[BTS FF FREELANCE] Tour Guide – Chapter 1

tour guide

Tour Guide [Chapter 1]

 

Author : Charikha

Cast : Candy (OC), Min Yoongi (BTS)

Support Cast : BTS member, you’ll find it

Genre : Daily life, Romance

Rating             : PG-16

Duration: Chapter

Disclaimer  : Semua cast milik Tuhan, milik BigHit, milik Army. Author hanya pinjam buat cerita ini tapi soal Alur cerita dari A sampai Z murni datang dari pemikiran author. Mian kalo cerita Geje, hii^_^ Gomawo.

…Happy reading…

 

 

 

‘Seven dwarf’

 

 

Candy POV

 

“kamsahamnida” ucapku pada seorang wanita yang bertugas sebagai pegawai imigrasi

 

Lima menit yang lalu pesawatku baru saja landing dari perjalanan yang begitu panjang. Selama 1 minggu kemarin, aku ditugaskan untuk membawa rombongan mahasiswa yang sedang menikmati libur musim panas menuju negara paling romantis yang ada di dunia yaitu Perancis. Perjalanan selama 12 jam di udara itu rasanya lumayan menyita tenaga, apalagi beberapa mahasiswa tetap saja mengajakku berdialog tentang segala macam informasi mengenai kota-kota yang di sambangi kemarin. Melelahkan memang tapi inilah tugasku sebagai tour guide yang baik dan profesional. Aku dituntut untuk melayani traveler sebaik mungkin, memberikan pelayanan kelas 1 karena Dream Tour besutan Mr. Christopher ini adalah travel terbaik nomor 1 di Korea. Segala bentuk servis dan permintaan dari pelanggan adalah tujuan utama dari visi kami bahkan tak segan-segan dalam peraturan pun jika para traveler meminta jadwal diluar rencana harus di penuhi tanpa terkecuali.

 

“huuuhh” desah nafas beratku akhirnya keluar ketika hari ini aku bisa santai sejenak dan tidur di apartement ku yang sudah ku tinggalkan sejak 3 minggu lamanya akibat kesibukanku yang selalu berkeliling dunia menciptakan kebahagiaan di seluruh hati para traveler. Inggris, Jerman dan terakhir negara Perancis, itulah jadwal padatku yang baru saja selesai sehingga aku mendapatkan jatah libur 1 minggu sebelum trip selanjutnya menuju Amerika

 

Drrrtt….Drrtt…

 

“Yobuseyo” ucapku memilih untuk menggunakan bahasa Korea ketika nama Minhyuk oppa tertera pada ponselku. Ia adalah rekan kerja yang sama-sama menjadi guide terbaik yang dimiliki Dream Tour

 

“aah…Candy-ah ku mohon tolonglah aku?”

 

“apa sepagi ini oppa sudah ingin mengusik ketenanganku, aish..memangnya ada apa?” tanyaku yang mendengar suaranya sedikit merengek maklum saja walaupun ia lebih tua dari ku namun sifatnya itu seperti anak kecil entah kenapa manusia itu bersifat demikian dan Mr. Chris masih mempertahankannya di dalam tim terbaik. Tak heran sih, ia memang berbakat karena wawasannya sangat luas dan ia fasih dalam 15 bahasa asing dan bagiku memang itu luar biasa.

 

“kau tau kan kalau aku belum pernah menginjakkan kaki di Amerika, aku ingin sekali ke sana. Selama ini tour yang ku bawa selalu saja ke bagian Eropa dan Asia”

 

“ya! Kang Minhyuk ppali.. kau tak perlu berbelit-belit, aku lelah dan ingin cepat meninggalkan Airport” ucapku dengan nada sedikit kesal maklum saja aku memang sedikit blak-blakan jika tubuhku sudah memberi sinyal lelah akut

 

“jadi kau masih di Airport, oh syukurlah. Aku ingin bertukar perjalanan denganmu, bukankah Bali adalah negara asalmu?”

 

“sudah ku duga! Ia selalu saja merepotkanku, hanya karena ingin melihat patung liberty ia rela membuat tubuh rekannya ini hancur” batinku

 

“maksudmu— aku mengambil jadwalmu ke Bali lalu minggu depan kau pergi ke Amerika bersama ahjumma team,begitu?” secepat kilat aku membuka ipad dimana segala jadwal, ku catat secara detail

 

“Candy kau sungguh jenius. Jebal Candy-ah—jebaaaaall”

 

“lagipula bukankah kau bisa sekaligus melepas rindu, kau tak perlu repot-repot lagi mengatur jadwal untuk pulang ke Indonesia, kan? Ayolah” lanjutnya

 

Aku masih mendengar ocehannya yang terus merayuku agar mau bertukar rute dengannya. Bukannya aku tak mau tapi ini tak mungkin, bagaimana jika Mr. Chris tau timnya mengubah jadwal seenaknya dan hey— lagipula aku baru saja landing. Rasanya saat ini badanku sudah remuk, tapi— jika di pikir-pikir ucapan Minhyuk oppa ada benarnya juga, itung-itung aku bisa mengobati rinduku dengan suasana dan makanan Indonesia.

 

“baiklah, asalkan—“

 

“—apapun itu akan aku penuhi syarat darimu Candy-ah, aku sungguh-sungguh ingin ke Amerika”

 

‘Astaga orang ini benar-benar seperti ibu-ibu yang sedang pergi ke sale akhir tahun, mulutnya cerewet sekali’

 

“jadi kapan aku harus berangkat ke Bali? eum..kirimkan semua jadwal dan data traveler lewat email secepatnya dan ingat ini terakhir kalinya aku membantumu ya! Kau sudah merepotkanku 5 kali bertukar rute, aku tak ingin Mr. Chris marah denganku”

 

“kau harus menjemput mereka besok di Airport, soal jadwal tenanglah aku akan secepat mungkin mengirimkannya,, tunggu dulu—bukan kah Mr. Chris menyukaimu dan hal yang mustahil jika dia sampai memarahimu”

 

“sial— sepertinya ia sengaja menginginkanku cepat mati dan mulutnya yang seperti perempuan membuatku ingin menghabisinya! Sudah untung aku tolong tapi ia malah menggodaku” aku mengumpat dalam hati yang sebenarnya ingin sekali ku ucapkan kalau bukan karena ia lebih tua mungkin aku sudah memakinya

 

“apa kau ingin melihat patung Liberty dari foto lagi, huh?”

 

“aah… mian-mian Candy-ah begitu saja kau marah.. Aku sudah menghubungi Mr.Chris dan ia pun mengijinkan asalkan semua berjalan sesuai prosedur dan rencana yang sudah disiapkan”

 

“Ok” jawabku singkat, aku memilih untuk segera mengakhiri percakapan karena waktu yang ku punya untuk menyiapkan perjalanan semakin sedikit karena manusia yang selalu merepotkan itu ternyata memberi jadwal tanpa menggunakan hati. Bayangkan saja aku baru landing dan harus kembali terbang untuk jadwal besok—ini sih gila.

 

“Candy-ah jongmal gomawo, sampai ketemu 2 minggu lagi. saranghae”

 

Beep..beep..

 

“heissh” begitulah Minhyuk oppa jika memiliki kemauan yang sudah menggelora, ia akan selalu mengucapkan kata-kata andalannya yaitu jebal, mian, gomawo dan yang paling malas ku dengar dari ke 3 kata itu adalah saranghae. Itu membuat kupingku jadi gatal jika dia yang mengucapkannya.

 

“taxi”

 

Panggilku pada supir taxi, waktu yang ku butuhkan tak banyak. Berkemas dan kembali ke Airport, ku kira waktu akan cukup untuk mengejar pesawat pagi yang akan take off 2 jam lagi. Paling tidak, aku masih memiliki waktu untuk menginap dan menjemput mereka besok pagi tapi jika aku mendapat pesawat sore maka tamatlah karirku

 

****

 

Author POV

 

Pagi ini suasana dorm milik BTS terasa sangat berisik dan begitu sibuk, di karenakan semua member melakukan kegiatan yang tak biasa. Mereka begitu senang ketika mendapatkan hadiah istimewa dari manager mereka yaitu sebuah liburan musim panas di Bali selama 1 minggu. Mengetahui liburan kali ini begitu lama, mereka sangat antusias hingga mengemas barang seperti orang yang ingin pindah rumah. Bahkan Jimin dan V membawa 3 koper sekaligus, membuat ia mendapatkan tawa hinaan dari Namjoon.

 

“ha..ha… babo” ujar Namjoon bertolak pinggang ketika melihat jimin menggeret 3 koper menuju ruang tv

 

“wae hyung, apa ada yang salah?” tanya Jimin bingung

 

V pun yang sedari tadi sudah siap dan santai di samping Jimin ikut mengamati percakapan mereka

 

“kenapa kalian membawa koper sebanyak ini? bukankah ada lemari yang lebih besar kapasitasnya, huh? Bahkan sangat cukup menampung tubuh kalian berdua”

 

Jimin dan V saling beradu pandang kilat, keduanya merasa seperti dumb and dumber akibat ucapan Namjoon. Melihat V-Min saling mengangguk, Namjoon memilih untuk lari dan masuk ke dalam kamarnya sebelum ia mendapat bogem mentah milik Jimin.

 

“aish hyuuuuuung, jinjjaaaa!”

 

Suara berat terdengar ketika Jimin berpapasan dengan Suga yang baru saja keluar dari kamarnya “wae?”

 

“tidak ada, gwenchanayo hyung” cengiran Jimin melambung dan memilih untuk menutup pembahasan tentang koper karena jika tidak Suga juga akan mengomentari dengan nada sinis

 

“Bali.,..Bali….Bali…. nan noemu haengbokae. . . Bali..Bali..Bal— eummm…eummm”

 

Mulut Jungkook langsung tertutup rapat ketika tangan V berhasil membungkam mulut maknae BTS yang sedang sibuk bernyayi. Ternyata sang maknae’lah yang menjadi pelampiasan kekesalan V pada Namjoon

 

“aakkhh..hyung waeyo?” tanya Jungkook sambil melepaskan tangan hyungnya

 

Senyum V yang aneh terlihat seperti Alien “suaramu mengganggu telingaku..hii”

 

Melihat ruang tv menjadi sempit kaki milik Suga sepertinya gatal dan ingin menendang 6 buah koper dengan warna yang sama

 

“wuah… koper milik siapa ini,eoh?” tentu  Suga sengaja melakukan itu karena ia jelas tau siapa pemilik dari keenam koper tersebut

 

“aigoo… wae noemu manna?” ceplos Jungkook yang ikut-ikutan Suga berkomentar tentang banyaknya koper

 

“Itu punya ku lalu kenapa?!” tak ingin di jadikan bahan lelucon lagi, V menjawab dengan nada mantap

 

“Tsk… awas saja jika kau merepotkan kami. Bawa kopermu sendiri!” tutur Suga

 

Jin yang baru saja tiba di ruang tv ikut menganga karena ia melihat ada 10 koper yang menghalangi jalan “astaga… pasti ini ulah Jimin. Yak Jimin-ah apa kau ingin terus berada di depan pintu kamar Namjoon? bagaimana dengan koper-kopermu ini”

 

Menyerah menunggu Namjoon keluar dari kamar, Jimin akhirnya menghampiri Jin dan sedikit protes “hyung ini bukan milik ku saja tapi dia juga” Jimin menunjuk ke arah V

 

“apa kalian tak ingat ucapan manager 2 hari yang lalu?”

 

“eoh, memangnya apa?”

 

“Ya! Park Jimin kau benar-benar!” ucap Jin frustasi

 

Jungkook menggelengkan kepalanya berulang kali, bahkan seorang makane saja ingat betul tiap kata yang di ucapkan kemarin malam oleh manager dan tentu secepat itu juga Jungkook mendapat death glare dari Jimin

 

“diam kau Jeon Jungkook!”

 

“kau yang diam bodoh!” serang balik Suga pada Jimin

 

“hey—sudahlah! Kalian ingat ini baik-baik, manager memberikan kita libur hanya untuk kita bertujuh saja jadi semuanya, apapun itu baik persiapan, kegiatan dan hal lainnya yaa kita yang mengurus sendiri karena manager dan staf tak ikut. Jadi ku mohon kerja sama dari kalian semua untuk berhati-hati dan lebih peduli dengan apapun yang kalian bawa. Manager mempercayakan semuanya padaku jadi kau dan kau (menunjuk Jimin dan V) jangan mempersulit diriku” penjelasan Jin begitu panjang dan detail

 

“hyung kau lupa sesuatu” ucap Namjoon yang sudah berani menampakkan batang hidungnya

 

Jimin memilih untuk mengurungkan niatnya membalas Namjoon karena saat ini Jin sudah berceloteh seperti burung beo dan jika dilanjutkan untuk mulai perang dunia ke-3 dengan Namjoon maka Jin akan murka

 

“lupa? Sepertinya tidak. Memangnya aku lupa apa?”

 

manager mempercayakan liburan kita ini pada Dream Tour yang notabene adalah travel nomor 1 se-Korea jadi hyung tak perlu repot-repot”

 

Dengan ekspresi berfikir,V akhirnya tersenyum “ aah.. benar, pasti akan ada tour guide yang melayani kita jadi tak ada yang perlu dicemaskan, kan Jin hyung.. ha..ha”

 

Senyum V semakin melebar dan ia pun kini berhigh five dengan Jimin karena menurutnya akan ada staf yang melayani mereka 24 jam seperti saat mereka sedang konser

 

“terserahlah… yang penting aku sudah memberitahu kalian”

 

Krek!

 

“yorobunnn… junbi deseyooooo?” J-hope baru saja datang dari membeli beberapa makanan yang nantinya akan menjadi bekal di sana terlebih ramyun instan karena mereka takut makanan yang ada di sana tidak begitu cocok dengan lidah mereka

 

“omona….”

 

J-hope pun terkejut ketika mendapatkan ada 12 koper sudah standby di ruang tengah, tapi sayang belum sempat ia berkomentar mengenai koper-koper itu Jimin lebih dahulu menghentikan ucapan Hope

 

“hyung.. kau tak perlu berkomentar tentang ini” Jimin menunjuk koper miliknya

 

“sebenarnya koper siapa lagi yang kita tunggu?” Hope memilih untuk mengubah pertanyaan namun masih dalam tema yang sama

 

“mwo?” tanya Namjoon

 

Suga pun merasa bingung “maksudmu?”

 

“ini sudah jam 10, kenapa masih saja menunggu. Bukankah lebih baik kita pergi ke Airport sekarang”

 

“tsk..satu lagi ada manusia yang sama dengan Jimin dan V”  Suga menepuk keningnya sendiri lalu menggeret kopernya keluar

 

“mwo? Hyung apa maksudmu?” tanya J-hope bingung

 

“dari tadi kita sedang menunggumu Jung Hoseok” ujar Jin yang juga berlalu sambil membawa kopernya

 

“ha..ha.. berarti kau adalah koper yang kami tunggu-tunggu” lagi-lagi Namjoon memilih untuk membully membernya

 

“ha..ha..ha..”

 

Jungkook, Jimin dan V tertawa walaupun mereka akhirnya kesusahan membawa 3 koper sekaligus dalam 2 tangan

 

 

Incheon Airport . . . .

 

Beberapa Army sepertinya sudah mengetahui rencana BTS yang akan meninggalkan Korea namun mereka masih menerka-nerka kemana ketujuh namja tampan ini akan pergi. Lengkap dengan konstum layaknya mata-mata namun sayang sekali mata elang milik Army tidak dapat di elakan ketajamannya, walaupun mengenakan topi, kacamata hitam beserta masker sekalipun yang hampir seluruhnya menutupi wajah tampan mereka tetap saja BTS tetap terlihat sebagai namja idol. Army mengetahuinya dari bentuk tubuh dan beberapa helaian rambut dengan warna yang mencolok.

 

Mau bagaimana lagi inilah resiko idol kemana pun dan dimana pun pasti akan ditemukan, alhasil mereka memberikan beberapa bungkukan sebagai rasa hormat mereka kepada Army yang sudah menunggu di Bandara

 

Sambil membawa kopernya Jin berbisik pada Suga yang berada di sebelahnya “untunglah mereka sepertinya tak mengetahui tujuan liburan kita kali ini”

 

“ne hyung, majja”

 

Jin dan Suga berjalan lebih dahulu diselingi beberapa lontaran pertanyaan dari Army yang bertanya ingin kemana mereka, untuk apa mereka pergi keluar negeri.

 

“yah.. Kookie ‘da…. Kookie…Kookieee!” teriak seorang yeoja lantang ketika melihat Jeon Jungkook menggeret kopernya lalu berjalan masuk ke dalam Airport yang kemudian di susul oleh J-hope dan Rapmon

 

Sementara di mobil Jimin dan V masih saja berkutat dengan koper mereka, bahkan manager yang mengantarkan mereka pun berdecak kesal “kenapa kalian membawa barang begitu banyak,eoh?”

 

“eh..i-ini untuk keperluan saat di sana nanti hyung, belum lagi aku ingin berburu oleh-oleh” Jimin ngeles dengan cengiran khasnya

 

Alhasil 2 koper milik V dan Jimin dibawa oleh manager mereka hingga ke dalam Airport

 

“kalian selalu saja menyusahkan”

 

 

**

 

“bisa lebih cepat sedikit seonsaem?”

 

“ne”

 

Sudah 60 menit Candy berada di dalam taxi, seharusnya 30 menit yang lalu ia sudah sampai di Bandara. Jika begini yeoja cantik yang memiliki keturunan darah Indonesia-Inggris itu mungkin akan kehilangan karirnya karena 30 menit lagi boarding akan ditutup. Mungkin sudah 10 kali lebih pandangan Candy selalu melihat ke arah jam tangan, ini karena kemacetan kota Seoul yang membuatnya terlambat.

 

Brak!

 

“kamsahamnida”

 

Gadis manis ini tak peduli dengan pintu taxi yang baru saja ia banting dengan keras karena sekarang yang ada di dalam pikirannya adalah ia harus mendapatkan flight pagi.

 

“permisi… Eh—check in

 

Candy menyerahkan kode booking yang ia pesan beberapa jam yang lalu, sambil menghentak-hentakan kaki ia sudah tak sabar ingin sekali mengambil tiket itu dan berlari menuju pintu boarding

 

“maaf nona Candy anda terlambat, pesawat 5 menit yang lalu sudah berada di runway

 

Bruk!

 

Tas jinjing yang di bawanya kini jatuh bersamaan dengan rasa lemas yang merasuki tubuhnya. Hancur sudah karirnya yang telah di bangun selama 3 tahun belakangan ini. Ia mendapat pesan khusus yang ditulis Minhyuk saat mengiriminya email bahwa travelernya ini adalah orang penting dan tak suka dengan embel-embel “karet” dalam segi waktu. Candy sangat khawatir jika ia menaiki pesawat sore maka waktunya untuk menjemput di Bandara nanti mepet dan yang paling parahnya jika travelernya itu menunggunya lebih lama

 

“aiishhhh…. Bagaimana ini” Candy sibuk mengacak-acak rambutnya

 

“nona… kau masih bisa ikut night flight dan masih ada kursi untuk 5 orang terakhir saja” ucap petugas seperti mengetahui masalah yang di hadapi gadis manis tersebut

 

“oh Tuhan selamatkanlah aku kali ini saja”

 

“maaf nona?”

 

“eh… ba-baiklah aku pesan untuk 1 orang”

 

“baik—kelas Bisnis dengan tujuan Bali 1 orang” lanjut sang petugas kemudian ia sibuk mengetik

 

Terpaksa dan tak ada cara lain selain membeli tiket lagi dengan uang pribadi karena tiket pagi tadi hangus dan kini aku harus membeli tiket dengan harga yang lumayan. Petugas tadi mengumumkan bahwa tiket yang tersedia hanya tinggal kelas bisnis

 

“astaga… Minhyuk oppa!! Jika tau begini aku tak akan membantumu!”

 

Dengan berjalan gontai Candy menjinjing tasnya kemudian ia pergi menuju lounge yang telah disediakan khusus pemegang tiket bisnis. Sebenarnya ia sangat lapar, jika di ingat pagi buta tadi ia baru saja tiba kemudian disibukan packing lalu kembali dan tak sempat mengisi perut yang kosong

 

“selamat datang”

 

Ucap seorang petugas yang khusus menjaga pintu lounge, Candy pun memberikan senyuman manisnya pada penjaga tersebut.

 

flight masih 4 jam lagi, silahkan menikmati pelayanan kami”

 

“ne”

 

Balasnya singkat karena pikirannya saat ini sedang bercabang belum lagi di tambah suasana lounge yang agak sedikit ramai dari biasanya.

 

“astaga”

 

Candy menghembuskan nafas beratnya dan memilih untuk meletakkan tas jinjing di kursi dekat jendela kemudian ia segera pergi menuju ke deretan makanan yang memang di sediakan untuk menjamu penumpang kelas bisnis

 

Candy membuka tutup saji di wadah makanan keduanya setelah menu pertama sebuah sandwich diambilnya. Menu kedua ini memang menu yang paling disukai Candy yaitu daging panggang, ia pun segera mengambilnya dengan penjepit. Beralih pada menu ketiga yang hanya dilihatnya tajam, sebuah menu brokoli rebus dengan bau khas yang menyengat namun Candy segera menutupnya kembali karena sejak umur 5 tahun ia tak suka dengan satu-satunya jenis sayuran bernama brokoli

 

Diambilnya sendok besar yang ada di samping tutup saji terakhir, dilihatnya sup kuah nan lezat yang permukaannya di penuhi dengan biji jagung dan wortel. Melihat sup kuah, ia jadi teringat dengan air yang ada di pantai Bali karena gadis itu kini ingat bahwa jadwal tripnya nanti adalah mengunjungi pantai terkenal yang ada di Bali, lagi-lagi pemikirannya menerawang jauh. Ia takut jika trip kali ini tak berjalan lancar hingga ia tak sadar bahwa sejak tadi ia hanya mengaduk-aduk sup yang ada di dalam wadah

 

Puk..Puk..

 

“apa kau ingin terus mengaduk sup itu hingga berubah warna?”

 

Sebuah suara mengagetkan Candy yang baru saja terbangun dari lamunannya bahkan ia tersentak dengan apa yang didengarnya.

 

“ah..mianhae” ucap gadis ini memilih mengurungkan niatnya untuk makan sup tersebut dan meletakan sendok ke tempat semula

 

“Why he can’t be polite!” gelengan kepala Candy dipilih untuk menggambarkan tingkah namja yang ada di sebelahnya

 

“Suga hyung… aku juga ingin sup itu lagi, bisakah kau mengambilkannya untukku?” dari kejauhan suara Jimin berteriak meminta untuk dibawakan sup

 

huft—Lagi-lagi Candy membuang nafas panjang, ia tak habis pikir harus berkutat dengan hal tak penting yang dapat menguras energi dan pikirannya. Ia pun kembali ke tempatnya sambil menikmati santap siang dan mempelajari schedule untuk tripnya nanti di Bali

 

Beberapa halaman di ipad-nya terus ia scroll ke bawah, mempelajari secara detail agar tak mengecewakan travelernya nanti karena sesuai yang Minhyuk kirimkan melalui email bahwa mereka akan menggunakan jasa Dream Tour dengan kelas VIP. Mereka memilih dengan fasilitas kelas satu mulai dari tempat penginapan mewah, restaurant mewah kemudian pesawat yang digunakan pun dengan kelas bisnis.

 

“lagi?”

 

Candy langsung berfikir jika kali ini ia akan membawa seorang artis papan atas seperti 6 bulan yang lalu ia membawa Lee Minho berkeliling U.K. Sekilas gadis itu langsung melihat sekelilingnya namun tak ada satupun wajah artis yang ia kenali maklum saja Candy memang tak begitu update mengenai selebriti karena kesibukannya yang tak pernah mengijinkan berlama-lama memandangi televisi

 

Mata yang berwarna coklat gelap itu kembali menelusuk ke dalam layar ipad-nya, melanjutkan bacaannya—mengabsen—siapa saja yang akan ikut dalam tour kali ini.

 

Kim Taehyung—

 

Min Yoongi—

 

Kim Namjoon—

 

Jung Hoseok—

 

Jeon Jungkook—

 

Park Jimin—

 

Kim Seokjin—

 

“aishh, molla” —Glup Candy mengakhiri ambigu tentang nama-nama tersebut yang asing ditelinganya dengan meneguk jus apel untuk menetralkan pikirannya namun sayup-sayup terdengar sorak-sorai dari sudut belakang dekat magazine corner

 

“ha..ha..ha”

 

“yedera… igo bwa—“ lanjut J-hope menirukan gaya Rapmon yang sedang tertidur dengan mulut seperti terowongan kereta

 

“keuman..jika Rapmon bangun dan melihat kau seperti itu, ku pastikan kau—“ Jin lalu mempraktekkan tangannya mengibas-ibaskan lehernya pertanda kematian akan datang

 

Candy berdecak heran karena anak muda jaman sekarang tak tau di mana tempat untuk bersenda gurau. Apalagi ia sedang di pusingkan dengan seribu macam probelamtik yang berputar di seluruh syaraf otaknya

 

-Attention please, this is the pre-boarding announcement for flight 56TS to Bali. We are now inviting the passengers to begin boarding at this time. Please have your boarding pass and identification ready. Regular boarding will begin in approximately ten minutes time. Thank you.

 

Tak butuh waktu banyak, Candy segera menjinjing tasnya lalu melingkarkannya di bahu. Ia tak ingin menunda untuk masuk ke dalam pesawat karena tak ingin sesuatu yang lebih buruk terjadi dan lebih baik menunggu lama di dalam kabin.

 

Di sisi lain—

 

J-hope sepertinya sangat puas menggoda Rapmon yang sedang tidur di salah satu sofa hingga akhirnya suara khas wanita terdengar jelas oleh ke enam member yang masih terjaga

 

“Suara apa itu?”

 

Jungkook langsung menyaut ucapan J-hope “ah hyung, tentu saja itu sebuah pengumuman”

 

“Ya! Ya!…apa kalian mengerti? Bagaimana jika itu pengumuman penerbangan kita? Aku hanya mengerti kata attention please, eotteokaji?” kepanikan mulai muncul dari seorang Suga

 

Secepat kilat Jin membangunkan Rapmon hingga 1 pasang mata yang samar-samar berwarna merah terlihat

 

“Emm….wae?”

 

Sambil menepuk-nepuk lengan Rapmon, Jin mengatakan bahwa baru saja ada pengumuman penerbangan.

 

“Aah bagaimana ini?” dengus Jimin lalu ia melanjutkan ucapannya “kau sih hyung! menggoda Rapmon hyung hingga kita sampai ketinggalan pengumuman”

 

“Eoh! Kenapa jadi aku?!” protes J-hope

 

Jin menengahi “hei..hei sudahlah, apa ini saat yang tepat untuk kembali bergurau”

 

“ani hyung, keundae—“

 

“Ssstt…tenanglah pengumuman itu pasti akan—“ belum selesai Rapmon menyelesaikan ucapannya dan suara wanita kembali terdengar

 

Ding..

 

Lalu dilanjutkan dengan suara wanita yang persis mengatakan hal yang sama seperti tadi

 

Rapmon pun tersenyum singkat “benarkan?”

 

“ja-jadi tadi itu apa hyung? yang seperti kereta senkansen?” V memperagakan sebuah mulut dengan tangannya terbuka dan tertutup layaknya bibir yang terus berceloteh

 

Rapmon menggeleng sejenak, ia menahan tawanya melihat perilaku member yang konyol terhadap peradaban internasional. Tubuh tegapnya lalu bangkit dan ia pun segera mengajak yang lainnya untuk meninggalkan lounge

 

“lebih baik kita bergegas karena tadi adalah panggilan untuk boarding– naik ke pesawat”

 

“Kajja..kajja”

 

“let’s go to Bali!”

 

“Bali..bali..bali…nan noemu haengbokae…bali..bali…bali…” kali ini Jungkook leluasa untuk menyanyikan lagu buatannya sendiri walaupun hanya terdiri dari 1 baris. Baginya lagu itu menggambarkan perasaannya yang sangat bahagia dapat berlibur ke Bali

 

**

 

Candy POV

 

Welcome to Butterfly Air

 

Aku tersenyum dan membungkuk ketika seorang pramugari cantik menyapa kala kaki melangkah masuk dalam ruang kabin pesawat

 

Beberapa orang pun sudah memenuhi kursi di bagian depan dan pertengahan, ada yang sibuk meletakan barangnya di atas dan ada pula yang sibuk memasang seatbelt atau sekedar menikmati pemandangan ke luar jendela

 

“ah, syukurlah” ucapku lega

 

Kursi dimana aku duduk sangat menguntungkan karena aku takut dengan ketinggian dan lebih suka berada di kursi dekat dengan jalan ketimbang dekat dengan jendela. Aku mulai sibuk meletakan tas diatas lalu menyematkan sabuk pengaman dengan erat, yeap— walaupun aku telah berkelana ke seluruh penjuru dunia tapi soal ketinggian aku memang payah terlebih lagi saat mengudara seperti ini dengan pesawat. Jika turbulensi sedang melanda dan guncangan terlalu kuat maka tanganku langsung saja memegang erat handle kursi—huh— jadi ingat saat perjalanan menuju Roma, kala itu badai hebat dan guncangan membuat pesawat bergetar kuat hingga aku tak sengaja memegang tangan orang asing hingga ia salah paham dan itu adalah hal yang membuatku malu

 

Ku katupkan kedua telapak tanganku dan menundukan kepala seraya memanjatkan doa “semoga perjalanan kali ini lancar”

 

Usai berdoa. aku segera melihat ke arah depan ketika suara tawa lagi-lagi terdengar

 

“tujuh kurcaci yang tadi” ucapku

 

Kupilih untuk membaca petunjuk keselamatan yang ada pada kantung belakang kursi. Ini rutin memang selalu ku lakukan karena ketakutanku yang begitu parah. Saat sedang asik membaca aku melihat sekilas sepasang sepatu berdiri tepat di samping kakiku, sontak aku melihat ke arah sepatu tersebut lalu meneruskannya hingga keatas dan akhirnya sampai pada wajahnya yang memandangiku dengan wajah bingung

 

“aigoo..orang asing—bagaimana aku harus mengatakannya ya? Aku tak fasih bahasa inggris”

 

Ternyata 1 kurcaci ini sangat lucu dengan wajahnya yang seperti anak kecil walaupun sejak tadi dia bersama teman-temannya sangat berisik

 

“ne?”

 

Aku memilih untuk menggodanya menggunakan bahasa Korea karena aku yakin ia pasti malu dengan ucapannya beberapa menit yang lalu

 

Benar yang ku duga, sambil menggaruk tengkuknya ia tersenyum “ah..ternyata kau bisa bahasa Korea”

 

Guratan kemerahan jelas terlihat di sepanjang garis pipinya dan ini sangat lucu. Apakah aku boleh sedikit menghibur diri tapi ini sangat kejam untuk dilakukan pada anak kecil

 

 

“Bi-bisa bergeser sedikit? Aku ingin masuk—kursiku ada disana” ia menunjukan ke kursi yang ada di sebelahku-dekat jendela

 

Aku pun menggeser kaki sedikit dan ia langsung duduk kemudian mengencangkan sabuk keselamatan

 

Lima menit berlalu tapi mereka sudah ribut padahal pesawat belum take off dan mulut mereka seperti sudah terbang tanpa batas. Terlebih orang yang ada di depanku ini karena sejak tadi tubuhnya berada diatas sandaran kursi hingga posisinya tepat mengarah ke belakang walaupun ia mengajak ngobrol temannya yang ada disampingku sih—tapi aku masih bisa melihatnya ketika sesekali ia mencuri pandang padaku—dan itu membuatku risih

 

Daripada malas melihat pemandangan yang ada di depanku lebih baik sebelum take off aku memilih untuk tidur lagipula itu baik terhadap phobia saat lepas landas. Sebuah penutup mata berbentuk panda sudah ku kenakan

 

“it’s better”

..

Author POV

 

Setelah tanda lampu sabuk pengaman mati, Jimin langsung membalikkan badan. Ia penasaran dengan yeoja yang ada di sebelah Jungkook bahkan selama pesawat take off Jimin yang sudah melihat yeoja itu langsung ember— ia membagikan info kepada hyungnya yang berada didepan layaknya gosip hangat. Rapmon beserta J-hope pun penasaran dan hanya melihat sekilas untungnya gadis itu masih terlelap dengan wajah panda yang imut

 

“ya.. nugunde? Apa kau sudah mengenalnya?” Jimin mengeluarkan suara dengan hati-hati agar gadis itu tak terbangun

 

Jungkook langsung menggeleng sambil tersenyum absurd, Jungkook pun sepertinya terpesona oleh pesona ‘gadis blesteran’ yang ada disebelahnya

 

“jinjja noemu yeppeo” lanjut Jimin terus memandangi yeoja yang masih terlelap

 

“Ya! Suga hyung apa kau tak ingin melihat bidadari?” Jimin akhirnya mengganggu Suga yang asik mendengarkan lagu sambil tanganya cekatan menulis beberapa bait lagu baru

 

“Shireo! Ppali ka!”

 

“ah hyung kau tak asik!” pekik Jimin lalu beralih pada V dan Jin yang duduk tepat dibelakang Candy dan Jungkook

 

Sambil memanjangkan lehernya agar pandangannya sampai pada temannya itu ia menggunakan bahasa tubuh. Jimin menunjuk-nunjuk Candy lalu memberitahu bahwa ada yeoja cantik diantara Bangtan

 

“mwo?” kompak Jin dan V

 

Tingkat keusilan dan bahagia Jimin sepertinya berada di level tertinggi, saat ini ia sedang memperagakan bentuk tubuh yeoja lalu disusul oleh sebuah ekspresi wanita cantik “yeoja—

yeoppeo”

 

“jinjjaro?” V langsung menegakkan punggungnya dari bersandar menjadi mendekat ke arah kursi yang ada di depan Jin

 

Jimin mulai memiliki ide semprul, kali ini V yang menjadi sasarannya “bersiaplah Kim Taehyung”

 

Yang tak tau apa-apa—V hanya melongo “mwo?”

 

Jimin tersenyum kala menatap Candy yang masih tertidur, sesekali Jimin menggeleng karena ia membatin mengapa yeoja ini saat tidur saja wajahnya sangat manis. Jungkook sejak tadi menatap Jimin hanya dapat menahan tawa, seperti paham dengan apa yang akan dilakukan Jimin ia pun menggeleng cepat “andwae hyung”

 

“Pssst…pssttt”

 

Jimin mengangguk lalu tersenyum

 

“…..”

 

Merasa tak ada reaksi lalu Jimin melakukan usaha keduanya

 

“Pssstt——Hellooo!”

 

Kali ini suaranya sedikit dibesarkan dari volume sebelumnya dan akhirnya Candy terusik dengan suara tersebut. Pada akhirnya gadis itu terbangun dengan wajah sedikit terkejut

 

“eoh..mwoya?”

 

Betapa kagetnya Candy saat ia bangun, ada wajah blur yang ia lihat—ups—karena itu Candy mengusap-usap matanya lalu ia dapat menatap jelas apa yang ada di depannya

 

“ne?”

 

Jimin tak bereaksi, ia malah tersenyum tipis

 

“Ada apa?” ucap Candy malas

 

“hyung! Dia sedang bicara denganmu” tutur Jungkook

 

Jimin masih tersenyum manis pada Candy “lihat itu yang dibelakang, seseorang ingin bicara denganmu”

 

Kedua alis Candy saling bertemu seakan-akan menyiratkan kebingungan dalam pikirannya. Batinnya merasa ada yang tak beres, kenapa ada orang aneh seperti ini tapi Candy adalah gadis polos yang percaya dengan ucapan namja yang belum dikenalnya itu. Ia pun menoleh diantara celah kursi lalu menemukan orang yang ingin bicara dengannya

 

V pun bingung dan terkejut melihat rencana yang di buat Jimin melebihi ekspektasinya. Beku— itulah reaksi pertama V saat melihat yeoja yang sedang menatapnya intens walaupun hanya separuh karena tertutup oleh sebagian kursi namun V masih dapat melihat pesona yang ada pada gadis ini

 

Mulutnya mendadak gemetar saat hendak bicara bahkan memandangi wajah gadis itu pun sangat sulit. Sesekali V menatap dan lebih banyak menunduk karena ia begitu malu

 

“Errr—“

 

Candy sedari tadi hanya memandangi orang asing yanga ada dibelakangnya, tak tau apa yang ingin dibicarakan, Candy hanya menatap serius

 

“Emm…J-joneun V imnida”

 

V berhasil menyelesaikan perkataannya yang sangat singkat tapi menurutnya kata-katanya itu menjadi sulit dikatakan dihadapan wanita cantik seperti Candy

 

“lalu..”

 

“La-lu—Eh—Eum—Yak kau bocah pendek!”

 

V bingung ingin mengatakan apa lagi karena saat ini otaknya blank, lidahnya kelu hingga ia memilih untuk melemparnya pada Jimin yang sukses mengerjainya hingga kaku. Jimin tertawa puas hingga menutup mulutnya dengan menggunakan telapak tangan.

 

Candy berbalik, ia mendengus kesal sambil meletakan jari telunjuknya disamping kepala dengan memutarnya 3 kali seperti menandakan bahwa laki-laki itu ‘gila’

 

“agashi..bukan dia ternyata yang ingin bicara denganmu tapi orang ini”

 

Lagi—tak puas Jimin bermain dengan V, saat ini Suga yang akan menjadi sasaran terakhirnya

 

“hyung…lihat sini cepatlah. Lihat saja sebentar—satu kali saja” rengek Jimin sambil menarik-narik jaket yang melekat di lengan Suga

 

“Kau akan mati jika tidak ada hal penting.. Aku sedang menulis la—“

 

Ucapan Suga terhenti ketika melihat Candy yang menatapnya intens, dalam benak Candy ia tak habis pikir ternyata masuk ke dalam dunia kurcaci itu sangat menyebalkan dan ingin rasanya ia meloncat saja dari pesawat daripada harus duduk diantara 7 kurcaci yang bodoh,absurd dan aneh ini.

 

“bukankah ia cantik hyung. Lihatlah senyumnya membuatnya semanis gula”

 

“itu tagline miliku bodoh!— menurutku biasa saja” kata Suga ketika melihat Candy sekilas tapi ada yang berbeda dengan ucapanya tadi

 

Biasanya Suga lebih suka membalikkan fakta ketika bertemu dengan orang yang mencuri hatinya dan memilih untuk lebih cuek dari biasanya

 

“Eeewww… sepertinya kau menyukainya kan hyung. Aku tau sifatmu itu”

 

Pletak!

 

“aakh”

 

Jimin berhasil mendapatkan sentilan kuat di keningnya hingga sedikit memerah

 

“diam kau bodoh! Aku begini bukan karenanya tapi karena harus duduk dengan orang bodoh seperti mu”

 

“puff…haa..haa” Jungkook terkekeh puas melihat komedi live di depannya

 

Brak!

 

Sial— Candy meletakan bantal kecilnya di kursi lalu memilih untuk pergi dari tempat duduk menuju toilet yang ada di belakang

 

Satu menit ia menatap cermin dengan tatapan kosong dan tiba-tiba saja aliran darahnya menyeruak ke wajah hingga berubah menjadi merah masam

 

“aishh”

 

Gadis itu merutuk dirinya sendiri sambil mengacak-acak rambutnya hingga terlihat seperti orang frustasi

 

“kenapa aku membiarkan diriku masuk kedalam dunia kurcaci itu”

 

“Candy kau bodoh..bodoh..bodoh…”

 

Splash

 

Wajah merahnya kini berubah perlahan menjadi putih kembali, molekul air berhasil mendinginkan uap emosinya yang meledak ketika mengingat kejadian tadi. Ia merasa seperti dipermainkan oleh mereka.

 

“tenanglah Candy 5 jam lagi mereka akan lenyap dari hidupmu… tarik nafas—buang”

 

“tunggu—tapi 5 jam itu masih lama!!! Eotteoke—akhh” ia merusak dirinya sendiri dengan mengacak-acak rambutnya lalu beralih ke wajahnya

 

Candy mengatur kembali nafasnya agar lebih kuat menghadapi apa yang akan terjadi 5 jam ke depan. Berjalan perlahan dan berusaha untuk tak melihat ke arah mereka adalah cara terakhir yang Candy pilih setelah bertapa 5 menit di toilet

 

“oh Tuhan syukurlah, 7 kurcaci ini akhirnya menutup mata”

 

Candy duduk dengan tenang, senyumnya lebih lebar dari sayap pesawat. Ternyata kurcaci ini di taklukkan oleh waktu yang jarumnya menunjukan angka 12 tengah malam

 

“kenapa wajah mereka sangat terjaga—putih bersih seperti wajah artis saja”

 

“hyak—astaga” candy segera menutup mulutnya yang spontan keluar mengomentari wajah mereka yang memang bisa dibilang bak pangeran dari negeri dongeng, sangat sempurna

 

“daripada aku menjadi kurcaci yang ke-8 lebih baik aku tidur saja”

 

***

 

 

Min Yoongi POV

 

“shit!”

 

Sejak turun dari pesawat aku tak henti-hentinya memikirkan gadis itu. Gadis yang mungkin telah ku sakiti perasaannya—sungguh—aku tak bermaksud demikian. Entah kenapa aku selalu begitu ketika berhadapan dengan wanita yang membuat degup jantungku terasa aneh karena detaknya berpacu lebih cepat

 

Aku lebih pantas mendapatkan makian oleh Jimin ketika tebakannya itu tepat menohok semua argument yang telah ku katakan

 

“Ah andai aku bisa seperti Jin hyung yang selalu manis terhadap yeoja”

 

Lenganku bergoyang sedikit akibat sentuhan tangan milik Jin hyung “ada apa denganmu? Apa kau sakit. Sejak tadi ku perhatikan kau terus saja melamun”

 

“T-tidak hyung.. A-aku baik-baik saja”

 

“Suga-ya ini Bali~Baliiii… Jadi bersemangatlah” ucap Jin hyung lalu matanya menyorot ke arah depan seakan-akan memperlihatkan kejadian yang ada di depan sana

 

Aku melihat Jungkook, Jimin, V, J-hope dan Rapmon menari-nari tak jelas walaupun tangan mereka masih tetap memegang troli yang membawa sisa koper yang tak bisa di genggam Jimin dan V

 

“Adikmu itu lucu bukan?” ungkap Jin hyung membuka kembali percakapan

 

Lalu ia menambahkan “Jimin tetaplah Jimin dan V tetaplah V, mereka akan selalu menyusahkan kita”

 

“Eits—kau salah hyung. Sepertinya bukan aku dan kau yang menjadi susah tapi manusia beruntung itu adalah Rapmon”

 

Aku akhirnya dapat tertawa meninggalkan sejenak tentang peristiwa di pesawat tadi. Aku dan yang lain hanya berdiri tak jelas setelah keluar dari pintu arrival. Sudah 5 menit kami menunggu tour guide yang akan menjemput namun sampai detik ini Bandara terlihat nyaris kosong, tak ada penjemput yang mendatangi kami. Untung saja ini masih pagi buta jika tidak Army Indonesia akan mengetahui keberadaan kami

 

“hyung bagaimana ini? Apa kita sebaiknya menelpon manager saja” keluh Jungkook yang sudah duduk malas diatas kopernya

 

“kita tunggu saja, mungkin ia terlambat sedikit”

 

“sedikit?! Oh man! Manager membayar mahal perjalanan ini mana mungkin kita mendapat fasilitas abal-abal seperti ini” Rapmon mendengus kesal

 

Jin hyung segera mengambil keputusan ketika para member lain sudah merasa malas untuk menunggu lebih lama “baiklah aku akan menelpon manager, chankaman”

 

 

Author POV

 

Drrt..drrtt..

 

“yobuseyo” ucap Candy mengangkat ponselnya

 

“Ya! Bagaimana bisa travel kelas 1 membiarkan Bangtan Boys menunggu lama! Travel macam apa ini, hei— dengar ya, aku sudah membayar mahal trip ini jadi jika dalam waktu 1 menit kau tak kunjung datang maka aku akan melaporkan kasus ini pada Mr. Chris”

 

Tanpa pikir panjang Candy mempercepat gerakannya, ia hanya mencuci tangannya kilat lalu menutup keran seadanya dan berlari sekuat tenaga

 

Ia terus berlari hingga pintu keluar arrival

 

Ciit!

 

Suara sepatu mahalnya berdecit kala ia berhenti mendadak ketika melihat barisan kurcaci tepat disebelahnya

 

“damn! dwarf again” sedikit bergeser Candy kini membuka ipadnya lalu ia menulis serangkaian nama dengan ukuran besar dan menggunakan huruf kapital lalu ia menyetelnya dengan format screenplay

 

Diangkatnya tinggi-tinggi ipad berwarna putihnya itu, dengan harapan tamu yang dijemputnya akan merespon tanda darinya

 

Jungkook menyadari ada nama Namjoon yang baru saja muncul lalu berganti menjadi Min Yoongi dan berganti lagi dengan nama member lainnya. Sambil menarik-narik baju Jin, Jungkook berusaha keras memberitahu apa yang sedang ia lihat sekarang

 

“hyungdeul lihatlah”

 

Ketujuh pasang mata indah milik namja tampan ini membulat penuh, mereka tak menyangka jika yang akan menjemput mereka baru datang dan terlebih lagi sepertinya wajah yeoja itu sangat mereka kenali. Untuk meyakinkan fakta ini Jin akhirnya sebagai yang tertua menyelidikinya

 

“permisi…apa benar kau yang menjemput kami?”

 

Candy menatap malas terlebih lagi melihat namja mengesalkan yang mengerjainya tadi

 

Jimin langsung tersenyum absurd bersama Jungkook dan V

 

“astaga…agashi kita bertemu lagi—Assa!” Jimin begitu bahagia ketika namanya muncul di ipad milik tour guidenya

 

“Tidak, kau salah! Aku sedang menunggu orang-orang penting yang menggunakan jasa VIP tour kami”

 

“yedera apa kalian dengar.. sepertinya ia tidak tau sepenting apa kita, hmm” V tersenyum manis memainkan bibirnya yang sengaja ia gigit sehingga kesan sexy melekat padanya saat itu juga

 

“diamlah huruf abjad sebelum W! Aku tak punya waktu untuk meladeni kalian dan orang penting yang sedang ku tunggu adalah Bang—“

 

“—tan? Aish! Kau ini berasal dari planet mana sih sampai kau tak mengenal siapa kami” Belum selesai Candy bicara, Suga menyelanya lebih dahulu ia sudah sangat kesal harus bertele-tele

 

“ha..ha…hyung neo noemu jjang” Ujar Jimin

 

“tutup mulutmu, Park Jimin” lanjut Suga

 

“tu-tunggu dulu. Apa baru saja aku mendengar nama Jimin?” Saat itu juga Candy merasa ada yang janggal dan perasaannya mulai tak enak karena ia mendapati fakta bahwa nama yang disebutkan tadi sama dengan nama yang ada di dalam daftarnya

 

“apa lagi yang kau tunggu. Bawa kami untuk berjalan-jalan noona” Jungkook menginterupsi, ia sudah tak tahan ingin sekali berkeliling Bali

 

“tidak—bisa saja ini hanya kebetulan. Ya! nama Jimin banyak bertebaran di negeri Korea jadi aku tak perlu mengangkut ka—“

 

“Hei! Kau kenapa—“

 

“Suga-ya…kendalikan emosimu” Jin seketika memegang lengan Suga agar ia tak mengatakan kata-kata yang lebih parah

 

Dengan segala sifat keromantisan yang melekat pada lebel nama Jin, ia pun membuktikannya lagi hari ini.Tangannya yang halus memegang kedua bahu Candy membuat gadis itu tiba-tiba saja merasakan hal yang panas dan membuatnya memerah

 

Blush

 

“nona…tolong dengarkan sebentar saja. Kami adalah orang yang mendaftar dalam Dream Tour dengan tujuan Bali selama 1 minggu. Kami adalah Bangtan Sonyeondan dan aku yakin benar semua nama yang tertera di ipad mu adalah nama kami. Bukan kah kau mencari-cari nama kami, hmm?— Kim Seokjin lalu—“

 

“Park Jimin” Jimin menyela, ia senang sekali menggoda Candy

 

“Jimin-ah bisa-kah kau diam dulu. aku sedang menjelaskan padanya”

 

“ki..ki…ki…” Jungkook berhasil menahan tawanya hingga terdengar mengikik

 

“dia Park Jimin, maaf jika tingkahnya membuatmu kesal. Dia memang seperti itu. Lalu dia Jung Hoseok”

 

“Jeon Jungkook”

 

“Min Yoongi”

 

“Kim Taehyung”

 

“Kim Namjoon”

 

Jin mengenalkan membernya dengan nada seperti malaikat, begitu halus dan lembut bertolak belakang dengan gaya para member yang menyilangkan tangannya didada.

 

“apa kami juga perlu mengeluarkan paspor? nama kami bukankah sangat sesuai dengan yang kau cari?”

 

Blar!

 

“ja-jadi——dimana cermin! pasti wajahku sangat merah..aku malu sekali—tidak-tidak—aku butuh sekantung plastik, aku ingin menutup wajahku sekarang juga..akh” batin Candy yang sudah tak mampu untuk berkata-kata lagi dan saat ini semuanya sedang menatapnya seperti seringai srigala

 

 

Tbc

 

Walaupun panjang semoga gak bosen ya bacanya. Gimana ceritanya? Seru? aneh? geje? hoho…langsung aja tuangkan apa yang ada di benak kalian readers. Thanks for read and comment. see you next chapter^_^

 

 

 

 

 

 

 

 

7 pemikiran pada “[BTS FF FREELANCE] Tour Guide – Chapter 1

Tinggalkan Balasan ke Yeon Hee Batalkan balasan