[Oneshot] New Year’s Eve Revenge

by risequinn

BTS’ V (Kim Taehyung) with OC’s Song Kelsi

Alternative Universe, Angst, Romance | 2.3k words | PG-17

***

Malam pergantian tahun selalu identik dengan perayaan, pesta, dan kembang api. Selalu seperti itu. Hanya saja, kalau berpikir pada setiap tahun apakah ada segelintir entitas yang tak menikmati bergulirnya hari ke tahun yang baru, mungkin nama Kim Taehyung menjadi satu di antaranya.

Baginya, tahun baru atau tidak seperti sama saja. Belum ada yang berubah secara konstan, masih stagnan. Hari-harinya tetap diisi dengan kesibukan, pergi ke sana-sini untuk mendapatkan sejumlah uang, mencoba bertahan agar di hari kemudian tidak perlu merasa kelaparan. Kalau kalian tidak tumbuh dalam keluarga yang berkecukupan, tentu hal tersebut akan terasa familiar. Tidak ada hari libur, bahkan ia cukup senang karena di akhir tahun ini ada pekerjaan dengan bayaran ekstra yang didapatkan.

Awalnya memang begitu, dan harusnya ini menjadi malam pergantian tahun terbaiknya dari yang sudah lalu. Siapa yang akan menolak jika ditawarkan naik ke kapal pesiar untuk melakukan pertunjukan sebagai joki cakram dan mendapat uang puluhan ribu won dalam semalam? Sebagai manusia yang realistis—oh, atau mungkin lebih tepatnya meterialistis—Taehyung tentu tak akan melewatkan kesempatan emas ini.

Namun, sebuah kenyataan pahit seolah menampar akal sehatnya. Harusnya, sebelum menerima begitu saja tawaran pekerjaan di pesta yang akan dilangsungkan di atas kapal super megah tersebut, Taehyung harus mencari tahu lebih dulu siapa si pemilik dan penyelenggara pesta. Jadi, ia tak perlu merasa seperti kepalanya akan dihantam balok kayu usai menjumpai sosok Song Kelsi mengenakan gaun berwarna hijau tua dengan belahan kaki sepanjang paha sedang bercengkerama santai bersama beberapa rekan sembari meminum anggur.

Taehyung pikir mungkin hanya kebetulan. Karena ini merupakan pesta orang-orang kaya, sudah pasti Kelsi akan turut hadir di sana, meski kemungkinannya adalah satu dibanding sejuta. Akan tetapi saat Choi Yeonjun—orang yang menawarinya pekerjaan ini—sekonyong menyeret tangannya untuk dipertemukan kepada si pemilik pesta, Taehyung dapat merasakan kalau aksi pembalasan dendam akibat kejadian beberapa minggu silam akan mulai dilakukan. Terlebih, senyum tidak segaris yang ditunjukkan oleh Kelsi begitu mereka saling berhadap-hadapan, mengisyaratkan hal tersebut semakin jelas.

Taehyung akan tamat malam ini juga.

“Choi Yeonjun, kau … membawa siapa?” tanya si gadis Song basa-basi, membuat Taehyung mencebik sepintas.

Yeonjun menyeretnya semakin dekat, mempertemukan bahu mereka yang saling bersenggolan. “Kim Taehyung, Nona Song, disjoki paling terkenal di seluruh Seoul,” jawabnya antusias.

Kelsi meliriknya, mencermati figur si lelaki dengan lebih seksama. Satu senyum lagi-lagi tersungging lepas. Gadis tersebut bersedekap ringan seolah-olah ia memang sosok yang dermawan, lantas sebuah kerlingan diudarakan begitu dua pasang netra kembali bersinggungan. “Baiklah, kau bisa bawa dia menuju ke tempatnya supaya dia bisa segera melakukan pekerjaannya. Terima kasih, ya, Yeonjun!”

“Sama-sama, Nona Song. Kami pergi dulu, permisi.”

Ketika Yeonjun membungkuk dengan sopan, alih-alih Taehyung justru berjalan pergi secara serampangan. Langkah kakinya menjauh dari tempat pemutaran cakram. Ia berjalan turun ke dek bawah, belingsatan mencari sesuatu yang dapat digunakan untuk segera pergi dari sana. Begitu Yeonjun sampai pada dirinya setelah memanggil namanya lebih dari sepuluh kali, Taehyung justru mencengkeram kedua bahu lelaki tidak berdosa itu.

“Di kapal ini ada sekoci, bukan? Tunjukkan di mana tempatnya!” kata Taehyung tak sabar.

“Apa yang mau kaulakukan, hyung?” Yeonjun menjawab dengan mata berubah gamang.

“Tunjukkan saja, aku harus pergi dari sini secepatnya!”

“Kau sudah gila? Aku membayarmu di muka, ya!”

“Akan kukembalikan seluruh uangnya, tunjukkan saja di mana sekocinya!”

“Kim Taehyung!” Suara itu bukan milik Yeonjun, keduanya bahkan sama-sama terkejut saat menjumpai figur elegan Kelsi berdiri di ujung anak tangga. Gadis tersebut lantas turun secara perlahan-lahan. “Choi Yeonjun, pergilah! Aku ingin bicara berdua saja dengan DJ Kim.”

Dengan kecepatan yang tak mampu terprediksi, Yeonjun menuruti ucapan Kelsi dengan sekali kedipan mata. Lelaki itu melesat cepat meninggalkan mereka di dek bawah tanpa bertanya apa-apa. Ia bahkan menutup pintunya dan melarang orang-orang mendekati tempat tersebut. Tapi dengan Yeonjun melakukan itu, Taehyung tahu kalau hal buruk akan segera datang. Kelsi bisa melakukan apa pun, bahkan tanpa perlu mengotori tangannya sendiri.

“Apa yang kauinginkan?” Taehyung bertanya jengah, berputar arah demi menghindari kontak mata dengan lawan bicaranya.

“Kau ingin aku melakukan apa untukmu?” sahut Kelsi sarkastik.

Taehyung berdecak tipis. “Aku tidak bodoh! Aku tahu kau sengaja mengundangku kemari agar kau bisa membalas dendam karena aku sudah mempermalukanmu beberapa malam lalu, bukan?”

“Kim Taehyung, oh, Kim Taehyung ….” Kelsi tertawa hambar, menarik sebelah tangan Taehyung agar mereka bisa saling berhadap-hadapan. Gadis tersebut melengkungkan senyum asimetrisnya sekali lagi. “Aku tidak serendah dirimu yang mengumumkan ke seluruh ruangan pub bahwa aku perempuan murahan. Aku tidak akan melakukannya, sebaliknya, aku memberimu pekerjaan bagus malam ini, bukankah begitu?”

“Aku menolak bekerja di sini, tapi tenang saja aku akan mengembalikan seluruh uangmu.”

“Aku tidak butuh uang itu.”

“Aku akan tetap mengembalikannya.”

“Kim Taehyung!”

“Jangan memanggil namaku seolah-olah kau sudah mengenalku sangat lama.”

Kelsi melepaskan cengkeraman tangannya pada milik Taehyung dan berjalan mundur beberapa langkah. Ada sebuah kata yang menohok dirinya, tapi ia tak ingin menyerah. Gadis itu masih menatap tepat di kedua mata lawannya, ia kembali bersedekap. “Kita sedang berada di tengah-tengah laut, itu informasi paling penting yang bisa kusampaikan sekarang. Jadi, kalau kau bersikeras naik sekoci untuk sampai ke daratan, silakan. Tapi aku tidak bisa menjamin keselamatanmu kalau-kalau kau diserang hiu.” Kelsi mengedikkan bahu sesaat, lantas menunjuk ke satu arah di belakang tubuh si lelaki, “Nah, sekocinya ada di sana. Silakan buat keputusanmu sendiri, DJ Kim Taehyung.”

Satu detik, dua detik, tiga detik, Kelsi masih tak mau melepaskan pandangannya. Gadis itu bertahan lantaran enggan memutus kontak. Ada sesuatu di dalam mata Taehyung yang membuatnya tak ingin berkedip dan kehilangan momen. Tapi ia tak mungkin terus-terusan berada di sini demi memandangi mata Taehyung karena banyak tamu yang menunggu. Lelaki sok keren itu juga pasti tidak mau bersitatap dengannya begitu lama. Maka, Kelsi akhirnya berkedip. Melenggang pergi begitu saja untuk menaiki anak tangga dan menuju dek atas.

Sementara, Taehyung benar-benar dalam kebimbangan saat ini. Kalau benar apa yang dibilang Kelsi tadi, maka ia mungkin saja kembali pulang dalam keadaan tidak utuh. Membayangkan malam hari dan terombang-ambing di atas laut, membuatnya kontan bergidik. Ia tidak ingin berakhir dengan cara seperti itu. Tapi memikirkan apa yang mungkin Kelsi bisa lakukan di pestanya nanti, juga membuat Taehyung diteror kengerian. Ia tidak bisa membuat pilihan paling baik untuk dirinya sendiri saat ini. Bersembunyi di sini juga akan membuatnya tampak seperti pecundang.

Astaga, rasanya ingin menceburkan diri ke laut saja.

Saat masih memikirkan apa yang harus ia lakukan sekarang, suara musik tahu-tahu membuatnya berjengit. Joki cakramnya masih ada di dek bawah, tapi siapa yang tengah memainkan musiknya? Rasa penasaran lantas membuat Taehyung berjalan naik. Ia mengitari seluruh tempat, mencari tahu siapa yang tengah memutar cakram bahkan lebih mahir darinya.

Rambut hitamnya berayun lembut diterpa angin. Gaun hijau tua yang dikenakan terlihat sangat kontras dengan pioneer controller dan mejanya yang berwarna serba putih. Song Kelsi tengah tersenyum dengan begitu menawan dan melambai anggun ke arah Taehyung yang secara spontan membuatnya berjalan mendekat tanpa sadar. Gadis itu melepaskan headphone, menarik Taehyung agar semakin rapat, dan mengenakan benda tersebut ke telinganya.

“Selanjutnya bagianmu, Kim,” bisik Kelsi tepat di depan wajah si lelaki. Dalam beberapa saat, gadis itu sudah membaur bersama yang lain menikmati pesta malam tahun barunya, sedang Taehyung tengah mencerna apa yang baru saja terjadi.

***

Kim Taehyung rasanya sudah mulai gila. Entah melayang kemana separuh kewarasannya sejam lalu saat ia menyetujui begitu saja untuk menjadi disjoki dalam acara tersebut. Jelasnya, Song Kelsi mungkin saja tengah membuatnya terpukau, meski Taehyung tidak yakin di mana sisi menariknya dari gadis itu. Ia menunjukkan kemahirannya memainkan cakram supaya Taehyung tertarik dan mau mengisi acaranya malam ini. Tapi lelaki tersebut jelas tidak menduga dengan senyuman Kelsi yang begitu menawan sampai hal itu tidak mau hilang dari ingatan.

Lemparkan saja Taehyung ke laut supaya ikan-ikan buas itu punya santapan gratis. Ia yakin sudah benar-benar gila sekarang.

Tungkai si lelaki berjalan cepat menuju dek bawah begitu ia selesai melakukan pekerjaannya. Orang-orang kaya itu kini tengah melakukan hitungan mundur untuk peluncuran kembang api, tapi ia sudah tidak mau terlibat lagi. Taehyung merenggangkan badannya, menggeram jenuh karena suara bising dari atas. Lantas saat dirinya keluar untuk mencari sedikit udara segar, Taehyung malah menemukan Kelsi tengah berada di buritan sambil meminum anggurnya. Gadis itu memang membelakanginya, menatap laut yang sangat gelap. Namun dari warna gaun dan proporsi tubuh, lelaki itu yakin jika yang berdiri di sana adalah Song Kelsi, si pemilik pesta.

Sekonyong, tubuhnya berputar arah. Hendak pergi sejauh yang ia bisa karena enggan kembali berurusan dengan gadis tersebut. Tapi melihat Kelsi berdiri sendirian dan berada sangat dekat dengan besi pembatas, kepala Taehyung malah mendadak berkabut; memikirkan satu kemungkinan terburuk yang bisa terjadi kalau ia benar-benar meninggalkannya seorang diri di sana. Siapa yang akan tahu kalau gadis tersebut bisa saja terjatuh dari kapal karena terlalu mabuk? Kelsi minum banyak sekali anggur sejak pesta dimulai sejam lalu.

Satu ledakan kembang api mengisi langit malam. Taehyung berjalan mendekat, menyingkirkan segala ego yang menumpuk dan berdiri agak jauh dari gadis itu. Ia menopangkan tangan pada besi pembatas, menatap langit yang mulai riuh dengan warna-warni kembang api. “Aku akan mengembalikan uangmu,” ucapnya tanpa basa-basi.

Kelsi tidak terkejut dengan kedatangannya, ia hanya tidak menduga kalau orang yang menemuinya adalah Kim Taehyung. Gadis tersebut tertawa. “Kenapa? Itu milikmu,” balasnya.

“Aku tidak bisa menerima uang darimu.” Taehyung masih bersikeras. “Akan aku kembalikan.”

“Tidak perlu, lagi pula itu bukan uangku. Itu uang ayahku seperti yang kau bilang di pub waktu itu. Kau bisa memilikinya.”

Taehyung melirik sepintas, lantas berdeham lirih. “Apa yang sedang kaulakukan di sini? Kenapa tidak bersama rekan-rekanmu yang kaya raya itu?”

“Kau bisa menghitung berapa banyak ledakan kembang apinya, Taehyung?” Kelsi memutar posisinya, kini menyandar pada besi pembatas sementara sepasang netra mengamati figur si pemuda dengan seksama. Senyum di wajahnya meluntur. “Kalau kau bisa tahu jumlahnya, maka aku akan menjawab pertanyaanmu.”

“Aku tidak suka tebak-tebakan,” sahut Taehyung cepat.

“Aku juga tidak, aku lebih suka dirimu daripada tebak-tebakan.”

“Bicaramu melantur.”

“Ya, ya, kurasa aku mulai mabuk.” Kelsi menenggak habis sisa anggur di dalam gelasnya, dan meletakkan benda itu di lantai kabin. Ia berjalan sedikit terhuyung menuju ke arah Taehyung. “Tapi kau membuatku hilang akal dari pertama kali kita bertemu. Uh, harusnya hari itu aku benar-benar menculikmu, ya. Masa bodoh dengan semua ucapan jahatmu padaku.”

Lelaki tersebut mencebik sarkas. Ia meneleng buru-buru dan malah mendapati Kelsi terjatuh menabrak tubuhnya. Secara refleks, Taehyung menangkap lengannya dan merasakan kalau kulit tangan gadis tersebut begitu dingin. Tentu saja, ini musim dingin dan gaun yang dikenakan gadis itu sangat terbuka. Taehyung bahkan menemukan sedikit gigil saat Kelsi mencengkeram kuat kepalanya.

“Duduk di sini!” Taehyung bergegas melepas jaketnya, lantas menutupi bahu Kelsi yang terbuka. “Kenapa kau memakai pakaian seperti ini saat cuaca sangat dingin, sih?” ucapnya.

Namun, satu umpatan melolos begitu saja. Gadis itu menarik jaket Taehyung dan melemparkan benda tersebut kembali pada pemiliknya. “Sialan! Aku tidak membutuhkan jaketmu, Kim Taehyung.”

“Pakai saja sebelum kau membeku di sini!” tukas Taehyung tajam.

“Kenapa kau peduli padaku?” Kelsi menatap lurus-lurus dengan sepasang netra yang terluka. “Lihat, apa mereka yang di sana itu tahu aku sedang ada di sini? Sedang mabuk sendirian dan malah ditolong pria asing yang sudah mempermalukanku di depan banyak orang? Apa mereka berpikir aku akan kedinginan? Apa mereka bahkan mencariku saat hitung mundur dan peluncuran kembang api padahal aku yang menyelenggarakan pesta? Mereka tidak akan peduli.”

Seketika saja, ada yang tengah mengoyak dinding pertahanan Taehyung. Berkali-kali ia meyakinkan dirinya kalau ia tidak akan terjebak dengan segala tipu muslihat Kelsi, entah bagaimanapun gadis itu akan mencoba mendekati dan membuatnya bertekuk lutut, itu tak akan pernah berhasil. Tapi malam ini, sesuatu yang bahkan tak pernah terlintas dalam pikirannya, terucap dari bibir si gadis dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Apa ini hanya sebuah akting? Ataukah Kim Taehyung terlalu jahat karena memikirkan bahwa gadis itu sedang berpura-pura saat ini? Benar-benar seperti kau tengah dihadapkan pada dua pilihan tersulit; mempercayai atau abaikan saja.

“Song Kelsi ….” Taehyung kembali bersuara, tapi Kelsi dengan cepat menutup mulutnya menggunakan sebelah tangan.

Gadis itu membagi tawa getir. “Jangan! Jangan menatapku seperti itu seolah-olah aku sangat butuh belas kasihanmu. Bukankah kita tidak terlalu dekat untuk membantu satu sama lain?”

“Aku tidak begitu peduli tentang masalahmu,” ujar Taehyung sembari memungut kembali jaketnya. Ia menangkap sebelah tangan Kelsi dan menariknya untuk segera berdiri. “Pakai ini dan masuk ke dalam, suhu di luar semakin turun. Lagi pula, kapal akan segera menepi, bukan?”

“Kita akan berpesta sepanjang malam, ini belum berakhir, Kim! Tapi tenang saja, aku tidak memerlukanmu lagi untuk memutar cakram. Kau tidak perlu melakukannya, jadi kau bisa pergi beristirahat sekarang. Kapal akan menepi pukul tiga nanti.”

“Pesta apa lagi? Kau sudah cukup mabuk!”

“Tidak, tidak, aku baik-baik saja.” Kelsi melepaskan jaket Taehyung sekali lagi. Ia mengoperkan benda tersebut dengan cepat. “Aku tidak butuh ini, ambil kembali karena aku tidak mungkin berpesta dengan jaket lusuhmu itu.”

“Kau tetaplah Song Kelsi yang angkuh. Seharusnya aku memang tidak menaruh simpati padamu walau sedikit saja. Tidak ada yang berubah darimu, sama sekali.”

“Jadi, kau bersimpati padaku?”

“Lupakan saja dan kembalilah berpesta. Selamat malam!”

Sekonyong saat tubuh Taehyung berbalik, Kelsi menahan lengannya dan memutarnya kembali untuk berhadap-hadapan dengan dirinya lagi. Dengan kecepatan yang tak pernah lelaki itu bayangkan, atau bahkan sebelum ia menyadari sesuatu tentang apa yang mungkin Kelsi bisa lakukan, Kim Taehyung hanya sanggup mematung saat gadis itu mempertemukan bibir keduanya disertai satu rengkuhan protektif yang melingkari lehernya. Ia tak berkeinginan bergerak, pula tidak memiliki inisiatif untuk membalas. Hanya diam dan menunggu sampai Kelsi menarik tubuhnya sendiri, lantas memandangnya dengan senyum menawannya sekali lagi.

“Bukankah ini pembalasan yang sangat manis, Kim Taehyung?” ucapnya lirih, perlahan menurunkan tangannya dari leher si lelaki setengah tidak rela. “Terima kasih. Mengetahui kau peduli padaku—walaupun hanya setetes dari berjuta-juta liter air di laut ini—aku sudah sangat senang. Malam ini menjadi begitu istimewa buatku, setidaknya karena kau ada di sini.”

Tanpa menunggu Taehyung membalas perkataannya—meski sebenarnya ia juga tak memerlukan balasan—Kelsi akhirnya berlalu pergi menuju geladak atas. Ia berteriak membuat satu pengumuman bahwa malam ini pesta akan terus berlanjut, yang tentu saja hal itu terdengar sampai ke telinga Taehyung. Lelaki tersebut menatap ke atas, memperhatikan setiap pergerakan Kelsi yang menari bersama teman-temannya seolah ia tidak baru berkata bahwa mereka semua tidak pernah memedulikannya. Gadis itu kembali tertawa dengan begitu ceria, bertindak sesuka hatinya seperti Kelsi yang selama ini diketahuinya.

Tetapi, mengapa? Mengapa mendadak perasaan Taehyung menjadi kacau balau seperti ini?

.

.

fin.

Song Kelsi in her olive color of gown.

——————————————————

Happy holiday and happy new year to y’all. I hope everything will get better really really soon! ♥

Selalu jaga kesehatan, ya, tetap patuhi protokol kesehatan dan jangan lupa makan makanan yang sehat dan bergizi. Semoga fanfiksi ini bisa menjadi sedikit hiburan di tengah pandemi. Be safe, be healthy, be happy always, fellas! ♥

risequinn

4 pemikiran pada “[Oneshot] New Year’s Eve Revenge

  1. WAAAH, what happen behind actually bikin penasaran huhu… tipe tipe macam Nona Song ini memang ampuh bikin galau karena sangat mempesona ya wkwk

    Suka

  2. Ini … wow! Sebuah cerita berdurasi pendek yang anehnya memabukkan sekali, menggoda untuk dibaca lebih jauh dan candu layaknya rasa anggur di atas. Setiap tulisan, dialog, semua begitu ringan dan simple, tetapi sangat indah untuk dibaca. Aku bisa dengan mudah membayangkan bagaimana interaksi kedua anak manusia yang menggemaskan itu, ingin membenci namun meragu, dan kegengsian yang takkan bisa menyudahi prasangka buruk.

    Kkk … luar biasa. Simple, namun sangat menarik.

    Terimakasih untuk fanfiksi yang keren ini!

    Sering-seringlah menulis yaa. Aku mendukungmu!

    Disukai oleh 1 orang

Leave a Review