[BTS FF Freelance] Taste of Love – (Chapter 1)

taste-of-love

Title: Taste of Love

reanatm’s storyline©

Main Cast : Jeon Jungkook (BTS) as Jungkook & Jung Chaeyeon (IOI) as Min Haemi

Other Cast: Kim Taehyung (BTS) as Taehyung , Kim Seobyul (OC)

Rating: 15+ /teenager

Genre: Romance, School Life, Drama

Length: Chapter 1

Credit: Alkindi @ https://dirtykindi.wordpress.com/

Chapter One

 

Udara yang semakin dingin, dan satu persatu lampu pertokoan yang mulai memancarkan cahayanya menemani Min Haemi yang berdiri sendirian diantara ratusan orang yang berlalu lalang di hadapannya. Haemi dengan setelan dress putih selutut dilapisi oleh jaket levis tanggung tak lupa topi hitam yang sejak tadi setia terpampang diatas kepalanya, terlihat gelisah dan cemas menunggu kedatangan sahabat karibnya.  Setiap sepuluh menit sekali ia melihat jam di ponselnya. Lalu ia menebar pandangan ke segala arah untuk menemukan dimana temannya itu.

Gadis kelahiran Busan ini punya kebiasaan tersendiri. Ia akan mengigit jarinya jika ia sedang gelisah. Seperti yang dilakukannya saat ini.

“MIN HAEMIII~” Punya pendengaran yang cukup tajam, Haemi langsung menoleh ke kiri saat namanya dipanggil.

 

“Aigoo mengapa kau lama sekali?” Tanya Haemi sembari menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.

 

“Kau tahu Seo Ryul menahanku dengan tangisannya di rumah! Aish rasanya ingin menitipkan dia ke tetangga”

 

“Yak apa kau benar-benar melakukannya Kim Seo Byul?!”

 

“Aish tentu saja tidak” Sahabat yang telah lama dinantikannya itu terkagum-kagum dengan penampilan Haemi. Ia sampai berjalan memutarinya, tak percaya teman kecilnya akan bergaya seperti ini. “Haemi ku sudah dewasa akhh aku terharu” Seobyul mengusap matanya, berpura-pura menangis.

 

Tanpa diduga, Haemi melayangkan jitakkan ke kening temannya yang memiliki postur tubuh lebih pendek darinya. Seobyul mengeluh kesakitan dan mengoceh tanpa henti. Ingat akan tujuan mereka berkumpul disini, langsung saja Haemi meraih tangan Seobyul lalu berjalan ke arah mall yang terletak 200 meter dari tempat mereka berdiri sebelumnya.

“Lain kali aku tak akan menemanimu pergi ke fanmeeting lagi!” Haemi berusaha mengancamnya. Tapi tampaknya hal itu tak berpengaruh pada Seobyul. Yang ada sahabatnya itu meledek ancaman tadi. “Aaaa aku takut kkkk~ hei Haemi sudah kukatakan padamu demi cintaku pada BTS aku harus bisa menemui mereka! Setidaknya pada fanmeeting!”

 

“Lalu mengapa aku harus ikut? Aku bahkan tidak menyukai BTS”

 

“Aku kesepian Haemi, aku takut diculik oleh BTS nanti” Seobyul memasang ekspresi memelas dan aegyo untuk merayunya. “Ditambah kau itu teman sekelas dari salah satu member bangtan! Kan kau bisa kenalin aku padanyaa kkk~”

 

Haemi malah terkesan muak dengannya, “Makanya sekolah di SOPA” Gerutu Haemi.

 

Seobyul langsung menggelengkan kepalanya, “Selain nilai tak mencukupi, aku tak tertarik sekolah disana wleee” Setelah memeletkan lidahnya pada Haemi, ia segera berlari ke ruang antri untuk memasuki fanmeeting BTS.

 

Minggu ini 방탄소년단 (BTS) , boygroup yang sedang naik daun, menggelar fanmeeting di salah satu pusat perbelanjaan yang tak jauh dari SOPA. Tiga jam sebelum fanmeeting dimulai, tempat fanmeeting sudah dikerubuti oleh ratusan ARMY.

“Ini kau pegang tujuh album ya, minta tanda tangan ke setiap member. Dan jangan lupa berikan hadiah ini pada mereka!” Sudah lima menit lamanya Seobyul memberi instruksi pada Haemi yang kebingungan. “Jika nanti kita terpisah, kau tetap lakukan instruksi ku arraseo?!”

“Ne Seobyul-nim” Haemi membungkukkan badannya sembilan puluh derajat. Melihat itu Seobyul lagi-lagi terharu ingin menangis. “Ah sepertinya mereka sudah datang~” Para ARMY berteriak ricuh saat orang kesayangan mereka memasuki ruang fanmeeting. Para master-nim yang sudah siap dengan kamera super duper besar dan panjangnya langsung mengambil beberapa foto. Ya fanmeeting hari ini pun dimulai.

 

~~~*Taste of Love*~~~

 

Malam yang merepotkan. Ya itu yang terlintas di pikiranku saat mengantri berjam-jam hanya untuk memperoleh tanda tangan. Apalagi minta tanda tangan ke orang yang tidak aku pedulikan. Lama-lama suhu ruangan ini makin panas, ah lebih baik aku lepaskan topi ini. Aku sudah terpisah dari Seobyul sejak sepuluh menit yang lalu. Astaga dimana dia?

 

Drrttt

 

Disaat aku sedang sibuk mengumpulkan oksigen dengan mengayunkan tangan ini, aku merasakan ada getaran dari tasku. “Eoh pesan dari Seobyul”

 

⇒📩From: Seobyul

 

“HAEMI-YAA MIANHAE AKU HARUS PULANG SAAT INI JUGA ㅠㅠ AKU DAPAT KABAR SEO RYUL JATUH DARI TANGGA ㅠㅠ KAU TETAP LANJUTKAN FANMEETINGNYA! JANGAN KABUR!”

 

Aku hanya diam mematung saat membaca pesan laknat ini. Ya Tuhan mengapa kau menghukumku?? Jika aku ikuti sisi jahatku, aku akan pergi sekarang juga. “Tapi…kasihan Seobyul” Ku mengerucutkan bibir ini pertanda aku akan tetap diam di kerumunan fans. “Aku akan minta ditraktir olehnya sepulang dari sini hah…” Helaan napas mengiringi kepasrahanku, “Dasar kau Seobyul” Sumpah serapah bergema dalam hati ini.

 

“Hana dul set…Annyeong haseyo bangtansonyeondan imnida!” Ah mereka telah mulai pembukaan acaranya. Entah kenapa aku langsung mencoba mencari dimana posisi teman sekelasku itu.

Oh ya aku belum memperkenalkan diriku. Aku Min Haemi, murid kelas tingkat akhir dari School of Performing Arts Seoul. Sekolahku ini memang banyak melahirkan calon-calon aktor,aktris atau bintang hallyu. Kami para murid SOPA sudah tidak aneh jika teman sekelas kami adalah seorang bintang terkenal. Kebetulan kelasku punya satu bintang terkenal, kabarnya ia merupakan member dari grup yang sedang menggelar acara fanmeeting ini.

Waktu untuk minta tanda tangan telah tiba. Dengan secepat mungkin aku menyiapkan album dan hadiah yang akan kuberikan kepada tiap member. Aku terkejut saat melihat prosesnya, “Omo, tidak ada kursi? Aku harus setengah duduk di lantai seperti itu??” Ini hal yang baru bagiku. Aku salut kepada para fans ini. Mereka rela menghabiskan waktu dan tenaga mereka. Haih aku akan berpikir ratusan kali jika ingin masuk suatu fandom.

Ternyata mereka memang tampan. Walaupun aku tak menyukai grup ini, tapi aku tetap menyukai orang tampan. Berkat Seobyul aku jadi tahu nama mereka juga. Sudah dua member yang kuhadapi. Manager yang berada di belakang mereka segera menyuruhku untuk bergeser. Ya kuturuti saja perintahnya. Disaat aku hendak memberikan album ini, aku kaget saat melihat siapa di depanku. Dengan setelan sweater cokelat di double oleh mantel hitam kebesaran dan juga flower crown hasil pemberian fans sebelumnya, Jeon Jungkook duduk dengan tenang sembari mengulurkan tangannya. Bermaksud untuk mengambil album yang kuberikan.

 

“Tolong tanda tangan disini Jungkook-a…” Ya Tuhan mengapa aku tidak berani menatap matanya?

 

Nuguya?”

 

“Min Hae—ah aniya” Hampir saja aku salah sebut, “ tuliskan nama Kim Seobyul saja” Pintaku padanya.

 

“Kau berbeda dengan yang lainnya” Hah apa maksud perkataannya, “Kau tidak memanggilku oppa”

 

“Ah untuk apa memanggil teman sekelas dengan oppa..” gumamku sambil sibuk mengambil hadiah untuknya.

 

“Eoh teman sekelas?Kau?” Tiba-tiba saja kedua tangan laki-laki di hadapanku itu menangkup wajah ini. Terpaksa pandangan kami saling bertemu. Karenanya kedua pipiku terlihat lebih kembung. Ia menatap wajahku saksama. Untuk apa dia melakukan itu?

 

‘Aish Jungkook-a cepat hentikan’ teriakku dalam hati.

 

Karena sikapnya itu, banyak fans yang memperhatikan kami. Member lain pun dengan kompak menatap ke arahku dan Jungkook. Jantungku berdegup dengan kencang. Itu karena ini pertama kalinya aku diperlakukan seperti ini oleh seorang laki-laki. Setelah menelan saliva, aku berusaha menepis tangannya. Jungkook pun sadar bahwa aku tak nyaman, “Ah mianhae , Min Haemi”

 

“E-eh kau tahu namaku?”

 

“Kebetulan aku ingat. Nama sebelumnya yang kutuliskan tadi itu bukan namamu kan?” Jungkook menopang wajahnya dengan tangan kanannya.

 

“Ne…tapi aku tidak berniat berbohong” Kugelengkan kepala ini pelan. Sambil menunggu responnya, aku menggigit bibir bawahku. Apa dia akan marah?

 

“Aku terkejut saat mengetahui kau itu ARMY” Kedua ujung bibirnya tertarik. Ia tertawa kecil. Melihat itu, fans lain kembali meneriaki nama Jungkook. Wah pengaruhnya luar biasa.

 

“Sejujurnya aku bukan fansmu. Disini aku hanya membantu temanku” Jelasku dengan nada pelan, “Jadi kau jangan terlalu percaya diri!” Bibir ini kembali mengerucut. Lagi-lagi Jungkook tersenyum melihat tanggapanku.

 

“Ini sudah kutanda tangani” Ia menyerahkan album milik Seobyul. Secara bersamaan aku pun memberikan hadiah titipan sahabatku itu. Situasinya sangat canggung astaga.

 

Perhatian Jungkook teralih saat hyungnya menepuk pundak kirinya. Mereka membicarakan sesuatu. Aku tadinya tak mau penasaran, tapi mereka berbisik sembari menatap ke arahku. Apa ada sesuatu yang aneh? Ah rambutku berantakan mungkin. Setelah merapihkan sebentar rambut ini dengan tangan lalu memasangkan kembali topiku tadi, aku segera mengucapkan terimakasih kepada teman sekelasku itu, “Cepat kembali ke kelas eoh” Ucapku berniat basa-basi. Tetapi perkataanku barusan membuatnya terdiam untuk beberapa saat, “Ne Haemi-ya — aku akan meminjam catatanmu juga nanti” Hah apa yang ia katakan??Tulisanku seperti kapal Titanic tenggelam astaga. Haemi, selamat kau telah membuat masalah baru.

 

~~~*Taste of Love*~~~

 

Sudah empat hari lamanya sejak Haemi memberikan semua album yang sudah ditanda tangani itu. Seobyul pun mau mentraktirnya. Di depan cermin wastafel, berulang kali Haemi menguap. Padahal jam pelajaran belum dimulai. Usul punya usul ternyata malam tadi ia bergadang untuk menyelesaikan laporannya.

 

“Hei kalian tahu kalau hari ini Jungkook kembali masuk sekolah?”

 

“Kau yakin?”

 

“Sangat yakin soalnya ada yang melihat mobil van yang membawa Jungkook kemari!”

 

“Wah aku harus bisa mengambil selca dengannya kkk~”

 

Diam-diam Haemi mendengar perbincangan mereka. Ia berpura-pura membasuh mukanya untuk bisa berdiam lebih lama di dalam toilet. Setelah membenarkan posisi dasinya, dengan santai ia melegangkan kedua kakinya yang panjang—berjalan menyelusuri koridor untuk menuju ruang kelasnya.

 

 

“Jungkook boleh aku berfoto bersamamu?”

 

“Aku juga mau Jungkook-a !”

 

“Hei titip salam dong ke Yoongi oppa juga Hoseok oppa”

 

Berita mengenai kedatangan Jungkook ternyata benar. Haemi sampai kesusahan mencari jalan masuk ke dalam kelasnya sebab banyak sekali tamu dari kelas lain yang penasaran dengan kembang kelasnya. Aura terang menyilaukan terus muncul dari setiap inchi tubuh Jeon Jungkook.

Haemi harus merelakan tubuhnya tertubruk dua kali untuk bisa duduk di bangkunya. Haemi langsung meregangkan badannya. Saking menikmatinya, tanpa sadar tangannya mengenai punggung dari laki-laki yang sedang diributi seantero koridor lantai dua.

Jungkook menoleh ke arah Haemi yang masih dalam dunianya sendiri. “Min Haemi? Itu kau kan?”  Tanyanya sambil mengetuk meja Haemi. Gadis itu kaget setengah mati. Rasa takut meliputi dirinya. Yang ia takutkan bukanlah dimarahi oleh Jungkook, tetapi para fansnya lah yang kemungkinan akan mengomelinya. “N-nee?” Dengan memberikan senyuman kecil namun cukup manis menurut ibunya, Haemi segera membenarkan posisi duduknya.

 

“Ah ternyata itu memang kau!”

 

“E-eh ya kau benar” Ia menganggukan kepalanya beberapa saat, lalu sebuah pertanyaan diluncurkan kepada laki-laki yang sedang duduk menghadapnya itu. “Maaf tapi…kau masih mengingatku?” Tanyanya ragu-ragu.

 

“Tentu saja—apa tanganmu baik-baik saja? Aku tadi melihatmu hampir jatuh karena kesusahan untuk sampai disini”

 

“Tunggu tunggu” Glurp. Haemi kebingungan dengan pertanyaan Jungkook. Dari konteks kalimatnya ia tampak mengkhawatirkan Haemi. Hei bahkan Seobyul tak akan seperti itu. “Mengapa kau menanyakan itu?”

 

“Karena aku tau itu rasanya sakit saat ditubruk seperti tadi” Jawabnya dengan enteng. Cara Jungkook mengucapkannya layaknya anak kecil yang polos. Padahal kalimat tadi sudah cukup berhasil membuat seorang Min Haemi terkesima.

 

“Ah  Kim songsaenim  sudah datang. Kita lanjut mengobrolnya nanti ya” Senyuman tipis mengakhiri perbincangan mereka. Jeon Jungkook langsung kembali menghadap ke papan tulis.

 

Pelajaran kimia dimulai, ini materi favorit gadis Busan itu. Tapi baru kali ini Haemi tidak menyukai akan kehadiran guru kimianya yang kini menginjak usia 50 tahun.

 

 

Banyak negara di luar sana yang tahu kalau anak sekolahan Korea Selatan mempunyai jam sekolah yang ekstrem. Apalagi jika mereka tingkat akhir di bangku sekolah. Layar IPhone 7 milik Jeon Jungkook menampilkan waktu 10 p.m. KST. Setelah memakai masker hitamnya dan tak lupa mengenakan mantel hitam, Jungkook berjalan keluar kelas. Selama ia melewati koridor dan anak tangga, kedua maniknya tak henti untuk melirik kesana kemari. Sesampai di depan kantin ia akhirnya menemukan yang ia cari. Min Haemi, berjalan keluar dari kantin sambil memegang sekotak susu.

“Haemi-a!” Serunya saat berdiri di hadapan Haemi. Ia hendak melanjutkan kalimatnya namun terhenti karena harus memastikan keadaan sekitar terlebih dulu. “Ada yang ingin kukatakan. Aku hampir lupa tadi di kelas” Lanjutnya.

 

“Apa?”

 

Jungkook menundukkan kepalanya. Yang dilihat oleh Haemi saat ini, laki-laki ini tampak gugup, “Sebenarnya ini lebih mirip permintaan” Jelas Jungkook.

 

“Ya katakan saja, selama permintaan itu bisa kukabuli tentunya” Jawab Haemi santai.

 

“Maukah kau… menjadi temanku? — a..aa kau pasti bingung ya. Haemi sejujurnya aku hanya punya sedikit teman di sekolah. Ini karena aku jarang masuk dan juga…”

 

“Apa apa??”

 

“Aku tak pandai bergaul…” Jungkook menundukkan kepalanya. Saat mengucapkan kalimat tadi pun ia berbicara dengan nada pelan. Bahkan Haemi sampai harus melangkah lebih dekat lagi untuk bisa mendengarnya.

“Ahahaha kau ini pandai melawak ternyata~” Semua itu dianggap lelucon olehnya. Ia benar-benar tertawa. Malah lengan kiri Jungkook sempat dipukul pelan oleh Haemi. Haemi tetap menganggap itu candaan sampai Jungkook benar-benar diam dan tak merespon.

Jinjjayo??” Perasaan tidak enak memenuhi pikiran Haemi. Ia takut melukai perasaan laki-laki berparas tampan tapi agak imut itu.

 

“Jungkook-a…tentu saja aku akan jadi temanmu” Pernyataan barusan membuat jungkook kembali mengangkat pandangannya. Ia tersenyum lebar bahkan tertawa kecil.

 

“Sejak bertemu denganmu di fanmeeting, aku sudah tahu kau akan cocok denganku Haemi-a”

 

“C-cocok?”

 

“Iya, untuk menjadi temanku”

 

“Ah begitu…”

 

“Hm ada apa? Apa aku salah bicara?”

 

Aniyo! — Jungkook apa itu managermu?” Haemi menunujuk ke arah gerbang sekolah. Jungkook pun ikut menoleh ke belakang. Ia melambaikan tangan ke arah managernya dan memberi isyarat untuk menunggu dua menit lagi.

 

“Kau masih ingat perkataanku di fanmeeting?”

 

“Eh yang mana?”

 

“Soal meminjam catatanmu Haemi-a”

 

“Ah aku ingat sekarang! Hm oke tenang saja Jeon Jungkook. Walaupun penampilanku acak-acakan tetapi catatanku serapih catatan hutang! Kkk~”

 

Jungkook kembali tertawa. Ia berhasil terhibur oleh candaan kecil dari teman sekelasnya itu. “Kalau begitu terimakasih” Ucapnya sambil tersenyum.

 

Menit berikutnya Jungkook telah pergi dari hadapan Haemi. Tentunya ia berpamitan dulu. Managernya langsung mengantarnya ke suatu tempat. Dan saat ini Haemi melakukan rutinitas sehari-harinya, yaitu pulang sendirian ke rumah. Tolong jangan anggap dia menyedihkan.

 

~~~*To Be Continued*~~~

 

2 pemikiran pada “[BTS FF Freelance] Taste of Love – (Chapter 1)

Leave a Review