dari sebelum pertama kita debut hyung. Kenapa?” Jawabku dan bertanya balik padanya.

 

“Kita sudah cukup lama dekat bukan? Apa kau percaya padaku?” Tanyanya lagi.

 

“Iya, aku percaya padamu.”

“Bisa kau ceritakan padaku apa yang terjadi padamu satu bulan ini?”

 

“Apa kau juga akan berkata pada siapa aku bicara dan mengapa aku ada dijalanan sendirian saat tengah malam?”

 

“Tidak tidak. Aku percaya padamu, jadi kau bisa bercerita padaku. Aku tidak akan mendengar perkataan Jimin yang mengatakan semua itu tentangmu.” Katanya meyakinkanku.

 

Baiklah sepertinya dia bisa ku percaya.

 

“Aku bertemu dengan seorang gadis manis yang rumahnya tak jauh dari sini, hyung. Dia salah satu fansku. Kurasa aku mulai menyukainya. Aku menemuinya tengah malam karena dia bilang, dia hanya bisa keluar rumah saat tengah malam. Kami biasa mengobrol di dekat lampu jalan depan Dorm.” Jelasku pada Jin hyung.

 

“Benarkah? Apa gadisnya cantik?”

 

“Tentu saja hyung. Jika tidak, mana mungkin aku rela kehilangan jam tidurku hanya untuk mengobrol dengannya?”

 

“Tapi sadarkah kau kalau kondisimu memburuk karena itu? Tidak bisakah kau katakan padanya untuk tidak bertemu sementara waktu? Atau kalian bisa berhubungan lewat telepon? Hanya sampai kondisimu pulih. Kalau begini terus kau bisa sakit, Jungkook.”

 

Aku melihat kecemasan dari sorot matanya. Kurasa dia benar. Aku akan bicara padanya untuk tak bertemu dulu sementara waktu.

 

“Baiklah, hyung. Aku akan bicara padanya.”

 

“Boleh aku menemanimu? Aku juga ingin mengenal gadis itu.”

 

“Tentu saja hyung.” Jawabku senang.

 

Akhirnya ada seseorang yang bisa ku percaya dan mau mendengarkanku.

 

Lalu saat tengah malam aku dan Jin hyung keluar dan menunggu di tempat biasa aku menunggu gadis itu. Kami terus berdiri disana hampir selama 2 jam tapi gadis itu tak muncul-muncul. Apa dia tak akan datang malam ini? Kenapa saat Jin hyung ingin bertemu dengannya dia malah tak datang?

 

Ah, atau dia tak mau bertemu dengan Jin hyung dan memilih pulang saat melihat aku bersama Jin hyung disini? Bisa jadi, dia kan tak suka pada yang lain.

 

Lalu kami memutuskan untuk kembali ke Dorm setelah menunggu selama dua jam lebih tanpa hasil.

 

**

 

Esok paginya.

Saat baru keluar dari kamarku, aku dikagetkan dengan kedatangan manager kami. Dia sedang duduk dengan semua hyungku di sofa ruang tamu.

 

“Kau sudah bangun Jungkook?” Tanya manager hyung.

 

“Ya, tumben kau kemari sepagi ini hyung. Ada apa?”

 

“Kemarilah. Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu.” Dia menepuk-nepuk sofa disampingnya menyuruhku untuk duduk.

 

Aku menurutinya. Setelah itu dia menyodorkan Laptop yang semula ada dimeja didepannya ke hadapanku.

 

“Lihatlah baik-baik.” Perintahnya kemudian menekan tombol play pada sebuah video yang terpampang dilayar Laptop.

 

Aku membulatkan mataku saat mengetahui ternyata itu adalah video diriku yang berdiri di bawah lampu jalan saat tengah malam.

 

“Apa-apaan ini? Sejak kapan kalian memasang cctv disana?” Protesku tak terima.

 

“Maafkan aku Jungkook. Tapi diam dan lihatlah dulu.” Kata manger hyung lagi.

 

Dengan malas aku melihat kearah video cctv yang sedang terputar itu.

 

Videonya diputar dengan cara dipercepat agar tak membuang waktu. Selama tiga jam video itu berlangsung aku hanya melihat diriku seorang yang berdiri disana dengan berbicara sendiri juga sesekali diselingi tawa.

 

“Hentikan! Apa maksud semua ini?” Ucapku kesal.

 

“Kau sudah lihat bukan, Kook? Kau sendirian disana. Berbicara dan tertawa dengan sendirinya.”

 

“Hah, kalian pikir aku percaya? Aku tahu kalian pasti telah memanipulasi video ini dengan mengedit menghilangkan gadis yang sedang berbicara denganku itu, ya kan?” Aku tetap bersikeras.

 

“Astaga, Jungkook. Kami tak mengada-ada, sungguh. Tak tahukah kau kami sangat khawatir padamu?” Kali ini Taehyung hyung yang berbicara.

 

“Sudahlah hyung. Aku tahu kalian semua iri padaku kan? Kalian yang tak bisa dekat dengan seorang gadis sepertiku merasa iri padaku lalu kalian ingin memjauhkan kami begitu? Aku tak akan tertipu oleh kalian.” Aku bangkit berdiri dari dudukku lalu beranjak meninggalkan mereka.

 

Aku benar-benar kesal pada mereka semua. Bisa-bisanya mereka melakukan ini padaku? Aku sungguh tak terima kesenanganku diusik seperti itu. Apalagi mereka ingin menjauhkanku dari gadis yang kusukai. Aku tidak akan menuruti mereka.

 

**

 

Seperti biasa aku menunggu gadisku datang saat tengah malam. Aku menoleh ke arah lampu jalan tak jauh dari tempatku berdiri dan melihat benda merah berkedip. Aku tak memperdulikan cctv sialan itu.

 

Tapi lama aku menunggu, dia tak kunjung datang. Apa dia marah padaku yang membawa serta Jin hyung kemarin? Ah, aku sangat menyesal melakukannya.

 

Kuputuskan untuk kembali ke Dorm saat waktu menunjukkan pukul 4 pagi. Sia-sia aku menunggu.

 

**

 

Kemudian esoknya, aku tetap menunggu gadisku tapi dia juga tetap tak kunjung datang. Apa dia semarah itu padaku? Ini sudah hari kelima aku tak bertemu dengannya. Aku sedikit merindukannya.

 

Malam ini kami ada jadwal mengisi acara disalah satu acara musik stasiun televisi.

 

Saat aku sedang melakukan latihan sebelum tampil diatas panggung, aku melihat sosok gadis yang kurindukan berdiri di sudut paling ujung disamping kursi penonton. Dia tersenyum manis kearahku. Aku sungguh merindukan senyum itu.

 

Sesaat setelah aku turun dari atas panggung, aku menghampirinya secara diam-diam. Masih ada waktu 30 menit lagi sebelum kami tampil.

Aku dan dia mengobrol di back stage saling melepas rindu. Benar saja, dia ternyata marah padaku karena melihatku yang datang dengan Jin hyung malam itu.

 

Kemudian, tiba-tiba aku dikejutkan dengan permintaannya yang aneh padaku. Dia menyuruhku untuk mendorong atau menghalau tubuh Jin hyung saat kami perform nanti. Dia bilang itu sebagai tanda permintaan maafku padanya.

 

Lagi-lagi aku tak bisa menolaknya jika ingin dia selalu didekatku dan tak menghilang seperti kemarin. Dengan berat hati aku melakukan perintahnya. Aku mendorong tubuh Jin hyung dari belakang ketika kami sedang perform diatas panggung, membuat Jin hyung jatuh tersungkur dan segera dibawa kerumah sakit karena tak bisa bangun dan melanjutkan performnya.

 

Sepertinya aku terlalu keras mendorongnya hingga dia harus dirawat beberapa hari karena tulang kakinya ada yang patah. Aku meminta maaf padanya dan mengatakan kalau aku tak sengaja melakukannya.

 

**

 

Setelah kejadian itu, gadisku selalu menyuruhku untuk mengganggu hyung-hyungku yang lain. Dengan senang hati aku akan melakukan perintahnya. Kini semua perintahnya bagaikan suatu kewajiban yang harus kulakukan.

 

Seperti saat fansign. Aku dengan sengaja munusuk tangan Jimin hyung dengan sebuah pulpen. Awalnya tanganku mengetukkan pulpennya ke meja, lalu perlahan aku bergerak kearah tangan Jimin hyung yang berada disebelahku dan menusukkan pulpennya yang langsung tertancap diatas punggung tangan Jimin hyung. Darah segar keluar dari tangannya saat aku mencabut pulpennya. Aku menunjukkan wajah sedihku juga raut penyesalan dimukaku.

 

Lalu saat fanmeet. Aku mendorong tubuh Taehyung hyung sampai terjungkal dan jatuh dari atas panggung. Waktu latihan, aku dengan sengaja menjatuhkan penutup piano saat Suga hyung sedang memainkannya membuat jari-jari Suga hyung terjepit disana. Juga Hoseok dan Namjoon hyung yang hampir mati tersedak karena aku yang berdiri diantara mereka dengan sengaja menyenggol tangan mereka yang sedang minum.

 

Aku selalu mengatakan aku tidak sengaja melakukannya dan terus menunjukkan wajah sedih dan penyesalanku.

 

Hingga suatu hari, gadisku menyuruhku untuk memotong rem mobil manager hyung saat dia berkunjung ke Dorm kami.

 

Esoknya aku dikejutkan dengan berita meninggalnya manager kami karena kecelakaan. Aku tak menyangka akan menyakitinya sejauh ini. Aku tak berniat membunuhnya.

 

“Ada seseorang yang sengaja memotong rem mobilnya. Polisi sedang menyelidiki pelakunya. Kita berdo’a saja semoga pelaku cepat tertangkap dan dimasukkan kedalam penjara.” Jelas Namjoon hyung.

 

Sontak aku langsung ketakutan dan mengurung diri dikamar. Ini benar-benar diluar dugaanku. Ini sudah kelewat batas. Aku sudah menghilangkan satu nyawa.

 

**

 

Selama tiga hari aku terus mengurung diriku dikamar. Aku tak ingin bertemu siapapun saat ini. Termasuk gadisku yang mungkin saja akan menyuruhku kembali melakukan hal aneh. Aku sudah menyadari semua perbuatanku terhadap hyungku selama ini adalah salah. Aku benar-benar menyesal kali ini.

 

“Jungkook-ah, kenapa kau seperti ini? Keluar dan makanlah sedikit. Kau bahkan sudah tak pernah mandi beberapa hari ini.” Tanya Hoseok hyung lembut.

 

“Ma-Maafkan aku. Aku sungguh tak sengaja. I-Itu bukan aku. Ja-Jangan tangkap aku.” Ucapku terbata.

 

“Yya! Ada apa denganmu Jeon Jungkook? Sebenarnya kau kenapa? Katakan pada kami!” Bentak Suga hyung.

 

“Ma-Maafkan aku hyung. Maafkan aku.” Aku kembali meringkuk diatas tempat tidur dan terus menggumamkan kata maaf.

 

**

 

Aku terbangun dari tidurku dan mendapati diriku sudah berada di sebuah kamar rumah sakit. Mungkin mereka membawaku kesini karena kondisiku yang kian memburuk.

 

Sekarang aku sedang berjalan-jalan ditemani Jimin hyung berkeliling disekitar rumah sakit dengan aku yang ada diatas kursi roda. Aku memintanya menemaniku menghirup udara segar setelah satu minggu aku dirawat.

 

Tapi, tunggu dulu. Kenapa aku merasa ada yang aneh? Saat dari pertama aku keluar kamar inapku, aku melihat pasien yang sama-sama mengenakan baju pasien yang juga sama denganku bertingkah aneh. Seperti orang gila.

 

Tidak!

Mereka tidak sedang membawaku ke rumah sakit jiwa kan?

 

“Hyung? Dimana kita?” Tanyaku pada Jimin hyung.

 

“Tentu saja dirumah sakit Jungkook.”

 

“Rumah sakit macam apa ini? Kalian tidak sedang menganggapku gila kan?!” Aku langsung berdiri dari kursi roda dan berteriak.

 

“Tenanglah Jungkook. Kau hanya perlu dirawat sementara disini.”

 

“Tapi aku tidak gila hyung!” Aku kembali berteriak kali ini lebih kencang.

 

Aku melihat beberapa perawat datang menghampiriku saat melihatku berteriak tadi. Sesaat kemudian mereka menyeretku paksa dan aku terus meronta.

 

“Hyung, tolong aku! Aku tidak gila! Keluarkan aku dari sini. Hyung! Aku tak mau disini!”

 

Jimin hyung hanya menatapiku saja yang terus diseret paksa oleh perawat-perawat disini.

 

Aku dibawa kembali ke kamarku dan mereka memberikan obat bius padaku. Karena setelah mereka menyuntikan sesuatu padaku, aku langsung berhenti meronta dan tak sadarkan diri.

 

**

 

Aku kembali terbangun dari tidurku. Tapi aku tak langsung membuka mataku saat menyadari ke-enam hyungku sedang berbincang di sofa tak jauh dari ranjangku. Aku memutuskan menguping pembicaraan mereka.

 

“Apa yang harus kita lakukan sekarang?”

 

Itu suara Taehyung hyung, terdengar sangat khawatir.

 

“Tak ada yang bisa kita lakukan. Kita harus memberi dukungan pada Jungkook agar dia segera pulih dan bisa kembali seperti dulu lagi.” Kali ini Jin hyung yang berbicara.

 

“Tapi perbuatannya sudah keterlaluan hyung. Lihatlah, kakimu bahkan belum sepenuhnya sembuh karena ulahnya. Aku tak mempermasalahkan tanganku. Tapi kau dan Taehyung jadi tak bisa melakukan kegiatan apapun.” Jawab Jimin hyung.

 

“Dokter bilang dia mengidap schizophrenia. Semacam gangguan mental. Kita tahu sendiri dia sering keluar tengah malam dan berbicara serta tertawa sendirian ditengah jalan. Belum lagi dia yang bertingkah aneh dan juga melakukan hal-hal yang membahayakan pada kita, termasuk membuat nyawa manager hyung menghilang.” Tutur namjoon hyung.

Apa? Schizophrenia? Gangguan mental? Jadi mereka masih tak percaya jika aku bertemu seorang gadis dan gadis itulah yang menyuruhku untuk melakukan semuanya?

Aku kembali mendengarkan percakapan mereka sampai ketika aku mendengarkan penuturan dari Hoseok hyung.

 

“Apa dia akan dipenjara juga saat sudah sembuh?” Tanyanya.

 

“Entahlah, yang pasti kita harus mengembalikan Jungkook seperti semula terlebih dahulu. Mungkin saja dia akan didenda penjara beberapa tahun atas perbuatannya.” Suga hyung berkata.

 

“Lalu bagaimana dengan nasib Bangtan Boys kedepannya nanti?”

 

“Jangan pikirkan itu dulu sekarang, Jimin. Yang harus kita utamakan adalah kesembuhan Jungkook dulu.” Jin hyung kembali berkata.

 

Oh, tidak!!

Aku tidak ingin dipenjara.

Aku benar-benar tak ingin merasakan bagaimana hidup dibalik jeruji besi. Orang-orang akan menganggapku sebagai orang yang jahat. Tak ada lagi Jeon Jungkook yang lugu dan innocent.

 

Aku mendengar langkah kaki yang meninggalkan kamarku. Apa mereka sudah pergi? Aku membuka mataku perlahan. Aku terkejut bukan main dengan keberadaan gadisku yang sudah berdiri disamping ranjangku.

 

Dia tersenyum manis padaku. Senyum menenangkan yang sangat kusuka.

 

Dia membungkukkan tubuhnya padaku lalu membisikkan sesuatu ditelingaku.

 

‘Tetaplah seperti ini dan kau tidak akan mendapatkan hukuman. Tinggal disini dan aku akan selalu menemanimu setiap saat. Aku akan selalu berada disisimu, Jeon Jungkook..’

-Fin-

A/N: Schizophrenia adalah gangguan mental yang ditandai dengan gangguan proses berpikir dan tanggapan emosi yang lemah.Keadaan ini pada umumnya dimanifestasikan dalam bentuk halusinasi,paranoid, keyakinan atau pikiran yang salah yang tidak sesuai dengan dunia nyata serta dibangun atas unsur yang tidak berdasarkan logika, dan disertai dengan disfungsi sosial dan pekerjaan yang signifikan. Salah satu jenis yang paling jelas dari kerusakan yang disebabkan oleh schizophrenia melibatkan bagaimana cara seseorang berpikir. Individu dapat kehilangan kemampuan berpikirnya secara rasional dalam mengevaluasi lingkungan dan cara berinteraksi dengan orang lain. Mereka kerap memercayai hal-hal yang tidak benar, dan mungkin mengalami kesulitan menerima apa yang mereka lihat sebagai realitas”yang benar”. [Cr: WIKIPEDIA] Kalo mau lebih rinci penjelasannya langsung ke wikipedia nya aja yaa..udah tau kan jadi?? Sosok cewek yg ada di pikiran Jungkook itu gak nyata dan cuma halusinasinya Jungkook aja.

3 pemikiran pada “[Boys Meet What?] Something Strange – Oneshoot

Leave a Review