[BTS FF Freelance] Trapped in a Marriage – (Chapter 5)

Trapped In A Marriage 10

Title

Trapped in a Marriage

Author

Yoohwanhee

Main Cast

Jung Hyerin [OC]

Jeon Jungkook [BTS]

Kim Taehyung [BTS]

Ryu Sujeong [Lovelyz]

Kim Hanbin [iKon]

Genre

Romance, Marriage-Life, Comedy, School-Life,AU

Length

Chaptered

Rating

PG-17

Summary

Tidakkah kalian memikirkan bagaimana perasaan kami saat dipasangkan dengan orang asing? Apalagi harus menikah dengan orang yang kasar dan dingin sepertinya diumur semuda ini.

Disclaimer

BTS dan cast lainnya milik orangtua, agensi, dan Army, kecuali OC adalah milik author. Cerita murni hasil pemikiran author, so DO NOT PLAGIATOR. Jika ada kesamaan plot, tokoh, judul, dll adalah ketidak sengajaan.

SORRY FOR TYPO and HAPPY READING

Note: Cast dan rating bisa berubah disetiap chapternya.

 

Chapter sebelumnya:

Ponsel Hanbin bergetar, menandakan seseorang tengah meneleponnya. Sebelum mengarahkan tangannya untuk meraih ponselnya, ia sempat tersenyum miring. Dan akhirnya ia pun mengangkat telepon itu “Yeoboseyo”

“B.I oppa. Aku sudah menerima pesan email mu. Tapi, kenapa begitu tiba-tiba? I dont think i can go to Korea for now. I’m too busy in here. Be an author is not an easy job, you know”

“Aku mengerti, Rachel-ah. Jika kau bisa kembali secepatnya, kembalilah. Karena ada yang perlu kita lakukan disini dan itu penting!”

“Ng? Apa itu? Kita akan melakukan apa?”

Hanbin terlihat menyunggingkan sebuah senyuman menyeringai. Dan tanpa aba-aba langsung menutup sambungan telepon begitu saja lalu meletakkan ponselnya didalam saku celananya.

“Memisahkan Hyerin dari Jungkook” ucap pria itu pelan, dan itu adalah jawaban dari pertanyaan gadis yang ada di telepon itu.

Setelahnya, Hanbin berdiri dari duduknya lalu memperbaiki baju seragam yang digunakannya. Tas yang tadi terletak begitu saja diatas ranjang pun diraih Hanbin. Lelaki itu lalu segera melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya.

 

***

 

Taehyung bergumam pelan “Hujan, ya?”

 

Lelaki itu lalu kembali berjalan keluar. Sesampainya diluar, dilihatnya halaman belakang sekolah sudah dipenuhi oleh genangan air dimana-mana. Keadaan disekitar halaman belakang sekolah memang sepi. Lagipula, siapa yang mau keluar di suasana dingin seperti ini?

 

Tapi, mungkin tidak dengan gadis satu ini.

 

Gadis yang kini sedang berdiri sembari mengarahkan tangannya untuk menyentuh rintik-rintik air yang jatuh dari langit. Rambut cokelatnya sesekali beterbangan karena angin yang berhembus bersamaan dengan hujan itu. Melihatnya, entah kenapa Taehyung merasa…

 

Gadis ini benar-benar sangat cantik saat ini.

 

//TrappedInAMarriage//

 

-Apa ada rahasia dibalik semua ini?-

 

//TrappedInAMarriage//

 

“Oh, Taehyung?”

 

Suara gadis itu membuat Taehyung berhenti menatapnya. Taehyung kini membuang muka kesembarang arah, menyembunyikan wajah memerahnya karena telah menatap gadis itu terlalu lama.

 

TAP TAP

 

Aish, kenapa ia berjalan kesini?

 

Taehyung sedikit terkejut saat gadis itu menepuk pundaknya “A-aku tidak bermaksu-“

 

“Bagaimana keadaanmu?”

 

Eh? Pertanyaan itu seharusnya tidak dilontarkan. Karena Taehyung sama sekali tidak memiliki jawaban untuk itu. Apa maksud dari pertanyaan itu?, pikir Taehyung.

 

Taehyung pun memberanikan diri untuk mengarahkan pandangannya pada gadis itu. Dilihatnya gadis bersurai cokelat itu menatapnya sembari memberikan sebuah senyuman kecil diwajahnya. Dan mulai dari saat itu juga, jantung Taehyung berdetak sangat kencang.

 

Eeoh?” Tanya Taehyung yang masih bingung dengan apa yang dikatakan gadis itu. Pasalnya ia benar-benar tidak tahu kenapa gadis itu bertanya tentang keadaannya, padahal ia baik-baik saja sejak masuk sekolah tadi.

 

Gadis dengan surai cokelat itu lalu tersenyum “Aku tanya, bagaimana keadaanmu semalam?”

 

S-semalam?

 

“A-apa maksudmu?”

 

Mendengar itu, gadis yang sedang berhadapan dengan Taehyung itu lalu mengernyitkan alisnya. Tapi, sedetik kemudian ia tersenyum lalu menggeleng “Ani, lupakan. Itu juga tidak terlalu penting” ucapnya kemudian berbalik dan pergi meninggalkan Taehyung.

 

Apa aku bertemu dengan Hyerin semalam?

 

Taehyung terlihat masih bingung dengan seluruh perkataan gadis itu, Hyerin. Sementara Hyerin kini sudah berjalan jauh dan bahkan kini sudah tak dapat ditangkap lagi oleh penglihatan Taehyung.

 

***

 

Yoongi dan Taehyung kini berjalan menyusuri koridor sekolah. Dengan Taehyung yang sedang mengemut sebuah permen dan Yoongi yang sibuk bermain ponsel. Tentu saja lewatnya mereka itu mengundang seluruh tatapan mata para gadis. Oh yaampun, berandalan macam mereka ternyata punya penggemar juga.

 

Hyung, tadi aku bertemu dengan seorang gadis yang aku sukai”

 

Mendengar itu, Yoongi yang tadinya hanya fokus melihat layar ponselnya kini beralih pada Taehyung “Apa? Waah, Taehyung kita sudah besar” tutur Yoongi asal.

 

Taehyung yang mendengarnya hanya memutar bola matanya “Hyung, aku benar-benar bertemu dengan gadis itu. Dan ingat! Aku tidak se-playboy dirimu” ucap Taehyung yang hanya direspon dengan anggukan pelan Yoongi “Arasseo, jadi… bagaimana dia?”

 

Untuk sejenak, Taehyung terdiam. Perlahan, ia mengukir sebuah senyum tipis diwajahnya lalu mengarahkan pandangannya pada Yoongi “Dia adalah gadis yang… sedikit hiperaktif dan bahkan ia bisa jadi histeris disaat-saat tertentu”

 

Mwoya, gadis macam apa itu” sahut Yoongi. Lelaki bersurai mint itu lalu mengadahkan pandangannya kembali ke layar ponsel. Sementara Taehyung hanya terkekeh pelan melihat respon Yoongi akan ucapannya.

 

TAP TAP

 

Akhirnya, kedua lelaki itu sampai juga di kelas mereka. Suara ribut-ribut langsung terdengar di indra pendengaran Yoongi dan Taehyung. Yaah, entah kenapa hari ini kelas 2-3 jadi seribut ini.

 

“Benarkah? Astaga, ini benar-benar luar biasa”

“Kelas kita?! Kau tidak bercanda, kan?”

“Nama Jeon Jungkook kini akan lenyap dikalangan para gadis”

 

Ucapan-ucapan para siswa dikelas 2-3 membuat Yoongi dan Taehyung sedikit terperangah. Kenapa nama Jungkook dibawa-bawa? Apa anak satu itu punya masalah lagi?

 

SREET!

 

Pintu kelas kembali terbuka dan menampakkan sosok Sujeong dan Hyerin. Dua gadis itu yang tadinya sedang bercakap-cakap kini mulai terdiam saat melihat para siswa dan siswi yang sibuk berbicara gosip atau apalah itu.

 

Karena penasaran, Sujeong pun bertanya pada salah satu temannya “Yoojin-ah, ada apa?” Tanya Sujeong.

 

“Ada murid baru yang akan masuk ke kelas kita” ucap gadis yang berambut pendek itu. Sujeong yang mendengarnya lalu mengerutkan alisnya “Murid baru?”

 

Hyerin juga ikut bertanya pada Sujeong“Ada apa?”

 

“Ada murid baru” jawab Sujeong singkat lalu berjalan ketempat duduknya.

 

Sementara itu, Yoongi dan Taehyung yang kini sudah duduk ditempat mereka masing-masing hanya bisa menatap para siswa bingung “Hanya siswa baru, kenapa harus heboh seperti ini? Ck..”cibir Yoongi. Lelaki itu lalu kembali mengeluarkan ponselnya dan memainkan benda itu.

 

“Oh, itu dia!”

 

Suara seorang siswa membuat seluruh penghuni kelas menoleh pada arah yang ditunjukkan siswa itu. Dilihatnya pintu kelas perlahan bergeser, membuat para siswa didalam kelas itu jadi tidak sabaran melihat siapa yang masuk kedalam kelas.

 

Detik demi detik… menunggu…

 

Dan…

 

“Siang, anak-anak!”

 

GUBRAK!

 

Rupanya hanya guru Park yang masuk kedalam kelas itu dan membuat seluruh siswa mengeluh kesal. Begitu pula Yoongi yang tadinya sempat ikut terbawa suasana tegang saat detik-detik seseorang membuka pintu kelas itu “Ini yang katanya murid baru? HAHAHA!” cibir Yoongi, lagi, kali ini diikuti oleh suara tertawa yang terbahak-bahak.

 

Seorang siswa yang duduk tepat disamping pintu kelas itu lalu menyahut “Guru Park! Dimana siswa barunya?”

 

SREET!

 

Baru saja ditanyakan, orangnya sudah datang juga. Seorang lelaki dengan seragam lengkap sekolah Elioxe masuk kedalam kelas dan menyunggingkan sebuah senyuman yang sangat memikat para gadis didalam kelas itu. Salah satunya, Jung Hyerin. Namun, berbeda dengan gadis lainnya –yang sibuk berteriak teriak histeris-, ia hanya terdiam dan menatap lekat lelaki itu. Melupakan jati dirinya sebagai seorang gadis yang suka kehebohan.

 

Annyeonghaseyo…” sapa lelaki itu lalu membungkuk pelan kearah Guru Park. Guru Park membalasnya dengan sebuah senyuman.

 

Suasana kelas yang tadinya sempat ribut seketika kini kembali terdiam disaat lelaki itu mulai mengarahkan pandangannya pada seluruh siswa dikelas itu. Lagi-lagi, senyum manisnya ia perlihatkan “Annyeong, aku murid baru disini. Perkenalkan, namaku…”

 

Hyerin yang terus saja menatap lelaki itu kini mulai menunjukkan ekspresi kagetnya. Seperti tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Tunggu, kenapa dia bisa-

 

“namaku Kim Hanbin”

 

-ada disini?

 

***

 

“Apa katamu? Sudah ada yang tahu?!”

 

Seorang lelaki dengan nametag Asisten Hong mengangguk mendengar respon dari tuannya itu “Ini bisa jadi sebuah bencana bagi keluarga-“

 

“Diam!” Suara lelaki itu memotong pembicaraan Asisten Hong. Ia terlihat menekuk kedua alisnya, berpikir.

 

“Ini tidak boleh terjadi. Aku harus mengurusnya sendiri” ucap lelaki itu dengan nada bicara dingin khasnya. Ia lalu memberikan tatapan tajam kepada asisten Hong “Siapa orang-orang itu? Orang-orang yang sudah berani menguak rahasia ini… siapa mereka?”

 

Bukannya menjawab, asisten Hong malah membungkuk “Sampai sekarang kami masih menyelediki mereka-“

 

BUGH!

 

Sebuah pukulan keras langsung diarahkan lelaki itu pada Asisten Hong, membuat pria yang menyandang gelar sebagai asisten itu terhuyung jatuh dan menabrak dinding yang berada dibelakangnya. Lelaki yang tadi melayangkan pukulannya itu lalu mengelus pelan tangan kanannya –yang tadi ia gunakan untuk memukul asisten Hong-.

 

“Cepat selidiki dan segera beritahukan kepadaku”

 

***

 

Hyerin POV.

 

Aku benar-benar tidak percaya ini.

Kenapa?

Karena ini sulit untuk dipercaya.

 

Dia, lelaki itu… Kim Hanbin… satu sekolah denganku?! Heol!

 

Ya, Jung Hyerin!” Suara Sujeong membuatku berhenti untuk melamun dan segera mengalihkan pandanganku kearah gadis itu. Kulihat dirinya sedang menatapku aneh.

 

“Kau ini kenapa? Sedari tadi hanya melamun dan melamun. Aku curiga kau sedang mengidap penyakit-“

 

“Diam, jangan bicara yang tidak-tidak” Potongku. Oh yaampun, temanku satu ini benar-benar cerewet dan tukang protes. Melamun sedikit, protes. Ini itu, protes. Toh ini kehidupanku, kenapa harus dia yang memprotes-protes (?) kehidupanku? -_-

 

“Habisnya, kau sedari tadi hanya melamun. Dan bahkan, makanan yang ada didepanmu sekarang sudah tidak kau anggap. Hey, makanlah. Nasimu akan menangis nanti”

 

“Pepatah macam apa itu?” responku asal seraya memain-mainkan nasi yang ada didepanku dengan sumpit.

 

“Itu bukan pepatah, bodoh! Makanya, disaat pelajaran sastra itu perhatikan baik-baik apa itu pepatah” Argh, gadis satu ini benar-benar. Sudah tahu aku tengah sibuk memikirkan Kim Hanbin-ku itu, dia malah berbicara yang tidak jelas dihadapanku.

 

Aku lalu mengarahkan pandanganku pada Sujeong yang sedang sibuk mengunyah makanannya kemudian berujar seraya menunjuk-nunjuk dirinya dengan sumpit yang aku pegang “Jangan sok pintar dihadapanku. Memangnya kau sepintar apa sampai harus menerangkan kepadaku tentang-“

 

“Hai, Jung Hyerin”

 

Tunggu, suara itu…

 

“H-hanbin?!” Pekikku saat melihat sesosok lelaki yang kini sudah mengambil tempat disampingku. Kulihat ia tersenyum –entah itu tersenyum cengiran, tapi ia terlihat menarik kedua ujung bibirnya- dan itu sangatlah mempesona. Aku yang melihatnya bisa saja mimisan karena senyumnya itu. Ohh~

 

Ah iya, dan jangan lupakan setiap tatapan para siswi yang kini mengarah pada kami. Ergh.

 

“Kalian berdua saling kenal?”

 

Astaga, saking seriusnya melihat wajah pangeran Hanbinku, aku sampai lupa ada Sujeong dihadapanku yang kini sudah memasang wajah penasaran. Benar juga, ia tidak tahu kalau aku dan Hanbin sebenarnya sudah bersahabat dari dulu.

 

“Iya. Dia adalah sahabatku sejak aku masuk sekolah menengah” jawabku yang hanya mendapat respon tidak percaya dari Sujeong.

 

Kulihat Sujeong mengalihkan pandangannya pada Hanbin “Benarkah itu?” tanya Sujeong memastikan. Yaampun, anak ini…

 

Dan, rupanya Hanbin hanya mengangguk kemudian menyuapkan makanannya kedalam mulut. Oh yaampun… Bahkan disaat ia makan pun terlihat sangat tampan~

 

“Ini tidak bisa dipercaya. Kenapa kau tidak beritahu aku kalau kau punya teman sepertinya?” Suara Sujeong kembali menghajam telinga. Aish, mengganggu sekali dia. Momenku dengan Hanbin jadi terusik karenanya.

 

Aku lebih memilih untuk menatap Hanbin-ku daripada mendengar kata-kata gadis yang duduk berhadapan denganku itu.

 

“Hey, makanlah”

 

Tunggu? Apa itu tadi? Apa itu… sebuah perhatian dari seorang Kim Hanbin? Yang benar saja! Kyaa!

 

A-arasseo..” Jawabku dengan diikuti oleh senyam-senyum tidak jelas yang sempat membuat Sujeong memasang tampang jijiknya. Memangnya senyumanku menjijikkan? Kkk~ Aku kan hanya merasa senang dengan perhatian Hanbin.

 

Hyerin POV.

 

***

 

Author POV.

 

CKIIT!

 

Mobil BMW milik Hanbin kini berhenti tepat didepan sebuah rumah yang adalah rumah Hyerin. Ia memutuskan untuk mengantar pulang Hyerin karena Sujeong yang sudah pulang duluan.

 

“Sudah sampai” ucap Hanbin lalu mengadahkan pandangannya pada Hyerin

 

Oh! Gadis itu sudah tertidur. Pantasan sedari tadi di perjalanan Hyerin tidak mengucapkan sepatah kata apapun.

 

Hanbin hanya terkekeh pelan melihat wajah Hyerin yang sedang tertidur sekarang. Memang, wajahnya sedikit aneh saat ia tidur. Tapi, menurut Hanbin, gadis yang kini sedang terlelap itu sangatlah imut. Padahal tidak ada unsur imutnya (?) sama sekali -_-

 

“Hey, Hyerin-ah” panggil Hanbin, mencoba membangunkan gadis itu.

 

Bukannya bangun dan keluar dari mobil, Hyerin hanya menggaruk-garuk pelan pipi kirinya dan bergumam tidak jelas. Mimpi apa anak ini sampai jadi seperti ini? Ckck…

 

Hanbin masih saja dibuat terkekeh oleh Hyerin saat ini. Ayolah, Kim Hanbin, sekarang bukan waktunya untuk itu. Bangunkan dia dan bawa dia keluar, kan beres.

 

Alih-alih membangunkannya, lelaki itu malah tersenyum. TapiOh! Ia memajukan wajahnya perlahan. Apa ini? Jangan bilang kalau Hanbin akan

 

Chu~

 

mencium Hyerin?!

 

Oh, astaga! Kim Hanbin mencium gadis itu? Hey, gadis itu bahkan sudah menikah. Dan suaminya adalah Jeon Jungkook, si lelaki kasar nan dingin itu.

 

Hanbin sudah gila!

 

“Engh..” Hyerin mengerang pelan saat menyadari sesuatu menyentuh bibirnya. Asal kalian tahu, sampai saat ini bibir Hanbin masih saja menempel di bibir Hyerin dan itu membuat gadis yang diciumnya sedikit terkejut.

 

Apa yang Hanbin lakukan?!!

 

Ya, itu harus dipertanyakan. Apa yang ia lakukan? Ini tidak benar! Tidak sepatutnya seorang lelaki –yang berstatus sebagai sahabat Hyerin- sepertinya menciumi Hyerin yang notabene sudah bersuami.

 

Tapi…

 

“Mmhh”

 

Hyerin malah memperdalam ciuman itu dengan mengecup pelan bibir Hanbin. Bahkan sekarang Hyerin mulai membuka mulutnya dan mempersilahkan Hanbin bermain lebih dibibirnya. Sedangkan Hanbin? Lelaki itu membalas ciuman Hyerin dengan senang hati. Bahkan ia kini mengarahkan tangan kanannya yang sedari tadi menganggur untuk meraih pinggang Hyerin dan menariknya pelan.

 

Ini tidak benar! Apa yang Hyerin pikirkan?!

 

Namun, ciuman panas itu terhenti saat Hyerin melihat seseorang yang sedang berdiri tepat didepan mobil mereka. Itu… Jeon Jungkook?!

 

SREET!

 

Langsung saja, tanpa aba-aba gadis itu mendorong Hanbin dengan sedikit kasar lalu meraih tasnya dan keluar dari mobil, meninggalkan Hanbin yang masih dengan ekspresi bingung kenapa Hyerin menghentikan ciuman mereka itu “Jung Hyerin!” Panggil Hanbin seraya mengelap pelan bibirnya dan terus memperhatikan Hyerin yang kini sudah membuka pintu pagar dan berjalan masuk kedalam rumahnya.

 

Pandangan Hanbin kini tertuju pada seorang lelaki yang menatapnya.

 

Dia..

 

Kedua alis Hanbin mengerut. Matanya lurus menatap lelaki itu tidak suka. Tapi, sedetik kemudian, ia menyunggingkan  sebuah senyuman –yang sedikit menantang- pada lelaki itu, membuat lelaki itu balik menatapnya aneh.

 

Kurasa kita akan sering bertemu…

 

Jeon Jungkook.

 

***

 

“Kenapa Jin hyung tidak sekolah, ya?” Taehyung terlihat sedang berjalan dengan tangan yang sibuk memain-mainkan topi yang tadi digunakan Yoongi. Entah bagaimana caranya topi itu bisa ada pada Taehyung, padahal Yoongi adalah tipe orang yang tidak akan membiarkan orang lain menyentuh barang-barangnya. Entahlah…

 

Sementara itu, si pemilik topi kini berada tepat disampingnya, ikut berjalan dengan Taehyung. Lain dengan Taehyung, Yoongi hanya berjalan tanpa melakukan aktivitas lainnya, biasanya ia akan memainkan permainan kesukaan di ponselnya mengingat dirinya adalah seorang gamer.

 

“Sepertinya sedang sakit” jawab Yoongi, asal tebak.

 

Taehyung terlihat berpikir sebentar “Bukankah kemarin Jin hyung baik-baik saja? Kenapa bisa sakit? Aku yakin ada alasan lain”

 

Aish, kenapa kau penasaran akan hal itu? Biarlah

 

“Aku takut dia sedang ada masalah dengan Jungkook, karena belakangan ini dua orang itu jadi sering menghilang” potong Taehyung, diikuti dengan wajah khawatirnya,

 

Yoongi yang mendengarnya diam sejenak kemudian bersuara “Um.. Ngomong-ngomong soal Jungkook…”

 

“Tentang keluarganya?” Tebak Taehyung cepat, membuat Yoongi yang mendengarnya langsung mengalihkan pandangannya pada Taehyung. “Menurutmu bagaimana? Kau kan teman dekatnya sejak lulus SMP”

 

TAP TAP

 

Kini kedua lelaki itu telah berada digerbang. Taehyung memilih untuk berhenti sejenak disini. Lelaki itu lalu menoleh pada Yoongi yang berdiri disamping kirinya seraya menyunggingkan sebuah senyum tipis yang kini terpampang jelas diwajahnya “Menurutku?” Ulang Taehyung. Yoongi mengangguk.

 

“Selama aku bersama dengan anak itu, inilah kali pertama aku mendengar fakta bahwa dia adalah anak dari Presdir Jeon yang lahir diluar nikah dan itu sangat sangat mengejutkanku. Apalagi mendengar tentang anak Presdir Jeon yang sebenarnya, aku selalu bertanya-tanya, kenapa seluruh warisan perusahaan diberikan kepada Jungkook?”

 

“Mungkin karena ia lebih tua dari anak presdir Jeon yang sebenarnya?”

 

Taehyung terlihat menggelengkan kepalanya pelan. Tungkainya melangkah menuju halte bus yang tidak jauh dari tempatnya itu, diikuti oleh Yoongi “Jika hanya itu alasan kenapa seluruh warisan diberikan pada Jungkook, itu sama sekali tidak masuk akal. Karena, selama bertahun-tahun aku belajar mengenai perusahaan, didalam perusahaan tidak ada yang namanya ‘anak haram mempunyai lebih banyak kuasa’. Aku yakin ada sesuatu dibalik semua itu” ujar Taehyung lalu mengambil tempat duduk di halte.

 

Sementara Yoongi, ia memilih untuk berdiri didekat Taehyung. Otaknya bekerja untuk mencerna seluruh perkataan Taehyung yang sedikit membingungkan untuk orang yang berotak sempit sepertinya.

 

“Sesuatu? Seperti apa?” Tanya Yoongi yang kini mengarahkan pandangannya pada Taehyung dengan tatapan tanda tanya.

 

Sebelum menjawab, Taehyung terlihat berpikir keras “Seperti… seseorang yang mengancam presdir Jeon untuk menjadikan Jungkook sebagai penerus perusahaan keluarga mereka”

 

“Dan bisa jadi, orang itu adalah ibunya. Maksudku, ibu kandung Jungkook sendiri”

 

DRAP DRAP DRAP!

 

SEET!

 

“Permisi, sunbae (Senior)”

 

Yoongi dan Taehyung yang menyadari ada yang berdiri dibelakang mereka pun segera menengok kebelakang. Dilihatnya tiga gadis yang juga merupakan siswa sekolah Elioxe memandang mereka dengan tatapan tanda tanya “Benarkah itu? Jungkook oppa bukan anak dari presdir Jeon?”

 

Taehyung mengerutkan alisnya. Seharusnya ia mengecilkan suaranya tadi saat berbicara mengenai status Jungkook dikeluarga Jeon. Astaga, apa yang harus dilakukannya?

 

Yoongi yang merasa keadaan mulai menegang pun segera mengambil alih dengan angkat bicara “O-oh, itu… kami sedang membicarakan sebuah film. Ka-kami mengganti nama pemain film nya dengan nama Jungkook agar tidak ada yang tahu, karena…”

 

Yoongi menjeda perkataannya lalu memajukan wajahnya untuk berbisik pada ketiga gadis itu “…film yang kami bicarakan adalah film yang bersifat ‘itu’” bisik Yoongi dengan senyum menyeringai diwajahnya. Langsung saja ketiga gadis itu menelan ludah saat tahu apa arti dari film ‘itu’ yang dibicarakan Yoongi.

 

Sontak ketiga siswi itu langsung berteriak “Sunbae!! Ish!” dan setelah itu, ketiga siswi perempuan itu pun pergi meninggalkan Yoongi yang kini tengah terkekeh pelan dan Taehyung yang melongo tidak mengerti.

 

“Kau mengatakan hal yang tidak-tidak pada mereka? Dasar mesum!” tukas Taehyung lalu menjitak pelan kepala Yoongi dan membuat lelaki itu meringis kesakitan.

 

Ya, sudah untung aku membuat alasan yang baik. Jika aku tidak mengatakan itu, kita berdua bisa mati karena membocorkan rahasia itu!” ujar Yoongi. Sementara Taehyung hanya memutar bola matanya saat mendengar Yoongi berbicara.

 

***

 

Hyerin kini tengah mengintip-intip dari balik kelopak matanya. Sejak tadi, ia hanya mencoba berpura-pura tertidur demi menghindari pertanyaan-pertanyaan Jungkook yang akan ditujukannya padanya. Ia takut Jungkook akan mengatakan hal yang tidak-tidak mengenai dirinya yang sedang berciuman dengan Hanbin tadi.

 

Dan Hyerin…. benar-benar tidak percaya bahwa ia membalas ciuman Hanbin tadi.

 

Itu adalah first kiss nya! Walaupun tahu Hanbin yang merebut ciuman pertamanya, Hyerin tetap merasa kesal kepada dirinya sendiri yang sudah ikut terbawa suasana saat itu. Ia tahu yang dirinya lakukan tadi adalah salah, tidak seharusnya seorang gadis yang berstatus sebagai ‘istri’ Jungkook berciuman dengan lelaki lain seperti tadi.

 

Tunggu, jadi… Hyerin telah mengakui statusnya itu?

 

Hyerin mengacak-ngacakkan rambutnya pelan seraya bergumam “Aish, tidak. Kau bukan-“

 

Ya, bangunlah!!”

 

Suara lelaki yang cukup keras membuat Hyerin sedikit terkejut, ditambah dengan sebuah tendangan di sofa yang ditempati Hyerin saat ini. Dan karena itu juga ia tiba-tiba membuka matanya refleks, membuatnya dapat melihat sesosok lelaki bertubuh kekar yang kini sedang berdiri didepan TV sembari menatapnya tajam. Siapa lagi kalau bukan Jungkook?

 

Dengan sedikit takut-takut, Hyerin mengubah posisi yang tadinya berbaring kini duduk disofa itu. Ia memilih untuk menunduk dan tidak melihat Jungkook daripada harus berhadapan dengan tatapan tajam lelaki itu.

 

“Aku ingin bertanya padamu… mengenai lelaki tadi”

 

DEG!

 

Sudah Hyerin duga, lelaki ini akan bertanya soal Hanbin. Astaga, apa yang harus Hyerin katakan? “Emm itu… dia temanku” ucap Hyerin dengan sedikit nada gugup.

 

“Aku tahu, kudengar dia baru pindah ke Elioxe hari ini. Yang ingin aku tanyakan, siapa namanya? Karena kurasa, aku pernah melihatnya disuatu tempat”

 

Hyerin mengangkat kepalanya yang tertunduk tadi dan mengarahkan pandangannya pada Jungkook. Ia mengulang kembali perkataan Jungkook tadi dikepalanya.

 

“Maksudmu kau pernah bertemu dengannya? Dimana?” Tanya Hyerin

 

Sejenak, Jungkook terdiam lalu akhirnya melangkahkan kakinya mendekati sofa. Sekitar satu atau dua langkah lelaki itu sudah berada tepat dihadapan Hyerin, menatapnya lurus dan tajam. Ia lalu mengarahkan kedua tangannya untuk dilipat didepan dada “Pertanyaanku hanya kau balas dengan pertanyaan juga? Kau ini bodoh atau apa?”

 

“Cepat jawab, bodoh!”

 

BUK!

 

Satu tendangan di sofa kembali mengguncang Hyerin yang sedang duduk, membuat gadis itu bergidik takut “N-namanya Kim.. Hanbin” Jawab Hyerin dengan tangan yang sedikit gemetaran. Ia lalu kembali menunduk, tidak ingin melihat wajah garang Jungkook.

 

Mendengar itu, Jungkook terlihat berpikir sebentar dengan kedua tangan yang masih terlipat didepan dada. Ia lalu melihat Hyerin sebentar kemudian berbalik, meninggalkan Hyerin yang masih ketakutan.

 

Hyerin menghela nafas lega saat melihat Jungkook sudah pergi dan naik ke lantai atas “Rupanya seperti ini jadinya serumah dengan orang kasar sepertinya” Hyerin terlihat kembali berbaring disofa.

 

Matanya lurus menatap langit-langit ruang TV. Perkataan Jungkook kini terputar-putar didalam benaknya. Itu cukup menguras kerja otaknya karena apa yang dikatakan Jungkook benar-benar tidak bisa disaring oleh gadis ini. Pasalnya Jungkook tadi mengatakan ia pernah melihat Hanbin sebelumnya.

 

Tapi, dimana?

 

Kalau di sekolah, tidak mungkin, karena tadi Jungkook bolos dan belum sempat bertemu dengan Hanbin. Kalau di acara pernikahannya, itu juga sepertinya tidak, karena Hanbin tidak datang pada saat acara pernikahannya. Lalu, dimana?

 

Atau… Jungkook pernah bertemu dengan Hanbin disebuah pub dan mulai berteman sejak saat itu?

 

Tapi… kalau sudah berteman, kenapa Jungkook menanyai nama Hanbin tadi?

 

Ah, entahlah. Ini membingungkan

 

***

 

“Namaku Kim Taehyung”

 

Seorang gadis dengan dress pink dan jaket kulit berwarna hitam yang kini duduk dihadapan Taehyung menatap lelaki itu dari balik kacamata hitamnya. Ia lalu tertawa remeh kemudian membuka kacamata hitamnya itu “Jadi kau yang namanya Kim Taehyung?”

 

“Oh Seunghee, dia adalah anak Presdir dari Diamonds Company. Kau harus mengubah cara bicaramu sebelum ibu menghukummu nanti dirumah” bisik seorang wanita paruh baya yang duduk disamping gadis itu “Maafkan anak kami, ia sudah sedikit terpengaruh dengan budaya barat” ucap wanita paruh baya itu kepada Nyonya Kim dan Tuan Kim yang duduk dihadapannya.

 

Gadis itu, Oh Seunghee, hanya memandang remeh lelaki yang kini duduk dihadapannya. Dilihat dari penampilannya sih, memang tampan, tapi…

 

“Nyonya, kudengar anak anda adalah anak geng disekolah?”

 

Suara Seunghee mengejutkan seluruh orang yang berada didalam ruangan itu, tak terkecuali Taehyung. Lelaki itu mengernyitkan alisnya kepada Seunghee. Nyonya Kim yang tadi sedang berbicara dengan Nyonya Oh lalu menatapnya bingung “A-ah, kenapa kau.. bertanya hal itu?”

 

“Aku hanya ingin memastikan dan ternyata itu benar, dilihat dari raut wajah anda rupanya rumor itu benar. Kalau begitu, batalkan pertunangan ini”

 

Ucapan Seunghee lagi-lagi sukses membuat Tuan dan Nyonya Kim sekalian Taehyung terkejut. Gadis ini benar-benar bukan main. Ia sangat berani untuk bicara didepan orang tua Taehyung dan orangtuanya untuk membatalkan perjodohan ini. Astaga, tidak tahukah dia betapa susahnya Tuan Kim mencarikan orang yang akan dijodohkan kembali dengan Taehyung? Dan dia main batal saja?

 

“Tapi, S-seunghee.. ini-“

 

“Aku memerlukan seseorang yang juga berpendidikan tinggi sepertiku. Yang mempunyai otak cerdas dan pengetahuan yang luas agar bisa menjadi pemimpin perusahaan yang akan aku bangun bersamanya. Tapi kalau orangnya seperti dia? Yang selalu main ini main itu, berperilaku tidak baik, dan membuat masalah dimana-mana, bagaimana nasibku nanti? Jadi, demi masa depanku, aku ingin membatalkan perjodohan ini” gadis itu lalu berdiri dari kursinya.

 

Sebelum melangkah pergi, ia mengarahkan pandangannya pada seluruh orang didalam ruangan itu, dan terakhir pada ibunya “Mom, aku ingin kembali ke Amerika. Siapkan tiketku. Aku tidak ingin berlama-lama disini hanya untuk dijodohkan dengan lelaki berotak sempit sepertinya” Ucap Seunghee lalu segera meninggalkan suasana ruangan yang berisikan keluarga Kim dan keluarga Oh itu dalam keadaan hening.

 

Perginya Seunghee membuat Taehyung yang tadinya hanya diam dan terus memerhatikan gerak mulut Seunghee kini tertawa remeh “Cih, yang benar saja. Gadis sombong seperti itu, berpendidikan tinggi?” cibir Taehyung, masih dengan senyum remeh nya.

 

Sementara Nyonya Oh terlihat sedang menahan malu. Yang benar saja, tidak tahukah Seunghee bahwa perkataannya tadi itu terlalu menusuk? Nyonya Oh bahkan sempat mengumpat pelan “Astaga, dasar gadis tidak tahu malu” gumamnya sepelan mungkin.

 

SREET!

 

Tuan Kim berdiri dengan ekspresi wajah yang tidak senang. Tatapan marahnya ditujukan kepada Nyonya dan Tuan Oh “Tolong ajarkan kesopanan kepada anak kalian! Dan, anggap saja pertunangan ini tidak pernah ada. Ayo pergi, yeobo!”

 

Dan setelah mengatakan kalimat tersebut, beliau bersama Nyonya Kim dan Taehyung segera keluar ruangan. Pintu ruangan itu ditutup secara kasar dan menimbulkan bunyi yang cukup keras. Meninggalkan ruangan yang kini hanya berisi Nyonya dan Tuan Oh yang kini sedang mendesah frustasi mengenai sikap Seunghee yang kelewat kurang ajar tadi.

 

***

 

“Hanbin-ah!”

 

Suara seseorang membuat lelaki dengan jaket hitam-putih itu menoleh kearah sumber suara. Dilihatnya seorang lelaki dengan setelan jas datang menghampirinya. Hanbin tersenyum melihat wajah orang tersebut juga ikut tersenyum.

 

Baru selesai kerja, hyung?” Tanya Hanbin lalu kembali duduk ditempat yang tadi ia duduki, disebuah bangku taman yang berada tepat dibawah pohon ek yang sesekali bergerak pelan karena angin pada malam hari.

 

Lelaki itu, Hoseok, hanya memberikan senyumannya pada teman dekatnya itu. Hoseok lalu mengambil tempat disamping Hanbin “Jadi, apa yang ingin kau bicarakan sampai meneleponku untuk datang jam begini?” Tanya Hoseok to the point.

 

Hanbin terkekeh pelan “Sebenarnya tidak ada yang ingin aku bicarakan, tapi… hanya ingin menikmati suasana malam hari denganmu saja, hyung” tuturnya asal, menahan tawanya yang ingin segera keluar. Tapi nihil, tawanya langsung keluar disaat melihat wajah Hoseok yang langsung berubah.

 

“Kau mau mati, huh? Aku sudah lelah mengerjakan seluruh pekerjaanku dengan cepat agar bisa datang kesini untuk mendengarkan masalahmu dan kau berkata ‘hanya ingin menikmati suasana malam hari’ padaku? Dasar kau!” Tangan Hoseok mengepal, bersiap menjitak kepala Hanbin. Tapi ia mengurungkan niatnya saat menyadari ada sesuatu yang tersembunyi dari senyum Hanbin sekarang “Cepat ceritakan masalahmu atau aku akan pergi” ucap Hoseok.

 

Hanbin terlihat tertawa pelan lalu kembali menghilangkan senyum diwajahnya, menggantinya dengan wajah serius. Ia mengadahkan pandangannya lurus kedepan lalu menyandarkan tubuhnya di sandaran bangku taman “Aku ingin bertanya pada hyung

 

Hoseok terlihat mengerutkan alisnya. Sebelum melanjutkan perkataannya, Hanbin menghela nafas pelan “Bagaimana jika hyung sudah terlanjur mencintai seseorang tapi orang itu sudah dimiliki oleh orang lain dan hyung hanya bisa memendam perasaan cintamu dan melihatnya dari jauh? Dan pada suatu kejadian, gadis yang kau cintai itu tersakiti karena kekasihnya dan bahkan rasa sakit itu hampir membuatnya berada diujung kematian”

 

“Jangan bilang kalau gadis itu adalah Hyerin.” Goda Hoseok. Hanbin yang mendengarnya pun langsung menyangkal “Eyy, tentu saja bukan. Dia sudah bersuami, hyung. Akan menakutkan jika aku menyukai gadis yang bahkan sudah memiliki suami” tutur Hanbin dengan wajah merahnya.

 

Hanbin lalu melirik Hoseok yang duduk disampingnya “Bagaimana jika itu adalah hyung? Apa kau akan mencoba menyalahkan kekasih gadis itu atau malah membiarkannya dan menunggu karma yang akan membalas perbuatannya?”

 

Hoseok terlihat sedikit bingung dengan pertanyaan itu. Ia terlihat berpikir sejenak kemudian bersuara “Jika itu adalah aku, aku akan menyalahkan kekasihnya” jawab Hoseok cepat.

 

Hanbin terlihat mengernyitkan alisnya “Kenapa?”

 

“Karena, orang yang hanya bisa memendam perasaan cintanya dan melihat seseorang yang dicintainya dari jauh itu sangat menyakitkan. Dan satu-satunya yang dapat kita lakukan adalah dengan melihatnya bahagia dan memastikannya bahwa dia bahagia bersama orang pilihannya. Tapi, jika menurut apa yang kita lihat bahwa dia tidak sama sekali bahagia dengan orang itu, jadi yang perlu disalahkan disini adalah kekasih orang itu. Untuk apa memiliki status sebagai kekasih tapi tidak bisa membahagiakan pasangannya? Itu omong kosong!”

 

Hoseok lalu memandang lurus kedepan kemudian tersenyum kecil “Jika itu aku, aku akan segera menghabisi lelaki yang membuat gadisku tersakiti. Sudah diberikan kepercayaan untuk menjaga gadis itu tapi malah menyakitinya. Bodoh sekali” sambungnya.

 

Mendengar itu, Hanbin terlihat terdiam sejenak. Ia mencoba mencerna seluruh perkataan Hoseok tadi. Memang agak rumit, tapi sepertinya Hanbin bisa memahaminya.

 

Jadi, inti dari seluruh perkataan hyung tadi adalah buatlah orang yang menyakiti gadis itu agar bisa merasakan rasa sakit yang sama dengan yang ia berikan pada sang gadis.

 

***

 

Mobil BMW hitam itu berhenti tepat didepan rumah dari keluarga Kim. Taehyung bersama kedua orang tuanya keluar dari mobil tersebut.

 

“Hah, yang benar saja, anak itu terlalu kurang ajar untuk dijadikan tunangan Taehyung”

“Benar. Seharusnya kau terima saja Sujeong saat itu”

“Sujeong masih lebih baik daripada Seunghee. Dia benar-benar kurang ajar”

 

Taehyung yang tadinya hanya diam melihat kedua orangtuanya sibuk mengoceh pun bersuara setelah menghela nafas pelan “Ibu, aku ingin pergi ke minimarket sebentar”

 

Sang ibu yang tadinya mengoceh-ngoceh tidak jelas kini mengarahkan pandangannya kepada anak semata wayangnya itu “Eoh, baiklah. Ibu dan ayah akan masuk duluan. Jangan berlama-lama diluar, udara sangat dingin malam ini” ujar nyonya Kim seraya mengelus pelan pipi anaknya itu. Taehyung pun mengangguk pelan kemudian berbalik, menuju minimarket yang letaknya tak jauh dari rumahnya.

 

DRAP DRAP DRAP

 

Langkah kaki lelaki itu semakin menjauh, seiring dengan hembusan angin malam yang mengikuti jejak kakinya. Ia menerawang jalanan yang gelap itu. Memang tidak sepenuhnya gelap, karena ada beberapa lampu jalan yang menerangi jalannya saat itu. Merasa udara sudah mulai dingin, Taehyung memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya kemudian menarik nafas panjang “Hhh…”

 

KRIET..

 

Suara pagar yang terbuka membuat Taehyung sedikit kaget. Wajar saja ia kaget, di suasana malam yang begitu gelap dan dingin seperti ini tiba-tiba saja sesuatu bersuara dari arah kirinya. Cepat-cepat Taehyung mengarahkan pandangannya kearah pagar yang terbuka itu.

 

Eoh?”

“Kau..?”

 

***

 

Jungkook POV.

 

“N-namanya Kim.. Hanbin”

 

Kim Hanbin, ya?

Aku sangat yakin bahwa aku pernah mendengar nama itu sebelumnya. Dan wajah lelaki itu… aku juga seperti pernah melihatnya disuatu tempat.

 

Tapi… dimana?

 

Aku mengacakkan rambutku pelan. Hal ini membuatku pusing. Aku selalu berusaha untuk mengingat siapa lelaki yang bernama Hanbin itu, tapi… tidak ada yang aku dapatkan.

 

Atau mungkin ia tidak pernah bertemu denganku sebelumnya?

Atau hanya kebetulan lewat didepanku dan tiba-tiba aku mengingat wajahnya?

 

“Tapi itu tidak mungkin” gumamku pelan. Ya, memang sangat tidak mungkin untuk bisa mengingat wajah seseorang yang hanya lewat didepanku. Lagipula, daya ingatku tidak sebegitu kuat untuk bisa mengingat wajah seseorang yang hanya lewat dihadapanku.

 

Sudah berulang kali aku mencoba untuk tidak memikirkan tentang ‘siapa Kim Hanbin’, namun rasa penasaranku sudah memuncak. Bahkan sudah melebihi batasnya. Aku ingin tahu, dimana aku pernah bertemu dengan lelaki itu.

 

Siing….

 

“Akh!” rintihku sembari menutup kuat telingaku. I-ini… ada apa denganku?

 

Jungkook POV. END

 

SIIINGG!

 

“Akkhh!” Jungkook terduduk diatas ranjang tidurnya, masih dengan kedua telapak tangan yang ditempelkan ditelinganya. Rasa sakit itu terus mendatanginya, membuat lelaki itu tak bisa lagi menahan ringisan yang keluar dari mulutnya. Sesekali, rasa sakit itu akan menjalar dari telinga menuju kepalanya, membuat Jungkook terus meringis kesakitan.

 

Namun, akhirnya rasa sakit itu hilang bersamaan dengan Jungkook yang melepas kedua tangannya dari telinga. Ia tertunduk, mencoba menetralkan pernafasannya dan detak jantungnya yang sudah semakin cepat berdegub sejak tadi. Menarik nafas, dan menghembuskannya kembali.

 

Disaat tubuhnya mulai merasa lebih baik, lelaki  ini perlahan mengangkat kepalanya yang tertunduk tadi.

 

“Apa itu… barusan?” gumamnya. Ya, itu perlu dipertanyakan. Sebenarnya apa itu tadi? Tidak biasanya ia mengalami sesuatu yang seperti itu, kesakitan dari telinga sampai kepala.

 

Apa ia sakit? Atau… itu hanyalah efek dari terlalu banyak bergadang setiap malam?

Tapi sepertinya tidak, dan juga bukan itu yang membuatnya terkejut.

Ada sebuah kejadian terputar secara acak dikepalanya tadi. Sangat jelas terputar dikepalanya.

 

Jungkook pun berbaring diatas ranjangnya. Kedua obsidiannya diarahkan lurus keatas, menatap lurus langit-langit kamarnya dan perlahan memejamkan matanya. Ia pun terlelap dalam tidurnya.

 

***

 

“Kau..”

 

Tepat satu meter dari tempat Taehyung berdiri sekarang, disitulah Ryu Sujeong. Berdiri dengan kaos putih dan celana jeans yang senada. Gadis itu terlihat sedang membawa buku pelajaran—lebih tepatnya buku fisika—.

 

“Kim Taehyung, apa yang kau lakukan disini?” tanya Sujeong dengan tatapan tanda tanya.

 

Mendengar itu, Taehyung malah balik menatap bingung kearah Sujeong “Justru aku yang harus bertanya, kenapa kau disini?”

 

Sujeong memutar bola matanya pelan dan tanpa berbicara apa-apa lagi langsung melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Taehyung yang masih kebingungan. Untuk mencegah Taehyung yang —sudah pasti— akan bertanya kemana dirinya pergi, Sujeong segera berujar “Aku mau ke minimarket dan tolong jangan ikuti aku”

 

Taehyung pun kembali memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana lalu berjalan, mengekor dibelakang Sujeong “Untuk apa kau ke minimarket membawa buku pelajaran?” Tanya Taehyung, dengan kedua obsidiannya yang sibuk memerhatikan buku fisika yang digenggam Sujeong.

 

“Sudah kubilang jangan ikuti aku”

 

“Tapi tujuanku juga minimarket” jawab Taehyung santai. Sujeong yang mendengarnya hanya bisa memutar bola matanya malas “Terserahmu saja”

 

Dua menit terjadi keheningan diantara kedua manusia itu. Yang terdengar hanyalah langkah kaki dari keduanya. Sampai akhirnya Taehyung kembali bersuara “Kau tinggal disekitar sini, ya? Tapi kenapa aku baru tahu? Apa kau jarang keluar rumah?”

 

“Tolong jangan berisik”

 

“Tapi aku punya banyak pertanyaan untukmu”

 

“Dan aku malas untuk menjawabnya”

 

“Apa kau menyukai Jeon Jungkook?”

 

DEG!

 

Sujeong membulatkan matanya dan langsung berbalik menatap Taehyung “K-kau gila? Omong kosong macam apa itu?!”

 

Taehyung hanya tersenyum miring mendengarnya. Entah ada apa dengan Taehyung hari ini tapi ia benar-benar sangat aneh. Ya, sangat. Tiba-tiba saja ia menanyakan hal yang tidak-tidak dan membuat gadis didepannya itu sampai hampir jantungan karena pertanyaan konyolnya itu.

 

“Bercanda” balasnya singkat lalu berjalan duluan melewati Sujeong yang masih kaget dengan pertanyaan Taehyung yang tiba-tiba itu. Sujeong hanya bisa menatap punggung lelaki itu yang sudah semakin menjauh dengan tatapan aneh sekaligus marah. Wajar saja, karena tadi Sujeong sempat berpikir bahwa ini adalah akhir baginya untuk terus menyimpan perasaan suka nya kepada Jungkook. Dan untung saja tadi itu hanyalah candaan Taehyung.

 

Gadis bersurai cokelat itu lalu segera melangkahkan kakinya pergi, mengikuti Taehyung yang sudah duluan berjalan. Kedua obsidiannya menangkap sebuah bangunan yang dipenuhi cahaya lampu. Itu dia minimarket nya!

 

Dilihatnya Taehyung sudah masuk duluan kedalam minimarket. Sedangkan Sujeong, gadis itu langsung mengambil tempat duduk dikursi yang tersedia didepan minimarket. Ia meletakkan buku fisika nya diatas meja dan membuka halaman yang akan dipelajari. Tak lupa, pulpen yang tadinya terjepit diantara halaman buku diraihnya dan digunakan untuk menggaris bawahi bagian-bagian penting dalam buku fisika tersebut.

 

SEET!

 

Menyadari kursi dihadapannya tertarik, Sujeong menoleh “Mwoya?”

 

Orang yang menarik kursi itu, Taehyung, hanya tersenyum miring lalu menaruh sebuah botol susu pisang diatas meja. Ia lalu ikut duduk dan meminum susu nya sendiri “Kau belajar disini?”

 

Mendengar itu, Sujeong kembali fokus dengan buku fisika nya dan hanya menggumam pelan “Eum” Tapi, setelah itu, Sujeong mengadahkan kepalanya untuk melihat kearah Taehyung “Kau kenapa? Jarang sekali aku melihatmu baik seperti ini”

 

“Memangnya kenapa? Apa aku salah jika aku bersikap baik? Lagipula sebenarnya aku hanya berpura-pura nakal selama ini” ucap Taehyung yang sedang memainkan botol susu pisangnya. Apa dia tidak tahu? Barusan ia memberitahukan rahasianya kepada Sujeong. Atau memang dia sengaja? Entahlah…

 

Sujeong yang mendengar perkataan Taehyung lalu menekuk alisnya “Berpura-pura?”

 

“Oh, aku tahu banyak tentang fisika. Mau kuajari?”

 

Bukannya menjawab, Taehyung malah mengalihkan pembicaraan dan itu membuat Sujeong sedikit terkejut karena Taehyung barusan menawarkan untuk mengajarinya. Yang benar saja, Kim Taehyung? Dia yang akan mengajari Sujeong? Hey, bahkan peringkat Sujeong jauh lebih tinggi dari Taehyung.

 

Walaupun sebenarnya Sujeong menempati peringkat 36, tapi setidaknya ia beda sepuluh tingkat dari Taehyung.

 

Ya, tidakkah kau begitu aneh hari ini? Aku bersumpah, baru kali ini aku melihatmu membelikanku susu dan bahkan menawari untuk mengajariku. Sebenarnya kenapa kau bersikap seperti ini? Dan itu! Baru kali ini aku melihatmu menggunakan jas seperti itu dan melakukan hal-hal yang tidak pernah kau lakukan sebelumnya”

 

“Ini sudah yang kedua kalinya, bodoh!” tukas Taehyung. Sujeong yang mendengarnya mengerutkan alisnya bingung “Mwo?”

 

“Ini sudah yang kedua kalinya kau melihatku menggunakan jas seperti ini”

 

DEG!

 

Benar juga, pertama kali Sujeong melihat Taehyung menggunakan jas adalah saat acara pertemuan keluarga mereka. Ahh, hal itu benar-benar membuat Sujeong salah tingkah sekarang. Pasalnya, mengingat masa-masa saat Taehyung akan dijodohkan dengannya membuat Sujeong merasa malu sendiri. Ditambah lagi, Taehyung yang kini sedang menatapnya intens, membuat Sujeong ingin kabur saat itu juga.

 

W-Wae? Kenapa kau menatapku begitu?”

 

“Sudahlah. Entah kenapa aku merasa bahwa bukan aku yang berbeda, melainkan kau. Hhh… Jadi, mau kuajari?”

 

Sujeong berdeham pelan lalu membuka-buka halaman buku fisika nya itu “Tidak, terima kasih. Memangnya kau sepintar apa sampai harus mengajariku? Dan, aku jadi tidak bisa belajar karena kau terus-terusan menggangguku, jadi aku harus pulang sekarang” Sesaat kemudian gadis itu berdiri dari kursinya, sementara Taehyung yang melihatnya hanya mengangkat bahu “Ya sudah”

 

Sebelum melangkahkan kakinya pergi, Sujeong mengarahkan tatapannya kearah taehyung lalu mengangkat botol susu pisang yang tadi diberi Taehyung untuknya “Terima kasih” ucapnya kemudian berjalan pergi, meninggalkan Taehyung yang terkekeh pelan karenanya.

 

Aigoo

 

***

 

Gadis itu pergi, menaiki mobil ayahnya lalu melaju cepat. Meninggalkan Jungkook sendiri yang masih berdiri disamping sepedanya. Segera, Jungkook naik keatas sepedanya dan mengayuh pedal sepeda kuat.

 

“Yeon-ah!!! YEON-AH!!”

 

Panggil Jungkook. Namun, percuma, gadis itu sudah terlanjur pergi menjauh dengan mobilnya. Tapi ini tidak bisa dibiarkan, ia harus menjelaskan semuanya. Ia tidak mau berpisah dengan gadis itu.

 

Semakin kuat kayuhan Jungkook di sepedanya, semakin laju pula sepeda itu berjalan. Menyusul mobil hitam yang berada tepat satu jalan dengannya.

 

“YEON!!”

 

CKIIT!

 

Seberkas cahaya membuat Jungkook berhenti mengayuh sepedanya. Cahaya itu semakin menyilaukan penglihatannya, membuatnya sedikit menyipitkan matanya dan menutup kedua mata dengan tangannya. Sampai akhirnya, cahaya itu menelan Jungkook. Membuat lelaki itu merasa seperti melayang sesaat setelah itu.

 

Perlahan, matanya yang tadi ditutup untuk menghindari sinaran cahaya yang sangat menyilaukan mata itu kini mulai terbuka. Membuatnya dapat melihat jelas keadaan disekitarnya. Putih. Ya, hanya itu yang dapat mendeskripsikan ruangan ini.

 

Tapi, matanya langsung menangkap sebuah objek yang tampak jelas didepannya. Seperti sebuah video yang terputar diudara.

 

Dan didalam benda itu, terpampang jelas wajah seorang gadis yang ia kejar tadi.

 

“YEON-AH!” Refleks, Jungkook berlari menuju benda yang melayang-layang itu, layaknya video yang melayang diudara. Ia mencoba meraih benda itu. Menggapai-gapai benda yang menampakkan wajah gadisnya. Seolah-olah ia akan menyentuh wajah gadis itu dengan menggapainya.

 

Namun, lagi-lagi cahaya putih membuatnya harus mundur dari benda itu. Menutup matanya untuk menghindari cahaya yang menyilaukan matanya. Kelopak matanya menutup, tubuhnya serasa ikut melayang. Dan perlahan, cahaya itu berganti dengan warna hitam yang sangat pekat. Membuat semua yang dilihatnya tadi kini menjadi gelap.

.

.

.

.

.

Jungkook membuka matanya dan bangun dari posisi berbaringnya. Dilihatnya kamarnya yang sudah disinari oleh matahari yang bersinar dari luar jendelanya. Oh, sudah pagi, ya?

 

Rupanya, apa yang dilihatnya tadi hanyalah mimpi belaka. Tapi anehnya, mimpi itu seperti nyata. Buktinya, Jungkook sekarang terlihat bingung sendiri dengan apa yang tadi terputar di alam bawah sadarnya.

 

Matanya ia arahkan untuk melihat sebuah benda yang berada di dinding. Itu sudah jam tujuh! Ia harus bergegas untuk pergi kesekolah pagi ini.

 

***

 

Kelas 2-3…

 

“Seperti tahun-tahun sebelumnya, kita akan melaksanakan acara ulang tahun sekolah Elioxe”

 

Seluruh siswa langsung berteriak heboh saat mendengar pengumuman itu dari guru Park. Ini yang mereka tunggu-tunggu, sebuah acara yang dilaksanakan diluar sekolah. Terlihat para siswa kegirangan karena pengumuman itu. Namun, beda dari siswa lainnya yang sibuk bercakap-cakap mengenai kemah ini, Jungkook dan kawan-kawan satu gengnya hanya diam tak menanggapi-Oh! Kecuali Yoongi yang terlihat antusias dengan kemah itu “Yeay! Jadi waktuku bersama Shiran akan bertambah. Membayangkan diriku bersama Shiran didalam tenda bersama-“

 

“Berisik!” Ucapan Taehyung membuat Yoongi tidak lagi melanjutkan perkataannya dan hanya mendelik sebal pada Taehyung.

 

Sementara Sujeong terlihat tersenyum kepada Hyerin “Ini akan jadi waktu yang tepat untuk dirimu mereflekskan otakmu dari pernikahanmu dengan Jungkook. Kkk~” bisik Sujeong dengan nada menggoda. Hyerin hanya memutar bola matanya “Cih-“

 

Guru Park yang menyadari suasana kelas sudah ribut lalu segera memukul mejanya “Diam! Dengarkan baik-baik!” Seluruh siswapun terdiam dan mengarahkan pandangan mereka pada guru Park.

 

“Sesuai dengan rapat kemarin, kami para guru telah memutuskan tempat untuk melaksanakan acara ini. Yaitu, di pulau Jeju”

 

“Waa! Yuhuuu!!” Suara para siswa –termasuk Hyerin dan Sujeong- kembali menggema disetiap sudut ruangan kelas ini. Membuat Guru Park harus menutup telinganya karena terlalu berisik.

 

Jungkook tadinya tidak ingin berpartisipasi, tapi entah kenapa dia jadi ikut tertarik juga. Sama dengan dua manusia yang sedang bercakap-cakap disamping Jungkook, Taehyung dan Yoongi juga terlihat antusias dengan acara ini. Buktinya mereka sekarang sedang berdiskusi tentang apa yang akan mereka lakukan nanti di Pulau Jeju “Jadi aku akan membawa PS4 ku dan kita akan bermain GTA5 bersama” ucap Yoongi dengan mata berbinar-binar.

 

Ya, untuk apa kau membawa PS4? Lagipula belum tentu ada listrik disana”

 

“Hey, ini di Jeju, bukan disebuah pulau terpencil yang tidak ada penghuninya, bodoh! Tentu saja ada listrik”

 

“Ah terserah kau saja”

 

Yaah, begitulah Yoongi dan Taehyung yang sedang berdiskusi tentang PS4 Yoongi. Sudah, lupakan soal mereka. Yang harus dibahas saat ini adalah, tentang Hanbin. Kenapa raut wajah Hanbin jadi berubah drastis saat mendengar Pulau Jeju? Ia terlihat menekuk alisnya. Matanya ia arahkan pada Jungkook yang duduk tidak jauh darinya, hanya dua bangku kekiri. Ia lalu menatap Jungkook sinis, kemudian tersenyum menyeringai.

 

Inilah saatnya. Akan kubuat kau menyesali semua perbuatanmu.

 

-To Be Continued-

 

Hey, Readers!! How’s life?

Ada yang pada nungguin ff ini kah? #gayakinadayangnungguinffini# :v

Aduh aduhhh… belibet ya ceritanya :v Jangan salahkan aku,salahkan temanku (read: aisyah/songhee) yang selalu mencoba untuk mengubah setiap adegan cerita 😀

Next chapter konflik nya Hanbin sama Jungkook akan terungkap yaa *BOCORAN DUH*

Oke, segitu aja. Yang udah baca ff ini, makasih banyak yaa. Akhirnya ada juga yang baca ff gaje ini :v Okey,, ppai~^^

 

Next Chapter:

“Acara ini sudah disponsori oleh perusahaan Diamonds Company, perusahaan keluarga Taehyung yang notabene adalah induk dari perusahaan De’Dias Hotel”

“Ne? Perusahaan keluargaku?”

“Anggap saja ini bulan madu mu dengan Jungkook”

Oppa!!!”

“D-dijodohkan lagi?!”

“Park… Jungkook?”

“Sudah kuduga, ini adalah sesuatu yang perlu diselidiki”

 

Trapped in a Marriage: Chapter 6

 

13 pemikiran pada “[BTS FF Freelance] Trapped in a Marriage – (Chapter 5)

  1. Kakak author, mian baru komen 😦
    Suka banget sama cerita ini. Tapi jujur, aku binggung banget sama alur percintaan para castnya. Pasti perkiraan aku selalu melenceng setelah baca part selanjutnya ㅋㅋㅋ
    Tapi aku greget juga sama sifat Taehyung cs :v

    Suka

  2. Suka banget sama ff ini. Kerennn!!!👍👍 apa jungkook pernah kecelakaan trus ingatannya hilang sebagian? Kayanya sih iya dan itu mungkin berhubungan sama hanbin kali yaa. Eh siapa yang dijodohkan lagii? Taehyun sama seujeong kah?

    Suka

  3. Chapter 5 update langsung buru-buru kubaca /pertanda bahwa aku nungguin loh/
    kebetulan lagi luang wkwk
    Tak kusangka bakal ada moment Taehyung dan Sujeong~
    Jungkook mah masih gitu aja ke Hyerin
    Hanbin bener deh nyeremin, keberadaannya mengancam, kaya mau balas dendam ke Jungkook gitu
    Masa lalunya gimana?
    Kamu baik banget ngasih spoiler jadi makin pengen baca kelanjutannya kan:3 haha
    Sepertinya identitas asli Jungkook kebongkar, ya?

    Ditunggu ya chapter 6-nya ^o^

    Disukai oleh 1 orang

  4. ohmaigatohmaigat…..\^0^/makin greget aja….

    apakah yang terjadi antara kukii dan b.i???duh penasaran ngetszz

    ditunggu next chapternya..
    fighting!!

    Disukai oleh 1 orang

Leave a Review