[BTS FF Freelance] Missing You – (Drabble)

Missing You

Kim Tia (OC) & Jungkook (BTS) | Romance, Sad, Angst

Drabble | General

By. 15OK

Don’t like don’t read

I’ll send you karma if you plagiat it!

Happy Reading 🙂

Betapa besarnya anugerah Tuhan untuk menyatukan kedua insan itu

 

Gadis itu ingin menangis, ia ingin berteriak frustasi. Kini, ia menyesali  kebodohannya, sifanya yang pemarah mengacaukan segalanya.

Kehidupannya dulu membosankan. Selalu sendirian, tidak mempunyai teman seorang pun. Di rumah kedua orang tuanya selalu sibuk, memikirkan pekerjaan, tidak pernah memikirkan putri semata wayang mereka. Terkadang ia ingin sekali mengutuk orang tuanya, yang selalu memikirkan pekerjaan dan tentu saja –memikirkan uang-.

Semua itu berubah ketika gadis bermarga Kim ini bertemu dengannya. Seorang lelaki tampan, bertubuh tinggi, dengan senyuman manis dan kepribadiannya yang cerah dan periang mulai mengubah hidupnya.

.

.

.

Masih tersimpan di nostalgia, lelaki itu selalu mengganggu Tia, dengan tingkahnya yang lucu sekaligus menyebalkan. Meski Tia sering mengabaikannya lelaki itu tak menyerah, hingga akhirnya mereka saling menyukai.

Di malam festival musim panas, tepat di bawah kembang api yang meletup-letup, lelaki itu menyatakan perasaannya. Tia dengan senang hati menerimanya.

Malam itu mereka tertawa bahagia, berciuman pertama kalinya di latarbelakangi kembang api yang indah.

.

.

.

Lelaki itu juga seorang manusia yang tidak sempurna. Terkadang sifat yang keras kepala dan egonya yang tinggi seringkali membuat Tia kesal. Itulah awal dari penyesalan yang kini Tia rasakan.

Di taman ketika siang hari, sepasang kekasih itu beradu mulut. Mereka begitu kalut oleh kemarahan hingga tak menyadari ada penembakan massal oleh sekelompok orang tak dikenal.

Lelaki yang berstatus sebagai kekasih Tia itu menyadari, seorang penembak hendak menembak punggung gadis yang dikasihinya ini. Tanpa berpikir panjang lelaki itu segera memeluk Tia erat. Tia yang masih diselimuti kemarahan tentu saja berontak, berusaha melepaskan pelukan kekasihnya.

DOR!

Lelaki itu membulatkan matanya ketika merasakan timah panas memecahkan tengkorak belakang, memasuki kepalanya. Akhirnya ia kehilangan kesadarannya.

Tia terkejut mendapati pelukan lelaki itu mulai melonggar, terjatuh tak sadarkan diri dengan kepala yang terus mengeluarkan darah.

.

.

.

Tia yang saat itu tak bisa berbuat apapun hanya menangis meratapi kebodohannya. Karena kebodohannya, kini lelaki itu masih terbaring koma setelah empat bulan operasi pengangkatan peluru. Terbaring lemah dengan berbagai peralatan kesehatan yang menempel di tubuhnya.

Gadis itu menangis untuk kesekian kalinya, penyesalan tiada akhir masih menghantui dirinya. Kata ‘andai’ yang digumamkannya tak dapat mengubah segalanya. Malah semakin menambah berat beban hatinya.

Empat bulan lamanya ia merasa mati. Hidupnya gelap. Tanpa lelaki itu… apa yang bisa ia lakukan? Meski menyebalkan kini Tia mengakuinya.

Ia merindukan segala hal tentang lelaki itu.

***

Tia membuka pintu kamar rawat yang ditempati kekasihnya. Ia terkejut melihat lelaki itu membuka matanya, tersenyum lemah.

“Tia…” panggilan-yang lebih menyerupai gumaman-lelaki itu dibalik masker oksigen yang dipakainya.

Tia mendekatinya, menggenggam dan menciumi tangan dingin lelakinya yang dihiasi infus. Mengelus rahang lelaki yang dicintainya. “kamu… sudah bangun?” Tia menitikan air mata harunya. Tak percaya lelaki itu kini membuka matanya, meski dokter menyatakan tidak akan ada harapan hidup baginya.

Lelaki itu mengangguk, mengangkat tangannya untuk menghapus air mata gadisnya. “jangan menangis… aku… tidak akan… meninggalkanmu lagi…” ucapnya terbata.

Gadis itu mengangguk, lalu memeluk erat kekasihnya.

***************************************************************************************************************

Jeon Jungkook, lelaki berusia 20 tahun yang terbaring koma karena tembakan peluru yang bersarang di kepalanya. Bukan hanya satu, bahkan tiga peluru. Kini terbangun meski mangalami gegar otak yang cukup parah.

Betapa besarnya anugerah Tuhan menyatukan kembali kedua insan yang saling mencintai itu, hingga mereka bisa bersatu kembali.

 

END