[What is Your Color?] Back – Ficlet

61e354c44ff68f88490ad0fa5ed31a4d copy

 

Judul        : Back

Author        : nads

Genre        : Romance

Length        : Ficlet

Rating        : G

Cast        : Jung Hyein

Jeon Jungkook

Disclaimer    : Jungkook belongs to God and their family. Story plot is mine.

Summary    : “Aku sangat menyukai hujan. Kau tahu kenapa?” “Karena ia tetap kembali, meskipun telah jatuh berkali-kali.”

Lemari nomor 5, di pojok ruangan.

Rak D-51.

Ketemu.

Kuambil sebuah buku yang sudah agak lusuh, lalu duduk di bangku dekat jendela. Memandangi rerumputan terbasahi rintik hujan begitu menenangkan.

Sudah berapa lama aku tidak mengunjungi tempat ini? 2 bulan? 4 bulan?

Sejak hari kelulusan, kurasa. Sekedar duduk di bangku favorit dan menikmati waktu senggang. Membaca buku sambil sesekali menatap keluar jendela.

Tapi hari ini, aku ingin melengkapi tugas dengan buku-buku di sini, karena materi yang dibahas sama dengan materi yang pernah kuperlajari ketika di bangku sekolah menengah pertama. Tapi, sebenarnya aku bisa saja mencari bahan dari internet tanpa perlu kemari.

Lalu mengapa aku kembali?

Sederhana.

Harapanku untuk kembali melihatnya yang membawaku kemari.

Buku bersampul merah di hadapanku semakin menguatkan ingatanku tentangnya.

Payung merah itu. Payung merah yang melindunginya di kala tetes hujan berjatuhan. Payung merah yang menutupi sebagian wajahnya.

Payung merah yang melindunginya dari tangisan langit kelabu, tak mengurangi sinarnya.

Payung merah yang tidak dapat kutemukan sekarang. Karena rerumputan di balik jendela ini terbasahi seluruhnya.

Tak ada payung merahnya yang menghalangi rintik hujan jatuh ke atas hamparan hijau.

Jam usang di samping lemari pertama berdentang. Sudah dua jam berlalu. Tetapi langit masih juga enggan mengurangi awan kelabunya.

Lemari nomor 5, di pojok ruangan.

Rak D-51.

Kukembalikan buku itu pada tempatnya semula.

Alunan musik dari earphone-ku menyentuh indra pendengaran. Rasanya seperti berbisik tepat di telingaku. Menemani setiap langkah yang membawaku keluar perpustakaan sekolahku dulu. Sekolah yang sudah menyimpan banyak kenangan 3 tahunku.

“Hujan,” bisikku pelan, “Tolong pertemukan aku kembali dengannya, suatu saat nanti.”

Kunikmati setiap rintiknya yang terjatuh, membasahi seragamku. Aroma petrichor menguar dari balik rerumputan. Menenangkan. Seolah membawa gelombang tersendiri bagi yang tersentuh sinyalnya.

Pohon rindang nan menyejukkan ini menjadi pelindungku sementara.Duduk di atas hamparan hijau yang basah. Hanya sedikit tetes hujan yang dapat menembusnya –setidaknya agar aku tidak pulang dengan basah kuyup. Aku tak dapat membayangkan reaksi eomma kalau kalau aku pulang dengan keadaan seperti itu.

Hingga akhirnya tak setetes pun kembali terjatuh di atas kepalaku.

“Apa hujannya sudah berhenti?” gumamku. Ah, bodoh. Jelas jelas di depan mataku masih ramai tetes hujan yang berguyuran.

Tapi, kenapa?

Kudongakkan kepalaku.

Merah.

Payung merah yang terbuka lebar melindungiku dari air hujan.

Di sampingku berdiri seorang murid laki laki, dengan seragam khas sekolah menengah pertamaku dulu. Wajahnya sedikit tertunduk, tetapi aku tetap dapat mengenalinya.

Seketika jantungku berdegup kencang, seolah berpacu dengan derasnya tetes hujan yang menubruk aspal di hadapanku.

Inikah dia? Kenapa dia di sini?

Dasar bodoh. Tentu saja ini sekolahnya. Hal yang sangat wajar ia disini.

Aku menggeser posisi duduk, menjauhkan diriku darinya. Membuatku tak terjangkau oleh payungnya. Membiarkan seragam sekolahku kembali terbasahi oleh guyuran hujan.

Tak apa. Rasanya aneh berada dibawah satu payung bersamanya. Payung merah yang biasanya kupandangi dari jauh, berada tepat di atasku.

Lagipula dia bukannya sengaja memayungiku kan?

Dengan cepat, ia justru duduk di sampingku. Membiarkan payung merahnya melindungiku dari langit kelabu.

“Tidak baik membiarkan hujan membasahi tubuh begitu saja,” suaranya begitu lembut, bahkan terdengar sedikit cute bagiku.

Oh Tuhan, aku tahu secara pendidikan ia satu tahun di bawahku, namun aku lebih muda darinya 4 bulan. Tapi kenapa aku malah merasa dia lebih muda 4 tahun dariku?!

“Aku sangat menyukai hujan. Kau tahu kenapa?”

Tatapannya tetap mengarah lurus ke depan. Apakah barusan ia berbicara padaku?

Baiklah, kurasa iya, karena di sekeliling kami memang tak ada orang lain.

“Karena ia tetap kembali, meskipun telah jatuh berkali-kali.”

Ia menoleh kearahku, dengan senyum hangatnya. Lalu menyodorkan payung merah itu, menyerahkannya pada genggamanku.

“Namaku Jeon Jungkook.”

Babo, tentu aku tahu namamu. Sejak dulu. Bahkan lebih dari sekedar namamu.

Aku yang hanya mengagumimu dari jauh.

Ia meraih topi dari dalam tas, lalu memakainya.

“Simpan payung ini. Kembalikan suatu saat nanti, ketika kita bertemu lagi.”

Ia bangkit, membiarkan badannya terbasahi hujan.

“Kuharap kau akan terus mengingatku sampai saat itu tiba, Jung Hyein-ssi. Annyeong.”

Hentakan sepatunya dengan genangan air terdengar begitu cepat dan jelas, punggungnya semakin lama menjauh dan tak dapat kujangkau dengan pandangan lagi.

“Tadi itu apa? Jung Hyein-ssi…”

Dia tahu namaku?!

Payung merah yang kugenggam erat, masih menyimpan sedikit kehangatan dari tangannya. Payung merah miliknya.

Mungkin wajahku sudah lebih merah daripada warna payung ini sekarang.

Perlahan langit menghentikan pilunya. Menampakkan langit sore dan sinar mentarinya yang menghangatkan. Mengulum seutas senyum samar berwarna warni –pelangi.

Kututup payung merah miliknya. Bangkit dan berjalan perlahan.

Merah. Warna teratas pada pelangi. Warna terdekat dengan sang raja siang. Warna yang melambangkan cinta dan keberanian.

Apakah dengan ini aku bisa lebih dekat dengannya? Matahariku?

Satu pemikiran pada “[What is Your Color?] Back – Ficlet

Leave a Review