[BTS FF Freelance] REMINISCING – (Oneshot)

reminiscing

Title: REMINISCING

Author: @anastasianana_

Genre : Friendship, Romance, Angst

Rating : PG–15

Lenght : Oneshoot

Main Cast: Min Yoongi, Han Nara (OC)

Other Cast : Find Yourself

Credit Poster : by author

 

Disclaimer: The Boys (BTS) milik orangtua dan agensinya (BigHit). OC Han Nara menggunakan Photo Ulzz Shinyeong. Sedangkan cerita dan poster murni milik author. Kritik dan saran dibutuhkan untuk penulisan yang lebih baik ^^ gamsahamnida

 

H A P P Y   R E A D I N G

—-

I love you.

I love you so much.

But loving you is hurting myself.

I only can say sorry to my heart.

Because I cannot stop loving you.

I love you.

—-

 

HAN NARA POV

“YAA!! MIN YOONGI! Jangan membuatku naik darah!”

“Iya sebentar”

“Kau pikir kau sedang apa sekarang!!”

“Aku sedang memakai kemejaku”

“My sweety sugar, go get ready please”

“Okay my sweety pie, wait, I’m coming”

“Toko itu tidak akan menunggu kita”

“Iya aku tahu”

“Ayo cepat”

“Iya”

 

Hei…

Kau sudah mendengar teriakanku?

Sekarang izinkan aku memperkenalkan diriku.

Namaku Han Nara.

Pria tampan yang baru saja aku teriaki adalah tunanganku.

Namanya Min Yoongi.

 

Hobby-nya hanya dua. Bekerja di kantor dan tidur di rumah.

Aku berhubungan dengannya sudah cukup lama.

4 tahun. Lama bukan.

Minggu depan kami menikah, jadi banyak hal yang harus disiapkan.

 

***

 

“Kau sudah siapkan cincinmu?” ujar sahabatku.

Namanya adalah Kim Taehyung. Ia dan Park Jimin -sahabatku yang lain- adalah teman sekantor Yoongi.

“Sudah. Ini” aku memperlihatkan cincin pilihan Yoongi padanya, “terlalu sederhana”

“Memang kau pikir kau akan menikahi siapa? Hahaha”

“Aku tahu”

 

Min Yoongi menatap Taehyung, “maksudmua apa?”

“Ani ani ani hahaha”

ak u memberikan kotak cincin kami kepada Yoongi, “kau simpan ya”

“nee”

 

Pria ku, Min Yoongi, adalah pria yang sederhana.

Ia tidak suka mengeluh, apalagi marah.

Ia hanya cuek. Sangat cuek.

Bukan berarti ia tidak mencintaiku.

Hey, dia sangat sangat mencintaiku.

Begitupula aku.

 

“Minggu depan, namamu akan menjadi Min Nara. beban kami sudah berkurang sekarang” ujar Chanyeol Oppa sambil mengusap-usap kepalaku

Aku tersenyum memandangnya. Ia adalah oppa yang paling aneh, sahabat paling aneh. Tapi ia lah yang pertama ku cari ketika aku menangis.

 

“Kau sudah cuti?” tanya Taehyung pada Yoongi dan ia menggeleng

 

“MWORAGOO?”

Kami serentak kaget mendengar apa yang ia katakan

 

“Juiseonghajiman Min Yoongi-ssi, kita menikah 5 hari lagi, tanggal 8. Kau tidak lupa kan?”

“Tidak lupa. Tapi tanggal 5 aku harus ke luar kota dengan Sehun-ssi” ujar Yoongi tanpa rasa bersalah

 

Aku diam mendengar apa yang baru saja keluar diucapkannya.

Aku ingat hari pertunangan kami.

Acara dimulai jam 7 malam, tapi ia baru sampai dari dinas jam 5 sore.

Aku tidak yakin, ia lebih mencintai pekerjaannya atau aku.

 

Jimin menyenggol lengan Yoongi, “biar aku gantikan saja?”

“Hmm. kau bisa memegang database 5?”

“Animimnida” ujar Taehyung dan Jimin bersamaan.

Aku tertawa mendengar mereka

“Kau bisa mengedit html yang lack jika percobaan gagal?”

Lagi lagi, Taehyung dan Jimin menggeleng

Chanyeol menoyong kepala kedua sahabatku ini, “kalian bisa apa?”

“Kami beda divisi” ujar Jimin

“Idiot. Bagaimana kau menggantikan Yoongi” gerutu Hoseok Oppa

Aku semakin tertawa melihat mereka.

 

Min Yoongi sudah bekerja di kantornya selama 5 tahun dan sekarang ia adalah manajer disana

Hebat ya pria ku. Aku sangat bangga padanya.

 

Yoongi menggenggam tanganku dan tersenyum menatapku.

Aku kaget ia menjadi manis. Ia hampir tidak pernah menggenggam tanganku.

“Jangan khawatir. Aku mencintaimu dan memilihmu dibanding apapun didunia ini” ujar Min Yoongi

“Pastikan pulang secepatnya”

“Baiklah, i will cut it short”

Aku memeluknya, dan rasanya hangat, “gamsahamnida Yoongi-ya”

“Aku yang seharusnya berterima kasih padamu”

 

***

 

**BGM: For You – BTS**

Hari ini aku ingin memastikan baju pengantinku dan tuxedo milik Yoongi.

Aku sudah tidak sabar.

Ku langkahkan kakiku masuk ke rumah Yoongi.

 

“Yoongi-ya, dangsineun mwohaeji?” ujarku saat melihatnya begitu santai

Ia masih menggunakan celana pendek dan kaus putih polosnya.

Lengannya jauh lebih putih dari pada seorang wanita.

“Aku menonton tv”

“Aku tahu. Tapi kau lupa kalau hari ini kita ke butik?”

“Oh sekarang?”

“Min Yoongi!! Kau selalu seperti ini”

“Seperti apa?” ujarnya polos

Aku menghela napas panjang, “Oke. Aku saja yang akan ke butik. Gaun dan tuxedo akan ku kirim photonya. Tunggu kabar dariku ya”

 

Aku langsung meninggalkannya dan pergi ke butik dengan kendaraan umum.

Butuh 15 menit menuju butik. Di bus aku menggerutu dengan diriku sendiri.

Seharusnya aku menelponnya dulu sebelum ke rumahnya.

Aku tidak marah, karena sifatnya memang seperti itu.

Aku sudah sangat terbiasa dengannya.

Mungkin karena aku terlalu mencintainya.

 

**

 

“Han Nara-ssi, anda sendiri saja kesini? Calonmu tidak ikut?” ujar Jin-ssi, suami dari pemilik butik ini. Kim Sowon.

“Hehehe” aku hanya bisa tertawa miris.

Aku melihat Sowon-ssi membawakan baju pengantiku.

Ah sangat cantik. Aku sampai tidak bisa bicara.

“Ini baju ku?”

“Nee, kau akan sangat cantik menggunakannya”

Lalu Jin-ssi membawakan tuxedo hitam milik Yoongi ku rasa, “ini milik Min Yoongi-ssi. Ku taruh disini saja ya”

“Nee, gamsahamnida. Ah Yoongi pasti akan sangat tampan menggunakan setelah hitam ini”

“Kau yang beruntung mendapatkan Yoongi-ssi, atau Yoongi-ssi yang beruntung mendapatkanmu haha?” tanya Jin-ssi sambil membenahi tuzedo Yoongi digantungan

Aku tersenyum, “aku yang beruntung mendapatkannya. Aku bersyukur ia mencintaiku dari kebodohanku”

“Semoga segalanya lancar ya Han Nara-ssi” imbuh Sowon-ssi sambil merapikan gaunku

 

“Namjoonie..”

“Waeyo?”

“aku cocok dengan baju ini?”

“Uri Umji, neomu yeppeo”

“Kita pilih paket yang ini saja?”

“Aku lebih suka jika kita menambahkan bunga di atas kepalamu”

“Jinjja? Arasseo”

“Permisi, kami mau yang ini”

 

Di sebelah sana ada pasangan yang sedang fitting baju juga.

Ah aku iri dengan mereka.

Mereka berdua serasi sekali memilih gaun pernikahan mereka.

 

“Ku rasa, baju pengantin itu sudah cocok denganmu”

Suara itu?

“YOONGI?”

 

“Siapa lagi? Aku ada kembar kah?”

“Haha aninya. Geunyang. Hmm, Tuxedo nya cocok sekali kau gunakan”

“Aku sudah dari tadi disini. Tapi kau sibuk melihat mereka”

“Jinjja? Hahaha mianhae. Kau sudah tidak sibuk?”

“Butuh 5 menit untuk menyusulmu”

“Saranghaeyo…”

“Kau tahu apa yang akan ku katakan”

“Lalu?”

“Nara”

“My Sugar…”

“Arasseo. I love you so much more, Han Nara-ssi”

 

Min Yoongi.

Ia hampir tidak pernah mengucapkan kata romantis.

Kata sayang atau cinta juga tidak.

Ia hanya mengirimkan bunga atau menemaniku kemanapun.

Ia selalu jujur mengutakan apa yang ia suka atau tidak suka.

I Love Min Yoongi.

 

Ia memeluk pinggangku di ruang ganti.

Kami berdua berkaca bersama dan melihat ke masing-masing mata kami.

Mengambil beberapa photo sebagai kenangan sebelum menikah.

“Sebentar lagi kau jadi milikku. Jangan sering pergi dengan pria-pria itu”

“Mereka sahabatku. wae?”

“Aku pria mu”

Aku tertawa, “aku tahu”

Yoongi mencium leherku dan menjelajahinya.

Aku membelai rambut hitamnya. Aku suka warna rambutnya yang ini.

Ia sering berganti-ganti rambut.

Kalau kata Jimin, rambut Yoongi seperti gulali.

 

“Nara-ssi, Yoongi-ssi, apa sudah selesai fitting-nya?”

Yoongi seketika menjauhkan kepalanya dari tengkuk leherku dan tersenyum.

AKU CINTA SENYUMNYA.

“Nee Sowon-ssi, sudah” ujarku

Yoongi melepas Jas nya dan keluar mendahuluiku.

Bahu itu hanya akan menjadi milikku.

 

**

 

Setelah fitting, kami langsung kembali ke rumah.

Di perjalanan, aku tidak berani menatap Yoongi.

 

“Yoongi, jangan lakukan hal tadi di tempat umum”

“lakukan apa?”

“Lakukan… hmm…”

“Hmm apa?”

“Menciumku seperti tadi”

“Tadi apa?”

Akhirnya ku beranikan menatap wajahnya

Ia tersenyum memandang wajahku.

“Tadi apa?” ia kembali bertanya dan aku tertawa

“Animnida. Saranghae”

“Arayo”

 

“Min Yoongi”

“Waeyo?”

“Kau yakin kau mau menikah denganku?”

 

Min Yoongi mengurangi laju mobilnya, dan menepi.

“Kau bisa merusak konsentrasiku jika menanyakan hal itu”

“Hanya saja, aku takut tidak bisa membahagiakanmu”

Aku tidak berani menatap matanya.

Ini adalah salah satu pertanyaan yang ia benci.

Ia tidak suka jika aku menanyakan hal ini.

“Aku mencintaimu memang. Sangat. Tapi terkadang aku ragu padamu. Pernikahan ini…”

Akhirnya aku mengatakan dua pertanyaan yang ia benci. Namun aku tidak meneruskannya.

Aku rasanya ingin keluar dari mobil ini sebelum ia menatapku super dingin.

Ia tidak marah. Hanya terlihat sangat seram.

 

Aku merasakan genggaman tangannya

“Aku rasa yang bermasalah disini adalah dirimu, Nara”

Aku langsung menatapnya.

Aku takut ia akan marah atau aku harus mendengar kalimat sindiran yang menyakitkan

Ia mencium keningku, “sindrom seseorang yang mau menikah berat juga ya” imbuhnya

“Nee?”

“Kolega-kolegaku mengatakan bahwa wanita yang sebentar lagi ingin menikah sangat sensitif. Sekarang aku mengalaminya sendiri hahaha” ujarnya lalu tersenyum

AKU CINTA SENYUMNYA

AKU CINTA SENYUMNYA

“Maafkan aku menanyakan hal bodoh lagi dan lagi”

“Kau sudah bodoh. Jangan mengatakan hal bodoh lagi”

“Aish kau ini! Jika kita menikah dan punya anak, kau tetap seperti itu?”

“Aku harus merubahnya?”

“Tidak juga sih. Tidak perlu”

“I love you Han Nara”

Aku langsung memeluk lengannya, “gomawoyo”

 

MIN YOONGI POV

Aku mencintai gadis ini.

Sangat mencintainya.

Ia bodoh. Namun sangat tulus.

 

Ia mencintaiku karena kebodohanku. Kemudian ia lebih mencintaiku karena kelebihanku.

Ia mengatakan bahwa ia sangat mencintaiku. Namun ia salah. Aku yang lebih mencintainya.

 

“Kau yakin menyukai Nara?”

Itu adalah pertanyaan Hoseok berulang kali padaku sesaat ketika aku ingin mengutarakan perasaanku padanya

“Kau serius mencintai gadis bodoh itu?”

Itu pertanyaan Taehyung atau Chanyeol padaku di saat yang sama.

Aku pun bertanya berkali-kali pada diriku sendiri apa ini benar-benar cinta.

Tak peduli ratusan kali aku bertanya pada diriku, jawabannya tetap sama.

AKU SANGAT MENCINTAI HAN NARA.

 

Ia bekerja sebagai Purchasing and Supply Chain di perusahaan yang bisa dibilang tombak Korea Selatan. Ia tidak bodoh secara akademik. Namun memang ia bodoh dalam beberapa hal.

Ia sering menangis karena melihat drama dan film

Ia akan tersentuh saat melihat hewan liar yang butuh makanan di jalan.

Ia sering tersenyum dan tertawa pada banyak hal

Ia adalah warna dari kanvasku yang putih.

 

“Kau benar-benar mau menikahi Nara?”

Itu adalah pertanyaan yang ditanyakan oleh Taehyung, Chanyeol, dan Hoseok hyeong berulang kali padaku.

Bahkan Taehyung sering mendelik ke kamarku dan menanyangakan hal yang sama. Aku tahu, mereka adalah sahabatnya dan ia tidak mau ada yang terluka diantara aku ataupun Nara.

Namun, lagi lagi, berapa kalipun aku bertanya pada diriku sendiri, jawabannya adalah YA.

 

Hanya ia yang mencintaiku dari kekuranganku.

Hanya ia yang ku butuhkan untuk menemaniku sepanjang hdupku.

Hanya ia yang ku inginkan berada disampingku sampai matiku.

Hanya Han Nara

 

‘Aku mencintaimu karena tatapanmu yang datar’

‘Aku mencintai bentuk bibirmu ketika melamun’

‘Aku suka senyummu. Tapi kalau tidak tersenyum, aku juga suka’

‘Aku suka ketika kau tertidur’

‘Aku suka ketika kau memaksakan aegyeomu’

‘Aku suka sindiran kejammu. Tapi jangan terlalu sering’

 

Mana ada wanita yang mencintai seorang pria karena hal-hal itu.

Mana ada wanita yang mencintai seorang pria karena sering disindir.

Hanya Han Nara ku rasa.

Oleh karena itu, aku sangat mencintainya.

 

Hari ini aku melihatnya mencoba gaun pengantinnya.

Ku rasa ia tidak sadar aku ada dibelakangnya.

Ia tersenyum melihat ke arah pasangan lainnya

‘Jika kau tersenyum seperti itu, aku bisa gila, Han Nara’

Gumamku saat Sowon-ssi menyelesaikan pekerjaannya pada gaun Nara.

Aku tahu, ia kecewa karena sikapku tadi.

Namun ia memilih diam dan pergi sendiri kesini.

Aku baru pulang kantor 1 jam lalu karena aku lembur di kantor.

Sejujurnya aku sangat lelah dan mengantuk. Namun aku tidak mengatakannya.

Ia pasti akan membatalkan janjinya dengan butik lalu merawatku.

Ia selalu dan selalu mengalah padaku.

 

** Few Days Later ** (D – 1 Wedding)

“Yoongi-ya. Kau dimana?”

Aku bervideo-call dengan Nara

“Sedang di pantai”

“jinjja?”

Cuaca Jeju sangat tenang, jadi aku ingin menunjukkannya

“Pantai Jeju sedang bagus sekali. Aku baru selesai rapat”

“Woaaa daebah!! Keren!” ujarnya, “aku baru selesai mendekor ini. Cantik?”

“Kau mau pakai mahkota bunga itu?”

“Iya, dari pada bunga, aku mau melempar ini saja di hari kita nanti”

“Aku besok pakai pesawat paling pagi”

“Jinjja?”

“Geurom”

“See you soon my groom to be”

“See you soon too my bride to be. Love you”

“I love you too, my sugar”

 

Senyumnya adalah segalanya untukku.

Bahkan ia selalu sabar dan mengerti pekerjaanku.

Besok sore adalah pernikahanku, namun aku masih bekerja.

Aku rasa, tidak akan ada wanita yang bisa menerimaku selain dirinya.

Keluargaku bahkan tidak menerima ketika aku telat di pertunanganku tahun lalu.

I LOVE YOU HAN NARA.

 

***

Incheon Int’ Airport

 

“Yoongi-ssi, selamat atas pernikahanmu nanti ya”

“Ah terima kasih Cha Hakyeon-ssi. Ini undangan untuk anda dan kolega”

“Kami di undang? Wah terima kasih. Kami akan datang”

“Nee, terima kasih”

 

AUTHOR POV

**BEEEEP**

Bunyi klakson mobil Hoseok dan Taehyung menjemput Yoongi di Bandara

 

“Tepat waktu!” Taehyung menepuk bahu Yoongi dan tertawa

“Aku akan menikah dalam beberapa jam, bagaimana mungkin aku telat”

Hoseok tertawa karena penyataan Taehyung

“Aku rasa bodohnya Nara pindah ke Taehyung”

“Ah mampir ke toko bunga, bagaimana?”

“Buat apa, Hyeong?” respon Taehyung

Yoongi tersenyum, “untuk Nara, persembahan terakhirku sebagai tunangannya”

“Lalu, setelah menikah kau membeli bunga, persembahan pertama sebagai suaminya?” ujar Taehyung

“Majjayo”

“Eh?” Hosoek dan Taehyung kaget, “aku hanya bercanda Yoongi-ya” imbuh Taehyung

“Jinjjayo hahaha” Yoongi tersenyum dengan apa yang dikatakan Taehyung

 

**

Taehyung dan Hoseok melihat Yoongi membuka bucket bunga yang cukup besar. Ia tersenyum sangat lebar. Tentu saja, hari ini ia akan menikahi wanita yang sangat ia cintai. Di dalamnya ada bunga kesukaan Nara. Bunga Aster.

 

*beeeeeeeeep*beeeeeeeep*

Bunyi klakson mobil yang sangat keras terdengar dari arah berlawanan. Mobil yang melaju kencang dan akhirnya menabrak Yoongi. Bucket bunga yang ia bawa terlempar dan bunganya tersebar

 

“YOONGI!!!!”

“YOONGI HYEONG!!!”

 

Taehyung dan Hoseok segera berlari menghampiri Yoongi yang sudah bersimbah darah.

Pria yang menabraknya pun berhenti dan menolong Yoongi. Ternyata rem mobil pria itu blong dan tidak bisa dikendalikan.

 

“Yoongi… bertahan” ujar Hoseok ketika memangku kepala Yoongi

“Ambulans juseyo!! Ambulans juseyo!! Hyeong!! Hyeong!” Taehyung panik bukan main melihat Yoongi terkapar

 

Yoongi mengeluarkan kotak dari sakunya.

Cincin pernikahannya dengan Nara.

Wajah pucatnya terlihat jauh lebih pucat karena kehilangan banyak darah.

Akhirnya Yoongi dibawa ke rumah sakit dengan keadaan kritis.

 

**

 

Di tempat lain, Nara terlihat sangat gelisah memandang tuxedo Yoongi.

Dua jam lagi acara dimulai, walaupun belum ada tamu yang datang.

Semua sudah siap, tapi Yoongi ataupun dua sahabatnya belum sampai juga.

Sampai akhirnya ponselnya berdering dan tertulis nama Hoseok di layar.

 

“Oppa, kalian dimana?” tanya Nara

Nara bingung dengan suara tersengal-sengal Hoseok

“Oppa kau kenapa? Sehabis berlari? Kenapa dengan napasmu?”

Hoseok terdiam di line sebrang.

 

“Datang lah ke UGD Seoul Medical Center sekarang. Beritahu semuanya”

“Rumah sakit? Astaga, siapa yang sakit?”

Hoseok terdiam kembali.

“Oppa? Kenapa diam?”

‘Hyeong.. Ppalli…’

Nara mendengar suara panik Taehyung yang samar-samar

“Uri Min Yoongi, kah?” air mata Nara jatuh dan keluarganya melihat keadaan Nara

“Sekarang NARA!!!!”

 

**BGM: Will Be Back – Im Sunhae**

Dengan memakai gaun pengantin, Nara menuju rumah sakit.

Ia berlari  ke arah UGD Rumah sakit dan dilihat oleh banyak orang

Sesampainya di sana, ia melihat pria yang sangat ia cintai terbaring lemah

Ia diam mematung melihat Yoongi bersimbah darah.

 

“Min Yoongi, kau dengar aku?”

Yoongi melihat ke arah Nara, “Nara?”

“Annyeong my sugar”

Nara menggenggam tangan Yoongi dan berusaha menahan tangisnya

Yoongi masih membuka matanya sedikit dan ia masih bisa sedikit tersenyum.

“Kau cantik dengan gaun dan mahkota itu”

“Tentu saja. Aku kan calon istrimu, jadi harus cantik” ujar Nara

 

Beberapa selang dan masker oksigen mulai dipasangkan padanya.

Taehyung dan Hoseok menceritakan kejadiannya pada keluarga.

Pria yang menabrak juga sudah mengurus administrasi rumah sakit dan menyerahkan diri ke polisi untuk diproses.

Nara yang mendengar hal tersebut hanya bisa terdiam

 

Yoongi terlihat ingin membuka masker yang sudah dipasang. Para medis membantunya

“Nara… maaf aku terlambat” ujarnya dengan sangat terbata-bata

Nara menggeleng cepat dan tersenyum, “tidak. Kau on time, my sugar”

“Jangan menangis Nara”

Nara menepuk pipinya dan tersenyum, “tidak. Lihat aku tidak menangis”

 

“Terima kasih sudah mau mencintaiku dengan sangat baik dan juga sabar”

Ujar Min Yoongi dengan terbata-bata. Ia mengeratkan genggaman tangan Nara

“Aku sangat mencintaimu Nara. aku tidak pernah menyesal bertemu dan bersamamu” imbuhnya

 

“Aku tahu Yoongi. Sekarang pakai maskermu. Aku mohon. kau harus mendapatkan tindakan lanjutan” Nara berusaha membujuk Yoongi, “Ssaem, tolong bantu dia” ujar Nara pada Tim Medis. Namun Tim Medis yang mengetahui kondisi Yoongi yang sudah tidak mungkin bisa tertolong itu hanya diam. Nara yang mengetahui gestur Tim Medis, berusaha sangat keras untuk tersenyum dan tidak menangis

“Aku sangat mencintaimu Han Nara. mulai sekarang dan seterusnya, janji padaku kau akan selalu sehat dan bahagia”

“Aku akan sehat dan bahagia, kita akan melakukannya bersama. Ku mohon Yoongi, jangan begini”

Nara menangis dan tidak bisa menahannya, “tidak boleh menangis, my sweety pie. Kau harus tersenyum. Kau akan baik-baik saja”

Nara mengusap air matanya lagi dan tersenyum pada Yoongi.

Yoongi tersenyum melihat wanita yang ia cintai berada di sampingnya, “Aku sangat mencintaimu Nara. maaf aku tidak bisa menikah denganmu…”

 

*beeeeeeep*

Bunyi mesin pendeteksi jantung menandakan tidak ada denyut jantung yang bekerja.

 

“MIN YOONGI”

“YOONGI-YA”

“HYEONG!!!”

“YOONGI HYEONG!!”

 

Min Yoongi meninggal dan Han Nara hanya terdiam melihat pria yang sangat ia cintai meninggalkan ia untuk selamanya.

Di Hari pernikahan mereka.

 

Pria yang seharusnya sudah mengikat janji suci sebagai suaminya

Pria yang seharusnya sekarang berada di altar bersamanya.

Pria yang seharusnya tersenyum disampingnya.

 

Nara menggenggan tangan Yoongi tanpa bersuara.

Ia tidak bisa mendengar siapapun berbicara padanya.

Ia hanya bisa mendengar suara Yoongi mengatakan bahwa Yoongi sangat mencintainya.

Kalimat termanis dari Yoongi untuk terakhir kalinya.

 

Akhirnya Nara menetesnya air matanya. Satu, dua, dan akhirnya wajanya penuh dengan airmata kepiluannya ditinggalkan pria yang sangat ia cintai

 

Why do you lie, saying it’ll be okay?

How will my heart, that hurts this much

Be healed so easily?

How will I live without you?

That’s why I

Can’t let you go, even if I die

How am I suppose to let you go?

Whether you go or leave, fix my heart

If you can’t fix it, so that I won’t be in pain

So that I can at least live

I wouldn’t be able to live anyway

I can’t let you go, even if I die

No matter how much you push me away

I’ll hold onto you until the end

So that you won’t be able to go anywhere

(Can’t let you go, even if I die – 2AM)

 

**

 

Sudah satu bulan semenjak kepergian Yoongi.

Pembatalan pernikahan, gaun, dan lainnya pun Nara lakukan sendiri.

Tiket dan hotel untuk bulan madu tetap ia gunakan sendiri.

Ia berangkat ke Vienna. Kota yang sangat ia dan Yoongi ingin kunjungi.

Ia mengambil banyak photo dan sesampainya di rumah, ia gantungkan di tempat khusus

 

Keluarganya dan keluarga Yoongi sangat menyayangkan Nara bepergian sendiri. Ia menjadi pendiam, dan sangat tertutup, bahkan pada Chanyeol dan Hoseok. Biasanya apapun yang terjadi, mereka berdualah yang pertama tahu. Bukan Yoongi. Karena Nara selalu bertanya bagaimana menjelaskan pada Yoongi menggunakan kalimat baik agar Yoongi tidak mengejeknya bodoh. Yoongi adalah segalanya bagi Nara.

 

“Nara, sudah dua hari kau tidak makan. Makan sedikit ya” ujar Hyejin -Yoongi Eomma-

Hyejin dan adik Yoongi -Taehyung- sangat sedih melihat Nara seperti ini.

Ya, Taehyung adalah adik kandung Yoongi.

Namun ia selalu bersikap sebagai sahabat, teman, partner kerja, dan juga adiknya.

Yoongi sangat menyayangi Taehyung.

Bagi Taehyung, Yoongi adalah panduan hidupnya.

Ia sama tertekannya dengan Nara yang kehilangan orang yang ia sayangi.

 

“Min Yoongi, mengapa kau tidak membawaku saja?”

Nara memandang photo mereka berdua di butik ketika fitting baju pengantin

Taehyung yang melihat Nara dari ujung pintu hanya bisa diam.

Nara berubah sangat sangat drastis.

“Bukankah kau mencintaiku? Harusnya kau ajak aku”

“Aku akan ikut kemanapun kau mengajakku”

“Yoongi-ya, niga neomu bogohsipeoyo”

“Dashi dorawajwo jebal, Yoongi”

 

Taehyung mendekati Nara dan menggenggam tangannya, “Nara, jangan begini. Hyeong tidak akan suka melihatmu seperti ini”

Taehyung sangat iba melihat Nara yang selama ini adalah gadis super supel, ceria dan mudah sekali tersenyum dan tertawa, menjadi gadis yang benar-benar tidak ia kenal.

“Jika ia tidak suka melihatku begini, kenapa ia pergi meninggalkanku, Tae?”

“Itu takdir, Nara”

Nara menatap Taehyung dengan linangan air matanya, “Ia hanya punya dua pilihan sebenarnya”

“Apa itu?”

“Tidak pergi, yaitu tetap disisiku. Atau…”

“Atau?”

“Mengajakku pergi bersamanya”

“Han-”

 

*PLAK*

Chanyeol datang entah darimana, langsung menampar pipi mulus Nara.

Tamparan yang cukup keras membuat pipinya cukup merah merona.

“Coba katakan lagi!!” teriak Chanyeol

 

“Chanyeol hyeong… mwohaeun geoya!!” Taehyung menghalangi Chanyeol mendekati Nara

“Nara, neon gwanchana?” Taehyung memegang pipi Nara yang terasa cukup panas terkena tamparan Chanyeol. Air mata Nara menjawab pertanyaan Taehyung dan ia hanya bisa diam

 

“Yoongi sudah meninggal. Tapi kau memiliki Hyejin Eomma, Baekhyun Appa, dan Taehyung. Kau juga masih punya kami, lalu keluargamu, dan adik kesayanganmu, Jungkook. Kau lupa, Nara?” teriak Chanyeol sambil melempar photo album yang ada di samping Nara.

 

“Sudah Chanyeol, sabar, sabar” Hyejin berusaha menenangkan sahabat putranya ini. Bagi Hyejin; Chanyeol, Jimin, Hoseok, Jungkook, sudah seperti putranya sendiri.

 

Momen yang paling menyenangkan adalah ketika Yoongi, Taehyung, Nara, dan yang lainnya menginap di rumah dan tertawa semalaman. Saat itu, Hyejin akan sibuk memasak dan membuatkan cemilan untuk mereka. Bagi Hyejin dan Baekhyun, Yoongi adalah anak pertama mereka yang sangat mereka banggakan.

 

“Nara, pikirkan itu baik-baik. Namun jika kau merasa kami tidak penting dihidupmu, lalu kau tetap mau bersama Yoongi, cari aku. aku akan membantumu bertemu dengan Yoongi secepatnya! Aku tidak main-main Han Nara!”

 

“Chanyeol hyeong hentikan…” Taehyung menangis di samping Nara. Chanyeol keluar kamar dengan perasaan kalut. Ia memilih menjauh dari Nara karena ia pun stress karena kehilangan Yoongi. sahabatnya.

 

“Noona…” Taehyung pertama kali memanggil Nara dengan sebutan noona. Nara menatapnya bingung.

Taehyung lebih muda 2 tahun dari Nara. Meskipun begitu, ia tidak pernah memanggil Nara dengan sebutan noona

“jika kau menikah dengan Yoongi hyeong, aku berencana memanggilmu dengan sebutan noona. Tapi takdir berkata lain. Meskipun begitu aku akan mulai memanggilmu NARA NOONA jika kau mau”

“Tetaplah jadi Taehyung. Tetaplah seperti itu”

“Han Nara-ssi, kau sahabatku, keluargaku, pengajarku, adikku, sekaligus noona ku. Terutama, kau adalah wanita yang sangat dicintai oleh Yoongi Hyeong. Aku mohon, jangan memikirkan hal-hal yang akan kau sesali nantinya. Berusahalah untuk kembali ke dirimu yang dulu walaupun tidak sepenuhnya. Bukankah kau berjanji pada hyeong untuk sehat dan bahagia?”

“Tapi…”

“Bukankah itu janjimu pada Min Yoongi?”

 

“MIN YOONGI!!!!!!”

Nara menangis sekeras-kerasnya

“Min Yoongi!!!!”

“Yoongi-ya!!!!”

“Yoongi!!!!”

 

“Min Yoongi tidak akan pernah pergi dari hati dan hidupmu. Kau harus melepasnya Nara. kau tidak boleh menggenggamnya. Ia bukan milikmu lagi” ujar Baekhyun-ssi -Yoongi Appa-

 

Beberapa minggu setelah kejadian itu, Nara sedikit memperlihatkan kemajuan.

Ia mulai bekerja dan menyelesaikan proyek dengan sempurna.

Ia mau tersenyum walaupun sedikit dan terlihat memaksa.

Ia mau diajak pergi oleh sahabatnya walaupun ia hanya diam seribu bahasa.

Ia mau mengunjungi pohon Yoongi dan tersenyum.

Ia mau memasak walaupun rasanya hampir hambar karena indera perasanya belum pulih.

Nara akan mulai merubah masa depannya.

 

When you lose your beloved ones.

Your attitude will changes.

Your heart will full of emptiness.

You are not the same person anymore.

 

***

 

“Aku bingung melihatnya begini” ujar Hoseok

Shinbi menenangkan kekasihnya, “aku juga tidak pernah melihatnya seperti ini. Aku berharap ia tabah menjalaninya. Tapi…”

“Tapi apa?”

“Ketika kau ditinggalkan seseorang yang sangat penting bagimu. Kau akan merasa sangat hancur. Hancur sesaat, atau selamanya”

Hoseok syok dengan apa yang diucapkan kekasihnya, “Hwang Shinbi apa maksudmu?”

“Apa kau lupa betapa hancurnya aku ketika oppa ku meninggal begitu mendadak?”

Hoseok mengingat kejadian 5 tahun ketika Chansung Hyeong meninggal.

“maaf. Aku tidak bermaksud membuatmu-”

“Cinta” imbuh Shinbi. Ia tersenyum pada Hoseok

“Nee?”

“Berikan Nara cinta yang besar. Sebesar Yoongi mencintainya”

“Cinta yang besar?”

“Berikan Nara pada Chanyeol”

“Berikan… Mworagoo? Maldo Andwae!!”

“Kau tidak sadar? Kalian bertiga tumbuh bersama. Kau tumbuh seperti oppa kandungnya. Namun Chanyeol tumbuh sebagai pria yang mencintainya diam-diam”

“Aku pikir kasih sayang Chanyeol sebatas sahabat dan saudara terhadap Nara”

“Kau yakin? Coba ingat sebelum Yoongi bertemu Nara, ketika kita semua masih di sekolah”

Hoseok merenung cukup lama dan ia menyadari hal yang dimaksud Shinbi, “kau benar”

“Bicarakan hal ini pada keluarga Nara dan keluarga Yoongi. Bagaimanapun juga, Nara hampir menjadi keluarga inti Yoongi”

“Baiklah. Aku tidak mau dongsaengku hidup tapi seperti sudah mati”

“Apa jangan-jangan kau mencintainya?” goda Shinbi dan Hoseok langsung terlihat kesal, “aniya, arasseo. Aku bercanda, uri Jung Hoseok”

“Hanya kau yang ada dihatiku’

“arasseoyo”

 

***

 

Setelah Hoseok berunding dengan Taehyung dan Jimin masalah ini, mereka menanggapi secara serius. Taehyung bahkan menyadari bahwa Chanyeol menyayangi Nara. Namun perasaan Yoongi dan Nara memang tidak bisa dilepaskan lagi sejak awal. Jimin yang clueless mengenai hyeongnya pun mulai mengingat ratusan memori mengenai mereka berdua.

Akhirnya dengan langkah pasti, mereka bertiga dan Jungkook, berunding kembali dengan orangtua Nara dan Yoongi, yang juga orangtua Taehyung mengenai rencana ini.

Hyejin dan Baekhyun setuju dan akan membantu, karena mereka tidak mau Nara yang sudah mereka anggap anak gadis kesayangan mereka menjadi ‘mayat hidup’ selamanya. Namun berbeda dengan Seulgi dan Jaehyun. Mereka masih memikirkan perasaan Nara yang butuh waktu untuk membuka pola pikirnya lagi. Bukannya tidak setuju. Namun bagi Nara, kehilangan Yoongi sama saja kehilangan dirinya sendiri. Yoongi adalah segala-galanya bagi Nara. Seulgi sangat memahami anak gadisnya itu. Mereka memutuskan untuk menyerahkan semuanya kepada Nara.

 

“Eomma, apa tidak bisa kau membantu kami?” ujar Jungkook sembari menggenggam tangan Ibu nya.

Seulgi meneteskan air matanya, “Eomma sangat memahami noona-mu. Baginya, Yoongi adalah kehidupannya. Kehilangan Yoongi sama saja membunuhnya perlahan”

“Aku tidak ingin noona seperti itu terus. Ia punya kehidupan” Jungkook terlihat kesal dengan pola pikir Ibu-nya, “kalau Eomma tidak mau membantu, aku akan lakukan apapun untuk noona dengan caraku sendiri”

“Kookie, apa kau tahu apa yang Nara inginkan darimu?”

“Nee?”

 

Nara (N): ‘eomma, aku ingin kookie menjadi orang hebat. Ia masuk perguruan tinggi yang bagus. Aku akan membelikannya mobil dan Yoongi membantunya menjadi pekerja magang’

Seulgi (S): ‘Tidak usah dibelikan mobil. Ia bisa gunakan bus’

N: ‘Aku ingin. Aku ingin kookie merasakan jerih payahku. Aku noona-nya dan aku ingin segala yang terbaik untuknya’

S: ‘Lebih baik bantu Kookie mencari kerja paruh waktu saja’

N: ‘Yoongi akan membantunya masuk BigHit. Jika Appa tidak suka ia menjadi artis, maka ia akan menjadi koreografer atau composer’

S: ‘Ku rasa itu ide yang bagus’

N: ‘Aku juga baru mengerti ketika Yoongi yang menjelaskannya’

S: ‘Baiklah. Rundingkan ketika kookie mulai mempersiapkan ujian perguruan tingginya’

N: ‘Tentu saja. Setelah kami menikah, tugas Yoongi adalah menjaga kookie haha’

S: ‘Haha geurae?’

 

Setelah Seulgi menceritakan tentang Nara dan harapannya pada Jungkook. Nam-Dongsaeng Nara itu menangis. Mengingat bahwa Yoongi dan Nara sangat menyayangi dan sering memberikan apapun yang ia inginkan. Beruntung Jungkook bukan anak yang pembangkang, jadi ia masih sangat menghormati mereka.

 

“Min Yoongi sudah mempersiapkan masa depanmu, Kookie-ya” ujar Seulgi sembari menghapus air mata anak lelaki satu-satunya itu

“Mereka berdua tahu bahwa kau menyukai musik dan tari. Jadi itulah rencana mereka setelah menikah. Membantumu menghadapi dunia luar. Tapi mengenai BigHit, semua sudah siap dan tunggu Nara mengatakannya. Aku yakin ia pasti mengatakannya nanti” imbuh Seulgi

“Noona… hyeong…”

 

***

 

6 Bulan telah berlalu.

Nara sudah melewati semua dengan cukup baik.

Ia semakin mencari poyek-proyek untuk membuatnya sibuk.

Keluarganya mulai mencoba melepasnya dan yakin bahwa ia akan baik-baik saja.

Jungkook juga sudah mulai magang di BigHit seperti keinginan Yoongi.

 

“Aku sudah tidak apa-apa Yoongi” ujar Nara pada pusara Yoongi

Ia tersenyum dan bebannya sudah banyak berkurang.

Ia sudah jauh, jauh, dan jauh lebih dari hari ketika ia kehilangan Yoongi.

“Proyekku bulan lalu tembus, dan aku mendapatan 1 mobil gratis dari mereka. Keren kan aku” Imbuh Nara

“Untuk saat ini, aku ingin membangun Jungkook dahulu. Menjadikan ia pria yang bisa diandalkan Eomma dan Appa”

Nara bersimbuh dan memandang wallpaper ponselnya.

Min Yoongi

“Aku berjanji akan selalu sehat dan bahagia. Jadi kau harus tunggu aku ya”

 

***

 

Chanyeol menolak perjodohannya dengan Nara. Padahal Seulgi sudah meminta dan bahkan memohon padanya untuk mengetuk hati Nara. menurutnya, Nara tidak akan bisa merubah perasaannya semudah itu. Chanyeol tidak mau kehilangan yeo-dongsaengnya hanya karena keegoisannya ingin memiliki Nara.

 

Kekecewaan sahabatnya cukup terlihat jelas. Namun Chanyeol tetap tidak bisa.

 

“Aku memang mencintainya. Tapi ku rasa, aku sudah mengikhlaskannya ketika ia dan Yoongi memutuskan menikah tahun lalu”

“Hyeong, bukankah mau mencintai Nara?” Jimin menepuk bahu hyeong-nya itu

“Iya memang. Tapi aku tidak apa-apa, karena jika aku kehilangan Nara sebagai cinta pertamaku, aku tidak akan kehilangan dia sebagai adik dan sahabatku. Lagi pula aku tampan, bisa lah mendapatkan gadis baik-baik hahaha Am I right?” ujar Chanyeol pada Taehyung dan Hoseok

 

Jungkook memeluk Chanyeol, Taehyung, Jimin, dan Hoseok bergantian, kemudian menangis, “hyeong.. Jangan tinggalkan aku”

“Kami mau kemana?” geurutu Jimin

“Aish, bocah ini. Kami tidak akan begitu. Punya pemikiran dari mana kau?” imbuh Taehyung.

 

Hoseok memeluk Jungkook, “uri maknae, golden maknae, Jungkook. Kami semua akan terus menjagamu dan mengawasimu hingga kau benar-benar menjadi pria yang bisa bertanggungjawab kepada orang lain”

 

“Hyeong, Kenapa kookie begitu?” bisik Taehyung pada Chanyeol

Chanyeol tertawa kecil, “Seulgi eomma mengatakan rencana Nara dan Yoongi padanya dulu. Ia merasa bersalah pada Yoongi karena ia berusaha membantuku agar dekat dengan Nara. tapi ternyata aku malah menolak rencana ini”

“Aish, Yoongi hyeong tidak sebodoh itu Kookie hahaha bahkan jika Chanyeol hyeong dan Nara menikah, ia akan tenang” ujar Taehyung dan Jungkook merasa malu terhadap apa yang baru saja ia lakukan.

 

Bagi Jungkook, Nara adalah segalanya. Noona yang sangat ia sayangi.

Ia akan melakukan apa saja untuk noona satu-satunya itu

Ia hanya takut, jika Nara tidak jadi menikah dengan Yoongi, dan Chanyeol tidak bersama dengan Nara. Maka ia akan kehilangan Taehyung, Jimin, Chanyeol, dan Hoseok.

 

** BIGHIT ENT. **

 

“Nara-ssi, tolong bantu pria yang akan menjadi atasanmu sementara. Bawa berkas ini dan aku serahkan proyek ini padamu” ujar Bang Sihyuk-ssi

“Anda percaya pada saya untuk proyek sebesar ini?”

“Tidak ada alasan bagiku tidak mempercayai pegawai hebat sepertimu”

“Nee?”

“Bahkan sebelum kau pindah mengurus ini, Yoongi sering bercerita mengenai kemampuanmu dan juga kemampuan dongsaengmu”

“Uri Yoongi?”

“Yoongi adalah partner yang sangat hebat”

“nee”

“Lakukan yang terbaik, Jungkookie Noona”

“Jeongmal gamsahamnida, Bang Sihyuk-ssi”

 

Nara membawa berkas-berkas yang diperlukan.

‘Yoongi, aku akan memulai proyek lagi. Doakan aku’

bathin Nara sambil melihat ponselnya.

Dengan langkah ringan, ia memasuki ruangan yang terlihat ada seorang pria dengan rambut pirangnya.

 

“Annyeonghaseyo, jeo neun Han Nara Imnida. Bangapseumnida”

Pria itu menghentikan aktifitasnya.

Ia berbalik ke arah Nara.

 

YOONGI!

 

Betapa terkejutnya Nara melihat wajah pria yang sangat ia cintai.

Pria yang sudah meninggalkannya selama-lamanya

Mana mungkin!

 

“Annyeonghaseyo, Min Suga imnida”

 

MIN YOONGI

 

“Yoongi? Min Yoongi?”

 

“Ah animnida. Min Suga Imnida”

 

MIN SUGA

MIN SUGA

MIN SUGA

 

“Ah maaf ini berkas yang diperlukan. Saya mohon izin sebentar”

“Baiklah, silahkan”

 

Nara berjalan lemah ke arah balkon lantai 7.

Menarik dan menghembuskan napas sangat dalam.

Ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa yang ia lihat bukanlah kekasihnya.

“Nara, ia bukanlah Yoongi. Yoongi sudah tiada”

Sekali lagi, ia harus berdebat dengan dirinya sendiri

Meyakinkan dirinya ratusan kali lagi bahwa kekasihnya sudah tiada.

Dia bukanlah Min Yoongi.

 

**

 

Di waktu yang bersamaan, Min Suga yang merupakan atasan Nara di proyek baru merasa kebingungan. Wajah Nara yang terlihat sangat kaget dan ketakutan membuatnya merasa tidak nyaman. Setelah Nara dengan langkah lemasnya keluar dari ruangan. Ia membuntuti Nara.

Ia terlihat depresi dan Suga khawatir asistennya itu bunuh diri.

‘Nara, ia bukanlah Yoongi. Yoongi sudah tiada’

Suara sama-samar Nara membuat Suga semakin kebingungan

 

“Min Yoongi? Siapa Min Yoongi?”

gumamnya sesaat Nara mulai tersenyum dan menepuk pipinya sendiri. Kemudian Suga kembali ke ruangan dan menunggu Nara kembali

 

**

 

“Terima kasih banyak atas kesediaan Bapak dan Ibu Dewan Direksi yang terhormat atas kehadirannya hari ini. Semoga penjelasan dari kami cukup jelas. Apabila belum jelas, dapat menghubungi saya, Han Nara”

 

Nara menyelesaikan presentasi pertama sebagai asisten Suga dengan sangat baik. Suga sangat terkesima dengannya. Padahal 10 menit yang lalu sebelum rapat dimulai, ia terlihat sangat kacau dan Suga malah berpikir kalau ia tidak akan kembali secepat itu.

 

‘HAN NARA’

Gumam Yoongi saat melihat Nara membereskan berkas dan bersiap pulang

 

“Min Sajangnim, berkas sudah selesai dan semua dewan direksi setuju dengan hasil rapat hari ini. Map Biru hasil rapat, Map Hijau berkas asli, Map Merah dan Coklat berkas Dewan Direksi, dan amplop besar ini milik bapak”

Suga mengangguk dan tersenyum, “baiklah, lalu–”

 

‘MIN YOONGI’

bathin Nara saat memandang atasannya saat ini

 

Senyum yang dimilikinya pun hampir mirip.

Min Suga tidak memiliki gummy smile seperti Min Yoongi.

Tapi …

 

“Han Nara-ssi, anda mendengar saya?”

Lamunan Nara terhenti ketika atasannya menegurnya

“Saya mohon maaf, Min Sajangnim. Saya sedang tidak fokus tadi. Ada apa?”

Suga tersenyum dan mengangguk, “jam bekerja sudah selesai?”

Nara mengecek jam tangannya dan mengangguk, “sudah pukul 7 malam. Seharusnya sudah selesai 30 menit yang lalu”

 

Suga mendekati Nara.

Tatapannya mirip seperti Yoongi yang penasaran dengan Nara.

Ia melepas jas dan dasinya.

Nara kikuk melihat apa yang Suga lakukan.

Suga membuka 2 kancing atas dan menggulung lengan bajunya.

 

“Akhirnya selesai juga” ujar Suga kemudian mengacak-acak rambutnya sendiri

“Nee Sajangmin??”

“Sekarang sudah bukan jam kantor. Aku tidak suka dipanggil sajangnim” ujar Suga dengan kalimat tidak formal kepada Nara, “panggil aku Suga saja cukup”

“Mohon maaf saya tidak bisa” respon Nara

Suga melihat ke arah Nara kemudian mengambil semua map dan dokumen yang ditujukan untuk Suga, “Nara-ssi, aku ambil berkas ini ya. Akan ku pelajari malam ini. See you tomorrow” imbuhnya sambil mengangkat ibu jarinya dan tersenyum

 

‘HAN NARA, GEU NAMJA, MIN YOONGI ANIMNIDA’

Gumam Nara tak lama setelah Suga keluar dar ruang rapat.

 

Nara keluar kantor dengan perasan yang kacau balau.

Ia menendang-nendang  lantai.

‘BAGAIMANA MUNGKIN DUA ORANG YANG TIDAK MEMILIKI HUBUNGAN DARAH BISA MEMILIKI MARGA, SUARA, DAN WAJAH YANG BEGITU MIRIP’

 

***

 

“NOONA, YOONGI HYEONG… BIGHIT? MWOYA IGE?”

Teriak Jungkook dari dalm rumah seketika melihat Nara memasuki ruang tamu.

Nara mengangguk dan berjalan ke arah kolam renang

 

“Maldo andwae, getjyo?” ujar Nara

“Jangan ambil proyek itu-”

Nara membekap mulut dongsaengnya, “Hush. Jangan diambil kepalamu. Aku harus bekerja profesional”

“Noona, tapi profesional juga punya hati” Jungkook berusaha membujuk Nara untuk keluar dari proyek itu

 

“Memangnya ada apa? Kau takut aku menangis guling-guling karena ia mirip Yoongi?”

Jungkook mengangguk, “Eo.. tapi dia Min Suga. bukan Min Yoongi. Watak mereka juga berbeda”

“Karena mereka bukanlah orang yang sama. Terlebih lagi…”

“Terlebih lagi?”

“Terlebih lagi…”

“waeyo?”

“Uri Yoongi sudah meninggal, kookie”

“Mianhaeyo noona”

“Aniya, gwaenchanayo. Aku akan baik-baik saja”

“Tapi…”

“Untuk saat ini aku baik-baik saja. Jangan khawatir”

 

Setelah dua bulan melihat noona-nya terlihat melamun sepulang kerja. Jungkook mulai panik. Akhirnya Jungkook menceritakan tentang ‘Min Suga’ itu kepada hyeong-hyeong dan orangtuanya.

Bahkan Jungkook merekam dan mengambil banyak photo Suga.

Mereka semua kaget dan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat dan dengar.

Masalah utama hal ini adalah apakah Nara baik-baik saja dengannya

Ia harus bertemu dengan Suga setiap hari karena proyek

Hal ini membuat Jungkook stress bukan kepalang.

Ia harus melakukan sesuatu untuk Nara.

 

**

 

MIN SUGA POV

Sejak pertama kali aku pindah ke perusahaan ini untuk proyek marketing, aku merasa dikenal oleh beberapa orang. Sedikit risih karena aku tidak suka menjadi pusat perhatian.

 

Di hari ke-3, aku bertemu dengan asistenku yang bernama Han Nara. ia cukup cantik, cerdas, dan terlihat sederhana. Namun ternyata reaksinya jauh lebih parah ketika melihatku. Ia berjalan terhuyung ke balkon setelah menyebut nama ‘Min Yoongi.

‘Aku pikir ia mau bunuh diri’

Setelah beberapa minggu bekerja, lingkungan Big Hit mulai membuatku nyaman. Namun kemarin staff bagian musik yang bernama Han Jungkook menemuiku dan meminta waktu berbicara padaku. Ternyata ia adalah nam-dongsaeng dari Han Nara. ia terlihat lebih dewasa dari Nara.

 

Ia menjelaskan dirinya, kemudian Nara, kemudian nama Min Yoongi mulai terdengar di obrolan kami. Siapa itu Min Yoongi, hubungan Nara dan Yoongi, dan segala masa lalu Nara yang menurutku sangat pilu. Bagaimana tidak, ia harus kehilangan calon suaminya 1 jam sebelum pernikahannya. Namun yang membuatku kaget dan tidak habis pikir adalah suaraku dan wajahku yang sangat mirip dengan Min Yoongi itu. Ia menunjukkan banyak sekali rekaman dan photo yang behubungan dengan Min Yoongi itu.

 

Jungkook memohon maaf atas kelancangannya bicara seperti ini padaku, ia hanya menjalankan tugasnya sebagai dongsaeng. Aku mengerti kondisi Nara dan aku akan coba mengerti banyak hal mengenai asistenku ini.

 

Aku hanya tidak mengerti satu hal,

‘BAGAIMANA MUNGKIN DUA ORANG YANG TIDAK MEMILIKI HUBUNGAN DARAH BISA MEMILIKI MARGA, SUARA, DAN WAJAH YANG BEGITU MIRIP’

 

***

**BGM: Even If I Die, I Can’t Let You Go – 2AM**

 

AUTHOR POV

Sudah cukup lama proyek yang dikerjakan Nara dan Suga berjalan. Hasilnya juga sudah terlihat sangat baik.

Suga mulai melihat Nara dan mulai jatuh cinta dengan kepribadiannya yang sedikit bodoh, tapi juga tulus.

Nara mulai merasakan bahwa Suga menyukainya. Jungkook dan sahabatnya pun merasakan hal yang sama. Bahkan orangtua Yoongi ingin agar Nara membuka hatinya untuk pria itu. Namun Nara selalu menolak dan bahkan langsung terlihat murung.

 

Kepribadian Suga bertolakbelakang dengan Yoongi.

Ia tidak mau dekat atau menyukai Suga hanya karena ia sangat mirip seperti Yoongi.

Tidak ada yang bisa menggantikan Yoongi

 

Suga mulai berani mendekati dan membicarakan Yoongi dihadapannya. Bahkan membuat Nara mengingat masa lalunya. Ia terkadang sangat tertekan dengan pertanyaan Suga. Namun ia sadar, ia mulai menyukai atasannya. Bukan sebagai Yoongi, tapi sebagai Suga. Sebagai Min Suga.

 

**

 

“Mau apa kita dipemakaman ini?” tanya Suga sambil melepaskan jasnya

Nara terus berjalan dan tidak menjawab Suga

“Nara” Suga menarik tangan Nara dan menatap Nara

“Aku ingin memperlihatkan sesuatu”

“Sesuatu?”

 

Setelah cukup jauh berjalan.

Nara berhenti di pohon yang bertuliskan hangeul

‘MIN YOONGI’

 

Suga kaget dengan apa yang ia lihat dihadapannya

“Min Yoongi?”

“Nee. pohon ini adalah pohon pria yang sangat aku cintai. Pria yang entah bagaimana beberapa bulan ini selalu kau bicarakan. Hal itu membuatku hampir depresi lagi”

Suga merasa menyesal membicarakan Yoongi pada Nara

“Maafkan aku Han Nara”

“Min Yoongi… apa kau mau mendengarkan sedikit cerita mengenai Min Yoongi?”

“nee”

 

“Mencintai Yoongi cukup sulit. Ia bukan pria yang mengatakan sayang atau cinta dengan mudah. Ia lebih suka memperlihatkan kasih sayangnya dengan perbuatan. Ia yang lebih suka dirumah, istirahat dari pada berkeliling mall seharian. Tapi ia tetap mengantarku dan menjagaku seharian penuh. Ia tidak pernah marah dan hampir tidak pernah mengeluh. Ia sangat sabar mencintai aku yang bodoh dan aneh ini. Aku tidak percaya bahwa ia pergi 1 jam sebelum pernikahan kami. Aku masih mengingat dengan jelas kotak cincin dan bucket bunga yang bersimbah darahnya. Aku seperti ingin mati saat itu. Aku serius. Entah berapa kali aku memutuskan mengakhiri hidupku. Aku tidak kuat. Sungguh”

 

Can’t let you go, even if I die

How am I suppose to let you go?

Whether you go or leave, fix my heart

If you can’t fix it, so that I won’t be in pain

So that I can at least live

I wouldn’t be able to live anyway

I can’t let you go, even if I die

 

“Yoongi mengatakan bahwa aku akan baik-baik saja. Ia memintaku untuk selalu sehat dan bahagia. Tapi ia bohong. Aku jauh, bahkan sangat sangat jauh dari keadaan baik-baik saja. Butuh waktu dan tekanan hebat hingga akhirnya aku ada di titik ini sekarang. Min Yoongi segalanya bagiku, pria yang sangat mencintaiku melebihi apapun didunia ini”

 

Suga mendengar cerita Nara dengan tatapan mata ke pohon Yoongi.

Meskipun Yoongi orang yang kikuk. Tapi ia sangat mencintai Nara melebihi apapun.

Suga akhirnya menyadari hal itu.

 

“Han Nara” panggil Suga.

Nara hanya mengarahkan pandangannya pada Suga tanpa menjawab

“Aku tahu ini bukan saat itu tepat. Tapi…”

“Tapi apa, Suga-ssi?”

 

“Jika aku mencintaimu, apa boleh?” tanya Suga seketika

Nara terlihat bingung, “Nee?”

 

Suga semakin mendekat ke pohon Yoongi.

“Min Yoongi-ssi, aku tahu bahwa aku tidak akan pernah menggantikan posisimu dihati dan kehidupan Nara. Tapi aku akan menjaganya disini, sebelum ia bertemu denganmu lagi suatu saat ini”

“Hahaha Min Suga Sajangnim, maksudmu apa?”

“Biarkan aku yang menjagamu saat ini, sampai waktunya tiba”

“nee?”

“Would you marry me, Han Nara-ssi”

 

Nara mematung dengan apa yang baru saja atasannya katakan.

Ia mengingat bahwa Yoongi melamarnya seperti ini di pusara oppa-nya yang sudah meninggal.

Han Sanghyuk.

Sekarang Min Suga melamarnya di pusara orang yang pernah dan bahkan masih sangat ia cintai.

Min Yoongi.

 

“Min Suga-ssi, aku memiliki masa lalu yang buruk dan bahkan belum sepenuhnya melepas mantan calon suamiku. Min Yoongi. Aku tidak mau menyakiti siapapun”

“Tapi kau pernah kah sedikit menyukai, ah tidak, menyayangiku?”

“Aku menyukaimu karena dirimu sendiri. Bukan karena kau mirip Yoongi. Fisik kalian sama, tapi tidak dengan Psikis kalian”

“Oleh karena itu aku mencintaimu Han Nara-ssi”

 

Angin mendadak berhembus begitu lembut.

Rambut pirang Nara terangkat searah angin.

Nara menatap pusara Yoongi dan tersenyum.

‘Apa aku boleh menggenggamnya?’

Bathin Nara saat terus menatap pusara pria yang sangat ia cintai.

‘Aku akan mencoba terus bahagia sampai waktunya tiba’

Nara menyentuh pohon Yoongi dan tersenyum kepada Suga

 

“Kau akan butuh waktu lama untuk membuka hatiku dan membuatku mencintaimu”

Ujar Nara dan Suga bingung dengan apa yang baru saja ia katakan

“Maksudmu?”

“Aku tidak bisa menikah denganmu jika aku tidak sepenuhnya menyayangi dan mencintaimu, Min Suga Sajangnim”

“Nee?”

“Yoongi memberikanmu waktu untuk meluluhkan hatiku dan membuatku mengatakan aku akan menikah denganmu”

“Nara…”

“Gunakan waktumu ya”

Nara tersenyum dan kemudian meninggalkan Suga yang terus berusaha mencerna apa yang Han Nara katakan.

 

“Jadi Han Nara mau mencoba membuka hatinya untukku. Benar kan, Min Yoongi-ssi?” Suga tersenyum lebar melihat pohon Yoongi yang terlihat sangat teduh dengan terpaan angin lembut

 

“Gamsahamnida, Min Yoongi-ssi. Aku akan menjaga Nara dengan nyawaku sendiri. Gamsahamnida. Jeongmal gamsahamnida”

Suga membungkuk pada Pohon Yoongi, kemudian berlari mengikuti Nara

 

“Han Nara tunggu aku. Kau tidak boleh meninggalkan calon suamimu disini”

“Mworagoo? Hahaha Pikirkan saja dulu bagaimana memenangkan hatiku untuk menjadi calon kekasihku, Min Suga Sajangnimi”

“Masih calon kekasih? Teganya”

“Setidaknya aku memberi lampu hijau”

“Jangan sejauh itu…”

“Waeyo…”

“Jadi kita akan melakukan kencan?”

“Kau pikir aku mau kencan denganmu?”

“Aku sudah izin dengan Yoongi-ssi. Kau jangan pelit”

“Anieyo haha”

 

I love you.

I love you so much.

But loving you is hurting myself.

I only can say sorry to my heart.

Because I cannot stop loving you.

I love you.

 

Dari arah pusara Yoongi,

Terlihat samar-samar roh Yoongi yang tersenyum lebar melihat Nara dan Suga yang tertawa.

Min Yoongi dengan pakaian saat ia meninggal. Terlihat sangat tampan dan siap pergi ke surga.

 

‘Kau harus terus sehat dan bahagia, Han Nara. aku mencintaimu. Ku tunggu kau disana’’

_THE END_

Terima kasih sudah membaca FF ringan ini.

Kritik dan Saran berupa comment dibutuhkan Author agar cerita berikutnya bisa lebih baik lagi ^^ gamsahamnida

 

9 pemikiran pada “[BTS FF Freelance] REMINISCING – (Oneshot)

  1. Diawal berasa putus asa, udah menduga bakal sad ending. Setelah muncul Min Suga, uwow jadi bingung excited gituu😂😂 Suka bgt dah sama alurnyaa! Mangat ya author!💕 Aku suka baca ff yng emosinya dinaik turunin gini, seru wkwk😂

    Suka

  2. Speechless. Really really like it. In the first time doesn’t fell sad but after Min Suga replaced Min Yonggi to take the Han Heart is soooooooooooo adorable. My tears are generously falling down. Kaepppjjjanggggggg Author👍🏻👏🏻🙌🏻👌🏻💪🏻👊🏻😘😘😘😘😂😍☺️❤️💕💞💓💗💖💘💝💟💜💙💛💚🙆

    Suka

  3. Min yoongiiii!!!
    Kaaak apa ini kok begini ceritanya aku yang baca sampe gak sadar tenryata air mataku uda jatuhh dari tadi huhuhu
    Ceritanya sangat berkesan baperrr 😭😭
    Aku tunggu cerita lainnya oke
    Fightingg!!

    Suka

  4. Kebiasaan suka baca komen dulu sblm baca ff, kirain mau kelar pas abis yoongi meninggal dan be lyke “sedih sih tp ganangis” ehhh ternyata masih panjang dan fase pemulihannya emg yg bikin nyesek huhuhu😭😭😭

    Suka

  5. Pengalaman saya ada yang tersempil (?) disana /plak/
    Kirain si nara mau bunuh diri nyusul minyoon 😢 Sedih lah ceritanya. Ditunggu thor next story dari Author

    Suka

  6. Uwaaa keren banget ffnya menguras air mataku 😭😭 entah mau komen apa lagi ini keren banget.. saya aja bacanya sambil menghayati sekali walaupun masih sedikit bingung dgn siapa yang berbicara dan siapa yg mendengarkan..😄😄😄
    Ditunggu ya ff yg lainya..
    Semangat 화이팅 author 사랑해요💕💕💐💐💐🔥🔥🔥

    Suka

Leave a Review