[BTS FF Freelance] From Summer to Winter – (Oneshoot)

From Summer to Winter

From Summer to Winter (Oneshoot)

Romance, Friendship, Sad

By Vkatae

Disclaimer: BTS Belong to God, Their Parents, Army. OC is mine.

Rating: PG-15

Length: Oneshoot

Main Cast:

Kim Taehyung (BTS)

Kim Hanna (OC)

 

Disinilah aku berada sekarang, di sebuah tempat yang dibenci hampir semua orang, sebuah ruangan yang terasa pengap dengan perlengkapan berbau obat. Rasanya ingin sekali aku mati dengan cara lain daripada harus melewati hari-hari dimana kakiku bahkan tidak dapat menahan beban tubuhku sendiri, jangankan untuk menikmati indahnya dunia untuk sekedar berjalan menuju jendela saja membutuhkan perjuangan yang sangat keras.

            “Bagaimana dok, apakah putraku bisa sembuh?” Suara ibuku dari balik pintu terdengar dengan jelas,

            “Saya tidak bisa menjamin, kanker sudah stadium akhir, jika saja sebelumnya putra ibu berkonsultasi mungkin kami bisa melakukan tidakan pencegahan dini, untuk saat ini kita hanya bisa mengurangi rasa sakitnya dan berdoa semoga keajaiban berpihak padanya.”

Aku memang tidak pernah mengeluh mengenai rasa sakit yang kurasakan, bahkan aku tidak pernah menyangka bahwa rasa sakit yang selalu aku abaikan akan mengantarkanku ke gerbang maut, jika memang aku harus mati aku ingin mati dengan tenang dimana semua orang yang kusayangi dapat mengenangku sebagai sosok yang mereka sayangi pula, namun aku juga tidak ingin membuat orang-orang yang kusayangi mengkhawatirkanku sehingga mungkin mereka akan menganggapku seorang bajingan yang pergi begitu saja.

Aku telah lama meninggalkan seoul, dan sudah hampir 5 bulan berada di salah satu Rumah sakit kanker terbaik di Dunia, disinilah aku di Negara yang memisahkanku dengan orang yang kucintai.

            “Kau tidak rindu teman-temanmu?” Tanya Ibuku begitu memasuki ruang inap

            “Mmmmmm.” Aku hanya berdehem

            “Kau pasti sangat merindukan Hanna.” Lanjut Ibu

            “Eomma….” Keluhku pada Ibu yang secara langsung mengingatkanku pada gadis yang mungkin sampai saat ini masih terluka, karena aku meninggalkannya begitu saja tanpa alasan.

Flashback

15 Juli 2017 “Summer”

Saat itu cuaca di Kota Seoul begitu cerah karena memang memasuki musim panas, semua pelajar di Korea yang mendapatkan libur di awal musim panas merencanakan kemah bersama orang-orang yang mereka sayangi, namun tidak denganku awal musim panas adalah awal dimana aku telah memberikan luka pada gadis yang kucintai.

            “Ayo kita berkemah.” Pinta Hanna padaku

            “Aku tidak bisa.” Jawabku singkat

            “Ayolahhh sudah lama kita pergi bersama, akhir-akhir ini kau sibuk tidak jelas bahkan pesan dan panggilan dariku kau abaikan, aiiishh menyebalkan.” Keluh Hanna

            “Dewasalah!.”

            “Siapa? Aku? Yang harus dewasa itu kau, selama satu minggu ini kau mengabaikanku, apa menurutmu kau dewasa, kau masih marah hanya karena aku minum soju.”\

            “Kau minum bersama teman lelakimu.” Bentakku begitu saja

            “Astaga Kim Taehyung, berapa kali kukatakan aku tidak mabuk, aku minum sedikit dan bersama Min Ah, teman lelakiku tidak bersamaku saat itu, kenapa masih saja salah paham, dan aku tidak suka kau berteriak seperti itu padaku.” Tangis Hanna pecah.

            “Kapan kau akan dewasa dan kuat, kau selalu menangis hanya karena aku berteriak.” Hanna hanya diam memalingkan wajahnya.

 

            “Ayo kita akhiri” Ungkapku tiba-tiba

            “Apa maksudmu?” Tanya Hanna dengan sisa air mata di pipinya, yang sangat ingin aku seka saat itu.

            “Minta teman priamu untuk menjemputmu, ini sudah malam, aku tidak mengantarmu dan jangan temui aku.” Aku membalikan tubuhku, dan perlahan meninggalkan Hanna.

            “Katakan apa kesalahanku? Aku tidak akan mengulanginya, kumohon jelaskan padaku kenapa kau memintaku untuk mengakhirinya, kau janji akan menjadi bagian dari hidupku, kau janji akan mengisi kekosongan hariku, kau bahkan berjanji di depan makam ibuku, kau janji akan…” Hanna terduduk lemas tak dapat meneruskan kata-katanya, tangisnya terdengar begitu menyayat, ingin rasanya aku memeluk dan menenangkannya, namun inilah tujuannku pergi tanpa harus di kasihani.

Flashback end

Air mataku tiba-tiba tak tertahan begitu mengingat kejadian 5 bulan yang lalu, rasanya aku sangat merindukan Hanna, namun aku yakin dia sangat membenciku saat ini. Aku terus menangisi perbuatanku hingga rasanya penglihatanku mengabur, rasanya seperti sebuah bola besi menghantam kepalaku, rasanya begitu sakit hingga hanya hitam yang terakhir kali kulihat.

Aku membuka mataku perlahan, banyak orang yang berada di kamar inapku, aku bertanya-tanya pada diriku, mungkinkah ini akhirnya.

            “Eomma.” Panggilku pelan

            “Sayang, kau sudah sadar.” Ibuku tampak menyeka air matanya, matanya terlihat sembab mungkin karena terlalu lama menangisiki, inilah yang aku benci ketika melihat orang yang kusayangi menangis karenaku.

            “Antarkan aku ke taman.” Pintaku seolah-olah aku benar-benar merindukan indahnya dunia, birunya langit dan indahnya bunga-bunga.

Ibuku hanya mengangguk dan tersenyum tipis, beberapa orang membantuku untuk menaiki kursi roda, aku benar-benar merasa tidak berguna.

Seoul 20 Desember 2017 “Winter”

Derap langkah kaki terdengar begitu pelan dan berirama, jalanan licin dan tertutup salju membuat Hanna harus ekstra sabar, dia tidak bisa berjalan terburu-buru jika tidak ingin kejadian dua hari lalu terulang dimana tubuhnya terjatuh karena berlari mengejar bus menuju kampus.

Lagi pula ini hari minggu dia tidak perlu terburu-buru menuju minimarket di jam sibuk seperti ini. Namun langkah Hanna tiba-tiba terhenti begitu sosok yang ia kenal berdiri tepat dihadapannya memandangnya penuh arti, cara wanita itu memandang membuat Hanna teringat dengan putranya yang beberapa bulan lalu meninggalkannya tanpa alasan.

            “Hanna.”

            “Eoh Kim Omonim, Lama tidak berjumpa.” sapa Hanna ragu

            “Yah, aku baru kembali dari Amerika.”

            “Eoh jadi kalian pindah ke Amerika?.” Tanya Hanna gugup

            “Hanya untuk beberapa urusan.”

Hanna terdiam untuk beberapa saat, ada hal yang sangat ingin dia ketahui namun ragu untuk di tanyakan.

            “Apa kau baik-baik saja, matamu terlihat sembab, kau menangis? Hanna membuka matanya lebar, dia memang menangis semalam begitu mengingat tentang Taehyung.

            “Ahhh tidak.”

            “Maafkan putraku, tolong jangan benci padanya.” Nyonya Kim menangis begitu saja membuat Hanna merasa bingung.

            “Aku baik-baik saja, sungguh aku tidak membencinya.” Kenyataannya meskipun Hanna begitu merasa sakit di awal, dia tidak pernah membenci Taehyung, beberapa kali Hanna justru berharap Taehyung kembali padanya, memeluknya dan kembali mewarnai hidupnya.

Nyonya Kim memeluk Hanna, tangisannya belum mereda, Hanna terpaku dan tak lama membalas pelukan ibu dari pria yang sangat di cintainya tersebut.

            “Apa dia baik-baik saja, terakhir kali bertemu dia bilang tidak ingin bertemu denganku, apa dia masih membenciku?.” Hanna tidak dapat menahan tangisnya.

            “Dia tidak pernah membencimu, dia sangat mencintaimu.”

            “Lalu kenapa dia meninggalkanku?” Tangisan Hanna semakin pecah

            “Ikutlah denganku, temui dia dengan begitu kau akan mengerti kenapa dia melakukan hal itu padamu.”

Dalam perjalanan Nyonya Kim menceritakan semuanya, semua kesulitan yang Taehyung lalui tanpa Hanna, tanpa berkomentar sedikitpun Hanna tertunduk mencoba menahan tangis, namun sia-sia, tubuhnya bergetar, tangisnya pecah semua ingatan tentang kebersamaannya bersama taehyung bagai sebuah film klasik yang di putar kembali, saat-saat dimana mereka tertawa bersama bahkan menangis bersama.

Hanna tak dapat menahan air matanya begitu dia sampai di sebuah tempat dimana Taehyung berada, rasanya sesak dan begitu menyakitkan dia bahkan tidak akan pernah bisa lagi melihat senyum, canda dan tawa pria yang hampir 5 tahun mengisi hidupnya.

Hanna terduduk lemas, air matanya tak terbendung, tangisnya semakin kencang dan terus saja memanggil nama Taehyung berharap pria itu ada di sampingnya, memeluknya dan menghapus semua kesedihan yang dirasakannya.

Ibu Taehyung yan melihat Hanna, hanya bisa ikut menangis karena sama halnya seperti Hanna, Nyonya Kim pun merasakan kehilangan yang amat mendalam atas kepergian putranya tersebut, nyonya Kim masih tidak menyangka bahwa hari itu akan menjadi hari terakhir kebersamaannya bersama Taehyung.

Flashback

 “Antarkan aku ke taman.” Pinta Taehyung seolah-olah dia benar-benar merindukan indahnya dunia, birunya langit dan indahnya bunga-bunga.

Nyonya Kim hanya mengangguk dan tersenyum tipis, beberapa orang membantu Taehyung untuk menaiki kursi roda.

            “Kau tidak merindukan teman-temanmu? Atau Hanna?” Tanya Nyonya Kim membuat taehyung hanya diam membisu.

            “Eomma biarkan aku menikmati udara segar disini.” Taehyung memejamkan matanya.

Lama tak bersuara, Nyonya Kim berusaha membangunkan Taehyung, namun tidak ada respon apapun, tiba-tiba tubuh Taehyung terjatuh, panik dan khawatir itulah yang nyonya Kim rasakan, dia berteriak meminta bantuan, pertolongan segera datang, namun tubuh yang semakin kurus dengan wajah yang begitu pucat tak lagi bergerak, tak ada deru nafas yang dirasakan. Taehyung telah tertidur dalam damai.

Flashback End

 

            “Kenapa kau menyiksa dirimu sendiri, kau pikir aku akan membencimu setelah apa yang kau lakukan? Kau tau betapa sulitnya waktuku tanpamu? Setiap detiknya aku merindukanmu, bahkan aku berharap apa yang kau katakan pada hari itu tidak serius, aku selalu menunggumu datang dan mengucapkan selamat pagi di depan pintu kamarku. Kau selalu ada disaat aku membutuhkanmu, kau ada dan ikut menangis disaat aku terpuruk tapi kenapa kau tidak membiarkanku menemanimu disaat kau terpuruk, ini tidak adil. Aku sangat mencintaimu tapi kau memintaku membencimu, aku ingin bersamamu tidak peduli bagaimana keadaanmu tapi mengapa kau memintaku untuk menjauh, mengapa kau membuatku menyesal Kim Taehyung, aku menyesal tidak menghentikanmu, aku menyesal tidak berlari dan memelukmu, aku menyesal Karena tidak berusaha mencari tau kebenarannya sejak dulu, bahkan aku menyesal karena tidak mengetahui kesakitan yang selama ini kau rasakan, aku sungguh mencintaimu.” Tangis Hanna semakin pecah, matanya tak dapat berhenti mengeluarkan air mata kesedihan. Perasaannya benar-benar hancur, dari awal musim panas dia menunggu Taehyung, hingga di musim dingin diapun bertemu kembali namun dalam keadaan yang sudah berbeda.

Taehyung sudah berada di dunianya sendiri, meninggalkan Hanna dengan sejuta kesepian mengitari gadis itu.

Aku tidak akan pernah melupakanmu, sungguh tidak peduli berapa musim yang akan kulalui aku akan selalu mencintaimu_Kim Hanna

Leave a Review