[BTS FF Freelance] TaeTae Is My Cat – (Oneshot)

TaeTae is My Cat poster

Title     : V Is My Cat

Author : Ae Hyun G.

Genre : Fiction, Comedy

Rating  : PG 15

Length : Oneshoot

Cast     : Kim Sojin (OC/You)

Kim Taehyung

Min Yoongi

Park Jimin

Kim Seokjin

Other cast

Disclaimer       :

FF ini awalnya aku buat dengan cast bb lain, yaa gara-gara di salah satu grup FB fanpage bb itu lagi ngadain lomba FF. Aku yang pas itu kurang kerjaan coba2 deh ikutan. Eh.. ternyata aku menang hehe juara 1 lagi (Mungkin gara-gara pesertanya cuma aku doank hehe nggak mungkin juga). Nah beberapa bulan terakhir ini aku lagi demen banget sama BTS, sampe2 nemu blog FF ini. Kepikiran deh buat ngirim FF ke sini. Beberapa bagian udah aku ubah nyesuain BTS. Dan inilah jeng jeng jeng selamat membaca.

NGEONG!!!

“Hahahahaha…”

Teriakan kucing disusul suara tawa dari seorang namja terus-terusan bergema di telingamu. Seakan sedang memamerkan deret giginya yang rapi, namja itu tak henti-hentinya meringis dan tertawa.

“Yak! Kim Taehyung! Hentikan! Kasihan kucing itu.” Ucapmu kesal.

“Hahahahaha…” Taehyung tidak menggubris sama sekali perkataanmu. Dia malah semakin asyik memainkan ketapelnya, menembaki kucing-kucing liar yang berlalu di pinggir jalan.

“YAK!! KIM TAEHYUNG!!!!” Karena sudah tidak tahan kau pun menambah volume suaramu.

“Iiish… Jangan berteriak seperti itu.” Ucapnya sambil menutup kedua telinga.

Kau pun berjalan mendekatinya. Kau mendongakkan kepalamu, menatapnya tajam.

“Yak.. Kim Taehyung..”

“Wae? Ini sudah menjadi caraku melampiaskan emosi.” Taehyung pun balas menatapmu tajam.

“Mwo? Melampiaskan emosi katamu?”

“Geurae, Aku semakin sebal dengan kelakuan yeoja-yeoja itu. Tiap hari kerjaannya mengejar-ngejarku terus. Seperti tak punya pekerjaan lain saja.”

“Arraseo, gara-gara mereka juga kita jadi pulang terlambat. Aaaah.. tapi bukan berarti kau bisa seenaknya mengganggu kucing itu.”

You Pov

Saat ini tinggal kami berdua yang berada di halte bis. Hari ini kami pulang terlambat karena harus bersembunyi dulu dari kejaran yeoja-yeoja maniak Taehyung. Bagaimana tidak maniak, tiap hari kerjaannya selaluuu memotret Taehyung. Mulai dari saat Taehyung berjalan di koridor sekolah, makan di kantin, tidur saat ujian, ngiler di meja sampai saat buang air kecil di toilet! Dan akhirnya hari ini kami baru bisa pulang setelah menunggu mereka menyerah mencari Taehyung dan pergi. Taehyung adalah sahabat sekaligus teman sekelasku, tiap hari kami selalu berangkat dan pulang bersama, karena memang hanya dia satu-satunya teman yang rumahnya searah denganku. Bisa saja sih aku pulang sendiri dan meninggalkan Taehyung dengan penggila-penggilanya, tetapi aku terlalu takut dengan berita perampok yang belum tertangkap dan berkeliaran akhir-akhir ini. Hiiiiii…

“Huuufft,,, inilah nasib jadi orang terganteng sedunia.” Pamer Taehyung sambil melipat kedua tangan di dadanya.

Aku hanya bisa mengerutkan kedua alisku mendengar perkataannya.

You pov end

Pletak!

Ngeong!!!!

Taehyung kembali berulah. Dia pun menggerak-gerakkan kaki, tangan dan tubuhnya, menari-nari aneh tanda kesenangan.

“Yak Taehyung.. Emangnya kucing itu salah apa?” protesmu sambil mencoba merebut ketapelnya tetapi dia malah mengangkatnya tinggi-tinggi dengan tangan kanannya. Dia bahkan menggigit ketapelnya lalu memanjat tiang halte agar kau semakin tak bisa merebutnya.

Kau pun melompat-lompat mencoba meraih ketapel itu tetapi akhirnya kau menyerah juga.

“Oke lah, terserah kau saja.”

“Yak Sojin ah.. bagiku yeoja-yeoja itu seperti kucing-kucing ini, perlu disingkirkan. Hehe.” jelasnya cengengesan kemudian turun mendekatimu.

“Yak. Taehyung. Jaga ucapanmu baik-baik ya..”

Tiba-tiba awan-awan mulai berkumpul dan menghitam. Langit pun berubah menjadi gelap seketika. Suara gemuruh mulai terdengar, dan jutaan tetesan air hujan mulai mendarat diatas tanah.

“Aduh,, kenapa pake hujan segala sih? Mana bisnya belum datang-datang lagi. Uuuh!” Gerutumu kesal.

Tulit tulit tulit.. Tiba-tiba ponselmu berbunyi. Kau tersenyum. Disana tertera Lovely Yoongi. Ya, Min Yoongi adalah kekasihmu. Kalian baru saja menjalin hubungan selama 4 bulan. Kau melangkahkan kakimu ke belakang dan membalikkan badan membelakangi Taehyung.

“Yeoboseyo, chagi. Ada apa? Besok jadi kan?”

……

“Ah, ne. Gwenchana. Kita bisa pergi lain waktu.”

Kau menghembuskan nafas kecewamu. Ternyata Yoongi menelponmu hanya untuk membatalkan janji kencan denganmu. Padahal kau sangat menanti-nantikan kencan itu, karena akhir-akhir ini kau jarang bertemu dengannya.

Pletak!

Ngeong…!!!

Nice Shot!” Teriak Taehyung yang tak henti-hentinya berulah.

JEDEEERR!! Tiba-tiba terdengar suara petir yang sangat dahsyat. Sontak kau memejamkan mata dan menutup telingamu dengan kedua tangan. Ini suara petir paling dahsyat yang pernah kau dengar.

Tiba-tiba kau merasa ada yang mengelus kakimu lembut. Sangaaat lembut. Kau pun melirik ke bawah. Ternyata ada kucing yang sedang mengelus-eluskan kepalanya ke kakimu. Kau lalu mengangkat kucing itu. Kau amati setiap sudut kucing itu. Kucing anggora dengan bulu putih yang sangat lembut. Kau bingung, bagaimana bisa kucing ini muncul tiba-tiba disini? padahal sedari tadi kau tidak melihatnya. Yang kau lihat sedari tadi, hanya kucing-kucing liar yang jadi sasaran amukan Taehyung, bukan kucing ini! Dilihat dari jenisnya pun sungguh sangat berbeda. Ini jenis kucing yang biasa dijadikan peliharaan, bukan jenis kucing liar. Lantas kau pun berpikir, pasti masih ada pemilik kucing ini di sekitar sini.

Kau pun menoleh ke sekelilingmu tetapi tidak menemukan siapapun. Kau malah dikagetkan dengan tidak didapatinya Taehyung disampingmu. Yang kau lihat hanya tas, seragam lengkap beserta nametagnya tergeletak di atas tanah. Tubuhmu mulai bergetar merasakan keanehan. Bagaimana tidak? Sedari tadi hanya ada kau dan Taehyung di halte, dan sekarang hanya ada kau dan kucing itu di halte. Pikiranmu pun mulai melayang, membayangkan satu kemungkinan.

Jangan-jangan…

Kau lalu menelan ludahmu dan kembali menatap kucing yang sedang kau angkat itu. Kucing itu pun mulai membuka mulutnya.

“Sojin ah, tolong aku. Ini aku Kim Taehyung, ngeong.”

“Kyaaaaaaaa,,,,,!!!!”

Kau kaget dan sontak langsung melempar kucing itu. Bagaimana mungkin, Taehyung bisa berubah jadi kucing??!!

***

*di kamarmu

Kau melipat kakimu dan duduk di lantai menatap Taehyung yang kini berubah jadi kucing.

“Ini benar-benar hukuman yang pantas buatmu.”

“Ne. Ne. Arraseo.. ngeong.” ucapnya lemas.

“Hahahaha…” Kau tertawa terpingkal-pingkal, menyadari suatu hal.

“Wae? Kenapa kau tertawa? ngeong?”

“Hahahaha… Lucu sekali. Ada kucing bisa ngomong. Ngeoooong… Hahaha.” Kau tertawa sambil memegang perutmu.

“Yak! Berhenti mengejekku. Sekarang bantu aku pikirkan cara agar aku kembali ke wujud semulaku, ngeong.”

“Hahaha, hmmmm… apa ya?”

Kau berhenti tertawa dan mulai memejamkan mata sambil menaruh telunjuk tangan kananmu di pelipis kanan.

Kalian berdua sama-sama berpikir keras.

“Aha! Mungkin kasusmu seperti kisah si pangeran kodok.” Ucapmu.

“Hmm.. Ngeong.. Apa maksudmu, ngeong?” Taehyung bentuk kucing mulai duduk manis dengan melipat kaki belakangnya.

“Itu artinya agar kau bisa normal kembali, kau harus mendapat ciuman dari cinta sejatimu.”

“Ah.. ne, ne, arraseo, ngeong.” Taehyung mengibas-ngibaskan ekornya.

“Nah.. Sekarang masalahnya siapa cinta sejatimu?” tanyamu.

“Hmmmm… ngeong. Ah..!”

“Nugu? Nugu? Apa mungkin salah satu dari yeoja-yeoja maniak itu?”

“Pabo! No! Ngeong! Aku tidak suka yeoja macam mereka, pabo.. ngeong.”

“Yak, jangan mentang-mentang kau rangking 1 di kelas terus kau seenaknya menyebutku pabo ya. Aaaah,,, okelah, terus siapa yeoja itu?”

“Hmm.. hehehe, ngeong. Sudah lama aku menyukainya, ngeong. Sepertinya dia juga menyukaiku, ngeong. Huh, ya iyalah. Siapa sih yang tidak terkagum-kagum melihat ketampananku, hahahaha, ngeong.” Pamer Taehyung sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Dalam wujud kucing, kelakuannya tetap saja sama.

“Dia tidak seperti yeoja-yeoja lain, ngeong. Dia juga tidak maniak seperti yang lain,  ngeong. Dia itu spesial, ngeong. Dia…..” Taehyung terhenti dan tersipu malu.

Dia pun semakin mendekatkan wajahnya padamu. Kau menelan ludahmu lalu menyibakkan rambut ke belakang telingamu bersiap untuk mendengarkan lanjutannya.

“Park Jimin, ngeong. Hihihi”

“Mwo??!Jadi sebenarnya kamu guy? “

“Pabo! Bukan Park Jimin si cebolanak kelas sebelah. Tapi Park Jimin yang sekelas sama kita. Pabooooo.. ngeong.”

“What? Park Jimin si primadona sekolah itu? Kau yakin dia menyukaimu?” tanyamu.

“Ne. Kau sadar tidak ngeong? Tiap kali guru Jang Hoseok dan guru Kim Namjoon memberi kita tugas kelompok. Jimin selalu memintaku sekelompok dengannya. Itu artinya dia memang menyukaiku. Hahaha…. Ngeong.”

“Hmmm… okelah nanti kita coba saja.”

Taehyung pun tersenyum. Dia lalu melompat ke atas meja, menuju foto yang terpajang di sana.

“Hei, inikah foto si namja yang kau bilang his smile is as sweet as sugar itu? Ngeong?”

“Ne. Bagaimana? Tampan kan?”

“Iyuuwh, biasa saja, tampanan juga aku, ngeong.”

Taehyung lalu menggigit foto itu dan melompat turun.

“Yak! Mau kau apakan foto itu hah?”

Kaupun mencoba merebutnya. Tetapi Taehyung malah berlari-lari menghindar darimu hingga kamarmu pun sekarang benar-benar seperti kapal pecah saja akibat pertarungan kalian.

“Yak, Taehyung. Kembalikan! You are a cat now, my cat. Kau harus patuh pada majikanmu ini, eoh.” Kau terus mengejar Taehyung.

“No. I am not your cat! Ngeong.”

“YAK!  CEPAT KEMBALIKAN!!”

BRAK!!

Tiba-tiba pintu kamarmu terbuka. Kau dan Taehyung pun kaget dan berhenti berlarian. Ternyata Seokjin oppa yang membukanya.

“Sojin ah, ada apa? Kenapa kau berteriak-teriak begitu? Apa ada alien mampir ke sini?”

“Op, oppa. Mana mungkin ada alien di sini.”

“Lalu kenapa kamarmu jadi berantakan begini?”

Kau menundukkan kepalamu gugup. Mata Seokjin oppa tak henti-hentinya terus menatapmu tajam. Sementara tangannya tak henti-hentinya menjejalkan snack yang sedari tadi dia bawa ke mulutnya.

“Nah itu dia. Ada ekor alien di belakangmu.”

Kau menoleh ke belakang melihat Taehyung bersembunyi di belakangmu.

“Ini bukan alien, oppa. Ini Tae…”

“Tae??”

“Taetae. Kucingku. Hehe.”

“Taetae? Dari planet mana dia? Kau temukan dimana? Kenapa kamu bawa pulang? Emangnya kucing itu tidak ada yang punya? Apa kucing ini yang membuat kamarmu seperti ini? Kalau kucing itu emang jelmaan alien bagaimana? Kalau jangan-jangan dia sedang menjalankan misi rahasia di bumi bagaimana?” dengan mulut penuh makanan Seokjin oppa tak henti-hentinya menanyaimu.

“Oppaaaa.. Ini kucing bukan alien.. Hmm.. Boleh tidak aku memeliharanya?”

“Yak, Sojin ah. Kalau kau memeliharanya bisa-bisa rumah kita terbelah jadi dua.”

“Oppa.. Aku janji akan membuatnya jadi jinak. Boleh yah? Yah? Hiyung hiyung.” Kau pun memainkan aegyomu.

“Hmm… Yah.. Baiklah. Demi adikku tersayang.”

“Hehe.. Gomawo, oppa.” Kau memeluk oppamu dan mencium pipinya.

“Ne..”

“Kau dengar itu Taetae? Kau jangan nakal yah.” Ucapmu sembari memukul-mukul pelan kepala Taehyung.

Taehyung hanya bisa terdiam mendengus menahan kesal.

“Sojin ah.. Kau mau makan apa malam nanti?” tanya Seokjin oppa sambil terus menjejalkan snack ke mulutnya.

“Hmm.. apa aja oppa.”

“Oke.. nanti oppa masakannn.. uhuk..uhuk..” Seokjin oppa tiba-tiba memukul-mukul dadanya.

“Yaaak…oppaaaa… makanya jangan ngomong sambil makan.”

***

Singkat cerita, kau akhirnya punya kesempatan berdua dengan Jimin di dalam kelas, eh bertiga jika Taehyung yang kau sembunyikan di dalam tas masuk hitungan. Kau mulai memancingnya, menanyakan pendapatnya tentang Taehyung.

“Jimin..” Panggilmu.

“Ne.. Ada apa?” tanyanya.

“Aku perhatikan tiap kali ada tugas kelompok, kau selalu minta sekelompok dengan Taehyung.”

“Ne. Wae?”

“Apa kau menyukainya?” kau menatap Jimin dalam-dalam.

“Hahahaha… Apa kau cemburu?”

“Ani.” kau langsung mengelak.

“Hahahaha.. Tenang saja Sojin. Aku tidak akan merebutnya darimu.”

“Sudah kubilang aku tidak cemburu. Kami kan cuma berteman lagipula aku sudah punya namjachingu. Eh tunggu dulu, jadi kau tidak menyukai Taehyung?”

Kaulirik Taehyung sesaat, dia hanya bisa membulatkan matanya tak percaya.

“Ne.” jawabnya singkat.

“Wae? Bukankah Taehyung itu tampan, pintar, dan populer lagi di kalangan para yeoja.” Tanyamu penasaran.

“Hahaha, Sojin ah. Aku sudah punya namja idaman lain, namanya Jeon-Jung-Kook. Aaah… di benar-benar namja yang sangat manis. Hehehe. Sebenarnya aku sekelompok dengan Taehyung hanya untuk mengandalkan kepintarannya. Sssst.. Jangan bilang-bilang Taehyung soal ini ya.”

***

 

You pov

Jam  sekolah sudah berakhir. Aku juga sudah terbebas dari yeoja-yeoja maniak Taehyung yang terus menanyakan dimana Taehyung? Apa dia sakit? Sakit apa? Apa dia dirawat di rumah sakit? Rumah sakit mana? Huufft.. Sungguh membuat kepalaku pening. Aku kini tengah duduk di sebuah bangku taman. Taman ini cukup sepi, aku bisa dengan leluasa berbicara dengan Taehyung. Aku membuka tasku dan dia pun keluar dengan lemas.

“Yak, yeoja bukan hanya dia saja. Kau pasti bisa menemukan yang lain.” Ucapku menghibur.

“Ne… tetapi siapa? Arrgg!! Sampai kapan aku dalam wujud seperti ini!”

“Tenanglah… Pasti ada. Aku akan bantu mencarinya.” kataku sambil mengelus kepalanya.

You pov end

Taehyung pov

Aku menatap manik mata Sojin dalam. Aku berharap yeoja itu adalah kau, Sojin. Asal kau tahu saja, sebenarnya aku tak terlalu menyukai Jimin, aku lebih menyukaimu, menyayangimu, mencintaimu. Namun sayang, aku terlambat karena kau kini sudah menjadi milik orang lain.

Taehyung pov end

Saat kau sedang menenangkan Taehyung tiba-tiba matamu menangkap sesosok namja yang sangat kau kenal tengah memeluk mesra seorang yeoja. Kau bangkit menghampiri mereka untuk memastikan, berharap dugaanmu salah. Tetapi apa daya, ternyata dugaanmu benar. Dia adalah Min Yoongi. Sosok yang sangat kau rindukan akhir-akhir ini, ternyata tengah bercumbu dengan yeoja lain! Badanmu bergetar. Jadi inikah sebabnya dia membatalkan kencan denganmu?! Inikah sebabnya dia jadi tak punya waktu untukmu?! Matamu pun mulai berkaca-kaca. Yoongi tiba-tiba menolehkan kepalanya hingga dia pun kaget melihatmu bercucuran air mata menatapnya dari kejauhan. Dia lalu berbisik pada yeoja itu dan mulai berjalan menghampirimu.

“Mianhae, Sojin ah. Sepertinya hubungan kita sampai disini saja.” Ucapnya santai begitu sampai di depanmu.

Jleb. Hatimu terasa sakit. Bibirmu kelu. Tak ada kata-kata yang bisa kau keluarkan. Kau hanya menatapnya dalam diam.

“Sebenarnya aku tidak pernah menyukaimu, Sojin. Kau hanya pelarianku saja untuk membuat mantanku kembali lagi.” Lanjutnya.

Sontak sekujur tubuhmu rasanya seperti disiram air panas. Kau kesal, marah, kecewa. Bagaimana bisa dia bicara begitu entengnya padamu? Tangan kananmu pun tak tahan lagi untuk segera melayang.

Plakk!

Kau menampar pipinya keras lalu berbalik dan pergi. Taehyung yang melihat kejadian itu segera berlari mengejarmu.

“Sojin, ngeong. Sojin, Sojin, ngeong.” Taehyung berkali-kali memanggilmu.

Namun kau terus saja melangkahkan kakimu cepat sambil sesekali menghapus butiran bening yang membanjiri pipimu.

“SOJIN!!! NGEONG!!!”

Suara Taehyung kali ini berhasil menghentikan langkahmu. Kau lalu ambruk, berlutut menatap tanah. Air matamu terus menetes membasahi tanah.

“Sojin, uljima, ngeong.”

Taehyung berjalan menghampiri dan memandangi wajahmu lekat.

“Sojin uljima, ngeong. Masih banyak namja lain diluar sana, ngeong. Kau harusnya bersyukur tak dibiarkan bersama lebih lama dengan nappeun namja macam dia, ngeong. Apa perlu aku panggil Ant Man, si manusia semut untuk menghisap habis senyum gulanya itu eoh.. ngeong.”

Kau menghembuskan nafasmu berat lalu terduduk. Taehyung lantas melompat ke arahmu, dan kau pun memeluknya.

“Uljima Sojin, ngeong.”

Tangan-tangan kucing Taehyung bergerak menyusuri pipimu dan mulai menghapus bulir air matamu.

“Gomawo Taehyung.”

Kau mulai tersenyum dan semakin mengeratkan pelukanmu.

“Yak! Sojin, ngeong. Hentikan… uhuk, uhuk, ngeong. Kau membuatku sesak nafas, ngeong.”

Kau lalu memegang kedua lengan Taehyung dan mengangkatnya ke atas menatapmu.

“Hahahaha.. Kau yang begini benar-benar tidak bisa berkutik.”

Taehyung tertegun dan tersenyum lega melihatmu tertawa.

“Sojin.. ngeong.”

Tiba-tiba raut muka Taehyung berubah menjadi serius. Sesaat kau bisa melihat bayang wajah manusianya dengan sorot mata yang menyejukkan.

 

You pov

Deg. Deg. Deg. Perasaan apa ini? Kenapa jantungku rasanya bekerja lebih cepat? Rasanya seperti… seperti.. seperti saat pertama kami bertemu. Saat pertama dia bertarung menyelamatkanku dari para berandalan. Saat pertama dia mengulurkan tangan padaku dan tersenyum. Saat pertama dia memeluk dan menenangkanku. Rasa ini… kenapa muncul kembali? Padahal sudah susah payah aku memendamnya. Memendam rasa yang hanya akan membuatku terluka saja karena para fansnya pasti tidak akan tinggal diam jika aku menginginkan rasa ini berkembang lebih. Aku dekat dengannya saja sudah diserang dengan berbagai macam cara oleh mereka. Itu karena mereka takut aku akan menjadi kekasihnya. Tetapi semenjak mereka tahu aku menjalin hubungan dengan Yoongi, mereka berhenti menyerangku. Ya, memang awalnya juga aku tidak mencintai Yoongi. Aku menerima cintanya dan mencoba mencintainya hanya agar yeoja-yeoja itu berhenti menyerangku. Dan sekarang saat aku sangat mencintainya, dia malah mengkhianatiku.

You pov end

“Sojin… ngeong.” panggilnya lagi.

Kau pun tersadar dari lamunanmu.

“Wae?”

“Ayo kita lekas pulang, ngeong. Aku sudah tidak tahan lagi, ngeong. Kepengin puuup… ngeong…”

Wajah Taehyung seketika berubah menjadi tatapan memelas ala puss in boots sambil menggerak-gerakkan kakinya yang melayang di udara.

“Yak. Kau kan kucing. Pup saja disini. Kau tinggal mengorek-ngorek tanah lalu tuing.”

“No!!!!!! Ngeong!!!”

***

Saat ini kau dan Taehyung sedang berada di sebuah minimarket tempatmu bekerja.

“Yak. Kenapa kau ikutan datang kemari sih?” protesmu.

“Apa boleh buat.. di rumah ada Seokjin, oppamu yang menggerikan itu, ngeong. Bisa-bisa seharian aku dikurung di kandang seperti kemarin, ngeong.”

“Hahaha.. Itu karena kau mencuri sosisnya.”

“Ya apa boleh buat, aku kelaparan. Kau juga tidak pulang-pulang. Lagian kalau aku disini, aku bisa berguna jadi patung kucing pemanggil pelanggan nih.” Ucapnya sambil melompat ke atas meja kasir lalu duduk menggerak-gerakkan tangan kanannya layaknya patung kucing emas yang biasanya ada di toko-toko Cina.

“Hahaha.. Bisa saja.”

Tiba-tiba seorang pelanggan berjaket, berkacamata, bermasker dan bertopi serba hitam membuka pintu dan masuk.

“Annyeonghaseyo, selamat datang di Bangtanmart.” ucapmu sambil membungkukkan badan padanya.

Grep.

Kau kaget saat menyadari pelanggan itu kini sudah berada di atas meja dengan tangan kirinya memeluk erat lehermu dari belakang dan tangan kanannya mengarahkan pisau padamu. Kau kesulitan bernapas. Jantungmu berdegup kencang. Keringatmu pun mulai bercucuran. Diakah perampok yang jadi buronan akhir-akhir ini?! Jeritmu dalam hati.

“Cepat, kumpulkan semua uang!” perintahnya.

Taehyung yang melihatmu ketakutan segera melompat menggigit tangan perampok itu hingga si perampok melepaskan pisaunya. Dia lalu melompat ke arah wajah perampok meninggalkan luka cakaran. Perampok itu berteriak kesakitan dan langsung menarik Taehyung. Dia lalu melemparkan Taehyung ke rak yang cukup tinggi berisi kaleng-kaleng makanan.

“Dasar kucing sialan!”

Brakk.

Suara hantamannya sangat keras. Rak itu ambruk dan muatannya menimpa Taehyung bertubi-tubi. Kau berlari menghampiri Taehyung yang terlihat tak sadarkan diri. Kau tak mempedulikan si perampok yang kini jadi amukan massa. Air matamu semakin tak terbendung lagi melihat tubuhnya kini mulai berbalut cairan kental berwarna merah.

“Taehyung.. Taehyung..” kau terus-terusan mengoyah-goyahkan tubuhnya tetapi mata Taehyung terus saja terpejam.

Dengan raut wajah tak berdaya, Taehyung mulai membuka matanya.

“Sojin.. uljima..” ucapnya lirih.

Namun air matamu justru semakin deras.

“Sojin.. sepertinya aku sudah tak bisa bertahan lebih lama lagi.”

“Andwae! Bertahanlah Taehyung!”

Taehyung tersenyum tipis.

“Sebelum aku mati, biarkan aku menyampaikan sesuatu padamu.”

“Tidak, Taehyung. Kau tidak akan mati.” Kau menangis dan terus menangis.

“Saranghae, Sojin.” Taehyung lalu memejamkan matanya dan tak membukanya lagi.

Kau menangis sesenggukan memeluk tubuhnya. Tak peduli pakaianmu kini sudah kotor berlumuran darahnya.

“TAEHYUNG!!!!!” teriakmu kencang.

***

Kau tak henti-hentinya menangis sambil membelai tubuh kaku Taehyung yang kini terbaring diatas ranjangmu. Sudah tak ada lagi darah yang mewarnai tubuhnya, tetapi matanya tetap saja terpejam. Suara hujan malam ini seakan ikut larut menemani kesedihanmu. Kau lalu menyelimuti tubuh Taehyung agar tak kedinginan dan mulai berbaring di sampingnya. Terlihat seperti orang bodoh memang, menyelimuti orang yang tak bisa merasakan apa-apa lagi. Tanpa sadar air matamu menetes di matanya. Kau pun menyelimuti dirimu dengan selimut yang sama dan mulai memejamkan matamu berharap malam ini kau akan terlelap dan melupakan segalanya.

“Sojin, ngeong.”

Tiba-tiba saja rasanya kau baru saja mendengar suaranya. Sungguh suara yang ingin kau dengar saat ini. Tetapi tak mungkin itu berasal darinya karena dia kini sudah tidak bisa mengeluarkan kata-kata lagi. Kau pun melanjutkan tidurmu. Kau menganggap mungkin karena kau sudah terlalu lelah menangis hingga telingamu menjadi sedikit tak waras.

“Sojin, ngeong.”

Kau mendengarnya lagi. Kau lalu membuka matamu perlahan. Kau sungguh tak percaya, mata Taehyung kini tengah menatapmu. Tangismu pun semakin pecah seketika.

“Hiks.. hiks.. Aku kira aku akan kehilanganmu selamanya.”

“Ani, Sojin. I am a cat now. Orang bilang kucing punya sembilan nyawa, hehehe.”

Kau ikut terkekeh kecil sembari mengusap air matamu.

“Saranghae Sojin.” ucapnya sambil menatapmu lekat.

“Nado Saranghae TaeTaeku, Taehyungku.” Kau memejamkan mata dan mencium lembut bibir kucing Taehyung.

Cahaya putih tiba-tiba terpancar dari tubuh Taehyung. Kau pun memicingkan matamu kesilauan. Dalam pandangan matamu yang terbatas karena silau, kau lihat tubuh Taehyung mulai berubah.

“Taehyung, lihat! kau sudah normal kembali.” Ucapmu senang sambil memegang kedua pipinya.

“Jinjja?”

Kau lalu menarik tubuh Taehyung dalam dekapanmu. Taehyung pun membalasnya. Kalian masih sama-sama dalam posisi terbaring miring saling berhadapan. Kau lalu menyadari sesuatu. Kau merasa tubuh Taehyung ada yang aneh. Kau lalu melepaskan pelukanmu, menyibakkan selimut yang menutupi kalian.

“KYAAAAAAAAAAAAAA!! Taehyung pakai bajumu!!”

“Yak. Jangan berteriak seperti itu, ngeong. Mwo? Kenapa aku masih mengeong, ngeong??!!!”

THE END

14 pemikiran pada “[BTS FF Freelance] TaeTae Is My Cat – (Oneshot)

  1. Haha,,ceritanya kocak sumvah :v.. Tadinya smpet sedih gra2 Suga-_- jahat sekali kau nak-,-…#lupakan.
    Ceritanya bgus bnget,,tpi terakhir nya itu lho…haha,,tpi si Tae kok msih aja ngeong ya? Haha…
    Bkin FF yg lucu lgi kyk gni ya thor…

    Keep Writing!!
    Hwaiting!!^^

    Suka

  2. “nado saranghae taetae ku ,taehyung ku ” . kau memejamkan mata dan mencium lembut bibir kucing taehyung ..
    ihh sebenernya sih aku ogah nyium bibir kucing , tapi kalo kucingnya taehyung oppa , aku mau …..
    mau banget ..
    keren ka ff nya !

    Suka

  3. NJIR TERAKHIRNYAA 😂😂😂
    SUMVEH KALO PUNYA KUCING MACAM TAETAE … GA GUE UBAH KALI …
    (tapi kesian mak bapaknya)
    CERITANYA LUCCUU BANGEET 😍😍😍
    AGUS JAHAT YAAK. FINE. GA DAPET JATAH MAKAN MALEM INI. /ga

    MOGA DAPET INSPIRASI LAGUI YAAAKK
    KIP WRAITING THOOŔ!! LAV YU 😚😚

    Suka

Leave a Review